middle ad
Tampilkan postingan dengan label Isis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Isis. Tampilkan semua postingan
ISIL, mengeksekusi rakyat sipil di Iraq

Pahamilah.com - Kolumnis Amerika, Allen Roland mengatakan Amerika menyerang kelompok ISIS yang binaan sendiri dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintahan Obama menyerang "pemberontak yang kami berdayakan" katanya tentang serangan udara AS baru-baru terhadap ISIS di Irak.

Ia juga mencatat, "Sebagian besar pengeboman Irak sekarang pada dasarnya dilakukan  AS," kata Roland Press TV, hari Minggu (10/8/14).

Ia  juga menanggapi pernyataan Senator Lindsey Graham bahwa ekstremis kelompok Takfiri ISIS menimbulkan ancaman nyata untuk Amerika. Roland mengatakan, ada banyak fakta tentang perang Irak yang tidak dimengerti oleh publik Amerika. Menurutnya, ada masalah lebih besar yang dipertaruhkan di sini.

Ia melanjutkan, perang Irak pada dasarnya dilancarkan oleh mantan wakil presiden AS Dick Cheney. "Itu selalu kembali ke Dick Cheney dan 9/11. Kita mendapat beberapa informasi bahwa ini adalah perang Cheney, Irak adalah benar-benar perang Cheney," kata Roland.

Amerika pekan lalu meluncurkan serangan udara terhadap teroris ISIS yang merebut wilayah barat dan utara Irak. (islamtimes/pahamilah)

Kolumnis Amerika: AS Serang ISIS, Teroris Binaan Sendiri

ISIL, mengeksekusi rakyat sipil di Iraq

Pahamilah.com - Kolumnis Amerika, Allen Roland mengatakan Amerika menyerang kelompok ISIS yang binaan sendiri dalam beberapa tahun terakhir.

Pemerintahan Obama menyerang "pemberontak yang kami berdayakan" katanya tentang serangan udara AS baru-baru terhadap ISIS di Irak.

Ia juga mencatat, "Sebagian besar pengeboman Irak sekarang pada dasarnya dilakukan  AS," kata Roland Press TV, hari Minggu (10/8/14).

Ia  juga menanggapi pernyataan Senator Lindsey Graham bahwa ekstremis kelompok Takfiri ISIS menimbulkan ancaman nyata untuk Amerika. Roland mengatakan, ada banyak fakta tentang perang Irak yang tidak dimengerti oleh publik Amerika. Menurutnya, ada masalah lebih besar yang dipertaruhkan di sini.

Ia melanjutkan, perang Irak pada dasarnya dilancarkan oleh mantan wakil presiden AS Dick Cheney. "Itu selalu kembali ke Dick Cheney dan 9/11. Kita mendapat beberapa informasi bahwa ini adalah perang Cheney, Irak adalah benar-benar perang Cheney," kata Roland.

Amerika pekan lalu meluncurkan serangan udara terhadap teroris ISIS yang merebut wilayah barat dan utara Irak. (islamtimes/pahamilah)


Pahamilah.com - Kemunculan kelompok pengusung Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) rupanya sudah diprediksi oleh sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib. Demkian disampaikan pimpinan Majelis Ta'lim Al Khairat Condet Habib Mahdi Alatas, Sabtu (9/8).

"Sekitar 1.400 tahun silam, Imam Ali telah mengingatkan akan datangnya gerombolan bengis ISIS, Al Nusro, dan lain-lain, yang akan mengibarkan panji-panji hitam. Ucapan beliau terekam dalam literatur hadits ahlus sunnah wal jama'ah, yakni dalam kitab Kanzul Ummal yang dihimpun oleh ulama besar Al Muttaqi Al Hindi," ujar Habib Mahdi kepada Republika.

Menurutnya, dalam riwayat nomor 31.530 kitab tersebut, Imam Ali menerangkan fenomena kemunculan kelompok Islam serupa ISIS.    

"Jika kalian melihat bendera-bendera hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada. Jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian," ujar Habib Mahdi, mengutip bagian kitab tersebut.

Menurut Habib Mahdi, apa yang disampaikan Imam Ali tersebut merupakan seruan kepada umat untuk tetap tenang menyikapi provokasi kelompok Islam yang menyeru pada kesesatan.     

"Kemudian akan muncul kaum lemah, tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi, mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah, mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada Al Haq atau kebenaran, tapi mereka bukan Ahlul Haq atau pemegang kebenaran," kata Habib Mahdi mengutip pernyataan Imam Ali dalam kitab. 

Habib Mahdi menjelaskan, apa yang disampaikan Imam Ali persis seperti fenomena kehadiran kelompok ISIS hari ini. "Mereka mendeklarasikan khilafah Islamiyah, tapi cara-cara yang digunakan tidak sejalan dengan Islam," kata Habib Mahdi.  

Menurut Habib Mahdi, keterangan dari Imam Ali tersebut juga persis seperti karakter pimpinan ISIS hari ini.

"Namanya adalah julukan, nama yang diawali dengan kata 'Abu', marganya dari nama daerah, 'Al-Baghdadi', merujuk kepada ibu kota Iraq saat ini, yakni Baghdad. Dialah Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang telah mengumumkan dirinya sebagai khalifah atau amirul mu'minin," kata Habib Mahdi. (republika/pahamilah)


ISIS Sudah Diprediksi Sejak 1.400 Tahun Lalu?


Pahamilah.com - Kemunculan kelompok pengusung Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) rupanya sudah diprediksi oleh sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib. Demkian disampaikan pimpinan Majelis Ta'lim Al Khairat Condet Habib Mahdi Alatas, Sabtu (9/8).

"Sekitar 1.400 tahun silam, Imam Ali telah mengingatkan akan datangnya gerombolan bengis ISIS, Al Nusro, dan lain-lain, yang akan mengibarkan panji-panji hitam. Ucapan beliau terekam dalam literatur hadits ahlus sunnah wal jama'ah, yakni dalam kitab Kanzul Ummal yang dihimpun oleh ulama besar Al Muttaqi Al Hindi," ujar Habib Mahdi kepada Republika.

Menurutnya, dalam riwayat nomor 31.530 kitab tersebut, Imam Ali menerangkan fenomena kemunculan kelompok Islam serupa ISIS.    

"Jika kalian melihat bendera-bendera hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada. Jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian," ujar Habib Mahdi, mengutip bagian kitab tersebut.

Menurut Habib Mahdi, apa yang disampaikan Imam Ali tersebut merupakan seruan kepada umat untuk tetap tenang menyikapi provokasi kelompok Islam yang menyeru pada kesesatan.     

"Kemudian akan muncul kaum lemah, tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi, mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah, mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada Al Haq atau kebenaran, tapi mereka bukan Ahlul Haq atau pemegang kebenaran," kata Habib Mahdi mengutip pernyataan Imam Ali dalam kitab. 

Habib Mahdi menjelaskan, apa yang disampaikan Imam Ali persis seperti fenomena kehadiran kelompok ISIS hari ini. "Mereka mendeklarasikan khilafah Islamiyah, tapi cara-cara yang digunakan tidak sejalan dengan Islam," kata Habib Mahdi.  

Menurut Habib Mahdi, keterangan dari Imam Ali tersebut juga persis seperti karakter pimpinan ISIS hari ini.

"Namanya adalah julukan, nama yang diawali dengan kata 'Abu', marganya dari nama daerah, 'Al-Baghdadi', merujuk kepada ibu kota Iraq saat ini, yakni Baghdad. Dialah Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang telah mengumumkan dirinya sebagai khalifah atau amirul mu'minin," kata Habib Mahdi. (republika/pahamilah)


Takfiri ISIS

Pahamilah.com - Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa dirinya mengotorisasi serangan udara AS di Irak. Ia menggambarkan intervensi itu sebagai "upaya kemanusiaan untuk membantu menyelamatkan ribuan warga sipil Irak yang terjebak di gunung" dan sebagai upaya "melindungi personil Amerika kami."

Satu kata yang tidak disebutkannya adalah "minyak," namun itu berada dekat pusat motif Amerika untuk melakukan intervensi.

AS sedang melakukan bantuan lewat udara untuk membantu kaum Yazidi yang melarikan diri dari seranga kawanan teroris Negara Islam. Anehnya, AS justru melancarkan serangan udara di sekitar Erbil, yang letaknya di sebelah barat. Memang ada personil konsuler AS di Erbil, namun mereka dapat segera dievakuasi jika diperlukan.

Apa yang tidak diucapkan Obama adalah bahwa Erbil, sebuah kota dengan 1,5 juta penduduk, adalah ibukota pemerintah daerah Kurdi dan pusat administrasi industri minyak, yang menyumbang sekitar seperempat minyak Irak. Kurdi mengklaim bahwa jika menjadi negara merdeka, mereka akan memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia. Sumur-sumur minyak itu berada di dekat Erbil.

Jika Negara Islam mengambil alih Erbil, mereka akan membahayakan produksi minyak Irak dan, lebih luas lagi, akses global terhadap minyak. Harga [minyak] akan melonjak saat Eropa, yang membeli minyak dari Irak, masih belum lolos dari resesi global.

Harga minyak telah meningkat sebagai tanggapan atas ancaman Negara Islam pada Erbil, dan pada hari Kamis (7/8), perusahaan minyak AS, Chevron dan Exxon Mobile, mulai mengevakuasi personilnya dari Kurdistan. Namun para pedagang minyak memprediksi bahwa intervensi AS dapat menghentikan lonjakan [harga] itu.

Dalam menggambarkan intervensi Amerika di Irak sebagai upaya murni kemanusiaan, Obama mengikuti naskah yang dibacanya dari Libya, saat ia membenarkan intervensi AS sebagai upaya mencegah pembantaian di Benghazi.  (islamtimes/pahamilah)


Serangan Udara AS Terhadap ISIS untuk Lindungi Minyak

Takfiri ISIS

Pahamilah.com - Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa dirinya mengotorisasi serangan udara AS di Irak. Ia menggambarkan intervensi itu sebagai "upaya kemanusiaan untuk membantu menyelamatkan ribuan warga sipil Irak yang terjebak di gunung" dan sebagai upaya "melindungi personil Amerika kami."

Satu kata yang tidak disebutkannya adalah "minyak," namun itu berada dekat pusat motif Amerika untuk melakukan intervensi.

AS sedang melakukan bantuan lewat udara untuk membantu kaum Yazidi yang melarikan diri dari seranga kawanan teroris Negara Islam. Anehnya, AS justru melancarkan serangan udara di sekitar Erbil, yang letaknya di sebelah barat. Memang ada personil konsuler AS di Erbil, namun mereka dapat segera dievakuasi jika diperlukan.

Apa yang tidak diucapkan Obama adalah bahwa Erbil, sebuah kota dengan 1,5 juta penduduk, adalah ibukota pemerintah daerah Kurdi dan pusat administrasi industri minyak, yang menyumbang sekitar seperempat minyak Irak. Kurdi mengklaim bahwa jika menjadi negara merdeka, mereka akan memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia. Sumur-sumur minyak itu berada di dekat Erbil.

Jika Negara Islam mengambil alih Erbil, mereka akan membahayakan produksi minyak Irak dan, lebih luas lagi, akses global terhadap minyak. Harga [minyak] akan melonjak saat Eropa, yang membeli minyak dari Irak, masih belum lolos dari resesi global.

Harga minyak telah meningkat sebagai tanggapan atas ancaman Negara Islam pada Erbil, dan pada hari Kamis (7/8), perusahaan minyak AS, Chevron dan Exxon Mobile, mulai mengevakuasi personilnya dari Kurdistan. Namun para pedagang minyak memprediksi bahwa intervensi AS dapat menghentikan lonjakan [harga] itu.

Dalam menggambarkan intervensi Amerika di Irak sebagai upaya murni kemanusiaan, Obama mengikuti naskah yang dibacanya dari Libya, saat ia membenarkan intervensi AS sebagai upaya mencegah pembantaian di Benghazi.  (islamtimes/pahamilah)


Barack Obama - Presiden Obama

Pahamilah.com - Pemerintahan Obama "panik" akan kebangkitan teroris ISIS di Irak, "rakasa" yang awalnya tercipta dengan bantuan AS, seorang jurnalis investigasi Amerika mengatakan.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis (7/8/14) mengizinkan serangan udara untuk menargetkan teroris Takfiri ISIS (IS) di Irak untuk melindungi personil Amerika di sana dan  membantu para pengungsi Irak terlantar dan terkepung teroris di Gunung Sinjar, utara Irak.

ISIS yang juga menguasai beberapa wilayah Suriah, mengirim pejuangnya ke negara tetangga Irak pada bulan Juni lalu dan menguasai wilayah besar yang meliputi perbatasan antara kedua negara.

Para teroris ini meneror seluruh masyarakat Irak, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lainnya.

Sebelumnya, AS menyediakan senjata dan melatih ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah untuk melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Mereka dilatih CIA di Yordania pada tahun 2012.

"AS dan presiden jelas panik karena sangat menyadari jenis peralatan dan pelatihan yang diberikan pada pasukan ISIS ini di Yordania," kata Wayne Madsen pada Press TV hari Sabtu (9/8).

"Obama harus mengambil tindakan karena dia yang menciptakan 'raksasa Frankenstein' dengan pelatihan fundamentalis radikal Takfiri ini," katanya. "Sekarang, mereka tidak hanya mengancam Baghdad, tapi juga Beirut karena mereka juga ada di Libanon."

Madsen mengatakan, satu-satunya cara menghentikan ISIS adalah "memotong dukungan keuangan mereka" melalui "tindakan eksekutif" melawan Arab Saudi, penyandang dana utama kelompok teroris di wilayah tersebut.

Beberapa analis mengatakan, munculnya ISIS mengingatkan dukungan AS untuk kelompok Mujahidin melawan Uni Soviet pada 1980-an yang melahirkan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda dan Taliban. (islamtimes/pahamilah)

ISIS Bangkit, Obama 'Panik'

Barack Obama - Presiden Obama

Pahamilah.com - Pemerintahan Obama "panik" akan kebangkitan teroris ISIS di Irak, "rakasa" yang awalnya tercipta dengan bantuan AS, seorang jurnalis investigasi Amerika mengatakan.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis (7/8/14) mengizinkan serangan udara untuk menargetkan teroris Takfiri ISIS (IS) di Irak untuk melindungi personil Amerika di sana dan  membantu para pengungsi Irak terlantar dan terkepung teroris di Gunung Sinjar, utara Irak.

ISIS yang juga menguasai beberapa wilayah Suriah, mengirim pejuangnya ke negara tetangga Irak pada bulan Juni lalu dan menguasai wilayah besar yang meliputi perbatasan antara kedua negara.

Para teroris ini meneror seluruh masyarakat Irak, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lainnya.

Sebelumnya, AS menyediakan senjata dan melatih ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah untuk melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Mereka dilatih CIA di Yordania pada tahun 2012.

"AS dan presiden jelas panik karena sangat menyadari jenis peralatan dan pelatihan yang diberikan pada pasukan ISIS ini di Yordania," kata Wayne Madsen pada Press TV hari Sabtu (9/8).

"Obama harus mengambil tindakan karena dia yang menciptakan 'raksasa Frankenstein' dengan pelatihan fundamentalis radikal Takfiri ini," katanya. "Sekarang, mereka tidak hanya mengancam Baghdad, tapi juga Beirut karena mereka juga ada di Libanon."

Madsen mengatakan, satu-satunya cara menghentikan ISIS adalah "memotong dukungan keuangan mereka" melalui "tindakan eksekutif" melawan Arab Saudi, penyandang dana utama kelompok teroris di wilayah tersebut.

Beberapa analis mengatakan, munculnya ISIS mengingatkan dukungan AS untuk kelompok Mujahidin melawan Uni Soviet pada 1980-an yang melahirkan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda dan Taliban. (islamtimes/pahamilah)