middle ad
Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Palestina. Tampilkan semua postingan
Pejuang Palestina

Pahamilah.com - Seorang pejabat Palestina dikutip dalam laporan pers hari Minggu (10/8/14) menyatakan bahwa Mesir telah menerima "konsensus simultan" dari kedua belah pihak dan secara resmi akan mengumumkan waktu untuk memulai gencatan senjata.

Sementara itu, laporan dari Gaza oleh TV Al-Manar berbasis di Lebanon lanjut menyatakan bahwa kelompok-kelompok perlawanan Palestina telah sepakat untuk gencatan senjata 3 hari dengan syarat bahwa rezim Israel harus serius dan menahan diri dari membuang-buang waktu dan menunda taktik berkaitan dengan negosiasi akhir.

Perkembangan datang sewaktu pasukan Zionis kembali melakukan sernagan brutal mereka dari kantung Palestina berpenduduk padat pada hari Sabtu (9/8) setelah kesepakatan gencatan senjata sebelumnya berakhir pada hari Jumat.

Lebih dari 1.900 warga Palestina telah tewas dan hampir 10.000 terluka akibat serangan udara dan darat Israel tanpa henti di wilayah miskin, lanjut meninggalkan kerusakan besar rumah dan infrastruktur kota. (islamtimes/pahamilah)

Pejuang Palestina Sepakat Gencatan Senjata 3 Hari

Pejuang Palestina

Pahamilah.com - Seorang pejabat Palestina dikutip dalam laporan pers hari Minggu (10/8/14) menyatakan bahwa Mesir telah menerima "konsensus simultan" dari kedua belah pihak dan secara resmi akan mengumumkan waktu untuk memulai gencatan senjata.

Sementara itu, laporan dari Gaza oleh TV Al-Manar berbasis di Lebanon lanjut menyatakan bahwa kelompok-kelompok perlawanan Palestina telah sepakat untuk gencatan senjata 3 hari dengan syarat bahwa rezim Israel harus serius dan menahan diri dari membuang-buang waktu dan menunda taktik berkaitan dengan negosiasi akhir.

Perkembangan datang sewaktu pasukan Zionis kembali melakukan sernagan brutal mereka dari kantung Palestina berpenduduk padat pada hari Sabtu (9/8) setelah kesepakatan gencatan senjata sebelumnya berakhir pada hari Jumat.

Lebih dari 1.900 warga Palestina telah tewas dan hampir 10.000 terluka akibat serangan udara dan darat Israel tanpa henti di wilayah miskin, lanjut meninggalkan kerusakan besar rumah dan infrastruktur kota. (islamtimes/pahamilah)

Tentara Zionis Israel, menghadapi maut

Pahamilah.com - Mantan menteri pertahanan Zionis mengakui pada Minggu (10/8/14) kegagalan perang yang digelar rezim Zionis di Gaza sejak awal Juli lalu.

"Bahkan Israel mencapai titik yang diinginkan Hamas dan sekutunya...Mereka mencapai tujuan mereka dengan membawanya pada perang yang menyedihkan," kata Mofaz

"Memang, hari ini kita sedang menghadapi hilangnya kepercayaan di Israel yang seharusnya dikembalikan. Solid Rock seharusnya untuk memulihkan keamanan dan kepercayaan kepada Israel tapi tidak demikian," kata Mofaz mengacu pada para pemukim Zionis yang merasa tidak aman.

Mofaz juga mengkritik keras manajemen perang yang sedang berlangsung di Gaza. Ia menggarisbawahi, rezim Zionis telah memulai pertempuran akhir dan harus segera meninggalkan Jalur Gaza meski tujuannya tidak tercapai. Bahkan kekuatan penangkal tidak bisa dikembalikan.

"Warga Israel Selatan kehilangan kepercayaan mereka pada menteri keamanan dan kabinet..." tegas Pejabat Zionis itu. (islamtimes/pahamilah)


Mantan Menhan Zionis Akui Kegagalan Perang di Gaza

Tentara Zionis Israel, menghadapi maut

Pahamilah.com - Mantan menteri pertahanan Zionis mengakui pada Minggu (10/8/14) kegagalan perang yang digelar rezim Zionis di Gaza sejak awal Juli lalu.

"Bahkan Israel mencapai titik yang diinginkan Hamas dan sekutunya...Mereka mencapai tujuan mereka dengan membawanya pada perang yang menyedihkan," kata Mofaz

"Memang, hari ini kita sedang menghadapi hilangnya kepercayaan di Israel yang seharusnya dikembalikan. Solid Rock seharusnya untuk memulihkan keamanan dan kepercayaan kepada Israel tapi tidak demikian," kata Mofaz mengacu pada para pemukim Zionis yang merasa tidak aman.

Mofaz juga mengkritik keras manajemen perang yang sedang berlangsung di Gaza. Ia menggarisbawahi, rezim Zionis telah memulai pertempuran akhir dan harus segera meninggalkan Jalur Gaza meski tujuannya tidak tercapai. Bahkan kekuatan penangkal tidak bisa dikembalikan.

"Warga Israel Selatan kehilangan kepercayaan mereka pada menteri keamanan dan kabinet..." tegas Pejabat Zionis itu. (islamtimes/pahamilah)


Fidel Castro 

Pahamilah.com - Mantan Presiden Kuba Fidel Castro telah menandatangani manifesto internasional "yang mendukung Palestina," serta menuntut Israel menghormati resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa dan menarik diri dari Gaza, Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Castro, yang akan berusia 88 tahun pekan depan, menambahkan tanda tangannya dalam kolom kalangan intelektual dan politisi pada dokumen "Untuk Membela Palestina," kata surat kabar resmi Granma, Sabtu.

Presiden Bolivia Evo Morales, artis Argentina dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Adolfo Perez Esquivel, penari Kuba Alicia Alonso dan penulis Amerika Alice Walker juga termasuk di antara para penandatangan. Manifesto itu dipromosikan oleh Jaringan Pembela Kemanusiaan, yang meliputi beberapa kelompok Amerika Latin.

Manifesto itu meminta pemerintah di seluruh dunia untuk menuntut Israel menghormati Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada masa setelah Perang Enam Hari 1967. Dokumen itu menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah yang diperoleh selama konflik.

Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Latin telah berada di garis depan kelompok yang mengecam serangan Israel di wilayah kantong Palestina yang padat penduduk. Kawasan itu menawarkan dukungan hampir bulat untuk Palestina.

Castro sendiri telah menuduh Israel terlibat dalam "bentuk baru fasisme" melalui operasi militernya yang mematikan. Konflik itu telah menewaskan sedikitnya 1.913 warga Palestina dan 67 orang di pihak Israel, hampir semua tentara, sejak 8 Juli lalu.

Kritik keras juga diberikan oleh Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Brazil, Chile, Ekuador, Peru dan El Salvador juga menarik duta besar mereka untuk Israel guna melakukan konsultasi, sementara Bolivia, tempat ribuan orang, Jumat, melakukan aksi untuk mengecam konflik itu, menempatkan Israel dalam daftar "negara teroris."

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, namun, tampak lebih lunak dalam menanggapi hal itu, dengan tetap membiarkan utusannya di Tel Aviv.  (republika/pahamilah)

Fidel Castro Tandatangani Pernyataan Dukung Palestina

Fidel Castro 

Pahamilah.com - Mantan Presiden Kuba Fidel Castro telah menandatangani manifesto internasional "yang mendukung Palestina," serta menuntut Israel menghormati resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa dan menarik diri dari Gaza, Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Castro, yang akan berusia 88 tahun pekan depan, menambahkan tanda tangannya dalam kolom kalangan intelektual dan politisi pada dokumen "Untuk Membela Palestina," kata surat kabar resmi Granma, Sabtu.

Presiden Bolivia Evo Morales, artis Argentina dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Adolfo Perez Esquivel, penari Kuba Alicia Alonso dan penulis Amerika Alice Walker juga termasuk di antara para penandatangan. Manifesto itu dipromosikan oleh Jaringan Pembela Kemanusiaan, yang meliputi beberapa kelompok Amerika Latin.

Manifesto itu meminta pemerintah di seluruh dunia untuk menuntut Israel menghormati Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada masa setelah Perang Enam Hari 1967. Dokumen itu menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah yang diperoleh selama konflik.

Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Latin telah berada di garis depan kelompok yang mengecam serangan Israel di wilayah kantong Palestina yang padat penduduk. Kawasan itu menawarkan dukungan hampir bulat untuk Palestina.

Castro sendiri telah menuduh Israel terlibat dalam "bentuk baru fasisme" melalui operasi militernya yang mematikan. Konflik itu telah menewaskan sedikitnya 1.913 warga Palestina dan 67 orang di pihak Israel, hampir semua tentara, sejak 8 Juli lalu.

Kritik keras juga diberikan oleh Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Brazil, Chile, Ekuador, Peru dan El Salvador juga menarik duta besar mereka untuk Israel guna melakukan konsultasi, sementara Bolivia, tempat ribuan orang, Jumat, melakukan aksi untuk mengecam konflik itu, menempatkan Israel dalam daftar "negara teroris."

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, namun, tampak lebih lunak dalam menanggapi hal itu, dengan tetap membiarkan utusannya di Tel Aviv.  (republika/pahamilah)

Khaled Al-Qadoumi, Representative of the Palestinian Islamic 
Resistance Hamas Movement in Tehran, Iran

Pahamilah.com - Wakil Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, di Tehran, Khaled Al-Qadoumi menggarisbawahi bahwa Hamas menolak 'rencana gencatan senjata' usulan Mesir karena rencana itu didikte oleh Israel.

"Rencana yang diusulkan pemerintah Mesir untuk gencatan senjata antara Palestina dan rezim Zionis itu bias," kata Qadoumi saat berpidato di sebuah pertemuan yang membahas  perkembangan terbaru Gaza di Tehran, Sabtu (9/8/14).

"Rencana itu tidak memenuhi tuntutan rakyat dan pasukan perlawanan dari Gaza dan tampaknya telah didikte Zionis," tambahnya.

Qadoumi mengatakan, Hamas telah memberi proposal pada Mesir dan Israel tapi "rezim Zionis berusaha menghabiskan waktu dan tidak memberi respon positif pada persyaratan kita hingga saat ini."

Dalam sambutan yang relevan bulan Juli lalu, Juru Bicara Hamas, Fawzy Barhoum mengumumkan bahwa pihaknya tidak suka dengan cara Mesir mengusulkan inisiatif gencatan senjata Hamas-Israel.

"Inisiatif tidak boleh seperti ini," katanya setelah Hamas menolak proposal gencatan senjata Kairo dan mengatakan itu telah didikte oleh Tel Aviv.

"Ada protokol untuk komunikasi resmi yang memerintah negara dan entitas. Akan lebih baik jika mereka berkomunikasi dengan kami secara resmi dan menerima tanggapan resmi, bukan melalui media," tambah Barhoum. (islamtimes/pahamilah)

Hamas: Zionis Dikte Rencana Gencatan Senjata di Mesir

Khaled Al-Qadoumi, Representative of the Palestinian Islamic 
Resistance Hamas Movement in Tehran, Iran

Pahamilah.com - Wakil Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, di Tehran, Khaled Al-Qadoumi menggarisbawahi bahwa Hamas menolak 'rencana gencatan senjata' usulan Mesir karena rencana itu didikte oleh Israel.

"Rencana yang diusulkan pemerintah Mesir untuk gencatan senjata antara Palestina dan rezim Zionis itu bias," kata Qadoumi saat berpidato di sebuah pertemuan yang membahas  perkembangan terbaru Gaza di Tehran, Sabtu (9/8/14).

"Rencana itu tidak memenuhi tuntutan rakyat dan pasukan perlawanan dari Gaza dan tampaknya telah didikte Zionis," tambahnya.

Qadoumi mengatakan, Hamas telah memberi proposal pada Mesir dan Israel tapi "rezim Zionis berusaha menghabiskan waktu dan tidak memberi respon positif pada persyaratan kita hingga saat ini."

Dalam sambutan yang relevan bulan Juli lalu, Juru Bicara Hamas, Fawzy Barhoum mengumumkan bahwa pihaknya tidak suka dengan cara Mesir mengusulkan inisiatif gencatan senjata Hamas-Israel.

"Inisiatif tidak boleh seperti ini," katanya setelah Hamas menolak proposal gencatan senjata Kairo dan mengatakan itu telah didikte oleh Tel Aviv.

"Ada protokol untuk komunikasi resmi yang memerintah negara dan entitas. Akan lebih baik jika mereka berkomunikasi dengan kami secara resmi dan menerima tanggapan resmi, bukan melalui media," tambah Barhoum. (islamtimes/pahamilah)