middle ad
Tampilkan postingan dengan label Penyerangan Masjid. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Penyerangan Masjid. Tampilkan semua postingan
 

Pahamilah.com - Tolikara: Kekacauan terjadi pada pelaksanaan salat Idul Fitri 1436 Hijriah di Kabupaten Tolikara, Papua. Sebuah musala dilempar dan dibakar. Warga setempat jadi ketakutan.

Peristiwa itu terjadi sekira pukul 07.00 WIT, Jumat 17 Juli. Umat Islam tengah melaksanakan salat Id di halaman Koramil 1702 / JWY. Saat imam mengucapkan takbir pertama, tiba-tiba beberapa orang mendekati jemaah dan berteriak.

Jemaah bubar dan menyelamatkan diri ke markas Koramil. Sejam kemudian, orang-orang itu melempari Musala Baitul Mutaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian. Mereka juga membakar rumah ibadah tersebut. Selain musala, enam rumah dan sebelas kios pun menjadi sasaran amukan orang-orang itu.

Hingga berita ini dimuat, polisi dan TNI berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Petugas gabungan mengantisipasi kerusuhan berlanjut. Alasan pengrusakan dan pembakaran tersebut pun belum diketahui. Belum ada pula keterangan resmi dari aparat setempat. RRN (eramuslim)

Saat Imam Takbir Pertama, Sekelompok Gerombolan Kristen Papua Lempari Mushola di Tolikara

 

Pahamilah.com - Tolikara: Kekacauan terjadi pada pelaksanaan salat Idul Fitri 1436 Hijriah di Kabupaten Tolikara, Papua. Sebuah musala dilempar dan dibakar. Warga setempat jadi ketakutan.

Peristiwa itu terjadi sekira pukul 07.00 WIT, Jumat 17 Juli. Umat Islam tengah melaksanakan salat Id di halaman Koramil 1702 / JWY. Saat imam mengucapkan takbir pertama, tiba-tiba beberapa orang mendekati jemaah dan berteriak.

Jemaah bubar dan menyelamatkan diri ke markas Koramil. Sejam kemudian, orang-orang itu melempari Musala Baitul Mutaqin yang berada di sekitar lokasi kejadian. Mereka juga membakar rumah ibadah tersebut. Selain musala, enam rumah dan sebelas kios pun menjadi sasaran amukan orang-orang itu.

Hingga berita ini dimuat, polisi dan TNI berjaga-jaga di sekitar lokasi kejadian. Petugas gabungan mengantisipasi kerusuhan berlanjut. Alasan pengrusakan dan pembakaran tersebut pun belum diketahui. Belum ada pula keterangan resmi dari aparat setempat. RRN (eramuslim)


Pahamilah.com – Suasana Idul Fitri 1436 H yang khusyu’ di Kabupaten Tolikara, Papua, berubah jadi bencana. Saat Umat Islam sedang melaksanakan Sholat Idul Fitri pagi (17/7) tadi sekitar pukul 07.00 WIT, massa dari GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) wilayah Toli tiba-tiba menyerbu jamaah dan membakar masjid.

Laporan dari sumber di Papua, ada 10 orang yang terluka dan lainnya diungsikan.

Penyerbuan oleh massa GIDI disinyalir karena ada larangan bagi Umat Islam di Kabupaten Tolikara untuk merayakan/sholat Idul Fitri. GIDI beralasan karena tanggal tersebut bertepatan dengan adanya kegiatan GIDI tingkat internasional. GIDI sudah membuat surat pemberitahuan larangan Idul Fitri dan juga larangan memakai jilbab bagi muslimat.

Berikut kutipan SURAT LARANGAN DARI GIDI yang redaksi dapatkan dari viral social media. (eramuslim)


GEREJA INJILI DI INDONESIA (GIDI)
BADAN PEKERJA WILAYAH TOLI
Kepada Yth: Umat Islam Se-Kabupaten Tolikara
Badan Pekerja Wilatah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memberitahukan bahwa pada tanggal 13-19 Juli 2015 ada kegiatan Seminar dan KKR Pemuda GIDI tingkat Internasional.

Sehubungan dengan kegiatan tersebut kami memberitahukan bahwa:
1. Acara membuka lebaran (Idul Fitri –red) tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan dilakukan di Wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga)
2. Boleh merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara
3. Dilarang Kaum Muslimat memakai pakain Yilbab (jilbab –red)

Demikian pemberitahuan kami dan atas perhatiannya kami mengucapkan banyak terima kasih.

Karubaga, 11 Juli 2015
KETUA WILAYA TOLI: Pdt. Nayus Wenea, S.Th
SEKRETARIS: PDt. Marthen Jingga, S.Th.MA

Update: Ini SURAT LARANGAN IEDUL FITRI di Tolikara Yang Dikeluarkan Gereja Injili



Pahamilah.com – Suasana Idul Fitri 1436 H yang khusyu’ di Kabupaten Tolikara, Papua, berubah jadi bencana. Saat Umat Islam sedang melaksanakan Sholat Idul Fitri pagi (17/7) tadi sekitar pukul 07.00 WIT, massa dari GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) wilayah Toli tiba-tiba menyerbu jamaah dan membakar masjid.

Laporan dari sumber di Papua, ada 10 orang yang terluka dan lainnya diungsikan.

Penyerbuan oleh massa GIDI disinyalir karena ada larangan bagi Umat Islam di Kabupaten Tolikara untuk merayakan/sholat Idul Fitri. GIDI beralasan karena tanggal tersebut bertepatan dengan adanya kegiatan GIDI tingkat internasional. GIDI sudah membuat surat pemberitahuan larangan Idul Fitri dan juga larangan memakai jilbab bagi muslimat.

Berikut kutipan SURAT LARANGAN DARI GIDI yang redaksi dapatkan dari viral social media. (eramuslim)


GEREJA INJILI DI INDONESIA (GIDI)
BADAN PEKERJA WILAYAH TOLI
Kepada Yth: Umat Islam Se-Kabupaten Tolikara
Badan Pekerja Wilatah Toli (BPWT) Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) memberitahukan bahwa pada tanggal 13-19 Juli 2015 ada kegiatan Seminar dan KKR Pemuda GIDI tingkat Internasional.

Sehubungan dengan kegiatan tersebut kami memberitahukan bahwa:
1. Acara membuka lebaran (Idul Fitri –red) tanggal 17 Juli 2015, kami tidak mengijinkan dilakukan di Wilayah Kabupaten Tolikara (Karubaga)
2. Boleh merayakan hari raya di luar Kabupaten Tolikara
3. Dilarang Kaum Muslimat memakai pakain Yilbab (jilbab –red)

Demikian pemberitahuan kami dan atas perhatiannya kami mengucapkan banyak terima kasih.

Karubaga, 11 Juli 2015
KETUA WILAYA TOLI: Pdt. Nayus Wenea, S.Th
SEKRETARIS: PDt. Marthen Jingga, S.Th.MA
 

Pahamilah.com - Berikut Kronologi kejadian provokasi, teror, dan aksi pembakaran serta perusakan Masjid di Tolikara, Wamena, papua, oleh sekelompok teroris Kristen Gereja Injili:

Tanggal 11 Juli 2015 telah memberikan surat selebaran yang mengatasnamakan Jemaat GIdi dan berisi “GIDI Wilayah Toli, selalu melarang agama lain dan gereja Denominasi lain tidak boleh mendirikan tempat-tempat ibadah lain di Kabupaten Tolikara” dan melarang berlangsungnya kegiatan ibadah shalat Ied Umat muslim di kabupaten Tolikara yang ditandatangani oleh Pendeta Mathen Jingga S.Th Ma dan Pendeta Nayus Wenda S.Th.

Pukul 07.00 WIT saat Jamaah muslim akan memulai kegiatan shalat Ied di lapangan Makoramil 1702-11/Karubaga Pendeta Marthen Jingga dan sdr. Harianto Wanimbo (koorlap) yang menggunakan megaphone berorasi dan menghimbau kepada jamaah shalat Ied untuk tidak melaksanakan ibadah shalat Ied di Tolikara.

Pukul 07.05 WIT Saat memasuki Takbir ke 7 ketika shalat massa yang di koordinir dari Pendeta Marthen Jingga dan Harianto wanimbo (Koorlap) mulai berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari bandara Karubaga dan luar lapangan Makoramil 1702-11/karubaga yang meminta secara paksa untuk membubarkan kegiatan Shalat Ied dan mengakibatkan kepanikan jamaah shalat Ied yang sedang melaksanakan shalat.

Pukul 07.10 WIT Massa pimpinan pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai melakukakan aksi pelemparan batu dan perusakan kios-kios yang berada dekat dengan masjid baitul Muttaqin.

Pukul 07.20 WIT Aparat keamanan berusaha membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepadan aparat keamanan.

Pukul 07.052 WIT massa yang merasa terancam dengan tembakan peringatan dari aparat keamanan melakukan aksi pembakaran kios yang berada didekat masjid milik bapak Sarno yang bertujuan agar api bisa merembet ke masjid Baitul Muttaqin.

Pukul 08.30 WIT Api yang sudah membesar merambat kebagian-bagian kios yang lain dan menjalar kebagian masjid.

Pukul 08.53 WIT bangunan kios-kios dan masjid habis terbakar.

Pukul 09.10 WIT Massa dari Pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) berkumpul di ujung bandara karubaga untuk bersiaga.

Berikut daftar kios-kios milik warga yang terbakar
  1. Kios Klontong milik bpk. Sarno habis terbakar.
  2. Kios pakaian milik Bpk. Masara habis terbakar.
  3. Kios Pakaian milik Bpk. Mansyur habis terbakar.
  4. Kios Pakaian milik Bpk.Yusuf habis terbakar.
  5. Kios Pakaian milik Bpk. Darman habis terbakar.
  6. Kios Pakaian milik Bpk. Agil habis terbakar.
  7. Kios Pakaian milik Bpk. Bustam habis terbakar.
  8. Kios Pakaian milik Bpk. Asdar habis terbakar.
  9. Kios Pakaian milik Bpk. Sudir habis terbakar.
  10. Kios milik Bpk. Halil usman habis terbakar.
  11. Kios milik Bpk. Ali muhtar habis terbakar.
  12. Kios milik Bpk. Sudirman habis terbakar.
  13. Kios milik Bpk. Febi habis terbakar.
Dan Saat ini situasi pasca keributan sudah mulai mereda, anggota gabungan (TNI,Polres,Brimob) melaksanakan patroli terus menurus guna mengantisipasi aksi lanjutan dari massa yang melarang kegiatan ibadah shalat Ied. (Rz/ARN/MM/InfoGusdurian/eramuslim)

Update: Inilah Kronologi Pembakaran Masjid di Wamena Oleh Teroris Kristen Tolikara

 

Pahamilah.com - Berikut Kronologi kejadian provokasi, teror, dan aksi pembakaran serta perusakan Masjid di Tolikara, Wamena, papua, oleh sekelompok teroris Kristen Gereja Injili:

Tanggal 11 Juli 2015 telah memberikan surat selebaran yang mengatasnamakan Jemaat GIdi dan berisi “GIDI Wilayah Toli, selalu melarang agama lain dan gereja Denominasi lain tidak boleh mendirikan tempat-tempat ibadah lain di Kabupaten Tolikara” dan melarang berlangsungnya kegiatan ibadah shalat Ied Umat muslim di kabupaten Tolikara yang ditandatangani oleh Pendeta Mathen Jingga S.Th Ma dan Pendeta Nayus Wenda S.Th.

Pukul 07.00 WIT saat Jamaah muslim akan memulai kegiatan shalat Ied di lapangan Makoramil 1702-11/Karubaga Pendeta Marthen Jingga dan sdr. Harianto Wanimbo (koorlap) yang menggunakan megaphone berorasi dan menghimbau kepada jamaah shalat Ied untuk tidak melaksanakan ibadah shalat Ied di Tolikara.

Pukul 07.05 WIT Saat memasuki Takbir ke 7 ketika shalat massa yang di koordinir dari Pendeta Marthen Jingga dan Harianto wanimbo (Koorlap) mulai berdatangan dan melakukan aksi pelemparan batu dari bandara Karubaga dan luar lapangan Makoramil 1702-11/karubaga yang meminta secara paksa untuk membubarkan kegiatan Shalat Ied dan mengakibatkan kepanikan jamaah shalat Ied yang sedang melaksanakan shalat.

Pukul 07.10 WIT Massa pimpinan pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) mulai melakukakan aksi pelemparan batu dan perusakan kios-kios yang berada dekat dengan masjid baitul Muttaqin.

Pukul 07.20 WIT Aparat keamanan berusaha membubarkan massa dengan mengeluarkan tembakan namun massa semakin bertambah dan melakukan pelemparan batu kepadan aparat keamanan.

Pukul 07.052 WIT massa yang merasa terancam dengan tembakan peringatan dari aparat keamanan melakukan aksi pembakaran kios yang berada didekat masjid milik bapak Sarno yang bertujuan agar api bisa merembet ke masjid Baitul Muttaqin.

Pukul 08.30 WIT Api yang sudah membesar merambat kebagian-bagian kios yang lain dan menjalar kebagian masjid.

Pukul 08.53 WIT bangunan kios-kios dan masjid habis terbakar.

Pukul 09.10 WIT Massa dari Pendeta Marthen Jingga dan Harianto Wanimbo (Koorlap) berkumpul di ujung bandara karubaga untuk bersiaga.

Berikut daftar kios-kios milik warga yang terbakar
  1. Kios Klontong milik bpk. Sarno habis terbakar.
  2. Kios pakaian milik Bpk. Masara habis terbakar.
  3. Kios Pakaian milik Bpk. Mansyur habis terbakar.
  4. Kios Pakaian milik Bpk.Yusuf habis terbakar.
  5. Kios Pakaian milik Bpk. Darman habis terbakar.
  6. Kios Pakaian milik Bpk. Agil habis terbakar.
  7. Kios Pakaian milik Bpk. Bustam habis terbakar.
  8. Kios Pakaian milik Bpk. Asdar habis terbakar.
  9. Kios Pakaian milik Bpk. Sudir habis terbakar.
  10. Kios milik Bpk. Halil usman habis terbakar.
  11. Kios milik Bpk. Ali muhtar habis terbakar.
  12. Kios milik Bpk. Sudirman habis terbakar.
  13. Kios milik Bpk. Febi habis terbakar.
Dan Saat ini situasi pasca keributan sudah mulai mereda, anggota gabungan (TNI,Polres,Brimob) melaksanakan patroli terus menurus guna mengantisipasi aksi lanjutan dari massa yang melarang kegiatan ibadah shalat Ied. (Rz/ARN/MM/InfoGusdurian/eramuslim)