middle ad
Tampilkan postingan dengan label Munajat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Munajat. Tampilkan semua postingan
Tiada duka tiada pula kesedihan yang abadi di dunia, tiada sepi yang bakal merantai untuk selamanya, waktu pasti berganti pagi menjemput malam dan malam pun pasti menyongsong datangnya sang fajar, waktu terus berputar sebagaimana bumi dan bulan mengitari matahari, semua pasti berakhir pada masanya, pada waktunya dan sesuai dengan titah-NYA.

Bunga mekar itu pun pasti layu, keangkuhan dan kecongkakan pasti segera di jemput sang waktu, kegelapan pasti berakhir menjadi pagi, takdir dalam hidup dan kehidupan harus dijalani.

keabadian itu bukan disini, tapi ada disana, melewati senyum dan airmata,  dibalik masa setelah berakhir masa


Ya Tuhan jika umurku tiada berguna untuk mengingat-MU, perkenankanlah kiranya segera Engkau ambil dalam keluhuran dan lurusnya petunjuk-MU, namun jika masih ada kesempatan untuk memutihkan jiwa ini  sesuai dengan titah-MU maka selalu tegurlah aku dengan kelembutan-MU untuk senantiasa bersimpuh dan bersujud padamu



Ponorogo, 1 Syawal 1431 H

Keabadian itu hanya ada disana

Tiada duka tiada pula kesedihan yang abadi di dunia, tiada sepi yang bakal merantai untuk selamanya, waktu pasti berganti pagi menjemput malam dan malam pun pasti menyongsong datangnya sang fajar, waktu terus berputar sebagaimana bumi dan bulan mengitari matahari, semua pasti berakhir pada masanya, pada waktunya dan sesuai dengan titah-NYA.

Bunga mekar itu pun pasti layu, keangkuhan dan kecongkakan pasti segera di jemput sang waktu, kegelapan pasti berakhir menjadi pagi, takdir dalam hidup dan kehidupan harus dijalani.

keabadian itu bukan disini, tapi ada disana, melewati senyum dan airmata,  dibalik masa setelah berakhir masa


Ya Tuhan jika umurku tiada berguna untuk mengingat-MU, perkenankanlah kiranya segera Engkau ambil dalam keluhuran dan lurusnya petunjuk-MU, namun jika masih ada kesempatan untuk memutihkan jiwa ini  sesuai dengan titah-MU maka selalu tegurlah aku dengan kelembutan-MU untuk senantiasa bersimpuh dan bersujud padamu



Ponorogo, 1 Syawal 1431 H
Ya Allah Tuhan yang menciptakan lagit dan bumi dan apa yang ada diantaranya; rekening dosaku begitu sangat banyak, ada rekening mata, telinga, jari, bahkan ujung rambut pun mempunyai rekening, semua anggota tubuh dari yang dikenal maupun yang belum kukenal memiliki pos sendiri-sendiri. - Dosaku tak terhitung,

Belum lagi khilaf salahku pada sesama; kepada kedua orangtua, mertua/mantan, pasangan hidup/mantan, sahabat, teman2 - baik yang kenal maupun yang belum sempat berjabat tangan - Dosaku tak terhitung.

Juga kepada makluk-MU yang lain; Tumbuhan dan hewan yang secara sengaja atau tidak telah aku aniaya - Dosaku tak terhitung.

Belum lagi kepada-MU wahai Sang Pemilik Ruh, tidak sedikit aku teledor menjalankan perintah-MU bahkan seringkali dalam khilaf aku lalai, dan lebih dari itu dalam sadar aku mengabaikan ketentuan-MU - Dosaku tak terhitung.

Begitu banyak hal dalam hidup ini yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan-MU wahai Sang Peminta Pertanggung Jawaban - Dosaku tak terhitung.

Dengan apa dan seperti apa harus kupertanggung jawabkan? sebab dosaku melebihi buih lautan, apakah aku mampu untuk membela diri untuk bersilat lidah dihadapan-MU sedang kedua bibir dan lidah ini terkunci tanpa mampu berkata sedikit pun.

Hanya Engkau wahai Sang maha Mengetahui bahwa sesungguhnya dalam derai airmata hati - jiwaku selalu bersujud dihadapan kebesaran-MU ketika menjelang tidur, duduk, bahkan ketika berdiri selalu memohon ridho dan ampunan-MU.

Sesungguhnya hamba malu selalu merasa kurang lalu menengadahkan tangan dihadapan-MU, sebab tanpa aku minta pun sesunguhnya Engkau senantiasa memberi entah dalam hal ini atau itu, namun tiada tempat meminta kecuali hanya kepada-MU, Ya Allah hanya satu pintaku; bagaimanapun keadaan dan tingkah laku hambamu ini tetap izinkan kami untuk mengikrarkan "Lailahailallah Muhammad rosulullah" ketika ajal menjemput untuk memisahkan ruh dari jasad ini, amin

"Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin" (Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi)

Munajat Sang Kunar

Ya Allah Tuhan yang menciptakan lagit dan bumi dan apa yang ada diantaranya; rekening dosaku begitu sangat banyak, ada rekening mata, telinga, jari, bahkan ujung rambut pun mempunyai rekening, semua anggota tubuh dari yang dikenal maupun yang belum kukenal memiliki pos sendiri-sendiri. - Dosaku tak terhitung,

Belum lagi khilaf salahku pada sesama; kepada kedua orangtua, mertua/mantan, pasangan hidup/mantan, sahabat, teman2 - baik yang kenal maupun yang belum sempat berjabat tangan - Dosaku tak terhitung.

Juga kepada makluk-MU yang lain; Tumbuhan dan hewan yang secara sengaja atau tidak telah aku aniaya - Dosaku tak terhitung.

Belum lagi kepada-MU wahai Sang Pemilik Ruh, tidak sedikit aku teledor menjalankan perintah-MU bahkan seringkali dalam khilaf aku lalai, dan lebih dari itu dalam sadar aku mengabaikan ketentuan-MU - Dosaku tak terhitung.

Begitu banyak hal dalam hidup ini yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan-MU wahai Sang Peminta Pertanggung Jawaban - Dosaku tak terhitung.

Dengan apa dan seperti apa harus kupertanggung jawabkan? sebab dosaku melebihi buih lautan, apakah aku mampu untuk membela diri untuk bersilat lidah dihadapan-MU sedang kedua bibir dan lidah ini terkunci tanpa mampu berkata sedikit pun.

Hanya Engkau wahai Sang maha Mengetahui bahwa sesungguhnya dalam derai airmata hati - jiwaku selalu bersujud dihadapan kebesaran-MU ketika menjelang tidur, duduk, bahkan ketika berdiri selalu memohon ridho dan ampunan-MU.

Sesungguhnya hamba malu selalu merasa kurang lalu menengadahkan tangan dihadapan-MU, sebab tanpa aku minta pun sesunguhnya Engkau senantiasa memberi entah dalam hal ini atau itu, namun tiada tempat meminta kecuali hanya kepada-MU, Ya Allah hanya satu pintaku; bagaimanapun keadaan dan tingkah laku hambamu ini tetap izinkan kami untuk mengikrarkan "Lailahailallah Muhammad rosulullah" ketika ajal menjemput untuk memisahkan ruh dari jasad ini, amin

"Robbana dholamna anfusana wailam tagfirlana watarhamana lana kunnana minal khosirin" (Ya Allah , kami telah mendholimi pada diri kami sendiri, jika tidak engkau ampuni kami dan merahmati kami tentulah kami menjadi orang yang rugi)