middle ad
Tampilkan postingan dengan label Israel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Israel. Tampilkan semua postingan
Tentara Israel 

Pahamilah.com - Media berbahasa Ibrani memuat surat yang berisi permohonan puluhan tentara Israel kepada Staff Militer dan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk tak lagi bertugas di Palestina. Dalam surat tersebut, sebanyak 43 tentara yang tergabung di satuan 8.200 pasukan cadangan unit intelejen Israel ini mengaku insting moral sebagai landasan utama penolakan untuk memerangi Palestina.

“Kami menyatakan diri menolak untuk ikut lagi ambil bagian dalam segala kegiatan Israel di Palestina, kami tidak mau lagi terlibat dalam ususan militer yang bersentuhan langsung dengan warga sipil Palestina,” tulis salah satu prajurit Israel pada Jumat (12/9) dikutip dari usatoday.com.

Ke-43 tentara ini sepakat, kegiatan intelejen Israel sudah menganggu kehidupan warga Palestina. Mereka juga berpandangan tak ada sisi positif dari perang di wilayah Gaza selain terus memperpajang konflik Israel-Palestina.

Salah satu tentara juga menulis bahwa terkadang strategi intelejen Israel di Palestina tidaklah menghargai hak asasi manusia. Seperti, memanfaatkan orang-orang lokal untuk menjadi informan dengan cara tak manusiawi, semisal melalui pemerasan.

“Kami juga melihat bahwa upaya Israel untuk mengontrol Palestina lebih didorong faktor politis ketimbang masalah keamanan,” tambah salah seorang tentara lainnya dalam surat tersebut.

Meski demikian, mereka mengaku bersikap tak setia seperti ini kepada negara hanya terkait Palestina saja. Sementara itu, masih dikutip usatoday.com, pihak juru bicara Perdana Menteri Netanyahu menolak berkomentar atas sikap ke-43 tentaranya ini. (republika/pahamilah)

Puluhan Tentara Israel Tulis Surat Berisi Penolakan Perangi Palestina

Tentara Israel 

Pahamilah.com - Media berbahasa Ibrani memuat surat yang berisi permohonan puluhan tentara Israel kepada Staff Militer dan Perdana Menteri Benyamin Netanyahu untuk tak lagi bertugas di Palestina. Dalam surat tersebut, sebanyak 43 tentara yang tergabung di satuan 8.200 pasukan cadangan unit intelejen Israel ini mengaku insting moral sebagai landasan utama penolakan untuk memerangi Palestina.

“Kami menyatakan diri menolak untuk ikut lagi ambil bagian dalam segala kegiatan Israel di Palestina, kami tidak mau lagi terlibat dalam ususan militer yang bersentuhan langsung dengan warga sipil Palestina,” tulis salah satu prajurit Israel pada Jumat (12/9) dikutip dari usatoday.com.

Ke-43 tentara ini sepakat, kegiatan intelejen Israel sudah menganggu kehidupan warga Palestina. Mereka juga berpandangan tak ada sisi positif dari perang di wilayah Gaza selain terus memperpajang konflik Israel-Palestina.

Salah satu tentara juga menulis bahwa terkadang strategi intelejen Israel di Palestina tidaklah menghargai hak asasi manusia. Seperti, memanfaatkan orang-orang lokal untuk menjadi informan dengan cara tak manusiawi, semisal melalui pemerasan.

“Kami juga melihat bahwa upaya Israel untuk mengontrol Palestina lebih didorong faktor politis ketimbang masalah keamanan,” tambah salah seorang tentara lainnya dalam surat tersebut.

Meski demikian, mereka mengaku bersikap tak setia seperti ini kepada negara hanya terkait Palestina saja. Sementara itu, masih dikutip usatoday.com, pihak juru bicara Perdana Menteri Netanyahu menolak berkomentar atas sikap ke-43 tentaranya ini. (republika/pahamilah)

Yair Lapid 

Pahamilah.com - Menteri Keuangan Israel Yair Lapid Ahad (31/8) mengatakan, Israel  dan beberapa negara Arab seharusnya bekerja sama dalam membangun kembali Gaza serta melucuti persenjataan Hamas yang telah menguasai daerah ini. Pernyataan ini juga muncul hampir sepekan setelah mencapai kesepakatan gencatan senjata setelah hampir dua bulan berperang.

"Kita butuh konferensi regional bersama Mesir, Arab, dan negara-negara padang pasir. Konferensi tersebut harus fokus pada satu hal, yaitu memastikan rehabilitasi berjalan bersamaan dengan demiliterisasi," kata Lapid.

Tidak jelas bagaimana rencana Lapid untuk melakukan demiliterisasi Hamas. Hamas sendiri mengatakan tidak akan menyerahkan senjatanya. Belum jelas pula bagaimana reapon dari negara-negara Arab yang dimaksud. Lapid tidak menjelaskan adanya negara yang telah berunding tentang hal ini.

"Ini tuntutan yang bodoh dan tak ada satupun rakyat Palestina akan menyetui usul ini. Senjata kami digunakan untuk melindungi rakyat kami. Dan hak ini dilindungi oleh Tuhan dan hukum manusia," kata juru bicara Hamas di Gaza, Mushir al-Masri.

Hamas dan kelompok militan lain di Gaza meluncurkan 4.591 roket dan peluru ke Israel selama perang. Sementara itu, Israel menyerang 5.226 "target" di Gaza. Kedua belah pihak akan mengadakan diskusi tidak langsung di Mesir bulan depan.  (republika/pahamilah)

Soal Hamas, Inilah Ajakan Israel Kepada Negara Arab

Yair Lapid 

Pahamilah.com - Menteri Keuangan Israel Yair Lapid Ahad (31/8) mengatakan, Israel  dan beberapa negara Arab seharusnya bekerja sama dalam membangun kembali Gaza serta melucuti persenjataan Hamas yang telah menguasai daerah ini. Pernyataan ini juga muncul hampir sepekan setelah mencapai kesepakatan gencatan senjata setelah hampir dua bulan berperang.

"Kita butuh konferensi regional bersama Mesir, Arab, dan negara-negara padang pasir. Konferensi tersebut harus fokus pada satu hal, yaitu memastikan rehabilitasi berjalan bersamaan dengan demiliterisasi," kata Lapid.

Tidak jelas bagaimana rencana Lapid untuk melakukan demiliterisasi Hamas. Hamas sendiri mengatakan tidak akan menyerahkan senjatanya. Belum jelas pula bagaimana reapon dari negara-negara Arab yang dimaksud. Lapid tidak menjelaskan adanya negara yang telah berunding tentang hal ini.

"Ini tuntutan yang bodoh dan tak ada satupun rakyat Palestina akan menyetui usul ini. Senjata kami digunakan untuk melindungi rakyat kami. Dan hak ini dilindungi oleh Tuhan dan hukum manusia," kata juru bicara Hamas di Gaza, Mushir al-Masri.

Hamas dan kelompok militan lain di Gaza meluncurkan 4.591 roket dan peluru ke Israel selama perang. Sementara itu, Israel menyerang 5.226 "target" di Gaza. Kedua belah pihak akan mengadakan diskusi tidak langsung di Mesir bulan depan.  (republika/pahamilah)

Tentara Zionis Israel, mencoba menyerang Gaza

Pahamilah.com - Menteri Keamanan Dalam Negeri Zionis Israel, Yitzhak Aharonovitch memperingatkan bahwa rezim Tel Aviv kemungkinan besar akan memulai serangan darat baru ke Jalur Gaza yang terkepung.

Pernyataan itu diutarakannya pada hari Jumat (22/8/14) dihadapan entitas Zionis Israel yang terluka akibat serangan roket pembalasan Palestina di kota selatan Asdod.

Sebelumnya, militer Israel juga melancarkan serangan militer baru terhadap Gaza pada tanggal 8 Juli dalam upaya menghancurkan kemampuan roket pejuang Perlawanan Palestina.

Pada tanggal 18 Juli, Tel Aviv juga mulai menginvasi darat Jalur Gaza Palestina. Namun, rezim kemudian menarik mudnur pasukannya dan mengklaim telah menghancurkan puluhan terowongan yang dibuat warga Palestina menuju Israel.

Sumber-sumber Israel mengatakan pejuang Palestina sejauh ini telah menembakkan lebih dari 500 roket dari wilayah Gaza Palestina sejak gencatan senjata sementara gagal pada hari Selasa (19/8).

Sementara itu akibat agresi brutal Israel, jumlah korban tewas keseluruhan bertambah menjadi sekitar 2.100 orang, sementara lebih dari 10.500 terluka sejak 8 Juli lalu. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk dari mereka wanita dan anak-anak.  (islamtimes/pahamilah)

Israel akan Lancarkan Serangan Darat Baru ke Gaza

Tentara Zionis Israel, mencoba menyerang Gaza

Pahamilah.com - Menteri Keamanan Dalam Negeri Zionis Israel, Yitzhak Aharonovitch memperingatkan bahwa rezim Tel Aviv kemungkinan besar akan memulai serangan darat baru ke Jalur Gaza yang terkepung.

Pernyataan itu diutarakannya pada hari Jumat (22/8/14) dihadapan entitas Zionis Israel yang terluka akibat serangan roket pembalasan Palestina di kota selatan Asdod.

Sebelumnya, militer Israel juga melancarkan serangan militer baru terhadap Gaza pada tanggal 8 Juli dalam upaya menghancurkan kemampuan roket pejuang Perlawanan Palestina.

Pada tanggal 18 Juli, Tel Aviv juga mulai menginvasi darat Jalur Gaza Palestina. Namun, rezim kemudian menarik mudnur pasukannya dan mengklaim telah menghancurkan puluhan terowongan yang dibuat warga Palestina menuju Israel.

Sumber-sumber Israel mengatakan pejuang Palestina sejauh ini telah menembakkan lebih dari 500 roket dari wilayah Gaza Palestina sejak gencatan senjata sementara gagal pada hari Selasa (19/8).

Sementara itu akibat agresi brutal Israel, jumlah korban tewas keseluruhan bertambah menjadi sekitar 2.100 orang, sementara lebih dari 10.500 terluka sejak 8 Juli lalu. Sebagian besar korban adalah warga sipil, termasuk dari mereka wanita dan anak-anak.  (islamtimes/pahamilah)

PM Benjamin Netanyahu

Pahamilah.com - Parlemen dan seluruh anggota kabinet Israel mendesak PM Benjamin Netanyahu menggunakan seluruh kekuatan militer untuk menghancurkan Jalur Gaza dan membunuh lebih banyak penduduknya.

"Jika tidak ada yang bisa dicapai lewat jalur diplomatik, gunakan cara militer," ujar Gilard Erdan, menteri komunikasi dan satu dari delapan anggota keamanan di dalam kabinet PM Netanyahu.

Kepada Radio Milier, Erdan -- dari Partai Likud -- mengatakan mengambil alih Jalur Gaza adalah satu-satunya pilihan setelah upaya diplomatik gagal.

Naftali Bennett, ketua Bayit Yehudi, mengatakan Israel tidak boleh tampak lemah di hadapan Hamas, karena sangat membahayakan doktrin penangkalan.

"Hamas tidak akan berhenti berharap menghancurkan negara Yahudi," Bennett memperingatakan.

Israel, masih menurut Bennet, juga tidak bisa memandang Hamas dengan kaca mata Barat. "Hamas tidak menginginkan ketenangan dan perdamaian, dan demokrasi. Nilai kita tidak sama dengan nilai mereka," ujar Bennet seperti dikutip Jerusalem Post.

Uri Ariel, menteri perumahan dan rekan Bennett di Bayit Yehuda, mengatakan; "Kita harus membom Jalur Gaza sampai Hamas kalah, untuk mengembalikan rasa aman Israel."

Di Knesset, parlemen Israel, pemimpin opisisi Isaac Herzog (Partai Buruh) mengatakan tugas Netanyahu adalah memberikan rasa aman dan menyelesaikan persoalan di selatan.

"Jika Netanyahu tidak bisa mengatasi Hamas, dan menghadirkan ketenangan palsu, itu membuktikan pemerintah saat ini lemah dan gagal," ujarnya.

Senada dengan Herzog, Nachman Shai -- anggota Knesset dari Partai Buruh -- mengatakan; "Jangan lagi berunding. Gunakan bahasa yang dimengerti Hamas, yaitu kekerasan."

Namun Yaakov Peri, menteri Iptek dari Yesh Atid, menentang pendudukan kembali Jalur Gaza. "Israel tidak berminat mengontrol orang Palestina yang tinggal di Jalur Gaza," ujarnya. (inilah/pahamilah)

Parlemen Israel Desak Netanyahu Hancurkan Gaza

PM Benjamin Netanyahu

Pahamilah.com - Parlemen dan seluruh anggota kabinet Israel mendesak PM Benjamin Netanyahu menggunakan seluruh kekuatan militer untuk menghancurkan Jalur Gaza dan membunuh lebih banyak penduduknya.

"Jika tidak ada yang bisa dicapai lewat jalur diplomatik, gunakan cara militer," ujar Gilard Erdan, menteri komunikasi dan satu dari delapan anggota keamanan di dalam kabinet PM Netanyahu.

Kepada Radio Milier, Erdan -- dari Partai Likud -- mengatakan mengambil alih Jalur Gaza adalah satu-satunya pilihan setelah upaya diplomatik gagal.

Naftali Bennett, ketua Bayit Yehudi, mengatakan Israel tidak boleh tampak lemah di hadapan Hamas, karena sangat membahayakan doktrin penangkalan.

"Hamas tidak akan berhenti berharap menghancurkan negara Yahudi," Bennett memperingatakan.

Israel, masih menurut Bennet, juga tidak bisa memandang Hamas dengan kaca mata Barat. "Hamas tidak menginginkan ketenangan dan perdamaian, dan demokrasi. Nilai kita tidak sama dengan nilai mereka," ujar Bennet seperti dikutip Jerusalem Post.

Uri Ariel, menteri perumahan dan rekan Bennett di Bayit Yehuda, mengatakan; "Kita harus membom Jalur Gaza sampai Hamas kalah, untuk mengembalikan rasa aman Israel."

Di Knesset, parlemen Israel, pemimpin opisisi Isaac Herzog (Partai Buruh) mengatakan tugas Netanyahu adalah memberikan rasa aman dan menyelesaikan persoalan di selatan.

"Jika Netanyahu tidak bisa mengatasi Hamas, dan menghadirkan ketenangan palsu, itu membuktikan pemerintah saat ini lemah dan gagal," ujarnya.

Senada dengan Herzog, Nachman Shai -- anggota Knesset dari Partai Buruh -- mengatakan; "Jangan lagi berunding. Gunakan bahasa yang dimengerti Hamas, yaitu kekerasan."

Namun Yaakov Peri, menteri Iptek dari Yesh Atid, menentang pendudukan kembali Jalur Gaza. "Israel tidak berminat mengontrol orang Palestina yang tinggal di Jalur Gaza," ujarnya. (inilah/pahamilah)