middle ad
Tampilkan postingan dengan label Muallaf. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Muallaf. Tampilkan semua postingan

Pahamilah.com - Pemain Football Amerika Serikat, Dominique Easley menyatakan telah memeluk Islam melalui media sosial beberapa yang lalu. Pernyataan Easley ini mendapat pujian dan dukungan dari penggemarnya.

“Banyak hal yang terjadi di hidupku. Aku merasa telah tersesat selama 22 tahun. Hari ini aku telah menemukan pemandu ke surga. #AllahuAkbar,” cuit Easley di Twitter dikutip dari OnIslam.net, Jumat 20 Maret 2015.

Pemain New England Patriot itu mengumumkan keputusan menjadi Muslim di Twitter pada Jumat, 13 Maret lalu, yang kemudian memicu gelombang pujian. Sejak itu, cuitan Easley di-retweet lebih dari 5.150 kali dan menghasilkan ratusan komentar.

@DominiqueEasley Alhamdulillah! Semoga Allah membuat perjalananmu ini indah. Semoga Dia memberkati hidupmu dan mengganjarmu dengan Jannah (surga),” cuit seorang penggemar Easley.
“Salam hormat saudaraku! Semoga Allah memberkatimu InsyaAllah!” cuit penggemar lainnya.
Pemain bertahan ini juga mengumumkan keislamannya lewat Instagram yang mendapat lebih dari 1.200 Like dan puluhan komentar. Dia mengunggah sebuah foto dirinya bersama tiga orang berpakaian seperti Muslim di sebuah masjid.

“Selamat datang di Islam Alhamdulillah..,” seorang pengguna Instagram menulis.
“Selamat telah menemukan kedamaian dan selamat datang dalam keluarga besar yang penuh cinta dan doa untuk Anda,” komentar lainnya.

Lahir pada April 1992, Easley telah menandatangani kontrak empat tahun dengan New England Patriots pada 2014. Nilai kontrak Easley US$ 7,3 juta. (eramuslim/pahamilah)

Dominique Easley, Atlet Top AS Memeluk Islam


Pahamilah.com - Pemain Football Amerika Serikat, Dominique Easley menyatakan telah memeluk Islam melalui media sosial beberapa yang lalu. Pernyataan Easley ini mendapat pujian dan dukungan dari penggemarnya.

“Banyak hal yang terjadi di hidupku. Aku merasa telah tersesat selama 22 tahun. Hari ini aku telah menemukan pemandu ke surga. #AllahuAkbar,” cuit Easley di Twitter dikutip dari OnIslam.net, Jumat 20 Maret 2015.

Pemain New England Patriot itu mengumumkan keputusan menjadi Muslim di Twitter pada Jumat, 13 Maret lalu, yang kemudian memicu gelombang pujian. Sejak itu, cuitan Easley di-retweet lebih dari 5.150 kali dan menghasilkan ratusan komentar.

@DominiqueEasley Alhamdulillah! Semoga Allah membuat perjalananmu ini indah. Semoga Dia memberkati hidupmu dan mengganjarmu dengan Jannah (surga),” cuit seorang penggemar Easley.
“Salam hormat saudaraku! Semoga Allah memberkatimu InsyaAllah!” cuit penggemar lainnya.
Pemain bertahan ini juga mengumumkan keislamannya lewat Instagram yang mendapat lebih dari 1.200 Like dan puluhan komentar. Dia mengunggah sebuah foto dirinya bersama tiga orang berpakaian seperti Muslim di sebuah masjid.

“Selamat datang di Islam Alhamdulillah..,” seorang pengguna Instagram menulis.
“Selamat telah menemukan kedamaian dan selamat datang dalam keluarga besar yang penuh cinta dan doa untuk Anda,” komentar lainnya.

Lahir pada April 1992, Easley telah menandatangani kontrak empat tahun dengan New England Patriots pada 2014. Nilai kontrak Easley US$ 7,3 juta. (eramuslim/pahamilah)

Pahamilah.com - Mengikuti perkembangan embrio bayi merupakan momen yang sangat menakjubkan dan mengharukan. Peristiwa luar biasa ini juga disebutkan dalam Alquran.

Siapa sangka kejadian ini membuat gadis asal Inggris, Nichola Taylor takjub. Ketakjuban akan kisah perkembangan embrio ini dalam Alquran memberinya hikmah untuk memeluk Islam.

Awalnya, kehidupan Nichola tidak terlalu religius meski ia meyakini kehadiran Tuhan. Ia pernah berdebat dengan ibunya terkait film Passion of Christ. Dia tidak bisa meyakini semua fakta yang terekam dalam film tersebut. Keputusannya menonton lantaran banyak tergoda kesan temannya yang menyatakan film tersebut menarik.

Beberapa tahun kemudian, Nichola mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional di London. Dunai baru ini menjadi masa awal baginya mengenal Islam. Profesinya membuat Nichola harus melayani kliennya para insinyur yang berasal dari Kairo, Mesir. Melalui merekalah, Nichola mulai mengenal Islam.

Awalnya Nichola tidak tertarik sama sekali dengan dunia Islam. Tetapi, ia begitu kagum lantaran melihat sebagian rekan kerjanya sanggup bekerja dengan baik meski berpuasa ketika Ramadan.

“Saat itu saya banyak bertanya seperti mengapa tidak makan dan minum, apakah puasa ini sehat, apa hal lain yang dilakukan selama Ramadan,” katanya.

Usai Ramadan, Nichola mulai melihat ada konsep yang salah tentang Islam di tengah masyarakat Barat. Baginya, masyarakat Barat sangat sedikit atau tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang Islam.

Beberapa konsep yang salah dipahami seperti mengapa perempuan memakai hijab, apa fungsinya hijab, mengapa rambut dianggap bagian dari aurat.

Nichola pun memutuskan untuk mengenal Islam lebih dalam dengan mengunjungi Central Mosque di London dan membeli beberapa buku Islam. Ia disarankan untuk tidak membaca Alquran lebih dahulu karena akan lebih mudah memahami konsep-konsep sederhana dalam Islam melalui buku-buku.

“Buku-buku tersebut menarik tapi tidak ada yang menonjol sampai saya membaca buku Miracles of the Quran karya Harun Yahya,” katanya.

Buku tersebut menarik hati Nichola. Salah satu materi dalam buku tersebut, yang membahas perkembangan embrio dalam Alquran, yaitu pada Surat Al Mukminun ayat 12-14 mempertebal keyakinannya pada Islam.

“Saya sangat takjub dan berlinang air mata saat membacanya,” kenang Nichola.

Yang membuatnya semakin terharu adalah penjelasan dalam Alquran sangat rinci mengenai proses perkembangan embrio. Padahal, pengetahuan medis kala Alquran diturunkan tidak secanggih sekarang.

“Tidak ada scan untuk menunjukkan embrio pada tahap apapun, tidak ada pengetahuan tentang bagaimana tubuh manusia bekerja! Itu membuat saya bingung. Dan dari sinilah saya yakin (dengan Islam).”

Ia sempat merenung, dan akhirnya memutuskan menelepon salah satu koleganya di Kairo. Kepada koleganya, ia menyatakan ingin mengucapkan dua kalimat syahadat.

Tahun pertama menjadi Muslimah ia jalani dengan penuh liku. Dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia sepenuhnya mengandalkan pengetahuan Islam dari internet, mulai dari belajar salat, tidak lagi mengonsumsi babi dan alkohol. Ia pun berusaha ikut puasa ketika Ramadan, meski tidak genap.

Namun berkat pertolongan Allah, Nichola akhirnya bertemu suaminya, seorang insinyur Muslim asal Mesir. Dengan bimbingan suaminya itu, Nichola akhirnya memiliki keluarga Muslim yang menyenangkan. (eramuslim/pahamilah)

Nicola Taylor Peluk Islam Karena Penjelasan Embrio Manusia Dalam Quran


Pahamilah.com - Mengikuti perkembangan embrio bayi merupakan momen yang sangat menakjubkan dan mengharukan. Peristiwa luar biasa ini juga disebutkan dalam Alquran.

Siapa sangka kejadian ini membuat gadis asal Inggris, Nichola Taylor takjub. Ketakjuban akan kisah perkembangan embrio ini dalam Alquran memberinya hikmah untuk memeluk Islam.

Awalnya, kehidupan Nichola tidak terlalu religius meski ia meyakini kehadiran Tuhan. Ia pernah berdebat dengan ibunya terkait film Passion of Christ. Dia tidak bisa meyakini semua fakta yang terekam dalam film tersebut. Keputusannya menonton lantaran banyak tergoda kesan temannya yang menyatakan film tersebut menarik.

Beberapa tahun kemudian, Nichola mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional di London. Dunai baru ini menjadi masa awal baginya mengenal Islam. Profesinya membuat Nichola harus melayani kliennya para insinyur yang berasal dari Kairo, Mesir. Melalui merekalah, Nichola mulai mengenal Islam.

Awalnya Nichola tidak tertarik sama sekali dengan dunia Islam. Tetapi, ia begitu kagum lantaran melihat sebagian rekan kerjanya sanggup bekerja dengan baik meski berpuasa ketika Ramadan.

“Saat itu saya banyak bertanya seperti mengapa tidak makan dan minum, apakah puasa ini sehat, apa hal lain yang dilakukan selama Ramadan,” katanya.

Usai Ramadan, Nichola mulai melihat ada konsep yang salah tentang Islam di tengah masyarakat Barat. Baginya, masyarakat Barat sangat sedikit atau tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang Islam.

Beberapa konsep yang salah dipahami seperti mengapa perempuan memakai hijab, apa fungsinya hijab, mengapa rambut dianggap bagian dari aurat.

Nichola pun memutuskan untuk mengenal Islam lebih dalam dengan mengunjungi Central Mosque di London dan membeli beberapa buku Islam. Ia disarankan untuk tidak membaca Alquran lebih dahulu karena akan lebih mudah memahami konsep-konsep sederhana dalam Islam melalui buku-buku.

“Buku-buku tersebut menarik tapi tidak ada yang menonjol sampai saya membaca buku Miracles of the Quran karya Harun Yahya,” katanya.

Buku tersebut menarik hati Nichola. Salah satu materi dalam buku tersebut, yang membahas perkembangan embrio dalam Alquran, yaitu pada Surat Al Mukminun ayat 12-14 mempertebal keyakinannya pada Islam.

“Saya sangat takjub dan berlinang air mata saat membacanya,” kenang Nichola.

Yang membuatnya semakin terharu adalah penjelasan dalam Alquran sangat rinci mengenai proses perkembangan embrio. Padahal, pengetahuan medis kala Alquran diturunkan tidak secanggih sekarang.

“Tidak ada scan untuk menunjukkan embrio pada tahap apapun, tidak ada pengetahuan tentang bagaimana tubuh manusia bekerja! Itu membuat saya bingung. Dan dari sinilah saya yakin (dengan Islam).”

Ia sempat merenung, dan akhirnya memutuskan menelepon salah satu koleganya di Kairo. Kepada koleganya, ia menyatakan ingin mengucapkan dua kalimat syahadat.

Tahun pertama menjadi Muslimah ia jalani dengan penuh liku. Dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia sepenuhnya mengandalkan pengetahuan Islam dari internet, mulai dari belajar salat, tidak lagi mengonsumsi babi dan alkohol. Ia pun berusaha ikut puasa ketika Ramadan, meski tidak genap.

Namun berkat pertolongan Allah, Nichola akhirnya bertemu suaminya, seorang insinyur Muslim asal Mesir. Dengan bimbingan suaminya itu, Nichola akhirnya memiliki keluarga Muslim yang menyenangkan. (eramuslim/pahamilah)
Ust Samsul Arifin Nababan

Pahamilah.com - TANGERANG SELATAN - Pada Ahad Malam (3/5), Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Indonesia kedatangan tamu. Dia adalah seorang yang berdarah Toraja-Manado, seorang perempuan, single parent yang berjuang untuk mendapatkan kebenaran dalam beragama.

Namanya ibu Siska. Ia datang bersama seorang teman kerjanya. Bersama mereka datang ke pesantren untuk menemui KH. Syamsul Arifin Nababan. Tidak lain dan tidak bukan, rasa ingin tahu dan keraguannya terhadap agama Kristen yang ia anutlah yang membawanya datang menemui beliau.

Alhamdulillah, kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh pak Kiai. Pembicaraan pun mulai berlangsung akrab. Berawal dari perkenalan hingga pembicaraan berat seputar agama. Singkat cerita, ibu Siska sebagai seorang yang berjuang untuk menemukan agama yang benar memberikan sebuah pertanyaan kepada pak Kiai. Ia bertanya,

“Pak Kiai, bagaimana cara kita untuk memahami sebuah agama yang benar?”, ucap bu Siska.
Mendengar pertanyaan yang sangat penting ini pak Kiai pun kemudian menjelaskan, “Untuk memahami sebuah agama, tidak bisa melihat dari jumlah penganutnya saja, perilaku penganutnya, atau subjektifitas seorang yang memberikan penilaian terhadapnya. Ia harus dipahami secara objektif berdasarkan sumber ajarannya, karena agama dapat dipelajari berdasarkan atas sumber ajarannya.”

Pak Kiai pun kemudian menjelaskan lebih lanjut, “Saya akan memberikan penjelasan lebih mendalam lagi kepada ibu Siska. Bahwa semua ciptaan Tuhan yang ada di dunia ini pada hakikatnya adalah untuk manusia. Langit, bumi, laut, gunung dan benda-benda yang ada di langit dan bumi diperuntukkan bagi manusia."
"Manusia adalah makhluk yang sempurna. Manusia diberikan seperangkat panca indra yang sempurna yang tidak ada pada makhluk yang lain, bahkan malaikat sekalipun. Manusia diberikan akal, hati, dan hawa nafsu. Oleh sebab itu, ia menjadi makhluk yang dinamis, tidak seperti malaikat yang statis atau Iblis dan Jin yang menggoda manusia untuk berbuat kerusakan.”, kata pak Kiai.

Ibu Siska kemudian bertanya kepada pak Kiai. “Pak Kiai, tadi pak Kiai bilang kalau semua ciptaan yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini adalah untuk manusia, lalu mengapa manusia diciptakan, kemudian mengapa harus ada makhluk lain yang statis seperti malaikat serta iblis dan jin yang menggoda manusia?”, tanya ibu Siska.

“Baik, saya akan menjelaskan, namun saya akan membatasi penjelasan saya pada konteks manusia saja karena apabila kita membahas tentang makhluk yang lain, maka pembahasan ini akan melebar dan ibu Siska akan mengalami kesulitan dalam memahaminya.”, tutur pak Kiai.

“Tujuan manusia diciptakan di dunia ini tidak lain hanyalah untuk menyembah Tuhan. Akan tetapi manusia tidak dapat berinteraksi langsung dengan Tuhan dalam rangka tunduk dan menyembah-Nya. Lalu, bagaimana manusia berinteraksi dengan Tuhan, sementara Ia tidak menghendaki manusia langsung berinteraksi dengannya?

Sebab itu, dipilihlah manusia pilihan untuk menjelaskan kepada manusia yang lain tentang Tuhan.  Ia adalah nabi. Akan tetapi, nabi juga tidak dapat bertemu dengan Tuhan secara langsung, melainkan ada makhluk lain yang menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepadanya, yaitu malaikat. Malaikatlah yang kemudian berinteraksi dengan nabi secara langsung dan menjelaskan bahwa kamu, nabi, dipilih untuk menjelaskan kepada manusia tetang Tuhan.”, jelas pak Kiai.

“Lalu bagaimana setelah manusia pilihan itu ada, apakah manusia kemudian mengikuti apa yang manusia pilihan itu perintahkan dan itu yang dijadikan sumber ajaran beragama?”, tanya ibu Siska semakin kritis. Pak Kiai pun menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat tenang dan meyakinkan. “Begini ibu Siska, manusia pilihan tersebut diberikan petunjuk oleh Tuhan, mendapatkan bimbingan dan arahan langsung dari Tuhan, sehingga apa yang dia lakukan tidak bertentangan dengan perintah Tuhan.

Kemudian Tuhan membuat sebuah sistem yang disebut dengan agama. Karena Tuhan yang menciptakan manusia, maka diperlukan panduan yang langsung dibuat oleh Tuhan. Agama adalah memuat seperangkat peraturan yang termuat dalam kitab suci. Untuk menyampaikan panduan tersebut diutuslah malaikat untuk memberikan kitab suci kepada para nabi yang kemudian diajarkan kepada umat manusia.”, jelas pak Kiai.

 Dialog yang terjadi malam itu semakin menarik. Ibu Siska semakin memperdalam pertanyaan-pertanyaannya kepada beliau. “Jadi, hakikatnya, yang menjelaskan dan mengajari manusia sebenarnya siapa pak Kiai, apakah malaikat?”, tanya ibu Siska lagi.

“Yang menjelaskan semua yang ada di muka bumi hakikatnya adalah Tuhan, karena Ia yang menciptakan tentunya Ia Yang Maha Mengetahui dan Maha Pemberi Penjelasan. Ia yang memperkenalkan kepada manusia tentang seperangkat bagian dari tubuh manusia dan lainnya. Kalau tidak, bagaimana manusia tahu, jangankan Hari Kiamat, bahkan dibalik tembok ruangan tempat kita berdialog ini saja pun manusia tidak tahu. Tuhanlah yang mengajarkan kepada manusia (Adam) nama-nama yang ada di langit dan bumi. Manusia pada dasarnya adalah bodoh, tidak tahu apapun yang ada di dunia ini. Tuhanlah yang menjelaskan pengetahuan kepada manusia melalui kitab suci-Nya.”

“Bagaimana? Sudah bisa ditangkap penjelasan saya?”, tanya pak Kiai kepada ibu Siska.  Dengan wajah terpuaskan dengan penjelasan pak Kiai, ibu Siska pun menganggukkan kepada seraya berakata “Iya pak Kiai, saya sudah memahami penjelasan pak Kiai,” kata Siska.

Pak Kiai pun melanjutkan kembali penjelasannya, “Nah kalau begitu saya akan melanjutkannya. Apabila pengetahuan itu ada pada kitab suci,  dan manusia sudah memiliki sistematika yang baik dalam pemahaman, maka hal yang perlu dilakukan adalah menguji sumber ajarannya, yaitu kitab suci tersebut. Karena ibu Siska dari agama Kristen, yang kita uji adalah Al-Kitab (Bible). Apabila kita menguji Bible, maka akan terlihat bahwa sumber kitab suci tersebut bukanlah dari Tuhan, melainkan dari manusia karena ia memuat surat-surat kiriman Paulus," paparnya.

"Paulus adalah manusia, sehingga bagaimana mungkin manusia lebih mengatahui alam beserta isinya dari pada Tuhan. Bagaimana mungkin ciptaan lebih paham dari yang menciptakan. Oleh sebab itu, ia tidak suci karena manusia adalah makhluk yang dinamis yang memiliki hawa nafsu. Ini yang membutnya tidak suci, lebih lagi manusia cenderung melakukan kesalahan. Jelaslah sudah bahwa Al-Kitab tidak berasal dari Tuhan, melainkan dari manusia.”, kata pak Kiai dengan mimik wajah yang serius saat menjelaskan. Ibu Siska pun sesaat termangu mendengar penjelasan pak Kiai tentang Al-Kitab.

“Berbeda dengan Alquran. Ia memuat firman-firman Tuhan. Ini dibuktikan dengan banyaknya manusia yang menjadi penghafal Alquran, sedangkan tidak ada seorang pun yang berhasil menghafal Bible. Coba anda camkan baik-baik, di dunia ini ada ribuan bahkan munkin jutaan orang yang menjadi penghafal Alquran, sebaliknya ada tidak yang mampu menghafal Injil atau Al-Kitab ini?," paparnya lagi.

"Kalau saja ada seorang Kristen yang berani menantang dengan tantangan bila ada umat Muslim yang mampu menghafal Alquran dengan mempertaruhkan nyawanya, niscaya dalam detik itu juga ia akan kehilangan nyawanya karena begitu banyak orang-orang yang menjadi penghafal Al-Quran. Akan tetapi, mereka semua tidak akan berani. Tapi, saya berani mempertaruhkan nyawa saya, apabila ada satu orang saja di dunia ini, baik pendeta, pastor, professor, atau bahkan paus sekalipun yang mampu menghafal persis isi Al-Kitab, maka saya berani dipotong leher saya.”, ucap pak Kiai dengan suara tegas.

Suasana dialog yang serius pun tampak semakin hidup malam itu. Pak Kiai memberikan penjelasan lagi dengan mengutarakan pertanyaan, “Bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan yang datang belakangan daripada Adam. Mungkinkah Tuhan datang belakangan daripada makhluk-Nya? Bagiamana Tuhan tercipta, sedangkan Tuhan Maha Pencipta. Lalu, apa karya-karya Yesus? Tak seekor lalat pun yang mampu ia ciptakan.”, kata pak Kiai.

Penjelasan demi penjelasan pun dipahami dengan baik oleh ibu Siska. Tak terasa, sudah dua jam dialog antara ibu Siska dengan pak Kiai berjalan. Merasa penjelasan yang disampaikan oleh pak Kiai sangat logis, maka pada malam hari itu juga ibu Siska memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Tepat pada pukul 21.00 WIB, disaksikan oleh rekan, para santri dan ustaz An-Naba Center, ibu Siska mengucapkan kalimat syahadat. Pada malam hari itu, ia pun resmi menyandang status sebagai seorang Muslimah. Sesaat setelah pensyahadatan, sembari meneteskan air mata karena rasa bahagianya telah memeluk Islam.

Ia pun berharap dapat menjalankan Islam secara kaffah serta mengajak dua orang putrinya yang masih remaja untuk sama-sama menjadi seorang muslimah yang berjuang untuk memperoleh ridha Allah. Semua yang hadir pada acara pensyahadatan tersebut pun mendoakan semoga harapan ibu Siska tersebut dapat segera terwujud, amin. (republika/pahamilah)

Siska Akhirnya Bersyahadat Setelah Dua Jam Berdialog

Ust Samsul Arifin Nababan

Pahamilah.com - TANGERANG SELATAN - Pada Ahad Malam (3/5), Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Indonesia kedatangan tamu. Dia adalah seorang yang berdarah Toraja-Manado, seorang perempuan, single parent yang berjuang untuk mendapatkan kebenaran dalam beragama.

Namanya ibu Siska. Ia datang bersama seorang teman kerjanya. Bersama mereka datang ke pesantren untuk menemui KH. Syamsul Arifin Nababan. Tidak lain dan tidak bukan, rasa ingin tahu dan keraguannya terhadap agama Kristen yang ia anutlah yang membawanya datang menemui beliau.

Alhamdulillah, kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh pak Kiai. Pembicaraan pun mulai berlangsung akrab. Berawal dari perkenalan hingga pembicaraan berat seputar agama. Singkat cerita, ibu Siska sebagai seorang yang berjuang untuk menemukan agama yang benar memberikan sebuah pertanyaan kepada pak Kiai. Ia bertanya,

“Pak Kiai, bagaimana cara kita untuk memahami sebuah agama yang benar?”, ucap bu Siska.
Mendengar pertanyaan yang sangat penting ini pak Kiai pun kemudian menjelaskan, “Untuk memahami sebuah agama, tidak bisa melihat dari jumlah penganutnya saja, perilaku penganutnya, atau subjektifitas seorang yang memberikan penilaian terhadapnya. Ia harus dipahami secara objektif berdasarkan sumber ajarannya, karena agama dapat dipelajari berdasarkan atas sumber ajarannya.”

Pak Kiai pun kemudian menjelaskan lebih lanjut, “Saya akan memberikan penjelasan lebih mendalam lagi kepada ibu Siska. Bahwa semua ciptaan Tuhan yang ada di dunia ini pada hakikatnya adalah untuk manusia. Langit, bumi, laut, gunung dan benda-benda yang ada di langit dan bumi diperuntukkan bagi manusia."
"Manusia adalah makhluk yang sempurna. Manusia diberikan seperangkat panca indra yang sempurna yang tidak ada pada makhluk yang lain, bahkan malaikat sekalipun. Manusia diberikan akal, hati, dan hawa nafsu. Oleh sebab itu, ia menjadi makhluk yang dinamis, tidak seperti malaikat yang statis atau Iblis dan Jin yang menggoda manusia untuk berbuat kerusakan.”, kata pak Kiai.

Ibu Siska kemudian bertanya kepada pak Kiai. “Pak Kiai, tadi pak Kiai bilang kalau semua ciptaan yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini adalah untuk manusia, lalu mengapa manusia diciptakan, kemudian mengapa harus ada makhluk lain yang statis seperti malaikat serta iblis dan jin yang menggoda manusia?”, tanya ibu Siska.

“Baik, saya akan menjelaskan, namun saya akan membatasi penjelasan saya pada konteks manusia saja karena apabila kita membahas tentang makhluk yang lain, maka pembahasan ini akan melebar dan ibu Siska akan mengalami kesulitan dalam memahaminya.”, tutur pak Kiai.

“Tujuan manusia diciptakan di dunia ini tidak lain hanyalah untuk menyembah Tuhan. Akan tetapi manusia tidak dapat berinteraksi langsung dengan Tuhan dalam rangka tunduk dan menyembah-Nya. Lalu, bagaimana manusia berinteraksi dengan Tuhan, sementara Ia tidak menghendaki manusia langsung berinteraksi dengannya?

Sebab itu, dipilihlah manusia pilihan untuk menjelaskan kepada manusia yang lain tentang Tuhan.  Ia adalah nabi. Akan tetapi, nabi juga tidak dapat bertemu dengan Tuhan secara langsung, melainkan ada makhluk lain yang menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepadanya, yaitu malaikat. Malaikatlah yang kemudian berinteraksi dengan nabi secara langsung dan menjelaskan bahwa kamu, nabi, dipilih untuk menjelaskan kepada manusia tetang Tuhan.”, jelas pak Kiai.

“Lalu bagaimana setelah manusia pilihan itu ada, apakah manusia kemudian mengikuti apa yang manusia pilihan itu perintahkan dan itu yang dijadikan sumber ajaran beragama?”, tanya ibu Siska semakin kritis. Pak Kiai pun menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat tenang dan meyakinkan. “Begini ibu Siska, manusia pilihan tersebut diberikan petunjuk oleh Tuhan, mendapatkan bimbingan dan arahan langsung dari Tuhan, sehingga apa yang dia lakukan tidak bertentangan dengan perintah Tuhan.

Kemudian Tuhan membuat sebuah sistem yang disebut dengan agama. Karena Tuhan yang menciptakan manusia, maka diperlukan panduan yang langsung dibuat oleh Tuhan. Agama adalah memuat seperangkat peraturan yang termuat dalam kitab suci. Untuk menyampaikan panduan tersebut diutuslah malaikat untuk memberikan kitab suci kepada para nabi yang kemudian diajarkan kepada umat manusia.”, jelas pak Kiai.

 Dialog yang terjadi malam itu semakin menarik. Ibu Siska semakin memperdalam pertanyaan-pertanyaannya kepada beliau. “Jadi, hakikatnya, yang menjelaskan dan mengajari manusia sebenarnya siapa pak Kiai, apakah malaikat?”, tanya ibu Siska lagi.

“Yang menjelaskan semua yang ada di muka bumi hakikatnya adalah Tuhan, karena Ia yang menciptakan tentunya Ia Yang Maha Mengetahui dan Maha Pemberi Penjelasan. Ia yang memperkenalkan kepada manusia tentang seperangkat bagian dari tubuh manusia dan lainnya. Kalau tidak, bagaimana manusia tahu, jangankan Hari Kiamat, bahkan dibalik tembok ruangan tempat kita berdialog ini saja pun manusia tidak tahu. Tuhanlah yang mengajarkan kepada manusia (Adam) nama-nama yang ada di langit dan bumi. Manusia pada dasarnya adalah bodoh, tidak tahu apapun yang ada di dunia ini. Tuhanlah yang menjelaskan pengetahuan kepada manusia melalui kitab suci-Nya.”

“Bagaimana? Sudah bisa ditangkap penjelasan saya?”, tanya pak Kiai kepada ibu Siska.  Dengan wajah terpuaskan dengan penjelasan pak Kiai, ibu Siska pun menganggukkan kepada seraya berakata “Iya pak Kiai, saya sudah memahami penjelasan pak Kiai,” kata Siska.

Pak Kiai pun melanjutkan kembali penjelasannya, “Nah kalau begitu saya akan melanjutkannya. Apabila pengetahuan itu ada pada kitab suci,  dan manusia sudah memiliki sistematika yang baik dalam pemahaman, maka hal yang perlu dilakukan adalah menguji sumber ajarannya, yaitu kitab suci tersebut. Karena ibu Siska dari agama Kristen, yang kita uji adalah Al-Kitab (Bible). Apabila kita menguji Bible, maka akan terlihat bahwa sumber kitab suci tersebut bukanlah dari Tuhan, melainkan dari manusia karena ia memuat surat-surat kiriman Paulus," paparnya.

"Paulus adalah manusia, sehingga bagaimana mungkin manusia lebih mengatahui alam beserta isinya dari pada Tuhan. Bagaimana mungkin ciptaan lebih paham dari yang menciptakan. Oleh sebab itu, ia tidak suci karena manusia adalah makhluk yang dinamis yang memiliki hawa nafsu. Ini yang membutnya tidak suci, lebih lagi manusia cenderung melakukan kesalahan. Jelaslah sudah bahwa Al-Kitab tidak berasal dari Tuhan, melainkan dari manusia.”, kata pak Kiai dengan mimik wajah yang serius saat menjelaskan. Ibu Siska pun sesaat termangu mendengar penjelasan pak Kiai tentang Al-Kitab.

“Berbeda dengan Alquran. Ia memuat firman-firman Tuhan. Ini dibuktikan dengan banyaknya manusia yang menjadi penghafal Alquran, sedangkan tidak ada seorang pun yang berhasil menghafal Bible. Coba anda camkan baik-baik, di dunia ini ada ribuan bahkan munkin jutaan orang yang menjadi penghafal Alquran, sebaliknya ada tidak yang mampu menghafal Injil atau Al-Kitab ini?," paparnya lagi.

"Kalau saja ada seorang Kristen yang berani menantang dengan tantangan bila ada umat Muslim yang mampu menghafal Alquran dengan mempertaruhkan nyawanya, niscaya dalam detik itu juga ia akan kehilangan nyawanya karena begitu banyak orang-orang yang menjadi penghafal Al-Quran. Akan tetapi, mereka semua tidak akan berani. Tapi, saya berani mempertaruhkan nyawa saya, apabila ada satu orang saja di dunia ini, baik pendeta, pastor, professor, atau bahkan paus sekalipun yang mampu menghafal persis isi Al-Kitab, maka saya berani dipotong leher saya.”, ucap pak Kiai dengan suara tegas.

Suasana dialog yang serius pun tampak semakin hidup malam itu. Pak Kiai memberikan penjelasan lagi dengan mengutarakan pertanyaan, “Bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan yang datang belakangan daripada Adam. Mungkinkah Tuhan datang belakangan daripada makhluk-Nya? Bagiamana Tuhan tercipta, sedangkan Tuhan Maha Pencipta. Lalu, apa karya-karya Yesus? Tak seekor lalat pun yang mampu ia ciptakan.”, kata pak Kiai.

Penjelasan demi penjelasan pun dipahami dengan baik oleh ibu Siska. Tak terasa, sudah dua jam dialog antara ibu Siska dengan pak Kiai berjalan. Merasa penjelasan yang disampaikan oleh pak Kiai sangat logis, maka pada malam hari itu juga ibu Siska memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Tepat pada pukul 21.00 WIB, disaksikan oleh rekan, para santri dan ustaz An-Naba Center, ibu Siska mengucapkan kalimat syahadat. Pada malam hari itu, ia pun resmi menyandang status sebagai seorang Muslimah. Sesaat setelah pensyahadatan, sembari meneteskan air mata karena rasa bahagianya telah memeluk Islam.

Ia pun berharap dapat menjalankan Islam secara kaffah serta mengajak dua orang putrinya yang masih remaja untuk sama-sama menjadi seorang muslimah yang berjuang untuk memperoleh ridha Allah. Semua yang hadir pada acara pensyahadatan tersebut pun mendoakan semoga harapan ibu Siska tersebut dapat segera terwujud, amin. (republika/pahamilah)

Pahamilah.com - Jamie, mantan model playboy ini baru saja masuk Islam sekitar dua tahun lalu. Sebelum menjadi seorang muslim, Jamie bukan orang yang sangat konservatif.

Jamie terjun di dunia modeling selama sekitar lima tahun. Dan selama itu Jamie sering menenggak obat-obatan terlarang. Awalnya, dia berpikir bisa mengontrol penggunaan obat terlarang. Dia tidak akan kecanduan karena menggunakannya hanya sebagai alat bantu menurunkan berat badan.

Jadi Jamie mulai memakai obat terlarang untuk mencegahnya makan terlalu banyak. Setelah beberapa minggu, hal yang ditakutkannya mulai terjadi.

Jamie sudah kecanduan obat terlarang. Selama lima tahun, Jamie menjadi pecandu obat terlarang bersama suaminya. Suami Jamie adalah pria keturunan Iran. Bagi Jamie, suaminya sangat kasar dan kerap melakukan kekerasan terhadapnya. Jamie mulai takut dengan hidupnya.

Tidak tahan, Jamie memutuskan berhenti memakai obat terlarang. Jamie mengatakan pada dirinya bahwa apa yang dilaluinya selama ini bukanlah hal yang diinginkannya.

Setelah berhenti mengkonsumsi narkoba, Jamie melahirkan anak pertamanya. Seluruh hidup Jamie difokuskan membesarkan buah hatinya itu. Sejak memiliki anak, fokus hidup Jamie mulai berubah. Jamie pun meninggalkan suaminya dan hidup bersama dengan buah hatinya.

Sebagai seorang model di Hollywood, Jamie bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Namun saat memutuskan menjadi muslim semua orang di lingkungan kerjanya sangat terkejut. Mereka tidak percaya Jamie meninggalkan gemerlap Hollywood hanya untuk menjadi muslim.

Jamie bertekad meninggalkan minuman, narkoba, pesta dan semua kehidupan mewah di belakangnya.

Sebelum memutuskan masuk Islam, Jamie melakukan riset kecil-kecilan. Dia ingin tahu mengapa agama ini sangat dibenci di Barat seperti yang dia lihat di berita-berita. Dia melihat banyak penindasan dan kekerasan yang melibatkan Islam. Jamie ingin mengetahui yang sebenarnya dan apakah Islam memang begitu.


Semakin lama dia melakukan riset kecilnya, semakin banyak kebenaran yang terungkap. Hal pertama yang disukai Jamie dalam Islam adalah penghormatan agama tersebut terhadap kaum perempuan. Banyak sekali hal-hal dalam Islam yang mengajarkan menghormati perempuan.

Hidup sebagai perempuan tidak mudah. Perempuan harus mengurusi dirinya sendiri, rumah, suami dan anak-anak. Dan Islam sangat menghormati pekerjaan sulit tersebut. Selain itu, ketika beribadah, perempuan dipisahkan dari pria. Hal ini sebagai langkah perlindungan bagi kaum perempuan.

Karena Islam mengerti akan kekuatan kaum perempuan, yakni daya seksualitasnya. Setelah menyadari hal-hal tersebut, Jamie benar-benar ingin menjadi seorang Muslim.

Setelah menjadi seorang Muslim, Jamie merasa hidupnya berbeda. Dia merasa benar-benar damai. Sebelumnya, Jamie merasa hidupnya tidak stabil. Hidupnya terombang-ambing tidak memiliki tujuan dan arti. Dengan Islam, Jamie merasa memiliki tujuan hidup dan bisa mengerti mengapa ia dilahirkan.

Untuk lebih mendekatkan diri dengan Islam dan memahaminya dengan baik, Jamie mulai sering pergi ke masjid untuk belajar bersama sesama muslim yang menyambutnya dengan penuh persaudaraan.

Dalam hidupnya, Jamie tidak pernah berpikir bahwa dia akan menjadi seorang muslim. Hingga kini, dia masih tidak percaya dirinya menjadi bagian dari muslim.

Namun kini Jamie sangat bangga dan bahagia dengan keislamannya. Jamie bahkan sudah mengenakan hijab dan sengaja menunjukkan pada dunia bahwa dia kini seorang muslim. Dia tidak peduli jika banyak yang membencinya.

“Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa Allah ada untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Timur Tengah,” katanya.

Sebelum menjadi muslim, Jamie melakukan semua aktivitasnya seperti olahraga, snowboarding, bermain ski dan sebagainya. Kini sebagai muslim, Jamie masih menikmatinya dan masih menggunakan hijabnya. (islamstory/pahamilah)




Kisah Jamie Mantan Model Playboy Jadi Mualaf dan Berhijab


Pahamilah.com - Jamie, mantan model playboy ini baru saja masuk Islam sekitar dua tahun lalu. Sebelum menjadi seorang muslim, Jamie bukan orang yang sangat konservatif.

Jamie terjun di dunia modeling selama sekitar lima tahun. Dan selama itu Jamie sering menenggak obat-obatan terlarang. Awalnya, dia berpikir bisa mengontrol penggunaan obat terlarang. Dia tidak akan kecanduan karena menggunakannya hanya sebagai alat bantu menurunkan berat badan.

Jadi Jamie mulai memakai obat terlarang untuk mencegahnya makan terlalu banyak. Setelah beberapa minggu, hal yang ditakutkannya mulai terjadi.

Jamie sudah kecanduan obat terlarang. Selama lima tahun, Jamie menjadi pecandu obat terlarang bersama suaminya. Suami Jamie adalah pria keturunan Iran. Bagi Jamie, suaminya sangat kasar dan kerap melakukan kekerasan terhadapnya. Jamie mulai takut dengan hidupnya.

Tidak tahan, Jamie memutuskan berhenti memakai obat terlarang. Jamie mengatakan pada dirinya bahwa apa yang dilaluinya selama ini bukanlah hal yang diinginkannya.

Setelah berhenti mengkonsumsi narkoba, Jamie melahirkan anak pertamanya. Seluruh hidup Jamie difokuskan membesarkan buah hatinya itu. Sejak memiliki anak, fokus hidup Jamie mulai berubah. Jamie pun meninggalkan suaminya dan hidup bersama dengan buah hatinya.

Sebagai seorang model di Hollywood, Jamie bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Namun saat memutuskan menjadi muslim semua orang di lingkungan kerjanya sangat terkejut. Mereka tidak percaya Jamie meninggalkan gemerlap Hollywood hanya untuk menjadi muslim.

Jamie bertekad meninggalkan minuman, narkoba, pesta dan semua kehidupan mewah di belakangnya.

Sebelum memutuskan masuk Islam, Jamie melakukan riset kecil-kecilan. Dia ingin tahu mengapa agama ini sangat dibenci di Barat seperti yang dia lihat di berita-berita. Dia melihat banyak penindasan dan kekerasan yang melibatkan Islam. Jamie ingin mengetahui yang sebenarnya dan apakah Islam memang begitu.


Semakin lama dia melakukan riset kecilnya, semakin banyak kebenaran yang terungkap. Hal pertama yang disukai Jamie dalam Islam adalah penghormatan agama tersebut terhadap kaum perempuan. Banyak sekali hal-hal dalam Islam yang mengajarkan menghormati perempuan.

Hidup sebagai perempuan tidak mudah. Perempuan harus mengurusi dirinya sendiri, rumah, suami dan anak-anak. Dan Islam sangat menghormati pekerjaan sulit tersebut. Selain itu, ketika beribadah, perempuan dipisahkan dari pria. Hal ini sebagai langkah perlindungan bagi kaum perempuan.

Karena Islam mengerti akan kekuatan kaum perempuan, yakni daya seksualitasnya. Setelah menyadari hal-hal tersebut, Jamie benar-benar ingin menjadi seorang Muslim.

Setelah menjadi seorang Muslim, Jamie merasa hidupnya berbeda. Dia merasa benar-benar damai. Sebelumnya, Jamie merasa hidupnya tidak stabil. Hidupnya terombang-ambing tidak memiliki tujuan dan arti. Dengan Islam, Jamie merasa memiliki tujuan hidup dan bisa mengerti mengapa ia dilahirkan.

Untuk lebih mendekatkan diri dengan Islam dan memahaminya dengan baik, Jamie mulai sering pergi ke masjid untuk belajar bersama sesama muslim yang menyambutnya dengan penuh persaudaraan.

Dalam hidupnya, Jamie tidak pernah berpikir bahwa dia akan menjadi seorang muslim. Hingga kini, dia masih tidak percaya dirinya menjadi bagian dari muslim.

Namun kini Jamie sangat bangga dan bahagia dengan keislamannya. Jamie bahkan sudah mengenakan hijab dan sengaja menunjukkan pada dunia bahwa dia kini seorang muslim. Dia tidak peduli jika banyak yang membencinya.

“Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa Allah ada untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Timur Tengah,” katanya.

Sebelum menjadi muslim, Jamie melakukan semua aktivitasnya seperti olahraga, snowboarding, bermain ski dan sebagainya. Kini sebagai muslim, Jamie masih menikmatinya dan masih menggunakan hijabnya. (islamstory/pahamilah)