middle ad
Tampilkan postingan dengan label Felix Siauw. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Felix Siauw. Tampilkan semua postingan

Oleh: Ust. Felix Siauw

Pahamilah.com - Belum juga jadi suami, tapi minta diperlakukan kayak suami | tanggung jawab nggak mau, tanggal nikah nggak punya

Belum juga jadi istri, mau-maunya dipelakukan kayak istri | dilihat, diraba, diterawang, rugi deh..

Temen bukan, suami-istri masih jauh, hubungan berdasar janji nggak pasti | besok pas udah diputusin, dikasi gelar "bekas gue", waduh

Dosa udah pasti dapet, susah juga iya, sakit ati sering, mau-maunya makan harapan palsu | masa lalu kelam, masa depan suram, kini seram..

Cowok sih enak, dia kan subjek pelaku, lha ini cewek, objek penderita euy | mau-maunya, di-PHP

Cowok mah nggak ilang apa-apa, makanya gampang move-on | lha cewek? udah ngasi segala, sayangnya ngasinya ke pelaku maksiat, begitu deh..

Udah maksiat, maksa lagi, udah dosa, susah pulak, cocok lah | susah demi pahala malah enak, ujungnya nikmat, nikah tuh..

Abis putus ama ini, jadian ama itu, abis ama itu sama yang sana | kamu jadi nggak ada beda kayak piala bergilir

Semakin banyak pengalaman pacaran, semakin sulit pernikahan kelak | karena kamu banyak latihan maksiat, tapi nggak melatih taat

'Fun' memang bisa didapat dengan maksiat | tapi 'tanggungjawab', 'romantisme', 'imam keluarga' itu hanya dari menaati Allah, mengkaji ilmu

Liat lelaki dan wanita yang sedari muda nggak sibuk maksiat pacaran | mengkaji Al-Qur'an dan As-Sunnah jadi bekal, itu baru..

Baca-baca deh kisah Maryam, bunda Nabi Isa yang digelari wanita terbaik di dunia | karena bisa menjaga kehormatan dan kemuliaannya di dunia

Baca-baca juga kisah Khadijah, istri Nabi Muhammad yang digelari wanita terbaik di surga | tersebab ia istri berbakti pada suaminya

Ketenangan dan kebahagiaan takkan bisa didapat dengan maksiat | tapi jalan ketaatan bisa menemui keduanya, walau awalnya perlu kesabaran

Tapi kalo kamu tetep nekad nabrak syariat Nabi Muhammad, lalu pacaran | ya jangan salahin siapapun kalo kamu galau melulu, dan nggak tenang

Pasti ada kebaikan dari bersabar dalam ketaatan | sedang maksiat hanya menghantar pada penyesalan.


Pahamilah "Surga Dosa"


Oleh: Ust. Felix Siauw

Pahamilah.com - Belum juga jadi suami, tapi minta diperlakukan kayak suami | tanggung jawab nggak mau, tanggal nikah nggak punya

Belum juga jadi istri, mau-maunya dipelakukan kayak istri | dilihat, diraba, diterawang, rugi deh..

Temen bukan, suami-istri masih jauh, hubungan berdasar janji nggak pasti | besok pas udah diputusin, dikasi gelar "bekas gue", waduh

Dosa udah pasti dapet, susah juga iya, sakit ati sering, mau-maunya makan harapan palsu | masa lalu kelam, masa depan suram, kini seram..

Cowok sih enak, dia kan subjek pelaku, lha ini cewek, objek penderita euy | mau-maunya, di-PHP

Cowok mah nggak ilang apa-apa, makanya gampang move-on | lha cewek? udah ngasi segala, sayangnya ngasinya ke pelaku maksiat, begitu deh..

Udah maksiat, maksa lagi, udah dosa, susah pulak, cocok lah | susah demi pahala malah enak, ujungnya nikmat, nikah tuh..

Abis putus ama ini, jadian ama itu, abis ama itu sama yang sana | kamu jadi nggak ada beda kayak piala bergilir

Semakin banyak pengalaman pacaran, semakin sulit pernikahan kelak | karena kamu banyak latihan maksiat, tapi nggak melatih taat

'Fun' memang bisa didapat dengan maksiat | tapi 'tanggungjawab', 'romantisme', 'imam keluarga' itu hanya dari menaati Allah, mengkaji ilmu

Liat lelaki dan wanita yang sedari muda nggak sibuk maksiat pacaran | mengkaji Al-Qur'an dan As-Sunnah jadi bekal, itu baru..

Baca-baca deh kisah Maryam, bunda Nabi Isa yang digelari wanita terbaik di dunia | karena bisa menjaga kehormatan dan kemuliaannya di dunia

Baca-baca juga kisah Khadijah, istri Nabi Muhammad yang digelari wanita terbaik di surga | tersebab ia istri berbakti pada suaminya

Ketenangan dan kebahagiaan takkan bisa didapat dengan maksiat | tapi jalan ketaatan bisa menemui keduanya, walau awalnya perlu kesabaran

Tapi kalo kamu tetep nekad nabrak syariat Nabi Muhammad, lalu pacaran | ya jangan salahin siapapun kalo kamu galau melulu, dan nggak tenang

Pasti ada kebaikan dari bersabar dalam ketaatan | sedang maksiat hanya menghantar pada penyesalan.



Sangat sedikit manusia yang menggunakan akalnya untuk menemukan Tuhannya dan jati dirinya. Padahal kalau mau jujur dan jernih berpikir siapapun akan menemukan kebenaran Islam. Pengalaman Felix Siauw -ustadz muda yang kini juga aktif di sosial media- bisa menjadi pelajaran. Berikut kisahnya.

Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”. Begitulah kira-kira pernyataan yang akan selalu aku ingat di dalam hidup ini.

Waktu itu aku masih seorang penganut Kristen Katolik. Di usiaku yang masih 12 tahun, banyak pertanyaan tentang kehidupan yang belum terjawab. Ada tiga pertanyaan yang paling besar yang muncul dalam benakku, yaitu darimana asal kehidupan ini, untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir kehidupan ini. Lalu, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada tiga, yakni ada tuhan bapa, tuhan putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?” Aku diskusikan itu dengan orang tuaku atau dengan rohaniawan, tapi jawabannya mengambang dan tak memuaskan.

Ketidakpuasan itu lalu mendorongku untuk mencari jawaban langsung dari Alkitab yang katanya datang dari tuhan. Betapa terkejutnya aku, aku baru tahu jika 14 dari 27 surat di Injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia yang dibuat setelah wafatnya Yesus. Konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M.

Setelah mengetahui itu, kuputuskan bahwa agama yang kuanut tidaklah pantas untuk dipertahankan. Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Aku berkesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya. Tanpa sadar waktu itu aku sudah menjadi manusia yang sinkretis dan pluralis.

Bertemu Ustad Muda

Waktu terus bergulir. Ketika aku kuliah di IPB memasuki semester ketiga, pemahamanku mulai berubah. Itu bermula dari perdebatanku dengan seorang teman tentang kebenaran. Syamsul Hadi, demikian nama temanku itu, mengatakan bahwa kebenaran hanya akan ditemukan di dalam Al-Qur’an. Aku pun berusaha mencarinya. Aku lalu dipertemukan dengan Ustadz Fatih Karim, aktivis Islam. Lewat pertemuanku dengannya di Masjid Kampus itulah, perkenalanku dengan Al-Qur’an dimulai.

Kepadanya, aku menceritakan tentang pengalaman hidupku termasuk berbagai pertanyaan besar yang belum terjawab tentang kehidupan. Kami lalu berdiskusi hingga mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Aku pun akhirnya paham bahwa adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita.

“Tapi masalahnya ada lima agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah yang bisa kita percaya?” tanyaku saat itu.

“Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja,” jawab Ustadz Fatih. Lalu ia menambahkan, “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa?” Lalu dibacakanlah ayat dalam Al-Qur’an: ”Kitab (Al-Qur’an) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (TQS. al-Baqarah [2] : 2).

Mendengar ayat itu, aku terpesona dengan ketegasan, kejelasan serta ketinggian maknanya. ”Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?” pikirku.

Seolah membaca pikiranku, Ustadz Fatih melanjutkan, “Kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan Al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”

Pikiranku saat itu bergejolak. Dalam hatiku berkata, “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini aku cari!”. Tetapi ada beberapa keraguan di benakku. ”Mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?” tanyaku.

Ustadz itu menjelaskan bahwa Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satu pun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Islam adalah sistem kehidupan. Sangat luar biasa penjelasannya. Sesuatu yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Aku pun mulai sadar akan kelebihan dan kebenaran Islam. Keraguanku mulai luntur.

Masuk Islam


Aku pun akhirnya bisa menemukan jawaban sempurna atas ketiga pertanyaan besarku. Ternyata aku ini berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Aku hidup untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan perintah-Nya yang tertulis di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an itu dijamin datang dari-Nya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah lah aku akan kembali dengan membawa amal ibadah selama hidup untuk dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiranku ini, maka aku memutuskan, ”Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”

Banyak tantangan setelah itu. Maklum aku hidup dalam lingkungan keluarga yang sangat tendensius kepada Islam. Di mata mereka orang Islam itu jahat dan jorok. Orang tuaku bilang aku sinting dan kerasukan setan. Tapi mau bagaimana lagi, aku tak akan mengorbankan kebenaran yang kucari selama ini. “Tidak, sama sekali tidak,” pikirku. Aku yakin bahwa Allah lah yang harus didahulukan. Kini orang tuaku bangga kepadaku.

Setelah masuk Islam, aku menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Aku bangga kepada Islam. Mudah-mudahan, sampai akhir hidup, aku dan keluargaku, tetap berada di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahu Akbar![]

=============================

Iin, Istri Felix Siauw

Mudah-mudahan Tetap Istiqamah

Tidaklah mudah mempunyai seorang suami pengemban dakwah. Hampir tiap hari ditinggal pergi. Keyakinannya terhadap janji Allah sungguhlah membuat saya iri. Meski belum lama masuk Islam, tapi semangatnya memperjuangkan syariat-Nya mampu mengalahkan kebanyakan orang yang sudah mengenal Islam lebih lama. Subhanallah. Mudah-mudahan tetap istiqamah dan selalu ikhlas. Ummi dan Alila selalu berdoa untuk Abi.

Ust. Fatih Karim, Pembimbing Felix Siauw pertama kali

Sudah Jauh Berubah

Subhanallah Walhamdulillah Allahu Akbar. Felix sekarang jauh banyak berubah dibanding waktu pertama saya jumpa. Visi hidupnya, semangat, juga sikapnya telah diformat ulang oleh Islam ideologis. Semangatnya dalam mengkaji Islam, luar biasa! Semoga Felix tetap istiqamah dalam dakwah, tawadhu, dan senantiasa menjadikan Islam sebagai poros hidupnya. (detikislam/pahamilah)


Pahamilah Kisah Felix Siauw Mencari Tuhan


Sangat sedikit manusia yang menggunakan akalnya untuk menemukan Tuhannya dan jati dirinya. Padahal kalau mau jujur dan jernih berpikir siapapun akan menemukan kebenaran Islam. Pengalaman Felix Siauw -ustadz muda yang kini juga aktif di sosial media- bisa menjadi pelajaran. Berikut kisahnya.

Jika kamu masih mempunyai banyak pertanyaan, maka kamu belum dikatakan beriman, Iman adalah percaya apa adanya, tanpa reserve”. Begitulah kira-kira pernyataan yang akan selalu aku ingat di dalam hidup ini.

Waktu itu aku masih seorang penganut Kristen Katolik. Di usiaku yang masih 12 tahun, banyak pertanyaan tentang kehidupan yang belum terjawab. Ada tiga pertanyaan yang paling besar yang muncul dalam benakku, yaitu darimana asal kehidupan ini, untuk apa adanya kehidupan ini, dan akan seperti apa akhir kehidupan ini. Lalu, “Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada tiga, yakni ada tuhan bapa, tuhan putra dan roh kudus? Darimana asal tuhan bapa?”, atau “Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?” Aku diskusikan itu dengan orang tuaku atau dengan rohaniawan, tapi jawabannya mengambang dan tak memuaskan.

Ketidakpuasan itu lalu mendorongku untuk mencari jawaban langsung dari Alkitab yang katanya datang dari tuhan. Betapa terkejutnya aku, aku baru tahu jika 14 dari 27 surat di Injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus. Lebih terkejut lagi ketika mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia yang dibuat setelah wafatnya Yesus. Konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M.

Setelah mengetahui itu, kuputuskan bahwa agama yang kuanut tidaklah pantas untuk dipertahankan. Aku pun memutuskan untuk menjadi seorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Aku berkesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya. Tanpa sadar waktu itu aku sudah menjadi manusia yang sinkretis dan pluralis.

Bertemu Ustad Muda

Waktu terus bergulir. Ketika aku kuliah di IPB memasuki semester ketiga, pemahamanku mulai berubah. Itu bermula dari perdebatanku dengan seorang teman tentang kebenaran. Syamsul Hadi, demikian nama temanku itu, mengatakan bahwa kebenaran hanya akan ditemukan di dalam Al-Qur’an. Aku pun berusaha mencarinya. Aku lalu dipertemukan dengan Ustadz Fatih Karim, aktivis Islam. Lewat pertemuanku dengannya di Masjid Kampus itulah, perkenalanku dengan Al-Qur’an dimulai.

Kepadanya, aku menceritakan tentang pengalaman hidupku termasuk berbagai pertanyaan besar yang belum terjawab tentang kehidupan. Kami lalu berdiskusi hingga mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta. Aku pun akhirnya paham bahwa adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita.

“Tapi masalahnya ada lima agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah yang bisa kita percaya?” tanyaku saat itu.

“Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja,” jawab Ustadz Fatih. Lalu ia menambahkan, “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa?” Lalu dibacakanlah ayat dalam Al-Qur’an: ”Kitab (Al-Qur’an) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (TQS. al-Baqarah [2] : 2).

Mendengar ayat itu, aku terpesona dengan ketegasan, kejelasan serta ketinggian maknanya. ”Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?” pikirku.

Seolah membaca pikiranku, Ustadz Fatih melanjutkan, “Kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan Al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”

Pikiranku saat itu bergejolak. Dalam hatiku berkata, “Mungkin inilah kebenaran yang selama ini aku cari!”. Tetapi ada beberapa keraguan di benakku. ”Mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?” tanyaku.

Ustadz itu menjelaskan bahwa Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satu pun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Islam adalah sistem kehidupan. Sangat luar biasa penjelasannya. Sesuatu yang belum pernah aku dengar sebelumnya. Aku pun mulai sadar akan kelebihan dan kebenaran Islam. Keraguanku mulai luntur.

Masuk Islam


Aku pun akhirnya bisa menemukan jawaban sempurna atas ketiga pertanyaan besarku. Ternyata aku ini berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Aku hidup untuk beribadah kepada-Nya sesuai dengan perintah-Nya yang tertulis di dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an itu dijamin datang dari-Nya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah lah aku akan kembali dengan membawa amal ibadah selama hidup untuk dipertanggungjawabkan sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah. Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiranku ini, maka aku memutuskan, ”Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”

Banyak tantangan setelah itu. Maklum aku hidup dalam lingkungan keluarga yang sangat tendensius kepada Islam. Di mata mereka orang Islam itu jahat dan jorok. Orang tuaku bilang aku sinting dan kerasukan setan. Tapi mau bagaimana lagi, aku tak akan mengorbankan kebenaran yang kucari selama ini. “Tidak, sama sekali tidak,” pikirku. Aku yakin bahwa Allah lah yang harus didahulukan. Kini orang tuaku bangga kepadaku.

Setelah masuk Islam, aku menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Aku bangga kepada Islam. Mudah-mudahan, sampai akhir hidup, aku dan keluargaku, tetap berada di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahu Akbar![]

=============================

Iin, Istri Felix Siauw

Mudah-mudahan Tetap Istiqamah

Tidaklah mudah mempunyai seorang suami pengemban dakwah. Hampir tiap hari ditinggal pergi. Keyakinannya terhadap janji Allah sungguhlah membuat saya iri. Meski belum lama masuk Islam, tapi semangatnya memperjuangkan syariat-Nya mampu mengalahkan kebanyakan orang yang sudah mengenal Islam lebih lama. Subhanallah. Mudah-mudahan tetap istiqamah dan selalu ikhlas. Ummi dan Alila selalu berdoa untuk Abi.

Ust. Fatih Karim, Pembimbing Felix Siauw pertama kali

Sudah Jauh Berubah

Subhanallah Walhamdulillah Allahu Akbar. Felix sekarang jauh banyak berubah dibanding waktu pertama saya jumpa. Visi hidupnya, semangat, juga sikapnya telah diformat ulang oleh Islam ideologis. Semangatnya dalam mengkaji Islam, luar biasa! Semoga Felix tetap istiqamah dalam dakwah, tawadhu, dan senantiasa menjadikan Islam sebagai poros hidupnya. (detikislam/pahamilah)


Oleh : Ustad Felix Siauw



1. kaum liberalisme pny bnyk racun pemikiran untuk umat Muslim, yg paling sering diangkat adl pluralism, demokrasi, kesetaraan #gender dll

2. lihat aja daftar LSM yg dibiayai ford foundation, USAID, AUSAID, dll, semua isu yang diangkat adalah isu yang serupa

3. khusus akhir2 ini, isu kesetaraan #gender hendak diangkat menjadi UU, lewat RUU KKG (keadilan dan kesetraan gender)

4. dengan UU KKG ini, kaum liberalis mencoba meliberalkan perempuan dari hukum Allah, mensekulerisasi perempuan Muslim, atas nama #gender

5. pada intinya RUU KKG ini berniat menyamakan hak dan kewajiban antara lelaki dan wanita, membuat semua sama antara lelaki dan wanita

6. dan isu #gender ini pernah diusung pentolan JIL, musdah mulia, dlm FLA (fikih lintas agama) yg mengusulkan kesetaraan dalam agama Islam

7. kaum liberalis ini menganggap bahwa Al-Qur’an dan syariat Islam adl sumber bias #gender (perlakuan tak setara thd perempuan)

8. misal, kaum liberalis mengguggat hak bagi waris lelaki yg 2x lipat wanita, talaq yg ada di tangan lelaki, poligami

9. juga menggugat kiprah politik perempuan, bolehnya memukul istri dalam syariat Islam, dan mengusulkan aturan2 itu dicabut

10. inilah semangat yang juga ditanamkan di dalam RUU KK #gender, intinya membebaskan wanita agar berpikir seperti wanita2 barat kapitalis

11. karena itu perlu sy sedikit share tentang sejarah kemunculan isu feminisme / kesetaraan #gender, supaya jelas bagi kita sikapinya

12. jauh sebelum hari ini, bias #gender sebenarnya sudah terjadi ketika masa dark ages di eropa, abad petengahan, yaitu 5 – 15 M

13. saat itu gereja menjadi badan terkuat setelah landlord, agama katolik menjadi agama negara, dan aturan gereja adl mutlak

14. termasuk anggapan gereja saat itu adl menganggap #gender wanita sbg aib, penyebab adam diusir dari surga, container of satan kata mereka

15. maka mulai #gender wanita diperlakukan berbeda, masyarakat mengadopsi anggapan katolik, lalu anggap wanita warga kelas dua, dbwh laki2

16. begitulah dalam sejarah yunani, romawi, lalu kristen katolik, wanita tak berhenti dianggap sebagai bawahan pria, sub-ordinat

17. #gender wanita dieksploitasi secara seksual di patung2, lukisan2, dan menjadi objek nafsu pria, tidak lebih dari itu

18. #gender wanita dianggap beban karena tak mampu mencari nafkah, dikuasai laki2, dan boleh diperlakukan semena-mena

19. bahkan di eropa, penyihir wanita dinamai witches, makna konotatif yg kasar dibanding wizard atau magician yg merupakan penyihir laki2

20. wanita tak diperbolehkan belajar, ahli2 kimia wanita dianugrahi gelar witches dan dihukum bakar, tidak dengan pria

21. singkat cerita, #gender wanita betul2 menderita, dosa sejak lahir, karena kristen menganggap merekalah sebab keluar dari surga

22. ditambah sekulerisasi barat yang akhirnya menjadikan standar kebahagiaan terletak pada harta, jabatan dan kenikmatan dunia

23. maka lahirlah gerakan feminisme di barat, sekali lagi, lahirlah feminisme di dunia barat, karena mereka merasa diperlakukan tidak adil

24. mereka mendesak bahwa #gender laki2 dan #gender wanita harusnya punya akses yg sama terhadap harta, kerja dan semua kebebasan lainnya

25. bila laki2 blh kerja mk wanita jg, laki2 blh berpolitik mk wanita jg, laki2 blh senang2 bercinta, wanita jg, bgt isu setara #gender

26. hasilnya setara #gender?, rusaklah tatanan hidup, angka perceraian meningkat, AS kampiun dlm hal perceraian, single parent meroket

27. gara2 setara #gender, anak broken home menjamur, incest (seks antarkeluarga) bermunculan, depresi dan stress perempuan meningkat

28. mengapa itu terjadi? karena kesetraan #gender menyamakan antara lelaki dan wanita, padahal keduanya berbeda, punya jalur masing2

29. cacatnya kapitalis adalah menganggap pria dan wanita sama, padahal sudah jelas2 tak bisa disamakan secara #gender

30. cacatnya kapitalis adalah menjadikan standar kebahagiaan ada pada materi, dan ini tidak menguntungkan bagi #gender wanita

31. tapi inilah yg diinginkan kaum liberalis kapitalis, merusak tatanan masyarakat hingga mereka mengambil keuntungan, dan menjauhkan Islam

32. jadi perlu dipertegas, bahwa masalah #gender ini berasal dari tatanan hidup barat sekuler, bukan berasal dari Islam samasekali

33. dalam Islam, justru ketika Islam datang, perempuan jauh dimuliakan dibanding hidupnya pada masa yang lalu, diangkat derajatnya

34. Islam memandang pria dan wanita berbeda scr #gender, namun mendapatkan akses yang sama terhadap kebahagiaan, yaitu ridha Allah Swt

35. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.. (QS9:71)

36. itulah bedanya, kapitalis menjadikan kebahagiaan pada materi, ini merugikan wanita | dalam Islam kebahagiaan adl ridha Allah semata

37. maka dalam Islam, perempuan bisa sama bahagia dengan laki2, tak perlu isu kesetaraan #gender yg menyesatkan

38. lelaki berlomba shaf paling depan, perempuan berlomba shaf dibelakang, keduanya mendapat ridha Allah, jalur masing2 sudah tetap

39. lelaki berlomba syahid di medan jihad, perempuan berumrah mendapat pahala yang sama, jalurnya sudah ada, tak perlu disetarakan #gender

40. lelaki mencari nafkah untuk keluarga, perempuan mengurus rumah dan keluarganya, semua dapat ridha, tak perlu berlomba di jalur yang sama

41. subhanallah, itulah Islam, menggariskan untuk perempuan dan laki2 ada jalur lomba sendiri2, nggak berantem, salah satu keadilan Allah

42. dan malahan, bila ingin disetarakan #gender, hasilnya jadi hancur | pria cari nafkah angkat2 barang, perempuan bisa menyamai? tidak

43. perempuan melahirkan, laki2 bisa menyamai? tidak | laki2 memimpin kaumnya, bila wanita yg memimpin? stress dia

44. jadi kerusakan tatanan hidup adl bila perempuan diminta masuk ke jalur yg gak cocok dengan default setting-nya, dan sebaliknya

45. tak perlu kesetaraan #gender, Allah yang lebih tahu tentang jalur perlombaan kebaikan bagi wanita/pria, bukan manusia yg mengetahui

46. Allah yang menciptakan manusia termasuk perempuan, dan Allah yg lebih tau yg mana yg pantas bagi perempuan dan yg mana yg tidak

47. beginilah sistem taghut, maunya mengganti aturan Allah dengan aturan manusia, setara #gender, yg hasilnya malah merusak tatanan hidup

48. Islam memliakan wanita, tak ada yang lebih memuliakan wanita selain aturan Islam, yakin deh | yg lain kyk kesetaraan #gender merusak aja

49. Islam memerintahkan wanita menutup aurat, dan tak banyak menampakkan dirinya, karena yg berharga memang harus dilindungi dan dijaga

50. Islam menggariskan aktivitas wanita bersama2 dengan jamaah wanita, karena Islam menghormati wanita, dia tak dikumpulkan dgn pria :)

51. Islam menaruh posisi ibu 3x lipat lebih dari posisi ayah, siapa yang harus ditaati ya Rasul? “ibumu!” ibumu!” “ibumu!” “lalu ayahmu!”

52. Rasul katakan “dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan wanita shalihah” (HR Muslim) | wee subhanAllah :)

53. Rasul ucapkan “Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya” (HR Ahmad) | wee masyaAllah :D

54. tak seperti kapitalis liberal yg mengukur kecantikan dari lekuk tubuh, Islam mengukur lewat ketakwaannya, amal ibadahnya

55. dan Islam menunjukkan pula bahwa pendukung pertama Rasul adl wanita, syahidah pertama jg wanita, Rasul wafat jg di pelukan wanita :)

56. lalu mengapa poligami cm laki2 yg blh? >> emang perempuan mau punya dikelilingi cowok banyak? fitrahnya nggak kan (emang gw cewek apaan)

57. begitu jg waris lebih banyak laki2, krn harta itu dipake untuk keluarganya, sedang warisan bagian wanita untuknya semata, adil kan :)

58. begitu juga pemukulan tehadap wanita bukan untuk kekerasan, tapi untuk ta’dib (mendidik) dan pukulan itu jg ada etikanya

59. laki2 baru boleh memukul bila istri maksiat dan 1) sudah dinasehati, 2) sudah didiamkan 3) sudah dipisah ranjang, tapi istri gak taubat

60. memukul istri jg nggak boleh di kepala, nggak boleh berbekas, dan nggak menyakitkan, masyaAllah, nah nah nah.. itulah Islam :)

61. karena suami adl pemimpin istri, dia diserahkan wewenang oleh Allah agar suami menuntun istri ke surga Allah, menjaganya dr maksiat

62. kesimpulannya, tak ada negara yg menerapkan kesetaraan #gender lalu bener, yang ada tatanan hidupnya rusak, liat aja AS bosnya feminis

63. justru harkat martabat wanita diangkat dengan Islam, dengan penerapan syariat Islam dalam masa Khilafah Islam, wanita mulia

64. setidaknya itulah yang bisa kita lihat di sejarah dan juga fakta saat ini, so go away kesetaraan #gender, Islam tak perlu! :)


Footenote___________________________________________
Judul : Liberalis Dibalik RUU Kesetaraan Gender
Oleh: Ustad Felix Siauw
Website: felixsiauw.com

Liberalis Dibalik RUU Kesetaraan Gender

Oleh : Ustad Felix Siauw



1. kaum liberalisme pny bnyk racun pemikiran untuk umat Muslim, yg paling sering diangkat adl pluralism, demokrasi, kesetaraan #gender dll

2. lihat aja daftar LSM yg dibiayai ford foundation, USAID, AUSAID, dll, semua isu yang diangkat adalah isu yang serupa

3. khusus akhir2 ini, isu kesetaraan #gender hendak diangkat menjadi UU, lewat RUU KKG (keadilan dan kesetraan gender)

4. dengan UU KKG ini, kaum liberalis mencoba meliberalkan perempuan dari hukum Allah, mensekulerisasi perempuan Muslim, atas nama #gender

5. pada intinya RUU KKG ini berniat menyamakan hak dan kewajiban antara lelaki dan wanita, membuat semua sama antara lelaki dan wanita

6. dan isu #gender ini pernah diusung pentolan JIL, musdah mulia, dlm FLA (fikih lintas agama) yg mengusulkan kesetaraan dalam agama Islam

7. kaum liberalis ini menganggap bahwa Al-Qur’an dan syariat Islam adl sumber bias #gender (perlakuan tak setara thd perempuan)

8. misal, kaum liberalis mengguggat hak bagi waris lelaki yg 2x lipat wanita, talaq yg ada di tangan lelaki, poligami

9. juga menggugat kiprah politik perempuan, bolehnya memukul istri dalam syariat Islam, dan mengusulkan aturan2 itu dicabut

10. inilah semangat yang juga ditanamkan di dalam RUU KK #gender, intinya membebaskan wanita agar berpikir seperti wanita2 barat kapitalis

11. karena itu perlu sy sedikit share tentang sejarah kemunculan isu feminisme / kesetaraan #gender, supaya jelas bagi kita sikapinya

12. jauh sebelum hari ini, bias #gender sebenarnya sudah terjadi ketika masa dark ages di eropa, abad petengahan, yaitu 5 – 15 M

13. saat itu gereja menjadi badan terkuat setelah landlord, agama katolik menjadi agama negara, dan aturan gereja adl mutlak

14. termasuk anggapan gereja saat itu adl menganggap #gender wanita sbg aib, penyebab adam diusir dari surga, container of satan kata mereka

15. maka mulai #gender wanita diperlakukan berbeda, masyarakat mengadopsi anggapan katolik, lalu anggap wanita warga kelas dua, dbwh laki2

16. begitulah dalam sejarah yunani, romawi, lalu kristen katolik, wanita tak berhenti dianggap sebagai bawahan pria, sub-ordinat

17. #gender wanita dieksploitasi secara seksual di patung2, lukisan2, dan menjadi objek nafsu pria, tidak lebih dari itu

18. #gender wanita dianggap beban karena tak mampu mencari nafkah, dikuasai laki2, dan boleh diperlakukan semena-mena

19. bahkan di eropa, penyihir wanita dinamai witches, makna konotatif yg kasar dibanding wizard atau magician yg merupakan penyihir laki2

20. wanita tak diperbolehkan belajar, ahli2 kimia wanita dianugrahi gelar witches dan dihukum bakar, tidak dengan pria

21. singkat cerita, #gender wanita betul2 menderita, dosa sejak lahir, karena kristen menganggap merekalah sebab keluar dari surga

22. ditambah sekulerisasi barat yang akhirnya menjadikan standar kebahagiaan terletak pada harta, jabatan dan kenikmatan dunia

23. maka lahirlah gerakan feminisme di barat, sekali lagi, lahirlah feminisme di dunia barat, karena mereka merasa diperlakukan tidak adil

24. mereka mendesak bahwa #gender laki2 dan #gender wanita harusnya punya akses yg sama terhadap harta, kerja dan semua kebebasan lainnya

25. bila laki2 blh kerja mk wanita jg, laki2 blh berpolitik mk wanita jg, laki2 blh senang2 bercinta, wanita jg, bgt isu setara #gender

26. hasilnya setara #gender?, rusaklah tatanan hidup, angka perceraian meningkat, AS kampiun dlm hal perceraian, single parent meroket

27. gara2 setara #gender, anak broken home menjamur, incest (seks antarkeluarga) bermunculan, depresi dan stress perempuan meningkat

28. mengapa itu terjadi? karena kesetraan #gender menyamakan antara lelaki dan wanita, padahal keduanya berbeda, punya jalur masing2

29. cacatnya kapitalis adalah menganggap pria dan wanita sama, padahal sudah jelas2 tak bisa disamakan secara #gender

30. cacatnya kapitalis adalah menjadikan standar kebahagiaan ada pada materi, dan ini tidak menguntungkan bagi #gender wanita

31. tapi inilah yg diinginkan kaum liberalis kapitalis, merusak tatanan masyarakat hingga mereka mengambil keuntungan, dan menjauhkan Islam

32. jadi perlu dipertegas, bahwa masalah #gender ini berasal dari tatanan hidup barat sekuler, bukan berasal dari Islam samasekali

33. dalam Islam, justru ketika Islam datang, perempuan jauh dimuliakan dibanding hidupnya pada masa yang lalu, diangkat derajatnya

34. Islam memandang pria dan wanita berbeda scr #gender, namun mendapatkan akses yang sama terhadap kebahagiaan, yaitu ridha Allah Swt

35. Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain.. (QS9:71)

36. itulah bedanya, kapitalis menjadikan kebahagiaan pada materi, ini merugikan wanita | dalam Islam kebahagiaan adl ridha Allah semata

37. maka dalam Islam, perempuan bisa sama bahagia dengan laki2, tak perlu isu kesetaraan #gender yg menyesatkan

38. lelaki berlomba shaf paling depan, perempuan berlomba shaf dibelakang, keduanya mendapat ridha Allah, jalur masing2 sudah tetap

39. lelaki berlomba syahid di medan jihad, perempuan berumrah mendapat pahala yang sama, jalurnya sudah ada, tak perlu disetarakan #gender

40. lelaki mencari nafkah untuk keluarga, perempuan mengurus rumah dan keluarganya, semua dapat ridha, tak perlu berlomba di jalur yang sama

41. subhanallah, itulah Islam, menggariskan untuk perempuan dan laki2 ada jalur lomba sendiri2, nggak berantem, salah satu keadilan Allah

42. dan malahan, bila ingin disetarakan #gender, hasilnya jadi hancur | pria cari nafkah angkat2 barang, perempuan bisa menyamai? tidak

43. perempuan melahirkan, laki2 bisa menyamai? tidak | laki2 memimpin kaumnya, bila wanita yg memimpin? stress dia

44. jadi kerusakan tatanan hidup adl bila perempuan diminta masuk ke jalur yg gak cocok dengan default setting-nya, dan sebaliknya

45. tak perlu kesetaraan #gender, Allah yang lebih tahu tentang jalur perlombaan kebaikan bagi wanita/pria, bukan manusia yg mengetahui

46. Allah yang menciptakan manusia termasuk perempuan, dan Allah yg lebih tau yg mana yg pantas bagi perempuan dan yg mana yg tidak

47. beginilah sistem taghut, maunya mengganti aturan Allah dengan aturan manusia, setara #gender, yg hasilnya malah merusak tatanan hidup

48. Islam memliakan wanita, tak ada yang lebih memuliakan wanita selain aturan Islam, yakin deh | yg lain kyk kesetaraan #gender merusak aja

49. Islam memerintahkan wanita menutup aurat, dan tak banyak menampakkan dirinya, karena yg berharga memang harus dilindungi dan dijaga

50. Islam menggariskan aktivitas wanita bersama2 dengan jamaah wanita, karena Islam menghormati wanita, dia tak dikumpulkan dgn pria :)

51. Islam menaruh posisi ibu 3x lipat lebih dari posisi ayah, siapa yang harus ditaati ya Rasul? “ibumu!” ibumu!” “ibumu!” “lalu ayahmu!”

52. Rasul katakan “dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan wanita shalihah” (HR Muslim) | wee subhanAllah :)

53. Rasul ucapkan “Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istri-istrinya” (HR Ahmad) | wee masyaAllah :D

54. tak seperti kapitalis liberal yg mengukur kecantikan dari lekuk tubuh, Islam mengukur lewat ketakwaannya, amal ibadahnya

55. dan Islam menunjukkan pula bahwa pendukung pertama Rasul adl wanita, syahidah pertama jg wanita, Rasul wafat jg di pelukan wanita :)

56. lalu mengapa poligami cm laki2 yg blh? >> emang perempuan mau punya dikelilingi cowok banyak? fitrahnya nggak kan (emang gw cewek apaan)

57. begitu jg waris lebih banyak laki2, krn harta itu dipake untuk keluarganya, sedang warisan bagian wanita untuknya semata, adil kan :)

58. begitu juga pemukulan tehadap wanita bukan untuk kekerasan, tapi untuk ta’dib (mendidik) dan pukulan itu jg ada etikanya

59. laki2 baru boleh memukul bila istri maksiat dan 1) sudah dinasehati, 2) sudah didiamkan 3) sudah dipisah ranjang, tapi istri gak taubat

60. memukul istri jg nggak boleh di kepala, nggak boleh berbekas, dan nggak menyakitkan, masyaAllah, nah nah nah.. itulah Islam :)

61. karena suami adl pemimpin istri, dia diserahkan wewenang oleh Allah agar suami menuntun istri ke surga Allah, menjaganya dr maksiat

62. kesimpulannya, tak ada negara yg menerapkan kesetaraan #gender lalu bener, yang ada tatanan hidupnya rusak, liat aja AS bosnya feminis

63. justru harkat martabat wanita diangkat dengan Islam, dengan penerapan syariat Islam dalam masa Khilafah Islam, wanita mulia

64. setidaknya itulah yang bisa kita lihat di sejarah dan juga fakta saat ini, so go away kesetaraan #gender, Islam tak perlu! :)


Footenote___________________________________________
Judul : Liberalis Dibalik RUU Kesetaraan Gender
Oleh: Ustad Felix Siauw
Website: felixsiauw.com
 Oleh : Ustad Felix Siauw

Lebih dari ratusan kali saya ditanya tentang perkara ini, berkaitan dengan penulisan transliterasi bahasa Arab, mudah-mudahan status ini jadi penjelas sebagaimana seharusnya.

Pertama-tama, bahasa Arab dan bahasa Indonesia tentu berbeda, bila bahasa Indonesia disusun berdasarkan huruf alfabet A-B-C dan seterusnya, sama seperti bahasa Inggris, tidak dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tersusun dari huruf hijaiyah semisal ا (alif), ب (ba), ت (ta) dan seterusnya.

Perbedaan inilah yang akhirnya mengharuskan adanya transliterasi (penulisan bahasa asing kedalam bahasa Indonesia), misalnya, kata الله dalam bahasa Arab, bila di-transliterasikan ke dalam bahasa Indonesia bisa jadi “Allah”, “Alloh”, “Awloh” atau apapun yang senada dengan bacaan asli Arabnya, tergantung kesepakatan transliterasi

Bila orang Indonesia sudah nyaman membaca tulisan الله dengan transliterasi “Allah” ya tidak perlu diganti dengan “Alloh” atau “Awloh”, toh bacanya juga sama walau tulisannya beda :)

By the way, bahkan kalo orang nulis Allah dengan huruf kecil juga nggak dosa, karena dalam bahasa Arab aslinya الله pun nggak ada huruf besar dan huruf kecil :D

Hanya kembali lagi, karena transliterasi dan penghormatan kepada Dzat Yang Maha Agung, ya sejatinya sudah kita tulis dengan “Allah”

Ok, sekarang, Insya Allah atau In Shaa Allah?
yang bener إن شاء الله hehe..

Jadi kita bedah begini ceritanya
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah

Jadi artinya إن شاء الله = bila Allah berkehendak

Nah, balik lagi ke transliterasi, terserah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?,

Kalo di negeri berbahasa Inggris sana, kata ش diartikan jadi “shaa”, kalo di Indonesia jadi “syaa”
masalahnya di Indonesia, huruf ص sudah ditransliterasikan jadi “shaa”, kalo disamain jadi tabrakan deh..
saya pribadi lebih suka mentransliterasikan إن شاء الله jadi “InsyaAllah”, lebih simpel dan sesuai transliterasi bahasa Indonesia :)

Nah, bagaimana katanya kalo ada yang bilang “InsyaAllah” berarti artinya “menciptakan Allah?”, naudzubillahi min dzalik…

Karena yang satu ini beda lagi masalahnya :)
karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إن شاء (bila menghendaki)
dan pemakaiannya dalam kalimat berdasarkan kaidah bahasa Arab pun berbeda bunyinya,
bila إن شاء الله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila إنشاء الله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)

Kesimpulannya? :)

Jadi kalo kita nulis pake “InsyaAllah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya :)
yang paling bagus, ya udah, nulis dan ngomong pake bahasa Arab aja sekalian, lebih aman hehe..
(tapi yang nulis pun bakal kesulitan hehehe..)
إن شاء الله :)



Footenote___________________________________________
Judul Asli : Insya Allah atau In Shaa Allah?
Oleh: Ustad Felix Siauw
Website: felixsiauw.com

Yang Benar Insya Allah atau In Shaa Allah?

 Oleh : Ustad Felix Siauw

Lebih dari ratusan kali saya ditanya tentang perkara ini, berkaitan dengan penulisan transliterasi bahasa Arab, mudah-mudahan status ini jadi penjelas sebagaimana seharusnya.

Pertama-tama, bahasa Arab dan bahasa Indonesia tentu berbeda, bila bahasa Indonesia disusun berdasarkan huruf alfabet A-B-C dan seterusnya, sama seperti bahasa Inggris, tidak dengan bahasa Arab. Bahasa Arab tersusun dari huruf hijaiyah semisal ا (alif), ب (ba), ت (ta) dan seterusnya.

Perbedaan inilah yang akhirnya mengharuskan adanya transliterasi (penulisan bahasa asing kedalam bahasa Indonesia), misalnya, kata الله dalam bahasa Arab, bila di-transliterasikan ke dalam bahasa Indonesia bisa jadi “Allah”, “Alloh”, “Awloh” atau apapun yang senada dengan bacaan asli Arabnya, tergantung kesepakatan transliterasi

Bila orang Indonesia sudah nyaman membaca tulisan الله dengan transliterasi “Allah” ya tidak perlu diganti dengan “Alloh” atau “Awloh”, toh bacanya juga sama walau tulisannya beda :)

By the way, bahkan kalo orang nulis Allah dengan huruf kecil juga nggak dosa, karena dalam bahasa Arab aslinya الله pun nggak ada huruf besar dan huruf kecil :D

Hanya kembali lagi, karena transliterasi dan penghormatan kepada Dzat Yang Maha Agung, ya sejatinya sudah kita tulis dengan “Allah”

Ok, sekarang, Insya Allah atau In Shaa Allah?
yang bener إن شاء الله hehe..

Jadi kita bedah begini ceritanya
إن = bila
شاء = menghendaki
الله = Allah

Jadi artinya إن شاء الله = bila Allah berkehendak

Nah, balik lagi ke transliterasi, terserah kesepakatan kita mau mentransliterasikan huruf ش jadi apa? “syaa” atau “shaa”?,

Kalo di negeri berbahasa Inggris sana, kata ش diartikan jadi “shaa”, kalo di Indonesia jadi “syaa”
masalahnya di Indonesia, huruf ص sudah ditransliterasikan jadi “shaa”, kalo disamain jadi tabrakan deh..
saya pribadi lebih suka mentransliterasikan إن شاء الله jadi “InsyaAllah”, lebih simpel dan sesuai transliterasi bahasa Indonesia :)

Nah, bagaimana katanya kalo ada yang bilang “InsyaAllah” berarti artinya “menciptakan Allah?”, naudzubillahi min dzalik…

Karena yang satu ini beda lagi masalahnya :)
karena إنشاء (menciptakan/membuat) beda dengan إن شاء (bila menghendaki)
dan pemakaiannya dalam kalimat berdasarkan kaidah bahasa Arab pun berbeda bunyinya,
bila إن شاء الله dibacanya “InsyaAllahu” (bila Allah menghendaki)
bila إنشاء الله dibacanya “Insyaullahi” (menciptakan Allah)

Kesimpulannya? :)

Jadi kalo kita nulis pake “InsyaAllah”, atau “In Syaa Allah”, atau “In Shaa Allah” bacanya sama aja dan artinya sama aja, yaitu “bila Allah menghendaki”, jadi nggak ada arti lainnya :)
yang paling bagus, ya udah, nulis dan ngomong pake bahasa Arab aja sekalian, lebih aman hehe..
(tapi yang nulis pun bakal kesulitan hehehe..)
إن شاء الله :)



Footenote___________________________________________
Judul Asli : Insya Allah atau In Shaa Allah?
Oleh: Ustad Felix Siauw
Website: felixsiauw.com