Guru Besar Ilmu Fiqih IAIN Sunan Ampel Surabaya dan Prof. Dr Ahmad Zahro
Pahamilah.com - Polemik pembacaan Al-Qur’an dengan langgam Jawa pada perayaan Isra’ Mi’raj di Istana Negara Jum’at Malam 15 Mei 2015 lalu masih terus menuai kritik di tengah masyarakat.
Guru Besar Ilmu Fiqih UIN Sunan Ampel Surabaya dan Prof. Dr Ahmad Zahro, yang juga seorang hafidz qur’an berpendapat bahwa kejadian itu merupakan bentuk peninggalan identitas al-Qur’an.
“Pembacaan Al-Qur’an pada Isra’ Mi’raj
di Istana kemarin mengindikasikan meninggalkan identitas Al-Qur’an.
Sebagaimana dikatakan hadits pada akhir zaman akan ada orang-orang yang
membaca Al-Qur’an mengikuti orang yang fasiq,“ ujar Ahmad Zahro saat ditemui di Gedung Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya, Rabu (20/05/2015).
Saat ditanya mengenai alasan yang membuat pembacaan qira’ah menggunakan langgam Jawa menurutnya hal tidak ada kaidahnya dalam tilawah Al-Quran.
“Jelas tidak setuju karena tidak Araby, bahwa membaca Al-Qur’an harus menggunakan nagham
(lagu) Arab. Haditsnya pun sudah jelas dan terkenal. Akan tetapi jika
mungkin hanya menjadi sebatas sisipan bisa jadi boleh-boleh saja, selama
tidak melanggar kaidah. Tapi kalau yang di Istana kemarin jelas ndak bisa, banyak pelanggaran di sana,” ujarnya.
Pria yang beberapa kali menjadi hakim
Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Tingkat Nasional maupun MTQ Tingkat
Internasional mengingatkan agar membaca Al-Quran sesuai anjuran Nabi
saja.
“Bacalah Al-Quran sesuai dengan cara
dan suara orang-orang Arab. Dan jauhilah olehmu cara baca orang-orang
fasik dan berdosa besar. Maka sesungguhnya akan datang beberapa kaum
setelahku melagukan Al-Qur’an seperti nyanyian dan rahbaniah (membaca
tanpa tadabbur) dan nyanyian. Suara mereka tidak dapat melewati
tenggorokan mereka (tidak dapat meresap ke dalam hati). Hati mereka dan
orang-orang yang simpati kepada mereka telah terfitnah (keluar dari
jalan yang lurus),” ujarnya mengutip sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al Baihaqi dan Imam At Tabharani.
Menurutnya, dalam dunia tilawah tidak ada satupun ajang MTQ yang menggunakan langgam Jawa. [baca juga: Mantan Hakim MTQ: Pembacaan Quran Langgam Jawa Akan Picu Masalah]
0 comments: