middle ad
Tampilkan postingan dengan label Video. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Video. Tampilkan semua postingan

Pahamilah.com - Bangsa yang angkuh itu akhirnya mulai merasakan dampak kesombongannya, kehebatan tentara penjajah Israel yang terkenal hanya mampu membantai anak-anak, wanita dan orang-orang tidak berdosa. dalam video ini nampak jasad tentara penjajah Israel berserakan bagai onggokan sampah yang tidak berguna. hanya seginikah kemampuannya?




Heboh Bocoran Video Rontoknya Tentara Penjajah Israel di Jalur Gaza


Pahamilah.com - Bangsa yang angkuh itu akhirnya mulai merasakan dampak kesombongannya, kehebatan tentara penjajah Israel yang terkenal hanya mampu membantai anak-anak, wanita dan orang-orang tidak berdosa. dalam video ini nampak jasad tentara penjajah Israel berserakan bagai onggokan sampah yang tidak berguna. hanya seginikah kemampuannya?




Ghaul, senapan sniper pejuang Palestina

Pahamilah.com - Brigade Ezzeddin al-Qassam, sayap bersenjata faksi perlawanan Palestina Hamas, Minggu (3/8/14) menunjukkan senapan sniper buatan sendiri yang digunakan oleh para pejuang kelompok perlawanan dalam pertempuran melawan pasukan Zionis yang menyeberang ke Jalur Gaza yang diblokade.

Brigade memposting video di situsnya, menunjukkan pejuang beraksi menggunakan senapan dalam bentrokan dengan pasukan pendudukan.

Senapan sniper kaliber 14.5mm, yang dapat mencapai target pada kisaran 2 kilometer, bernama Ghoul untuk mengabadikan nama Adnan al-Ghoul, mantan kepala unit manufaktur brigade 'yang dibunuh oleh serangan udara Zionis pada tahun 2004 di Kota Gaza, kata kelompok.

Entitas Zionis telah menggempur Jalur Gaza yang diblokade - rumah bagi 1,8 juta orang - sejak 7 Juli, menewaskan sedikitnya 1.821 warga Palestina dan sekitar 9400 lainnya terluka. Sebagian besar korban adalah warga sipil.

Namun, brigade mengatakan mereka telah menewaskan sebanyak 161 tentara Zionis sejak awal serangan darat musuh di Jalur Gaza. (islamtimes/pahamilah)

Berikut Videonya:

Video: Senapan Sniper Buatan Brigade Ezzeddin al-Qassam

Ghaul, senapan sniper pejuang Palestina

Pahamilah.com - Brigade Ezzeddin al-Qassam, sayap bersenjata faksi perlawanan Palestina Hamas, Minggu (3/8/14) menunjukkan senapan sniper buatan sendiri yang digunakan oleh para pejuang kelompok perlawanan dalam pertempuran melawan pasukan Zionis yang menyeberang ke Jalur Gaza yang diblokade.

Brigade memposting video di situsnya, menunjukkan pejuang beraksi menggunakan senapan dalam bentrokan dengan pasukan pendudukan.

Senapan sniper kaliber 14.5mm, yang dapat mencapai target pada kisaran 2 kilometer, bernama Ghoul untuk mengabadikan nama Adnan al-Ghoul, mantan kepala unit manufaktur brigade 'yang dibunuh oleh serangan udara Zionis pada tahun 2004 di Kota Gaza, kata kelompok.

Entitas Zionis telah menggempur Jalur Gaza yang diblokade - rumah bagi 1,8 juta orang - sejak 7 Juli, menewaskan sedikitnya 1.821 warga Palestina dan sekitar 9400 lainnya terluka. Sebagian besar korban adalah warga sipil.

Namun, brigade mengatakan mereka telah menewaskan sebanyak 161 tentara Zionis sejak awal serangan darat musuh di Jalur Gaza. (islamtimes/pahamilah)

Berikut Videonya:


 (Roket Pejuang Perlawanan)
 
Sebagai bagian dari perlawanan rakyat Palestina di Gaza terhadap agresi Israel, Brigade Izzudin Al-Qassam meluncurkan roket-roketnya ke daerah Zionis Israel. Sayap militer pejuang Hamas tersebut merilis beberapa video pada hari Selasa (15/7/2014), yang menggambarkan beberapa roket yang diluncurkan oleh mereka. Pada rekaman yang terbagi dalam beberapa video tersebut, tampak beberapa bagian gambar pada video disensor oleh Al-Qassam untuk menyembunyikan lokasi peluncuran roket. Redaksi dakwatuna menyatukan beberapa video tersebut menjadi 1 video (dakwatuna/pahamilah)

Berikut Videonya:




Peluncuran Roket oleh Brigade Izzudin Al-Qassam


 (Roket Pejuang Perlawanan)
 
Sebagai bagian dari perlawanan rakyat Palestina di Gaza terhadap agresi Israel, Brigade Izzudin Al-Qassam meluncurkan roket-roketnya ke daerah Zionis Israel. Sayap militer pejuang Hamas tersebut merilis beberapa video pada hari Selasa (15/7/2014), yang menggambarkan beberapa roket yang diluncurkan oleh mereka. Pada rekaman yang terbagi dalam beberapa video tersebut, tampak beberapa bagian gambar pada video disensor oleh Al-Qassam untuk menyembunyikan lokasi peluncuran roket. Redaksi dakwatuna menyatukan beberapa video tersebut menjadi 1 video (dakwatuna/pahamilah)

Berikut Videonya:




Syamsul Arifin Nababan dilahirkan di Sumatra Utara. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara. Ayahnya merupakan pimpinan gereja di kampung halamannya. Ibunya adalah ketua kelompok lagu kerohanian di gereja yang sama dengan suaminya.

Sebagai anak pemuka agama, Syamsul diajarkan ajaran agama sesuai keyakinan orangtuanya. Namun, di tengah ketatnya pengawasan orangtua, ia masih diberikan kebebasan untuk memilih dan melakukan sesuatu. "Keluarga saya sangat demokratis," ujar Syamsul.

Hobinya yang membaca buku, membawa dirinya bergelut pada pembahasan perbandingan agama. Semua buku yang membahas tentang agama habis ia lalap.

Dari semua buku tentang agama, ia menganggap Islam sebagai agama yang berbeda. "Ketentraman batin saya temukan dalam Islam," ungkap Syamsul.

Setelah hampir tiga tahun mempelajari ilmu perbandingan agama, kemudian pada 1991, ia memutuskan memeluk Islam di sebuah pondok pesantren bernama Raudhatul Ullum di Jember, Jawa Timur. Kyai Khotib Umar pemimpin pondok itulah yang membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dengan sedikit terbata-bata, syhadat ia lafazkan. Saat itu pula ia resmi mengganti nama lahirnya. "Saat kecil, saya bernama Bernard Nababan. Perintah Kyai yang mengislamkan saya, akhirnya saya berganti nama menjadi Syamsul Arifin Nababan," cerita Syamsul, mengenang.

"Ini dimaksudkan agar saya menutup lembaran kisah masa lalu saya. Namun nama Nababan tetap saya pakai karena marga," katanya menambahkan.

Di pesantren itu, kata dia, menjadi tempat pertamanya mempelajari Islam. Mulai dari mengaji hingga pelajaran mengenai tuntunan shalat. "Alhamdulillah dalam satu minggu saya sudah mampu shalat sendiri dan bisa membaca Alquran," tuturnya.

Merasa memiliki bekal agama yang cukup, tiga tahun kemudian ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dengan maksud mematangkan ilmu Islamnya. Di Jakarta, ia berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan disebuah kampus bahasa di bilangan Jakarta Selatan.

Keberuntunggan tak habis sampai di situ. Pada 1997 ia diundang oleh kerajaan Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji. Ketika kembali pulang ke kampung halaman, usai menunaikan rukun islam yang kelima, ia memutuskan untuk menyiarkan agama yang ia yakini kebenarannya itu. "Dua adik saya berhasil saya Islamkan," ungkap Syamsul.

Berbekal ilmu yang ia pelajari, dan pengalaman mengislamkan adiknya, la memutuskan untuk terus melakukan dakwah. "Di Jakarta saya mulai berceramah dari masjid ke masjid hinga kantor ke kantor," tuturnya.

Niat tulus tanpa tendensi, kata dia, maka Allah akan memberikan kemudahan dan jalan pada orang yang melakukannya. "Jika kamu menolong agamamu, maka Allah akan menolong kamu," jelas Syamsul, meminjam sebuah ayat dalam Alquran.

Pada peruntungan lain, ia berkesempatan untuk melakukan syiar tak hanya di bumi pertiwi. Negeri Paman Sam hingga Negeri Kanguru, pernah ia sambangi. Kesempatan ini, kata dia, adalah hasil kesungguh-sungguhan dalam menolong agama. "Seperti janji Allah," kata dia.

Syamsul Arifin Nababan merupakan pendiri Pondok Pesantren Annaba' Center yang terletak di Kawan Binato, Tangerang Selatan. Ponpes tersebut merupakan pondok yang dikhususkan bagi para Mualaf. Ponpes tersebut kini dihuni sekitar 60 mualaf yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia (republika/pahamilah)



Sekilas Perjalanan Sang Muallaf

Syamsul Arifin Nababan dilahirkan di Sumatra Utara. Dia anak pertama dari tujuh bersaudara. Ayahnya merupakan pimpinan gereja di kampung halamannya. Ibunya adalah ketua kelompok lagu kerohanian di gereja yang sama dengan suaminya.

Sebagai anak pemuka agama, Syamsul diajarkan ajaran agama sesuai keyakinan orangtuanya. Namun, di tengah ketatnya pengawasan orangtua, ia masih diberikan kebebasan untuk memilih dan melakukan sesuatu. "Keluarga saya sangat demokratis," ujar Syamsul.

Hobinya yang membaca buku, membawa dirinya bergelut pada pembahasan perbandingan agama. Semua buku yang membahas tentang agama habis ia lalap.

Dari semua buku tentang agama, ia menganggap Islam sebagai agama yang berbeda. "Ketentraman batin saya temukan dalam Islam," ungkap Syamsul.

Setelah hampir tiga tahun mempelajari ilmu perbandingan agama, kemudian pada 1991, ia memutuskan memeluk Islam di sebuah pondok pesantren bernama Raudhatul Ullum di Jember, Jawa Timur. Kyai Khotib Umar pemimpin pondok itulah yang membimbingnya mengucapkan dua kalimat syahadat.

Dengan sedikit terbata-bata, syhadat ia lafazkan. Saat itu pula ia resmi mengganti nama lahirnya. "Saat kecil, saya bernama Bernard Nababan. Perintah Kyai yang mengislamkan saya, akhirnya saya berganti nama menjadi Syamsul Arifin Nababan," cerita Syamsul, mengenang.

"Ini dimaksudkan agar saya menutup lembaran kisah masa lalu saya. Namun nama Nababan tetap saya pakai karena marga," katanya menambahkan.

Di pesantren itu, kata dia, menjadi tempat pertamanya mempelajari Islam. Mulai dari mengaji hingga pelajaran mengenai tuntunan shalat. "Alhamdulillah dalam satu minggu saya sudah mampu shalat sendiri dan bisa membaca Alquran," tuturnya.

Merasa memiliki bekal agama yang cukup, tiga tahun kemudian ia memutuskan untuk hijrah ke Jakarta dengan maksud mematangkan ilmu Islamnya. Di Jakarta, ia berhasil mendapatkan beasiswa pendidikan disebuah kampus bahasa di bilangan Jakarta Selatan.

Keberuntunggan tak habis sampai di situ. Pada 1997 ia diundang oleh kerajaan Arab Saudi untuk melakukan ibadah haji. Ketika kembali pulang ke kampung halaman, usai menunaikan rukun islam yang kelima, ia memutuskan untuk menyiarkan agama yang ia yakini kebenarannya itu. "Dua adik saya berhasil saya Islamkan," ungkap Syamsul.

Berbekal ilmu yang ia pelajari, dan pengalaman mengislamkan adiknya, la memutuskan untuk terus melakukan dakwah. "Di Jakarta saya mulai berceramah dari masjid ke masjid hinga kantor ke kantor," tuturnya.

Niat tulus tanpa tendensi, kata dia, maka Allah akan memberikan kemudahan dan jalan pada orang yang melakukannya. "Jika kamu menolong agamamu, maka Allah akan menolong kamu," jelas Syamsul, meminjam sebuah ayat dalam Alquran.

Pada peruntungan lain, ia berkesempatan untuk melakukan syiar tak hanya di bumi pertiwi. Negeri Paman Sam hingga Negeri Kanguru, pernah ia sambangi. Kesempatan ini, kata dia, adalah hasil kesungguh-sungguhan dalam menolong agama. "Seperti janji Allah," kata dia.

Syamsul Arifin Nababan merupakan pendiri Pondok Pesantren Annaba' Center yang terletak di Kawan Binato, Tangerang Selatan. Ponpes tersebut merupakan pondok yang dikhususkan bagi para Mualaf. Ponpes tersebut kini dihuni sekitar 60 mualaf yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia (republika/pahamilah)