middle ad
Tampilkan postingan dengan label Genocida Gaza. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Genocida Gaza. Tampilkan semua postingan
Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel

Pahamilah.com - Seorang pengacara internasional Kanada mengatakan, kejahatan perang yang dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap warga sipil Gaza berubah menjadi "ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup Israel."

William Schabas menyatakan hal ini di The Sunday sehari setelah dia terpilih memimpin komisi Dewan HAM PBB yang akan menyelidiki perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung.

Dewan HAM PBB baru-baru ini mengutuk serangan Israel di Gaza sebagai tindakan non proporsional.

Ribuan orang Israel juga menggelar unjuk rasa di Tel Aviv untuk memprotes kebijakan gila perang Netanyahu. Mereka juga menyeru pengunduran diri Netanyahu sambil menuduhnya tidak becus menjaga keamanan di Israel dan menciptakan perdamaian dengan Palestina.

Para pengamat mengatakan, kejahatan Israel terhadap warga Gaza membuat Israel makin terisolasi di seluruh dunia.

Schabas juga mengatakan, masih ada jalur hukum bagi warga Palestina untuk menuntut  kejahatan perang Netanyahu di Gaza dalam Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Menteri Luar Negeri Palestina, Riad al-Malki baru-baru ini meminta PBB mengakhiri impunitas Israel dan menegaskan bahwa Tel Aviv harus bertanggung jawab atas kejahatannya di Gaza.

Agresi militer Israel telah merenggut nyawa 2.000 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, dan melukai lebih dari 10.200 orang di Gaza sejak agresi 8 Juli lalu. (islamtimes/pahamilah)

Netanyahu Ancaman Kelangsungan Hidup Israel

Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Zionis Israel

Pahamilah.com - Seorang pengacara internasional Kanada mengatakan, kejahatan perang yang dilakukan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu terhadap warga sipil Gaza berubah menjadi "ancaman terbesar bagi kelangsungan hidup Israel."

William Schabas menyatakan hal ini di The Sunday sehari setelah dia terpilih memimpin komisi Dewan HAM PBB yang akan menyelidiki perang Israel di Jalur Gaza yang terkepung.

Dewan HAM PBB baru-baru ini mengutuk serangan Israel di Gaza sebagai tindakan non proporsional.

Ribuan orang Israel juga menggelar unjuk rasa di Tel Aviv untuk memprotes kebijakan gila perang Netanyahu. Mereka juga menyeru pengunduran diri Netanyahu sambil menuduhnya tidak becus menjaga keamanan di Israel dan menciptakan perdamaian dengan Palestina.

Para pengamat mengatakan, kejahatan Israel terhadap warga Gaza membuat Israel makin terisolasi di seluruh dunia.

Schabas juga mengatakan, masih ada jalur hukum bagi warga Palestina untuk menuntut  kejahatan perang Netanyahu di Gaza dalam Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Menteri Luar Negeri Palestina, Riad al-Malki baru-baru ini meminta PBB mengakhiri impunitas Israel dan menegaskan bahwa Tel Aviv harus bertanggung jawab atas kejahatannya di Gaza.

Agresi militer Israel telah merenggut nyawa 2.000 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, dan melukai lebih dari 10.200 orang di Gaza sejak agresi 8 Juli lalu. (islamtimes/pahamilah)

Tank Merkava, milik Zionis Israel di perbatasan Gaza

Pahamilah.com - Penjajah Israel menempatkan pasukan di dekat Jalur Gaza menjelang berakhirnya gencatan senjata lima hari antara Israel dan Palestina pada hari Senin (18/8/14).

Rekaman terbaru menunjukkan, tank-tank Israel dan buldoser berkumpul di dekat wilayah yang diblokade.

Sementara itu, juru runding Israel dan Palestina di Kairo sedang mengadakan pembicaraan lebih lanjut untuk menyetujui kesepakatan yang akan mengakhiri serangan Israel baru-baru ini di Gaza.

Perunding Palestina mengisyaratkan, tidak ada kesepakatan jangka panjang yang akan ditandatangani dengan Israel jika tuntutan Palestina tidak terpenuhi.

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, "Prioritas gerakan perlawanan adalah mencapai kesepakatan. Tapi para penjajah juga harus berhenti mengulur-ulur."

Hamas menginginkan penghapusan blokade tujuh tahun Gaza, namun Tel Aviv mengklaim hanya akan mengambil tindakan ini jika Hamas melucuti senjatanya.

Setidaknya 2.016 orang Palestina, termasuk 540 anak-anak tewas dan 10.193 lainnya terluka sejak militer Israel menyerang Jalur Gaza yang padat penghuni pada 8 Juli (islamtimes/pahamilah)

Jelang Akhir gencatan Senjata, Penjajah Israel Kerahkan Pasukan dekat Gaza

Tank Merkava, milik Zionis Israel di perbatasan Gaza

Pahamilah.com - Penjajah Israel menempatkan pasukan di dekat Jalur Gaza menjelang berakhirnya gencatan senjata lima hari antara Israel dan Palestina pada hari Senin (18/8/14).

Rekaman terbaru menunjukkan, tank-tank Israel dan buldoser berkumpul di dekat wilayah yang diblokade.

Sementara itu, juru runding Israel dan Palestina di Kairo sedang mengadakan pembicaraan lebih lanjut untuk menyetujui kesepakatan yang akan mengakhiri serangan Israel baru-baru ini di Gaza.

Perunding Palestina mengisyaratkan, tidak ada kesepakatan jangka panjang yang akan ditandatangani dengan Israel jika tuntutan Palestina tidak terpenuhi.

Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, "Prioritas gerakan perlawanan adalah mencapai kesepakatan. Tapi para penjajah juga harus berhenti mengulur-ulur."

Hamas menginginkan penghapusan blokade tujuh tahun Gaza, namun Tel Aviv mengklaim hanya akan mengambil tindakan ini jika Hamas melucuti senjatanya.

Setidaknya 2.016 orang Palestina, termasuk 540 anak-anak tewas dan 10.193 lainnya terluka sejak militer Israel menyerang Jalur Gaza yang padat penghuni pada 8 Juli (islamtimes/pahamilah)

Henk Zanoli 

Pahamilah.com - Henk Zanoli, pria asal Belanda, mengembalikan medali penghargaan Holocaust kepada pihak Israel. Pria berusia 91 tahun ini melakukan aksinya sebagai bentuk protes setelah enam keluarganya tewas akibat serangan udara Israel di Gaza.

BBC News mengabarkan Zanoli telah menuliskan surat kepada kedutaan besar Israel di Den Haag. Ia mengatakan tak bisa lagi mempertahankan penghargaan tersebut.

''Pesawat F-16 Israel telah menghancurkan rumah keponakan kesayangan saya di Gaza serta menewaskan semua orang di dalamnya,'' demikian isi surat yang dituliskannya kepada pihak kedutaan. Namun kedutaan Besar Israel menolak mengomentari tindakan Zanoli ini.

Zanoli dan ibunya telah mendapat penghargaan Kebenaran Antar Bangsa (Righteous Among the Nations) dari Israel tahun 1943-1945. Mereka dianggap berjasa karena membantu menampung seorang anak Yahudi dari tentara Nazi di rumah keluarganya.

Penghargaan ini diberikan bagi para non-Yahudi yang mempertaruhkan hidup mereka untuk melindungi dan menyelamatkan orang-orang Yahudi selama masa Holocaust.

Sementara itu dalam sebuah surat yang diterbitkan media Israel Haaretz, Zanoli mengatakan,''Terus mempertahankan perhargaan yang diberikan Negara Israel di bawah kondisi seperti ini akan menjadi sebuah penghinaan. Bagi keluarga saya, empat generasi yang ada, yang kehilangan tidak kurang 6 saudara di Gaza.''

''Cucu-cucu yang hebat dari ibu saya telah kehilangan nenek mereka, tiga paman, seorang bibi,d an seorang sepupu di tangan militer Israel,'' tulis Zanoli merujuk pada serangan Israel 20 Juli lalu.  (republika/pahamilah)


Warga Belanda Ini Kembalikan Penghargaan Holocaust dari Israel

Henk Zanoli 

Pahamilah.com - Henk Zanoli, pria asal Belanda, mengembalikan medali penghargaan Holocaust kepada pihak Israel. Pria berusia 91 tahun ini melakukan aksinya sebagai bentuk protes setelah enam keluarganya tewas akibat serangan udara Israel di Gaza.

BBC News mengabarkan Zanoli telah menuliskan surat kepada kedutaan besar Israel di Den Haag. Ia mengatakan tak bisa lagi mempertahankan penghargaan tersebut.

''Pesawat F-16 Israel telah menghancurkan rumah keponakan kesayangan saya di Gaza serta menewaskan semua orang di dalamnya,'' demikian isi surat yang dituliskannya kepada pihak kedutaan. Namun kedutaan Besar Israel menolak mengomentari tindakan Zanoli ini.

Zanoli dan ibunya telah mendapat penghargaan Kebenaran Antar Bangsa (Righteous Among the Nations) dari Israel tahun 1943-1945. Mereka dianggap berjasa karena membantu menampung seorang anak Yahudi dari tentara Nazi di rumah keluarganya.

Penghargaan ini diberikan bagi para non-Yahudi yang mempertaruhkan hidup mereka untuk melindungi dan menyelamatkan orang-orang Yahudi selama masa Holocaust.

Sementara itu dalam sebuah surat yang diterbitkan media Israel Haaretz, Zanoli mengatakan,''Terus mempertahankan perhargaan yang diberikan Negara Israel di bawah kondisi seperti ini akan menjadi sebuah penghinaan. Bagi keluarga saya, empat generasi yang ada, yang kehilangan tidak kurang 6 saudara di Gaza.''

''Cucu-cucu yang hebat dari ibu saya telah kehilangan nenek mereka, tiga paman, seorang bibi,d an seorang sepupu di tangan militer Israel,'' tulis Zanoli merujuk pada serangan Israel 20 Juli lalu.  (republika/pahamilah)



Pahamilah.com - Masyarakat yang masih punya nurani tidak akan tinggal diam menyaksikan pembantaian Israel di Gaza. Para seniman internasional, lewat karya mereka, berusaha memprotes kekejaman Israel.

Mereka memamerkan karya seni di Museem Mahmoud Darwish, Tepi Barat, dengan harapan masyarakat dunia segera bergerak menghentikan genosida di Gaza, membangkitkan kesadaran dan memberanikan artis untuk berpikir sedikit politis.

Karya seni ini berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Amerika, Eropa dan Amerika Latin. Ada karya seni yang dengan tragis menunjukkan seorang tentara Israel mengarahkan moncong senjatanya ke arah seorang anak Palestina yang malah menggunakan senjata sebagai instrumen musik. Ada pula seniman yang menggambarkan Gaza sebagai kolam renang berisi darah.

Salah satu kartunis, Khalil Abu arafeh mengatakan, "Saya melukis kartun ini di koran al-Quds di halaman opini pada 14 Juli tahun ini, setelah seruan warga Palestina di Gaza meminta  perlindungan pada PBB dari serangan dan bombardir Israel..."

Seniman lain dari Palestina mengatakan, "Tentu saja, partisipasi para kartunis sangat penting terkait ketidakadilan yang dihadapi warga Palestina, yang tidak punya senjata dan membutuhkan dukungan masyarakat internasional, khususnya karena mereka terus dibunuh secara massal dengan brutal oleh Israel."

Sejauh ini, hampir 2.000 warga Gaza tewas dan 10.200 lainnya terluka dalam serangan  Israel sejak 8 Juli lalu.

Kelompok-kelompok HAM menyebutkan, tentara Israel telah membunuh anak-anak dan remaja Gaza secara sistematis. (islamtimes/pahamilah)






Seniman Dunia Dukung Gaza


Pahamilah.com - Masyarakat yang masih punya nurani tidak akan tinggal diam menyaksikan pembantaian Israel di Gaza. Para seniman internasional, lewat karya mereka, berusaha memprotes kekejaman Israel.

Mereka memamerkan karya seni di Museem Mahmoud Darwish, Tepi Barat, dengan harapan masyarakat dunia segera bergerak menghentikan genosida di Gaza, membangkitkan kesadaran dan memberanikan artis untuk berpikir sedikit politis.

Karya seni ini berasal dari berbagai belahan dunia, termasuk Amerika, Eropa dan Amerika Latin. Ada karya seni yang dengan tragis menunjukkan seorang tentara Israel mengarahkan moncong senjatanya ke arah seorang anak Palestina yang malah menggunakan senjata sebagai instrumen musik. Ada pula seniman yang menggambarkan Gaza sebagai kolam renang berisi darah.

Salah satu kartunis, Khalil Abu arafeh mengatakan, "Saya melukis kartun ini di koran al-Quds di halaman opini pada 14 Juli tahun ini, setelah seruan warga Palestina di Gaza meminta  perlindungan pada PBB dari serangan dan bombardir Israel..."

Seniman lain dari Palestina mengatakan, "Tentu saja, partisipasi para kartunis sangat penting terkait ketidakadilan yang dihadapi warga Palestina, yang tidak punya senjata dan membutuhkan dukungan masyarakat internasional, khususnya karena mereka terus dibunuh secara massal dengan brutal oleh Israel."

Sejauh ini, hampir 2.000 warga Gaza tewas dan 10.200 lainnya terluka dalam serangan  Israel sejak 8 Juli lalu.

Kelompok-kelompok HAM menyebutkan, tentara Israel telah membunuh anak-anak dan remaja Gaza secara sistematis. (islamtimes/pahamilah)