middle ad

Shayma ‘Bayi Ajaib’ yang Lahir di Gaza Tewas Akibat Listrik Padam

Bayi Shayma saat mendapat perawatan di Inkubator. (veooz.com)

Pahamilah.com - Masih ingat dengan bayi shayma yang sempat dianggap sebagai ‘bayi ajaib’ di Gaza. Ia lahir dari ibunya, Shayma al-Sheikh Qanan, 23 tahun, yang meninggal 10 menit sebelum operasi caesar Shayma selesai dilakukan. Sang ibu dibawa ke rumah sakit dengan luka akibat mortir tank Israel yang menghantam rumah mereka di Gaza. “Dia sebuah keajaiban,” kata Al-Khrote kepada Al-Jazeera mengenang.

Sayangnya, usia Shayma tak bertahan lama. Komplikasi dan pemadaman listrik akibat serangan Israel ke satu-satunya instalasi listrik Gaza menyebabkan nyawa Shayma kecil menyusul sang ibu ke alam baka.

Kesedihan tak bisa dihilangkan dari wajah Fadi Al-Khrote. Dokter Rumah Sakit Deir al-Balah, Khan Younis, Gaza selatan, Palestina, itu hanya bisa memandangi Shayma. Bayi perempuan yang baru berusia lima hari itumeninggal karena tak ada aliran listrik untuk membantu peralatan penunjang hidupnya, Rabu, akhir Juli 2014.

“Dia mengalami kekurangan oksigen dalam rahim setelah jantung ibunya berhenti. Kondisinya kian parah akibat kurangnya aliran listrik. Tabung oksigennya tidak bekerja dengan baik dan kami harus menyadarkannya beberapa kali secara manual,” kata Abdel Karem al-Bawab, kepala bangsal bersalin di Rumah Sakit Nasser.

Cerita Shayma hanyalah satu dari keajaiban di tengah gempuran tank dan jet tempur Israel.

Di Rumah Sakit Al-Shifa, pasangan Reham dan Ali Al Arjah mendapat bayi kembar empat. Keempat bayi itu telah lama dinanti-nanti pasangan Al Arjah sejak lima tahun yang lalu. Mereka menjalani berbagai perawatan kesehatan agar dapat hamil sebelum akhirnya memutuskan menjalani program bayi tabung.

Bassel Abuwarda, dokter di RS Al-Shifa, mengunggah sebuah foto bayi kembar empat yang sehat, terdiri atas tiga bayi laki-laki dan satu perempuan, lewat akun Twitter-nya. “Di tengah penderitaan, seorang ibu Palestina melahirkan bayi kembar empat tadi malam (Jumat) #Gaza,” kata Abuwarda.

Namun, Reham dan Ali Al Arjah tidak tahu kapan mereka dapat kembali ke rumah di tengah gempuran Israel yang sudah berlangsung selama 27 hari.

Kakek para bayi itu, Mefleh al Arjah, mengatakan mereka meninggalkan rumah dan semua harta benda ketika Israel mulai menggempur 8 Juli lalu. “Kami berharap perang akan segera berakhir dan tidak berlangsung lama sehingga kami bisa kembali ke rumah,” ucapnya. Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan dari 1.726 warga Palestina tewas. (dakwatuna/pahamilah)


Similar Videos

0 comments: