middle ad

Alana Blockley Liburan membawa hidayah

Alana Blockley 

Ia perlahan mendakwahkan Islam kepada keluarga besarnya.

Pahamilah.com - Alana Blockley tidak dibesarkan dalam bimbingan satu agama tertentu dalam keluarganya. Meski sesekali pergi ke gereja dan merayakan natal, wanita 22 tahun ini mengatakan hal itu dilakukan keluarganya karena kelaziman masyarakat saja.

Pemberitaan media cukup memengaruhi pandangan wanita kelahiran Glasgow, Skotlandia, itu terhadap Islam. Agama yang suka kekerasan, pria boleh memukul wanita, wanita hanya dikungkung di rumah, seputar itu informasi yang didapatnya tentang Islam.

Tapi, stigma miring itu kontras dengan apa yang dilihatnya langsung selama berkenalan dengan orang Islam, sewaktu berlibur musim panas ke Fuerteventura di Kepulauan Canary, Spanyol, usai lulus sekolah pada usia 18 tahun.

`'Saya masih muda, bisa melakukan apa yang saya suka. Berjalan- jalan, tinggal di penginapan dengan orang-orang baru, bersenang- senang, begitu rencana awalnya,''ungkap Alana seperti dikutip thesun.co.uk.

Meski rencananya berlibur selama enam pekan gagal, akibat badai debu di Canary, selama liburan dua pekan dan berinteraksi dengan komunitas Muslim di sana, penilaiannya tentang risalah samawi ini berubah. Banyak hal kecil yang membuatnya tertarik terhadap Islam.

Kehidupan Muslim jujur dan sederhana. Muslim tidak minum alkohol, berhati-hati dengan makanan, dan hal-hal keseharian lain. Ia takjub ketika teman Muslim yang ia kenal mengembalikan uang kembalian yang berlebih kepada pemiliknya.

Alana lalu mencari tahu seperti apa sebenarnya Islam melalui buku-buku. Hal yang paling ia sepakati adalah Tuhan bukan dan tidak seha rusnya berwujud manusia. `'Meski belum menjadi Musli mah kala itu, saya merasa konsep Yesus sebagai anak Tuhan tidaklah tepat,'' kata Alana.

Premis yang ia dapat itu mendorong nya untuk menggali lebih jauh tentang Rasulullah SAW, malaikat, dan hidup setelah mati. Konsep-konsep Islam yang ia temukan ternyata cocok dengan apa yang diyakininya selama ini, tentu jauh sebelum ia mengenal Islam. Hingga akhirnya, pada 2010, Alana bersyahadat dan resmi menjadi Muslimah.

Ia mengikuti kelas pendalaman agama Islam sepekan sekali. Banyak wanita yang juga ikut di sana. Mereka sangat hangat menyambut Alana.

Mereka memberikan Alana buku-buku Islam untuk dibaca dan mengajak Alana untuk kembali setiap pekan ke sana.

Saat mempelajari Islam, hal pertama yang Alana dalami adalah bagaimana Islam memperlakukan wanita, apa itu hijab, mengapa wanita perlu berhijab, peran wanita dalam keluarga dan rumah tangga. Ia ingin menjadi Muslimah yang benar dan menyeluruh.

Diakui Alana, Islam berbeda dengan agama yang anutnya dulu. Dalam Islam, semua aspek hidup ada penataan sehingga lebih terarah.

Shalat lima waktu sehari membuatnya sadar akan kehadiran Tuhan dalam hidup setiap saat.Hal utama yang membuatnya menjadi Muslim adalah saat ia menemukan kebenaran, tidak perlu menutup mata dan bersembunyi. Ia merasa tak perlu juga menutupi identitas sebagai Muslimah, terlebih setelah ia menggunakan hijab. Baginya, hijab justru melindungi.

Satu setengah tahun kemudian, Alana baru berani mengungkapkan keislamannya kepada orang-orang di sekitarnya. Hingga akhirnya, mendekati Ramadhan, ia memutuskan memberi tahu kedua orang tuanya ia menjadi Muslim.Ia tahu, cepat atau lambat orang tuanya akan bertanya-tanya perubahan pada putri mereka.

Orang tua Alana kaget dan sempat bertanya apa Alana menjadi Muslimah lantaran hamil di luar nikah atau tertabrak mobil? Alana menjelas kan perkara-perkara itu bukanlah pemicu keislamannya, tapi karena Islamlah, pintu hatinya sadar akan eksistensi Tuhan.

Keluhuran perilaku

Tinggal di satu negara Eropa tak bisa membuatnya luput dari orang-orang yang anti dan takut terhadap Islam Islamofobia). Untuk mela wan Islamofobia, Alana mengungkapkan, Muslim harus menunjukkan Islam melalui perilaku me reka. Saat hal buruk terjadi, tidak perlu bereaksi negatif dan berlebihan. Sebab, banyak non-Muslim yang memerhatikan umat Islam.

Banyak non-Muslim terbuka untuk membicarakan agama sehingga menurut Alana, tidak perlu ragu jika harus mendiskusikan itu. Dari pem bicaraan tersebut nantinya, diharapkan satu atau dua poin yang baik dan positif mungkin akan mereka ingat.

Alana merasakan sendiri pengalaman itu. Setelah bertukar cerita tentang agama, ibunya me mutuskan berhenti merokok. Orang tua Alana juga lebih terbuka untuk membicarakan tentang Islam.

Alana sempat mengajak kedua orang tuanya ke Central Moqsue di Glasgow. Mereka sempat agak ragu dan bertanya apakah mereka harus menggunakan pakaian yang sama seperti Muslim. Alana meyakinkan mereka untuk tampil apa adanya, Muslim terbuka dan menerima semua orang.

Ayah Alana jadi banyak tahu tentang Islam setelah kunjungan itu. Bagi Alana, menjadi Muslim tidak mengubahnya. Alana masih tetap men jadi anak dari kedua orang tuanya seperti dulu.

Saat Natal tiba, bertanya-tanya apa yang harus dilakukannya setelah ia menjadi Muslimah. `'Saya tidak merayakan Natal, tapi saya tetap membantu keluarganya yang masih merayakan. Agak sedikit berkompromi memang,'' kata Alana.

Ia membujuk dan bicara baik-baik dengan keluarganya untuk memakan daging yang halal saja. Bujukan itu berhasil, keluarganya memilih me makan kalkun saat Natal meski minuman beralkohol masih menjadi hidangan favorit keluarga nya.

`'Mereka hanya keluarga yang saya miliki, saya harus pelan-pelan juga memahamkan mereka tentang apa yang boleh saya makan dan tidak,''kata Alana. Ia bersyukur perlahan-lahan orang tua mereka paham. Ayah dan ibunya bahkan berhati- hati saat membeli makanan dan mengecek apakah makanan yang mereka beli halal atau tidak agar Alana bisa nyaman dan aman mengonsumsinya.

Liburan membuka mata Alana tentang kehidupan Muslim yang jujur, sederhana, dan berhati-hati mengonsumsi makanan atau minuman. (republika/pahamilah)


Similar Videos

0 comments: