middle ad
Tampilkan postingan dengan label Amerika. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amerika. Tampilkan semua postingan
Takfiri ISIS

Pahamilah.com - Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa dirinya mengotorisasi serangan udara AS di Irak. Ia menggambarkan intervensi itu sebagai "upaya kemanusiaan untuk membantu menyelamatkan ribuan warga sipil Irak yang terjebak di gunung" dan sebagai upaya "melindungi personil Amerika kami."

Satu kata yang tidak disebutkannya adalah "minyak," namun itu berada dekat pusat motif Amerika untuk melakukan intervensi.

AS sedang melakukan bantuan lewat udara untuk membantu kaum Yazidi yang melarikan diri dari seranga kawanan teroris Negara Islam. Anehnya, AS justru melancarkan serangan udara di sekitar Erbil, yang letaknya di sebelah barat. Memang ada personil konsuler AS di Erbil, namun mereka dapat segera dievakuasi jika diperlukan.

Apa yang tidak diucapkan Obama adalah bahwa Erbil, sebuah kota dengan 1,5 juta penduduk, adalah ibukota pemerintah daerah Kurdi dan pusat administrasi industri minyak, yang menyumbang sekitar seperempat minyak Irak. Kurdi mengklaim bahwa jika menjadi negara merdeka, mereka akan memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia. Sumur-sumur minyak itu berada di dekat Erbil.

Jika Negara Islam mengambil alih Erbil, mereka akan membahayakan produksi minyak Irak dan, lebih luas lagi, akses global terhadap minyak. Harga [minyak] akan melonjak saat Eropa, yang membeli minyak dari Irak, masih belum lolos dari resesi global.

Harga minyak telah meningkat sebagai tanggapan atas ancaman Negara Islam pada Erbil, dan pada hari Kamis (7/8), perusahaan minyak AS, Chevron dan Exxon Mobile, mulai mengevakuasi personilnya dari Kurdistan. Namun para pedagang minyak memprediksi bahwa intervensi AS dapat menghentikan lonjakan [harga] itu.

Dalam menggambarkan intervensi Amerika di Irak sebagai upaya murni kemanusiaan, Obama mengikuti naskah yang dibacanya dari Libya, saat ia membenarkan intervensi AS sebagai upaya mencegah pembantaian di Benghazi.  (islamtimes/pahamilah)


Serangan Udara AS Terhadap ISIS untuk Lindungi Minyak

Takfiri ISIS

Pahamilah.com - Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa dirinya mengotorisasi serangan udara AS di Irak. Ia menggambarkan intervensi itu sebagai "upaya kemanusiaan untuk membantu menyelamatkan ribuan warga sipil Irak yang terjebak di gunung" dan sebagai upaya "melindungi personil Amerika kami."

Satu kata yang tidak disebutkannya adalah "minyak," namun itu berada dekat pusat motif Amerika untuk melakukan intervensi.

AS sedang melakukan bantuan lewat udara untuk membantu kaum Yazidi yang melarikan diri dari seranga kawanan teroris Negara Islam. Anehnya, AS justru melancarkan serangan udara di sekitar Erbil, yang letaknya di sebelah barat. Memang ada personil konsuler AS di Erbil, namun mereka dapat segera dievakuasi jika diperlukan.

Apa yang tidak diucapkan Obama adalah bahwa Erbil, sebuah kota dengan 1,5 juta penduduk, adalah ibukota pemerintah daerah Kurdi dan pusat administrasi industri minyak, yang menyumbang sekitar seperempat minyak Irak. Kurdi mengklaim bahwa jika menjadi negara merdeka, mereka akan memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia. Sumur-sumur minyak itu berada di dekat Erbil.

Jika Negara Islam mengambil alih Erbil, mereka akan membahayakan produksi minyak Irak dan, lebih luas lagi, akses global terhadap minyak. Harga [minyak] akan melonjak saat Eropa, yang membeli minyak dari Irak, masih belum lolos dari resesi global.

Harga minyak telah meningkat sebagai tanggapan atas ancaman Negara Islam pada Erbil, dan pada hari Kamis (7/8), perusahaan minyak AS, Chevron dan Exxon Mobile, mulai mengevakuasi personilnya dari Kurdistan. Namun para pedagang minyak memprediksi bahwa intervensi AS dapat menghentikan lonjakan [harga] itu.

Dalam menggambarkan intervensi Amerika di Irak sebagai upaya murni kemanusiaan, Obama mengikuti naskah yang dibacanya dari Libya, saat ia membenarkan intervensi AS sebagai upaya mencegah pembantaian di Benghazi.  (islamtimes/pahamilah)


Barack Obama - Presiden Obama

Pahamilah.com - Pemerintahan Obama "panik" akan kebangkitan teroris ISIS di Irak, "rakasa" yang awalnya tercipta dengan bantuan AS, seorang jurnalis investigasi Amerika mengatakan.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis (7/8/14) mengizinkan serangan udara untuk menargetkan teroris Takfiri ISIS (IS) di Irak untuk melindungi personil Amerika di sana dan  membantu para pengungsi Irak terlantar dan terkepung teroris di Gunung Sinjar, utara Irak.

ISIS yang juga menguasai beberapa wilayah Suriah, mengirim pejuangnya ke negara tetangga Irak pada bulan Juni lalu dan menguasai wilayah besar yang meliputi perbatasan antara kedua negara.

Para teroris ini meneror seluruh masyarakat Irak, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lainnya.

Sebelumnya, AS menyediakan senjata dan melatih ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah untuk melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Mereka dilatih CIA di Yordania pada tahun 2012.

"AS dan presiden jelas panik karena sangat menyadari jenis peralatan dan pelatihan yang diberikan pada pasukan ISIS ini di Yordania," kata Wayne Madsen pada Press TV hari Sabtu (9/8).

"Obama harus mengambil tindakan karena dia yang menciptakan 'raksasa Frankenstein' dengan pelatihan fundamentalis radikal Takfiri ini," katanya. "Sekarang, mereka tidak hanya mengancam Baghdad, tapi juga Beirut karena mereka juga ada di Libanon."

Madsen mengatakan, satu-satunya cara menghentikan ISIS adalah "memotong dukungan keuangan mereka" melalui "tindakan eksekutif" melawan Arab Saudi, penyandang dana utama kelompok teroris di wilayah tersebut.

Beberapa analis mengatakan, munculnya ISIS mengingatkan dukungan AS untuk kelompok Mujahidin melawan Uni Soviet pada 1980-an yang melahirkan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda dan Taliban. (islamtimes/pahamilah)

ISIS Bangkit, Obama 'Panik'

Barack Obama - Presiden Obama

Pahamilah.com - Pemerintahan Obama "panik" akan kebangkitan teroris ISIS di Irak, "rakasa" yang awalnya tercipta dengan bantuan AS, seorang jurnalis investigasi Amerika mengatakan.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis (7/8/14) mengizinkan serangan udara untuk menargetkan teroris Takfiri ISIS (IS) di Irak untuk melindungi personil Amerika di sana dan  membantu para pengungsi Irak terlantar dan terkepung teroris di Gunung Sinjar, utara Irak.

ISIS yang juga menguasai beberapa wilayah Suriah, mengirim pejuangnya ke negara tetangga Irak pada bulan Juni lalu dan menguasai wilayah besar yang meliputi perbatasan antara kedua negara.

Para teroris ini meneror seluruh masyarakat Irak, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lainnya.

Sebelumnya, AS menyediakan senjata dan melatih ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah untuk melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Mereka dilatih CIA di Yordania pada tahun 2012.

"AS dan presiden jelas panik karena sangat menyadari jenis peralatan dan pelatihan yang diberikan pada pasukan ISIS ini di Yordania," kata Wayne Madsen pada Press TV hari Sabtu (9/8).

"Obama harus mengambil tindakan karena dia yang menciptakan 'raksasa Frankenstein' dengan pelatihan fundamentalis radikal Takfiri ini," katanya. "Sekarang, mereka tidak hanya mengancam Baghdad, tapi juga Beirut karena mereka juga ada di Libanon."

Madsen mengatakan, satu-satunya cara menghentikan ISIS adalah "memotong dukungan keuangan mereka" melalui "tindakan eksekutif" melawan Arab Saudi, penyandang dana utama kelompok teroris di wilayah tersebut.

Beberapa analis mengatakan, munculnya ISIS mengingatkan dukungan AS untuk kelompok Mujahidin melawan Uni Soviet pada 1980-an yang melahirkan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda dan Taliban. (islamtimes/pahamilah)

Amerika adalah Zionis

Pahamilah.com - Mantan anggota AIPAC, Richard Forer mengatakan Israel tidak akan mampu melanjutkan kekejaman terhadap warga Palestina di Gaza jika tidak mendapat dukungan AS.

"Sudah cukup lama Amerika memberi Israel izin. Misalnya, sejak perang 1967 ketika Israel mengambil alih Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan," kata Forer pada Press TV hari Minggu (3/8/14).

"Jika Anda perhatikan, selama bertahun-tahun Amerika membiarkan Israel menghindari perundingan perdamaian yang benar-benar serius," tambahnya.

AS memberi senjata dan amunisi yang Israel butuhkan untuk melawan Palestina dalam tahun-tahun terakhir. "Amerika memberi Israel begitu banyak senjata yang membuka jalan bagi Israel untuk melanjutkan serangan-serangannya," katanya.

Forer melanjutkan, "Di babak terbaru ini, beberapa hari lalu Israel memberitahu Amerika bahwa mereka kehabisan amunisi dan kemudian Amerika mengizinkan mereka mengakses gudang besar amunisi Amerika di Israel."

Forer juga mengatakan, AS sudah menghabiskan banyak uang dalam membantu Israel menjaga kekuatan militernya. "Amerika Serikat menghabiskan lebih dari setengah jumlah uangnya bagi Israel untuk mempertahankan militernya," katanya.

"Saya tidak berpikir bahwa Israel akan mampu mempertahankan pendudukannya tanpa Amerika dan melanjutkan-perlakuan buruk atas rakyat Palestina..." katanya.

Lebih dari 1.850 warga Palestina telah tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta 9.300 lainnya terluka dalam agresi Israel di Jalur Gaza. (islamtimes/pahamilah)


Richard Forer Mantan AIPAC: Israel Akan Gagal Tanpa Dukungan AS

Amerika adalah Zionis

Pahamilah.com - Mantan anggota AIPAC, Richard Forer mengatakan Israel tidak akan mampu melanjutkan kekejaman terhadap warga Palestina di Gaza jika tidak mendapat dukungan AS.

"Sudah cukup lama Amerika memberi Israel izin. Misalnya, sejak perang 1967 ketika Israel mengambil alih Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan," kata Forer pada Press TV hari Minggu (3/8/14).

"Jika Anda perhatikan, selama bertahun-tahun Amerika membiarkan Israel menghindari perundingan perdamaian yang benar-benar serius," tambahnya.

AS memberi senjata dan amunisi yang Israel butuhkan untuk melawan Palestina dalam tahun-tahun terakhir. "Amerika memberi Israel begitu banyak senjata yang membuka jalan bagi Israel untuk melanjutkan serangan-serangannya," katanya.

Forer melanjutkan, "Di babak terbaru ini, beberapa hari lalu Israel memberitahu Amerika bahwa mereka kehabisan amunisi dan kemudian Amerika mengizinkan mereka mengakses gudang besar amunisi Amerika di Israel."

Forer juga mengatakan, AS sudah menghabiskan banyak uang dalam membantu Israel menjaga kekuatan militernya. "Amerika Serikat menghabiskan lebih dari setengah jumlah uangnya bagi Israel untuk mempertahankan militernya," katanya.

"Saya tidak berpikir bahwa Israel akan mampu mempertahankan pendudukannya tanpa Amerika dan melanjutkan-perlakuan buruk atas rakyat Palestina..." katanya.

Lebih dari 1.850 warga Palestina telah tewas, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta 9.300 lainnya terluka dalam agresi Israel di Jalur Gaza. (islamtimes/pahamilah)


 Dirk Adriaensens analis asal Belgia

Pahamilah.com - Amerika Serikat, negara yang selalu sok menjadi hansip dunia, menciptakan perang abadi di dunia demi memulihkan perekonomian dan kekuasaannya, ungkap seorang analis politik seperti dilansir Press TV.

Dirk Adriaensens asal Belgia mengatakan, "Amerika berusaha menghancurkan semua hubungan antara warga, antara negara, antara bangsa. Mereka seolah membutuhkan perang abadi. Dan tentu saja, semua itu sudah tertulis dalam Proyek Abad Baru Amerika pada tahun 1997, [yang ingin] membangun kembali kekuatan Amerika."

"Sepanjang sejarahnya, Amerika selalu melatih, mempersenjatai, dan mendukung pasukan berani mati. Mereka melatih kekuatan mematikan di Vietnam, Amerika Tengah. Di Afghanistan mereka menciptakan al-Qaeda. Dan kita lihat di Irak, kita lihat di Suriah, kita lihat di Libya. Dan sekarang mereka akan melatih pasukan juga di Ukraina," sesalnya.

Sebelum ini, Amerika mengumumkan akan segera mengirim pasukan ke Ukraina demi 'melatih' pasukan militer Ukraina. Gedung Putih malah sudah meminta Kongres menyediakan dana 19 juta dolar untuk pelatihan tersebut.

Adriaensens berpendapat, Amerika memang selalu membutuhkan perang karena ekonomi Amerika adalah ekonomi perang.

"Saya berasumsi mereka sangat membutuhkan perang untuk bisa pulih dari krisis mereka. Ekonomi Amerika sudah menjadi ekonomi perang dan mereka harus memproduksi senjata. Dan senjata-senjata ini akan membunuh orang dan menghancurkan seluruh negara dalam waktu dekat. Dan mereka sedang sibuk melakukannya," tegasnya.

Analis dari Brussel Tribunal itu juga menyebut Amerika sebagai negara nakal yang sibuk menghancurkan dunia. Jika masyarakat internasional tidak segera sadar, Amerika akan terus melanjutkan aksinya sampai perang dunia ketiga tercipta, catatnya (islamtimes/pahamilah)


Analis asal Belgia: Amerika Butuh Perang Abadi Demi Ekonomi

 Dirk Adriaensens analis asal Belgia

Pahamilah.com - Amerika Serikat, negara yang selalu sok menjadi hansip dunia, menciptakan perang abadi di dunia demi memulihkan perekonomian dan kekuasaannya, ungkap seorang analis politik seperti dilansir Press TV.

Dirk Adriaensens asal Belgia mengatakan, "Amerika berusaha menghancurkan semua hubungan antara warga, antara negara, antara bangsa. Mereka seolah membutuhkan perang abadi. Dan tentu saja, semua itu sudah tertulis dalam Proyek Abad Baru Amerika pada tahun 1997, [yang ingin] membangun kembali kekuatan Amerika."

"Sepanjang sejarahnya, Amerika selalu melatih, mempersenjatai, dan mendukung pasukan berani mati. Mereka melatih kekuatan mematikan di Vietnam, Amerika Tengah. Di Afghanistan mereka menciptakan al-Qaeda. Dan kita lihat di Irak, kita lihat di Suriah, kita lihat di Libya. Dan sekarang mereka akan melatih pasukan juga di Ukraina," sesalnya.

Sebelum ini, Amerika mengumumkan akan segera mengirim pasukan ke Ukraina demi 'melatih' pasukan militer Ukraina. Gedung Putih malah sudah meminta Kongres menyediakan dana 19 juta dolar untuk pelatihan tersebut.

Adriaensens berpendapat, Amerika memang selalu membutuhkan perang karena ekonomi Amerika adalah ekonomi perang.

"Saya berasumsi mereka sangat membutuhkan perang untuk bisa pulih dari krisis mereka. Ekonomi Amerika sudah menjadi ekonomi perang dan mereka harus memproduksi senjata. Dan senjata-senjata ini akan membunuh orang dan menghancurkan seluruh negara dalam waktu dekat. Dan mereka sedang sibuk melakukannya," tegasnya.

Analis dari Brussel Tribunal itu juga menyebut Amerika sebagai negara nakal yang sibuk menghancurkan dunia. Jika masyarakat internasional tidak segera sadar, Amerika akan terus melanjutkan aksinya sampai perang dunia ketiga tercipta, catatnya (islamtimes/pahamilah)