Jemariku, tak jarang engkau selalu ku paksa untuk segera
menyelesaikan seluruh masalah yang senantiasa engkau hadapi, mulai dari
ketikan yang belum rapi, narasi yang masih amburadul, bahkan lukisan
yang belum tuntas dalam pola dan warnanya,
Jemariku,
betapa banyak waktu yang telah engkau lalui disiang dan malammu yang
tiada terperi, engkau juga hadir dan tetap setia guna menyematkan janji ikatan hati sehidup semati atas nama Tuhan sebentuk cincin yang kini terbuang dan tersia-siakan.
Wahai
jemariku, jangan sampai engkau menangis dan jangan pula engkau bersedih
serta turut menanggung kesusahan, semua itu bukan kodratmu juga bukan
tangung jawabmu, lagi pula Tuhan tidak menganugerahkan hati kepadamu
untuk merasa dan akal untuk mengingat. andai Tuhan menganugerahkan itu
semua, pasti engkaulah yang pertama kali bersedih dan bercucuran
airmata.
Jemariku, permohonan maaf sebenarnya tidak pantas dan bahkan belum pantas aku ucapkan dihadapanmu, namun tiada tempat dan juga tiada cara lagi untuk mengungkapkannya, hanya dengan kata "maaf ... maaf", jemariku, aku
mohon maaf, engkau telah kukecewakan, sebab ikatan suci yang dulu
pernah engkau pasang di jari manisnya kini telah disia-siakan, dihianati
dan dicaci maki... "maaf"...
Ponorogo, 1 Syawal 1431 H
Similar Videos
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments: