Suasana dialog antara KH. Bahaudin Mudhary (kiri)
dengan Antonius Widuri (Sumenep, 1970)
-----------------------------------------------------
Kisah Nyata Sembilan Hari Mencari Tuhan
Malam Kedelapan
-----------------------------------------------------
MALAM KEDELAPAN
TENTANG PERSELISIHAN AYAT-AYAT DALAM BIBEL
Bahaudin : Pada pertemuan kemarin malam saya telah terangkan ayat yang berlawanan dalam Bibel. Pada pertemuan sekarang apakah masih ada pertanyaan saudara yang akan disampaikan kepada saya.
Antonius : Kalau masih ada ayat-ayat dalam Bibel yang berlawanan antara satu ayat dengan yang lain, saya minta diterangkan untuk menambah keyakinan saya sampai dimanakah kesucian kitab Bibel itu ada dicampuri oleh tangan manusia.
Bahaudin : Kemarin malam saudara mengakui sudah puas. Apakah tidak lebih baik, kita bicarakan saja pasal-pasal yang saudara pandang terpenting.
Antonius : Ya, tetapi keterangan bapak mengenai ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bibel itu baru sedikit membuka hati saya. Karena itulah saya bawa lagi kitab Bibel ini.
Bahaudin : Baiklah, saya akan tunjukkan, demi kepuasan saudara.
Antonius : Terima kasih. Harapan, Bapak sudi tunjukkan lagi bukti-bukti ayat-ayat yang berlawanan. Saya ingin mengetahui lebih banyak lagi.
Bahaudin : Silahkan saudara periksa di Yahya pasal 1 ayat 18.
Antonius : Dipasal dan ayat ini menyebutkan: “Maka Allah belum pernah dilihat oleh seorang juapun, tetapi Anak yang tunggal yang diatas pengakuan Bapa, ialah yang sudah menyatakan Dia.”
Bahaudin : Bagaimanakah menurut tafsiran saudara susunan ayat ini.
Antonius : Ayat ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah dilihat oleh siapapun juga, melainkan hanya Yesus saja yang pernah melihatnya.
Bahaudin : Kalau begitu silahkan saudara periksa di kitab Kejadian pasal 18 ayat 1.
Antonius : Disini menyebutkan: “Hatta, maka kemudian dari pada itu kelihatanlah Tuhan kepada Ibrahim hampir dengan pohon jati mamre tatkala duduklah di pintu kemahnya ketika hari panas.”
Bahaudin : Nah, disini saudara membuktikan sendiri perselisihan di dua ayat ini, di satu ayat menyebutkan Tuhan hanya dinyatakan oleh Yesus saja, tidak seorang juapun melihatnya. Sedang di ayat yang lain ada menyebutkan bahwa Ibrahim juga melihat Tuhan. Bukankah dua ayat ini berlawanan. Yang manakah yang benar di dua ayat ini.
Antonius : Ya, saya mengakui memang tidak cocok.
Bahaudin : Saya lanjutkan. Silahkan periksa lagi di kitab: “Kejadian pasal 32 ayat 30.”
Antonius : Ya, di sini menyebutkan: “Maka dinamai oleh Yakub akan tempat itu Peniel karena katanya: ‘Sudah kulihat Allah muka dengan muka, maka nyawaku selamatlah.’”
Bahaudin : Perhatikan: di satu ayat menyebutkan, tidak seorangpun melihat Tuhan, melainkan Yesus. Di ayat yang lain menyebutkan bahwa Ibrahim melihat Tuhan. Di ayat yang lain lagi ada menyebutkan Yakub melihat Tuhan malah bertemu muka dengan muka. Yang manakah yang benar diantara tiga ayat tersebut? Mustahillah benar semuanya, karena jelas sekali susunan ayatnya yang nyata-nyata mengandung ayat yang berselisih antara yang baru dengan yang lain. Kalau dikatakan salah satu dari pada ayat-ayat itu yang benar, maka yang dua ayat tentunya salah semuanya. Pantaskah suatu kitab suci mengandung ayat yang salah? Dan kalau dikatakan salah semuanya, maka apakah kitab itu dapat dipertahankan kesuciannya, kalau ayat-ayatnya terdapat berlawanan.
Antonius : Ya, saya mengakui ayat-ayat tersebut tidak cocok antara yang satu dengan yang lain.
Bahaudin : Pengakuan saudara itu memang penting, tetapi lebih utama kalau diikuti dengan kesadaran.
Antonius : Saya harap tunjukkan lagi ayat-ayat di kitab Injil yang berselisih.
Bahaudin : Baiklah, silahkan periksa di kitab Samuel yang ke-II pasal 8 ayat 9, 10.
Antonius : Di pasal dan ayat ini menyebutkan: “Bermula, maka setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud akan bertanyakan selamat baginda dan menyampaikan berkat selamat kepada baginda …”
Bahaudin : Cukup dibaca sampai disitu, bagaimana menurut pendapat saudara maksud ayat itu, siapakah nama raja Hamat?
Antonius : Menurut ayat ini, raja Hamat bernama “Toi”
Bahaudin : Sekarang silahkan periksa Kitab Tawarikh yang pertama, pasal 18 ayat 9.
Antonius : Di sini menyebutkan: “Hatta apabila kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu.”
Bahaudin : Di ayat ini siapakah nama raja Hamat.
Antonius : Menurut ayat ini, nama raja Hamat ialah “Tohu.”
Bahaudin : Nah, perhatikanlah: disuatu ayat menyebutkan nama Raja Hamat ialah “Toi” sedangkan di ayat lain menyebutkan “Tohu.” Yang manakah namanya benar Tohukah atau Toi.
Antonius : Ya, namanya memang berselisih. Akan tetapi hanya selisih tentang nama saja. Jadi hanya perselisihan yang kecil saja.
Bahaudin : Kalau kesalahan dari manusia biasa, tentu kita tidak keberatan, akan tetapi ini adalah kesalahan “Wahyu” atau “Ilham.”
Antonius : Betul juga pendapat bapak, Ini adalah kesalahan wahyu atau ilham. Mustahil wahyu atau ilham dari Tuhan terdapat kesalahan walaupun kesalahan yang sedikit dan sekecil-kecilnya. (pada halaman ini terdapat footnote: Al Kitab edisi 1994, kata Tohu diganti Tou. Mungkin pada tahun berikutnya kata Tou akan diganti dengan Toi)
Bahaudin : Bukan itu saja, Silahkan periksa lagi kitab Samuel yang kedua pasal 8 ayat 9 dan 10.
Antonius : Di sini menyebutkan: “Bermula, maka setelah kedengaranlah kabar kepada TOI, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar, disuruhkan TOI akan YORAM anaknya menghadap raja Daud …”
Bahaudin : Cukup dibaca sampai disitu dulu, di ayat itu ada tersebut seseorang bernama Yoram, siapakah Yoram menurut ayat tersebut?
Antonius : Menurut ayat tersebut Yoram itu anaknya Toi, raja Hamat.
Bahaudin : Betul, sekarang lanjutkan periksa di Kitab Tawarikh yang pertama pasal 18 ayat 9 dan 10.
Antonius : Di sini ada menyebutkan: “Hatta apabila kedengaranlah kabar kepada TOHU, raja Hamat, mengatakan Daud sudah mengalahkan segenap balatentara Hadar Ezar raja Zoba itu. Disuruhnyalah Hadoram puteranya pergi menghadap baginda raja Daud …”
Bahaudin : Cukup dibaca sampai disitu. Di ayat itu ada disebutkan seorang bernama Hadoram, Siapakah Hadoram itu menurut susunan ayat tersebut?.
Antonius : Menurut susunan ayat tersebut orang yang bernama Hadoram itu adalah anak Tohu, raja Hamat.
Bahaudin : Buktikan, di satu ayat menyebutkan bahwa Yoram itu anaknya Toi, sedangkan di ayat lain menyebutkan anaknya Toi itu bukan Yoram, melainkan Hadoram.
Antonius : Saya tidak tahu
Bahaudin : Saya bertanya bukan tentang tahu atau tidaknya, melainkan tentang kebenaran di dua ayat itu.
Antonius : Saya tidak tahu yang mana yang benar.
Bahaudin : Bukan saudara saja yang tidak mengetahui kebenarannya, malah yang menulis ayat itupun tidak bisa menunjukkan yang tepat tentang kebenarannya nama anaknya Toi itu; padahal yang dinamakan kitab suci pasti benar isinya, bersih dari segala macam kesalahan, sampai kepada kesalahan yang sekecil-kecilnya, sesuai dengan pengakuan saudara tadi.
Antonius : Mestinya begitu.
Bahaudin : Tetapi kenyataannya tidak begitu. Buktinya, silahkan saudara periksa lagi di Kitab Samuel ke II pasal 8 ayat 8.
Antonius : Baik, di pasal dan ayat ini menyebutkan: “Maka dari dalam Betach dan dari dalam Berotai, dua buah negeri Hadar Ezar, diambil raja Daud akan banyak Tembaga.”
Bahaudin : Bagaimana maksud ayat ini menurut tafsiran saudara?
Antonius : Maksudnya ialah raja Daud mengambil banyak tembaga dari dua tempat bernama Betach dan Berotai.
Bahaudin : Silahkan periksa di Kitab Tawarich yang pertama pasal 18 ayat 8.
Antonius : Baik disini ada menyebutkan: “Maka dari dalam Tibchat dan dari dalam Chun, negeri Hadar Ezar itu diambil Daud amat banyak tembaga.”
Bahaudin : Buktikan di satu ayat menyebutkan dua tempat yang diambil tembaganya oleh Daud ialah Betach dan Berotai, sedangkan di ayat lain menyebutkan dua tempat itu ialah Tibchat dan Chun. Di dua ayat itu tempat manakah yang sebenarnya diambil tembaganya oleh Daud. Kalau betul kitab Injil itu mestinya suci dari pada kesalahan dan perselisihan atau berlawanan tentang ayat-ayatnya.
Antonius : Betul, dua ayat ini memang tidak cocok, yang satu dengan yang lain bertentangan.
Bahaudin : Apakah saudara masih memerlukan lagi ayat-ayat yang berlawanan didalam Bibel.
Antonius : Saya merasa beruntung kalau bapak masih bersedia menunjukkan demi untuk meningkatkan kesadaran saya.
Bahaudin : Baiklah saya ikuti kehendak saudara. Silahkan periksa lagi di Kitab Raja-raja kedua pasal 8 ayat 26.
Antonius : Baik, dipasal dan ayat ini menyebutkan: “Adapun umur raja Ahazia pada masa ia naik raja itu dua puluh dua tahun, maka kerajaanlah ia Jerusalem setahun lamanya, adapun nama bunda-bunda baginda itu Atalia anak Omri raja orang Israil.”
Bahaudin : Menurut susunan ayat ini, berapakah umur raja Ahazia pada waktu ia menjadi raja.
Antonius : Berdasarkan ayat ini diwaktu umur 22 tahun.
Bahaudin : Silahkan saudara periksa lagi di Kitab Tawarikh ke II pasal 22 ayat 2.
Antonius : Di pasal dan ayat ini menyebutkan: “Adapun pada masa ia naik raja itu empat puluh dua tahun, dan kerajaanlah ia di Jerusalem setahun lamanya, maka nama bunda baginda itu Atalia anak Omri.”
Bahaudin : Di ayat ini menyebutkan berapakah umur Ahazia diwaktu menjadi raja?
Antonius : Di ayat ini menyebutkan diwaktu berumur 42 tahun.
Bahaudin : Nah Di dua ayat ini yang manakah yang benar, diwaktu berumur 22 tahunkah atau berumur 42 tahun. Di satu ayat menyebutkan Ahazia menjadi raja di waktu berumur 22 tahun, dan di ayat yang lain menyebutkan pada waktu berumur 42 tahun. Bukankah ini menunjukkan perselisihan yang menyolok sekali di kitab Injil yang dikatakan suci itu.
Antonius : Ya, perselisihan di dua ayat ini tak dapat dipungkiri lagi.
Bahaudin : Supaya makin bertambah tak dapat dipungkiri lagi oleh saudara tentang ayat-ayat yang berlawanan di kitab Bibel itu. Silahkan saudara periksa lagi di kitab Raja-raja II pasal 24 ayat 8.
Antonius : Baik, disini ada menyebutkan: “Jojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem tiga tahun lamanya dan nama bunda baginda itu Nehusta anak Elmatan dari Jerusalem.”
Bahaudin : Siapakah nama raja di ayat ini?
Antonius : Namanya Jojachin.
Bahaudin : Silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh yang kedua pasal 36 ayat 9.
Antonius : Di sini ada menyebutkan: “Adapun umur Jehojachin pada masa ia naik raja itu delapan belas tahun, maka kerajaanlah ia di Jerusalem tiga bulan dan sepuluh hari lamanya, maka diperbuatnya barang yang jahat kepada pemandangan Tuhan.”
Bahaudin : Buktikan perselisihan yang menyolok pada dua ayat ini; di satu ayat menyebutkan Jojachin dan di ayat yang lain menyebutkan Jehojachin. Selanjutnya di satu ayat menyebutkan kerajaan Jojachin di Jerusalem tiga tahun lamanya dan di ayat yang lain menyebutkan 3 bulan 10 hari. Yang manakah yang benar di dua ayat ini, Jojachinkah atau Jehojachin, dan kerajaan Jerusalem selama 3 tahunkah atau 3 bulan 10 hari? Harap saudara periksa lagi dengan teliti susunan dua ayat yang saudara baca tadi.
Antonius : Betul, memang tidak cocok antara dua ayat ini. (Catatan kaki: Al Kitab yang diterbitkan tahun 1994, Kata “Yehoyakhin” diganti dengan “Yoyakhin” dan di Alkitab edisi tahun 1994, kata “tiga tahun” diganti “tiga bulan.”)
Bahaudin : Aneh, lagi-lagi tidak cocok dan memang tidak cocok.
Antonius : Memang mustahil di kitab suci mengandung ayat-ayat yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain.
Bahaudin : Supaya lebih nyata kemustahilannya, teruskan saudara periksa di kitab Saul yang kedua pasal 23 ayat 8.
Antonius : Di ayat ini tersusun sebagai berikut: “Bermula, maka inikah nama segala pahlawan yang mengiringi Daud, Josech Basjebet bin Tachkemoni, kepala segala penghulu iapun bergelar penyucuk dan penikam lembing, sebab ditikamnya akan kedelapan ratus orang dalam sekali saja berperang.”
Bahaudin : Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut ayat ini?
Antonius : Namanya Josech Basjebet bin Tachkemoni.
Bahaudin : Menjabat apakah ia?
Antonius : Kepala segala penghulu
Bahaudin : Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang?
Antonius : Delapan ratus orang.
Bahaudin : Kalau begitu, silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh yang pertama pasal 11 ayat 11.
Antonius : Di ayat ini susunan kalimatnya seperti berikut: “Maka inilah bilangan segala pahlawan yang mengiringi Daud, Yasobam bin Hachmoni, kepala orang tiga puluh, yang melayangkan lembingnya kepada orang tiga ratus, ditikamnya akan mereka itu sekalian dalam sekali berperang.”
Bahaudin : Berdasarkan ayat ini saya ingin bertanya pada saudara siapakah nama pahlawan yang mengiringi Daud menurut ayat ini?
Antonius : Namanya Yasobam bin Hachmoni.
Bahaudin : Menjabat apakah ia?
Antonius : Kepala dari orang tiga puluh.
Bahaudin : Berapa orangkah yang ditikamnya dalam sekali berperang?
Antonius : Sebanyak Tiga ratus orang.
Bahaudin : Cocokkan dua ayat ini antara yang satu dengan yang lain?
Antonius : Terlalu tidak cocok malah dalam dua ayat ini terdapat 3 macam selisih yang jelas sekali.
Bahaudin : Memang. Di satu ayat menyebutkan pahlawan yang mengiringi Daud bernama Josech Basjebet bin Tachkemoni dan di ayat yang lain bernama Yasobam bin Hachmoni. Di ayat inipun menyebutkan Kepala orang tiga puluh. Di ayat itupun ada menyebutkan lagi Menikam 800 (delapan ratus) orang dalam sekali berperang dan di ayat yang lain menyebutkan menikam 300 (tiga ratus) orang dalam sekali berperang.
Antonius : Intermezzo sedikit pak Kyai.
Bahaudin : Ya, boleh intermezzo jenis apa?
AW: Saya merasa sungguh kagum, karena Bapak Kyai hapal diluar kepala tentang ayat-ayat Bibel. Padahal kalau tidak salah ayat-ayat dikitab Bibel itu ada ribuan. Dengan cara bagaimana Bapak menghafalnya.
Bahaudin : Lain waktu saya bisa terangkan pada saudara.
Antonius : Menghafalkannya saja tentu amat berat, Yang betul-betul mengherankan saya, dapat bapak menunjukkan dengan tepat letaknya ayat-ayat di Bibel dan tambah mengherankan lagi hafalnya ayat-ayat Bibel yang berlawanan antara satu dengan yang lain. Baik tentang nama-nama suratnya, pasalnya, maupun ayat-ayatnya, kesemuanya dengan tepat sekali bapak menunjukkannya. Betul saya bertanya; malah diantara saudara-saudara yang hadir kemarin malam ada yang membisikkan pada telinga saya, memberikan dorongan supaya menanyakan kepada bapak.
Bahaudin : Supaya tidak banyak makan waktu, saya jawab dengan singkat saja, saya kalau menghafalkan sesuatu tidak hanya menggunakan alat pancaindera lahir (sensus exterior) semata-mata, akan tetapi juga alat-alat pancaindera bathin (sensus interior). Keterangan mengenai soal ini cukup panjang, membutuhkan antara dan waktu tersendiri. Kalau saudara ada hasrat, lain waktu akan saya jelaskan.
Antonius : Baiklah kalau begitu, sekarang kita lanjutkan.
Bahaudin : Sebagai bukti, bahwa alat pancaindera bathin itu dapat menembus, maka saya tembuskan pandangan batin saya ke dalam kitab Bibel, untuk saya tunjukkan lagi pada saudara ayat-ayat di Bibel yang berlawanan.
Antonius : Terima kasih.
Bahaudin : Silahkan saudara periksa lagi di kitab Samuel yang kedua pasal 24 ayat 1.
Antonius : Di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: “Bermula maka kembali pula bangkitlah murka Tuhan akan orang Israil, diajaknya Daud akan lawan mereka itu katanya: ‘Bilangkanlah olehmu akan orang Israil dan akan orang Jehuda.’”
Bahaudin : Menurut ayat ini, siapakah yang mengajak Daud membilang dan melawan orang Israil?
Antonius : Menurut susunan ayat ini yang mengajak Daud ialah Tuhan.
Bahaudin : Betul, sekarang silahkan saudara periksa di kitab Tawarikh yang pertama pasal 21 ayat 1.
Antonius : Baik, dipasal dan ayat ini ada menyebutkan: “Sebermula, maka pada masa itu, berbangkitlah syetan akan celaka orang Israil, diajaknya Daud supaya dia membilang banyak orang Israil.”
Bahaudin : Menurut ayat ini siapakah yang mengajak Daud membilang orang Israil.
Antonius : Berdasarkan ayat ini yang mengajak Daud, ialah Syetan.
Bahaudin : Nah, perhatikan; di satu ayat menyebutkan yang mengajak Daud adalah Tuhan. Kemudian di satu ayat yang lain menyebutkan, yang mengajak Daud adalah Syetan. Yang manakah yang benar diantara dua ayat ini, Tuhankah atau syetan.
Antonius : Ya, betul; ini adalah suatu perselisihan yang menyolok sekali.
Bahaudin : Kalau demikian tentunya saudara dapat membayangkan, apakah Bibel yang sekarang ini masih tetap dikatakan sucikah atau sudah dicampuri oleh tangan manusia.
Antonius : Kalau sudah terang-terangan begini, tentunya sulit untuk dipertahankan kesuciannya.
Bahaudin : Apakah saudara masih belum merasa puas bukti-bukti yang saya tunjukkan tentang ayat-ayat Bibel yang berlawanan antara yang satu dengan yang lain itu?
Antonius : Sudah cukup jelas.
Bahaudin : Jangankan di kitab suci itu sampai terdapat beberapa ayat yang berlawanan malah satu ayat saja terdapat ayat yang berselisih dengan ayat lain, sudah cukup alasan untuk tidak dapatnya dipertahankan dan diyakinkan tentang kesuciannya.
Antonius : Kalau begitu kitab Bibel yang dianggap suci oleh penganutnya itu lantas bagaimana?
Bahaudin : Sebetulnya pertanyaan saudara itu harus dijawab oleh saudara sendiri karena saudara sendiri masih mempunyai kitab itu. Tetapi saya tolong menjawabnya. Setiap agama mempunyai kitab suci. Akan tetapi kalau di kitab sucinya itu ternyata terdapat beberapa ayatnya yang berselisih atau berlawanan dan tidak cocok antara yang satu dengan yang lain, apakah penganut-penganut agama itu masih berkeyakinan bahwa kitab sucinya itu tetap suci. Padahal yang dinamai kitab suci adalah wahyu, ilham dari Tuhan. Mustahil sekali kalau wahyu Tuhan itu tidak cocok. Di satu ayat Tuhan berkata YA lalu di ayat yang lain lagi menyatakan TIDAK. Di satu ayat Tuhan berkata “A” lalu di ayat lain Tuhan berkata lagi bukan “A” tetapi “B.” Kalau sampai terjadi demikian, tidak mustahil bahwa tangan manusia sudah ikut campur di dalamnya.
Antonius : Betul begitu, Tetapi maaf. Kalau Bapak tidak berkeberatan, saya minta lagi.
Bahaudin : Minta yang mana lagi yang dimaksudkan oleh saudara?
Antonius : Minta satu ayat lagi yang berselisih di Bibel.
Bahaudin : Agaknya saudara akan menguji saya tentang Bibel.
Antonius : Tidak, betul-betul tidak. Hanya minta satu saja. Betul-betul saya hanya minta satu ayat saja lagi.
Bahaudin : Saudara minta satu ayat lagi atau lebih, saya bisa tunjukkan. Tetapi waktunya sudah jauh malah. Kecuali kalau saudara suka menerima sampai pagi.
Antonius : Tidak, betul-betul hanya minta satu ayat lagi. Setelah itu kita lanjutkan pasal-pasal yang lain.
HADIRIN: Teruskan sampai waktu subuh, kita setuju dan akan tetap tenang.
Bahaudin : Baiklah saya penuhi pengharapan saudara Antonius. Silahkan saudara periksa di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18.
Antonius : Baik, di pasal dan ayat ini ada menyebutkan: “Tetapi kemudian, larilah segala orang syam itu dari hadapan orang Israil, maka daripada orang Syam itu dibinasakan Daud tujuh ratus ekor kuda kereta dan empat puluh ribu orang berkuda, tambahan pula dikalahkannya Sobach, panglima perang mereka itu, sehingga matilah ia di sana …”
Bahaudin : Cukup dibaca sampai disitu dulu, saya akan bertanya pada saudara, di ayat ini ada berapakah jumlahnya kuda kereta yang dibinasakan oleh Daud.
Antonius : Di ayat ini menyebutkan 700 (tujuh ratus) banyaknya yang dibinasakan oleh Daud.
Bahaudin : Di ayat itu juga ada berapakah jumlahnya orang berkuda yang dibinasakan oleh Daud?
Antonius : Menurut ayat ini ada 40.000 (empat puluh ribu) orang berkuda yang dibinasakan oleh Daud.
Bahaudin : Dan di ayat itu juga, siapakah namanya panglima perang yang dibunuh?
Antonius : Menurut ayat ini panglima perang yang dibunuh bernama Sobach.
Bahaudin : Betulkah semuanya itu, silahkan periksa lagi.
Antonius : Betul demikian jawaban-jawaban saya berdasarkan ayat ini.
Bahaudin : Kalau begitu silahkan saudara periksa di Kitab Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18.
Antonius : Di sini ada menyebutkan: “Maka larilah segala orang Syam dari hadapan orang Israil, maka dibinasakan Daud daripada orang Syam itu tujuh ribu ekor kuda kereta, dan empat puluh ribu orang yang berjalan kaki, tambahan pula dibunuhnya Sofach panglima perang itu…”
Bahaudin : Saya akan bertanya; Ada berapakah jumlah kuda kereta yang dibinasakan oleh Daud menurut ayat ini?
Antonius : Menurut ayat ini, menyebutkan ada 7000 (tujuh ribu).
Bahaudin : Di ayat ini juga yang dibinasakan oleh Daud apakah 40.000 orang yang berkuda atau 40.000 orang yang berjalan kaki.
Antonius : Di ayat ini yang dibinasakan oleh Daud ada menyebutkan 40.000 yang berjalan kaki, bukan orang berkuda.
Bahaudin : Pun di ayat ini juga, disebutkan siapakah namanya panglima perang, apakah bernama Sobach-kah atau Sofach?
Antonius : Di ayat ini disebutkan bernama Sofach.
Bahaudin : Coba saudara perhatikan dengan seksama perselisihan di dua ayat ini. Satu ayat saja sudah terdapat 3 macam selisih. Di kitab Samuel yang kedua pasal 10 ayat 18 menyebutkan; yang dibinasakan oleh Daud sebanyak 700 (tujuh ratus) kuda kereta, sedangkan di kitab Tawarikh yang pertama pasal 19 ayat 18 menyebutkan 7.000 (tujuh ribu) kuda kereta. Yang manakah yang benar di dua ayat itu. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan 40.000 (empat puluh ribu) orang berkuda, sedangkan di kitab Tawarikh I, 40.000 orang berjalan kaki. Yang manakah yang benar, 40.000 orang berkudakah yang dibinasakan oleh Daud atau 40.000 orang berjalan kaki. Di kitab Samuel yang kedua itu juga ada menyebutkan panglima perangnya bernama Sobach sedangkan dikitab Tawarikh yang pertama menyebutkan panglimanya bernama Sofach. Yang manakah yang benar, Sobach-kah atau bernama Sofach?
Antonius : Sudah cukup puas; saya sudah menyadari dan saya sudah mulai insyaf.
Bahaudin : Mulai sadar dan insyaf yang bagaimana yang saudara maksudkan?
Antonius : Jiwa dan kesadaran saya mulai terbuka. Besok malam saya akan lukiskan kandungan hati saya, setelah saya menerima jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan saya yang lain pada Bapak.
Bahaudin : Baiklah saya persilahkan.
Antonius : Apakah sebabnya orang-orang pandai (sarjana) di negeri Barat banyak yang memeluk agama Kristen? Kalau agama Islam suatu agama yang benar dan ajran-ajarannya sesuai dengan Ilmu pengetahuan dan modern, tentunya mereka masuk Islam.
Bahaudin : Sebelumnya saya memberikan jawaban, saya akan bertanya, saudara sendiri termasuk sarjana. Mengapa saudara memeluk (tertarik pada, red) agama Islam?
Antonius : Ya, karena hasil diskusi ini yang membawa saya lebih menyelami dan memilih ajaran-ajaran agama Islam.
Bahaudin : Sekiranya tanpa diskusi yang menghasilkan tambahnya meneliti ajaran-ajaran Islam, apakah mungkin saudara menjadi pemeluk agama Islam yang sadar?
Antonius : Menurut pikiran saya tidak mungkin.
Bahaudin : Orang-orang di negeri barat yang saudara sebut itu sekiranya seperti saudara pula dalam menganut suatu agama.
Antonius : Ya, betul.
Bahaudin : Memang betul, Karena di zaman ini dari mereka ada banyak yang sudah memeluk agama Islam atas hasil penyelidikan dan penelitian yang mendalam.
Antonius : Akan tetapi ada orang-orang Islam yang berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen.
Bahaudin : Dari manakah saudara ketahui.
Antonius : Di negeri kita sendiri. Buktinya dengan bertambahnya pembangunan Gereja, sekolah Kristen nampaknya sementara senantiasa bertambah jumlahnya.
Bahaudin : Apakah orang-orang Islam yang masuk agama Kristen itu terdiri dari sarjana-sarjana Islam.
Antonius : Saya tidak mengetahuinya, hanya dari kata-kata saja. Akan tetapi saya sendiri sampai saat ini belum menemukan malah belum mendengar sarjana-sarjana Islam masuk Kristen.
Bahaudin : Kalau begitu orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah agama bukan dari hasil penelitian; jadi masuknya bukan karena keyakinannya.
Antonius : Mengapa bapak berpendapat demikian?
Bahaudin : Saudara membuktikan sendiri bahwa orang-orang Islam di Indonesia ada banyak sekali, yang miskin, melarat dan menderita dalam hidupnya. Mereka butuh uang, makan, pakaian dan obat-obatan, Kesempatan ini dipergunakan oleh beberapa orang penganut Kristen untuk mempengaruhi mereka dengan jalan membagi-bagikan makanan, pakaian, obat-obatan dan lainnya kalau tidak keliru.
Antonius : Ya, saya pernah baca di majalah Kiblat.
Bahaudin : Di zaman ini ada beberapa orang di negeri barat yang mulanya beragama Kristen setelah menyelidiki dan meneliti ajaran-ajaran Islam, yang menunjukkan kebenaran ajaran - ajaran Islam. pada umumnya orang-orang yang di negeri barat kalau melakukan sesuatu penelitian dan penyelidikan menggunakan kecerdasan otaknya secara ilmiah. Mereka menjadi penganut Islam dengan kesadaran dan keyakinannya.
Antonius : saya menerima keterangan bapak.
Bahaudin : Sedangkan orang-orang Islam di Indonesia yang berpindah agama menjadi pemeluk agama Kristen umumnya bukan dari hasil penyelidikan dan penelitiannya yang tentunya bukan di atas dasar kesadaran dan keyakinannya, melainkan karena perut lapar, karena hidupnya yang Senin Kamis, butuh makan, uang, pakaian, maupun obat-obatan. Dengan keterangan saya ini Saudara bisa bandingkan sendiri sebab musababnya orang-orang Kristen di negeri Barat yang masuk Islam dan orang-orang Islam di Indonesia yang masuk agama Kristen.
Antonius : Tetapi tentu ada juga orang-orang Indonesia yang tidak miskin masuk agama Kristen
Bahaudin : Tetapi tentu itu umumnya bukan berasal dari penganut agama Islam, mungkin dari agama yang lain lagi. Jadi masih ada yang akan ditanyakan lagi.
Antonius : Ya, sedikit, besok malam saja. Sekarang sudah jauh malam.
Bahaudin : Baiklah, besok malam, agar lebih sempurna.
-----------------------------------------------------------------
Dibawah ini merupakan Link dialog Antara KH Bahaudin Mudhary dan Antonius Widuri
MALAM PERTAMA - Persetujuan Bersama.
klik disini
MALAM KEDUA - Tentang Injil (Bible)
klik disini
MALAM KETIGA - Masalah Ketuhanan Yesus
. klik disini
MALAM KEEMPAT - Yesus Penebus Dosa.
klik disini
MALAM KELIMA - Tentang Dosa Waris.
klik disini
MALAM KEENAM - Kitab Al Quran dan Kitab Bibel.
klik disini
MALAM KETUJUH - Mengakui Nabi SAW Utusan Allah.
klik disini
MALAM KEDELAPAN - Perselisihan Ayat-ayay dalam Bibel
. klik disini
MALAM KESEMBILAN - Masuk Islam.
klik disini
Footenote___________________________________________
Judul Buku : Dialog Masalah Ketuhanan Yesus
Oleh : KH. Bahaudin Mudhary
Penerbit : Pustaka Da'i
Cetakan: Delapan, Juli 2008
LATANZA
Ponorogo: 19 Mei 2014
Saya persembahkan kajian ini untuk seseorang yang berada nun jauh disana - Amerika - semoga bermanfaat.