middle ad
Tampilkan postingan dengan label Palestina Vs Zionis Israel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Palestina Vs Zionis Israel. Tampilkan semua postingan
Sebuah kamp konsentrasi Israel untuk menahan warga Palestina 

Pahamilah.com - Para peneliti sejarah Palestina, Salman Abu Sitta dan Terry  Rempel dari lembaga BADIL, menemukan fakta sejarah adanya 22 kamp konsentrasi Israel untuk warga Palestina.

Kamp konsentrasi bergaya Nazi saat menyiksa kalangan Yahudi itu berdiri antara tahun 1948 sampai 1955.

Studi itu kemudian diterbitkan di Journal of Palestine Studies setebal 500 halaman dan bersumber pada data-data yang dikeluarkan Palang Merah Internasional antara tahun 1948.

Data-data itu dianggap rahasia sampai dipublikasikan tahun 1996 dan kemudian secara tidak sengaja ditemukan oleh kedua peneliti tahun 1999.

Keduanya lalu melakukan klarifikasi kepada 22 orang saksi hidup tahanan Palestina di kamp tersebut sejak tahun 2002.

Kesengsaraan yang dialami oleh kalangan Yahudi di kamp konsentrasi Nazi akhirnya diterapkan bagi warga Palestina.

Namun warga Palestina yang merasakan penderitaan silih berganti dari penjajahan Israel, membuat eksistensi kamp konsentrasi ini hampir terlupakan.

"Banyak mantan tahanan Palestina melihat Israel sebagai setan, sehingga mereka berpikir pengalaman mereka di kamp konsentrasi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan tragedi lain yang lebih besar, Nakba. Tragedi Nakba membayangi semuanya," kata Abu Sitta dikutip dari Al Akhbar, Senin (29/9). (republika/pahamilah)


Misteri Kamp Konsentrasi Israel untuk Warga Palestina Terungkap

Sebuah kamp konsentrasi Israel untuk menahan warga Palestina 

Pahamilah.com - Para peneliti sejarah Palestina, Salman Abu Sitta dan Terry  Rempel dari lembaga BADIL, menemukan fakta sejarah adanya 22 kamp konsentrasi Israel untuk warga Palestina.

Kamp konsentrasi bergaya Nazi saat menyiksa kalangan Yahudi itu berdiri antara tahun 1948 sampai 1955.

Studi itu kemudian diterbitkan di Journal of Palestine Studies setebal 500 halaman dan bersumber pada data-data yang dikeluarkan Palang Merah Internasional antara tahun 1948.

Data-data itu dianggap rahasia sampai dipublikasikan tahun 1996 dan kemudian secara tidak sengaja ditemukan oleh kedua peneliti tahun 1999.

Keduanya lalu melakukan klarifikasi kepada 22 orang saksi hidup tahanan Palestina di kamp tersebut sejak tahun 2002.

Kesengsaraan yang dialami oleh kalangan Yahudi di kamp konsentrasi Nazi akhirnya diterapkan bagi warga Palestina.

Namun warga Palestina yang merasakan penderitaan silih berganti dari penjajahan Israel, membuat eksistensi kamp konsentrasi ini hampir terlupakan.

"Banyak mantan tahanan Palestina melihat Israel sebagai setan, sehingga mereka berpikir pengalaman mereka di kamp konsentrasi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan tragedi lain yang lebih besar, Nakba. Tragedi Nakba membayangi semuanya," kata Abu Sitta dikutip dari Al Akhbar, Senin (29/9). (republika/pahamilah)


Riyad Mansour, The Palestinian UN ambassador

Pahamilah.com - Duta besar Palestina di PBB, Riyad Mansour, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada Kamis (2/10/14) bahwa pemerintah Palestina meminta Dewan Keamanan "untuk memaksa Israel bernegosiasi dengan itikad baik demi mengakhiri pendudukan segera."

Ia menambahkan Palestina berharap dewan akan mengadopsi rancangan resolusi yang mengarah pada penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza yang terkepung dan Timur Al-Quds (Yerusalem), sekitar November 2016.

Diperkirakan Amerika Serikat akan menjadi negara yang paling menentang resolusi tersebut.

Mansour memperingatkan, jika Dewan gagal melakukannya maka pemerintah Palestina akan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menuntut pejabat senior Israel atas kejahatan perang yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.

Ia menambahkan, "Kami akan bergabung dengan perjanjian dan lembaga lain untuk membuktikan bahwa kami adalah sebuah bangsa, sebuah negara meski tanah negara kami berada di bawah pendudukan. "

Pihaknya akanterus mencari pintu lain jika pintu perdamaian tertutup, tandasnya.

Mansour menekankan bahwa salah satu pilihan yang ada adalah mengadakan konferensi internasional melibatkan "semua orang berpengaruh di Timur Tengah dan semua orang yang benar-benar tertarik pada perdamaian dan penyelesaian konflik."

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Rabu (1/10) bahwa AS telah menekan warga Palestina untuk menghentikan rencana penetapan resolusi PBB terhadap rezim Israel. (islamtimes/pahamilah)

Palestina Akan Tuntut Israel di DK PBB

Riyad Mansour, The Palestinian UN ambassador

Pahamilah.com - Duta besar Palestina di PBB, Riyad Mansour, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada Kamis (2/10/14) bahwa pemerintah Palestina meminta Dewan Keamanan "untuk memaksa Israel bernegosiasi dengan itikad baik demi mengakhiri pendudukan segera."

Ia menambahkan Palestina berharap dewan akan mengadopsi rancangan resolusi yang mengarah pada penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza yang terkepung dan Timur Al-Quds (Yerusalem), sekitar November 2016.

Diperkirakan Amerika Serikat akan menjadi negara yang paling menentang resolusi tersebut.

Mansour memperingatkan, jika Dewan gagal melakukannya maka pemerintah Palestina akan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menuntut pejabat senior Israel atas kejahatan perang yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.

Ia menambahkan, "Kami akan bergabung dengan perjanjian dan lembaga lain untuk membuktikan bahwa kami adalah sebuah bangsa, sebuah negara meski tanah negara kami berada di bawah pendudukan. "

Pihaknya akanterus mencari pintu lain jika pintu perdamaian tertutup, tandasnya.

Mansour menekankan bahwa salah satu pilihan yang ada adalah mengadakan konferensi internasional melibatkan "semua orang berpengaruh di Timur Tengah dan semua orang yang benar-benar tertarik pada perdamaian dan penyelesaian konflik."

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Rabu (1/10) bahwa AS telah menekan warga Palestina untuk menghentikan rencana penetapan resolusi PBB terhadap rezim Israel. (islamtimes/pahamilah)

Pemukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina yang di duduki

Pahamilah.com - Pusat Informasi Wadi Hilweh mengeluarkan pernyataan pada Selasa (29/9/14) bahwa para pemukim Israel "menduduki 23 rumah" di lingkungan Silwan Palestina pada pagi hari.

Menurut pernyataan itu, "pemukim dari Asosiasi Elad (Ir David) " yang didukung  tentara Israel menyerbu lingkungan pada pukul 1:30 dini hari waktu setempat.

Badan ini menyebut penyerbuan sebagai serangan terhadap pemukiman yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Bahkan meski rumah sudah dibeli diam-diam, ini merupakan tindakan ilegal asosiasi pemukiman Elad terhadap rumah warga Arab," tambah pernyataan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel berusaha mengubah susunan demografi al-Quds (Yerusalem) dengan membangun pemukiman ilegal, menghancurkan situs bersejarah, dan mengusir penduduk Palestina setempat.

Lebih dari setengah juta warga Israel tinggal di 120 lebih pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan Timur Al-Quds.  (islamtimes/pahamilah)


Pemukim Israel Rebut 20 Lebih Rumah Warga Palestina

Pemukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina yang di duduki

Pahamilah.com - Pusat Informasi Wadi Hilweh mengeluarkan pernyataan pada Selasa (29/9/14) bahwa para pemukim Israel "menduduki 23 rumah" di lingkungan Silwan Palestina pada pagi hari.

Menurut pernyataan itu, "pemukim dari Asosiasi Elad (Ir David) " yang didukung  tentara Israel menyerbu lingkungan pada pukul 1:30 dini hari waktu setempat.

Badan ini menyebut penyerbuan sebagai serangan terhadap pemukiman yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Bahkan meski rumah sudah dibeli diam-diam, ini merupakan tindakan ilegal asosiasi pemukiman Elad terhadap rumah warga Arab," tambah pernyataan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel berusaha mengubah susunan demografi al-Quds (Yerusalem) dengan membangun pemukiman ilegal, menghancurkan situs bersejarah, dan mengusir penduduk Palestina setempat.

Lebih dari setengah juta warga Israel tinggal di 120 lebih pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan Timur Al-Quds.  (islamtimes/pahamilah)


Serangan roket Hamas ke Zionis Israel

Pahamilah.com - Sebanyak 12.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki ikut serta dalam survei yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan dan Penelitian Palestina.

Jajak pendapat itu dilakukan sebulan setelah perang 50 hari yang digelar Israel. Dalam perang ini, 2.130 warga Palestina tewas dan 11.000 lainnya terluka.

Menurut sumber-sumber Israel, lebih dari 70 tentara Israel juga tewas. Tapi pejabat Palestina menyatakan jumlahnya lebih dari 150 orang.

Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan akhir Agustus lalau bahwa mereka menembakkan 3.000 lebih roket ke puluhan kota-kota Israel selama perang dengan Tel Aviv.

Gaza diblokade oleh rezim Israel sejak Juni 2007. Hal ini membuat standar hidup merosot, pengangguran meningkat dan kemiskinan yang seolah tak akan berkurang.(islamtimes/pahamilah)

Warga Gaza: Lebih Baik Serang Israel daripada Terus Diblokade

Serangan roket Hamas ke Zionis Israel

Pahamilah.com - Sebanyak 12.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki ikut serta dalam survei yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan dan Penelitian Palestina.

Jajak pendapat itu dilakukan sebulan setelah perang 50 hari yang digelar Israel. Dalam perang ini, 2.130 warga Palestina tewas dan 11.000 lainnya terluka.

Menurut sumber-sumber Israel, lebih dari 70 tentara Israel juga tewas. Tapi pejabat Palestina menyatakan jumlahnya lebih dari 150 orang.

Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan akhir Agustus lalau bahwa mereka menembakkan 3.000 lebih roket ke puluhan kota-kota Israel selama perang dengan Tel Aviv.

Gaza diblokade oleh rezim Israel sejak Juni 2007. Hal ini membuat standar hidup merosot, pengangguran meningkat dan kemiskinan yang seolah tak akan berkurang.(islamtimes/pahamilah)