middle ad
Tampilkan postingan dengan label Muallaf. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Muallaf. Tampilkan semua postingan
 Yusuf Burke

Pahamilah.com - Yusuf Burke besar dalam keluarga Katholik yang taat. Ia pun mengenyam pendidikan di sekolah Katolik. "Meski keluargaku kental dengan agama Katholik, ayah memiliki sahabat seorang Muslim. Sebab, ia sering mengunjungi Malaysia," kata dia.

Pertemuan dengan sahabat ayahnya yang Muslim, secara tidak langsung merupakan perkenalan pertama Burke dengan Islam. Ia pun sedikit demi sedikit mengerti tentang Islam. "Aku sedikit mengerti tentang Islam. Jujur, saat itu saya tertarik dengan perbedaan budaya dan agama," ungkap Burke.

Pengetahuan Burke tentang Islam terus bertambah, tatkala ia mengambil kuliah perbandingan agama. Di dalam materi kuliah itu, Burke mendapat pengetahuan tentang dasar-dasar Islam. "Sebelum tiba di Indonesia, saya belum paham betul tentang Islam," ungkap dia.

Di Indonesia, Burke belajar menjadi seorang insyinyur. Ia bergabung dengan tim General Electric yang tengah mengerjakan proyek pembangkit listrik di Indonesia. "Saya sering bepergian ke luar negeri, dan Indonesia merupakan negara pertama yang aku kunjungi. Saya menikmati keramahan masyarakatnya," kata Burke yang memuji Indonesia.

Menurut Burke, keterbukaan masyarakat Indonesia terhadap orang asing mempermudahnya untuk memperdalam Islam yang ia pelajari di bangku kuliah. Ia mulai berdiskusi dengan para ulama setempat tentang Islam.

Dua tahun setelah kedatangannya di Indonesia, Burke memutuskan memeluk Islam. "Saya pikir, saya memiliki pemahaman yang baik tentang Katolik. Tapi apa yang diajarkan Islam begitu logis bagi saya seorang insyinyur. Aku merasakan betul rasa persaudaraan dalam Islam," tutur dia.

Identitas keislaman Burke segera diketahui keluarga. Terkejut, begitulah respon keluarga terhadap putusan Burke memeluk Islam. "Mereka terkejut sekali, tapi alhamdulillah, mereka memiliki keterbukaan pikiran di mana ada penghargaan terhadap hak seseorang untuk memeluk sebuah agama," kenangnya.

Penerimaan keluarga membuat Burke haru. Diawal, ia sadar putusannya itu akan mendapat penolakan dari keluarga. Tapi, prediksi Burke meleset. "Mereka menghargai putusan saya. Yang saya perlu lakukan segera, meluruskan apa yang disalahpahami tentang Islam," tegasnya.

Label mualaf segera lepas dari sosok Burke. Ia pun dipercaya menjadi Direktur Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR). Ia pun melanjutkan tugasnya meluruskan kesalahpahaman tentang Islam. Ia jalankan program yang membantu Muslim Amerika mendapatkan haknya. 

"Kami hanya mencoba membawa Muslim Amerika untuk mendapatkan haknya sebagai masyarakat AS," ujar dia.

Tak hanya itu, CAIR berusaha menjembatani integrasi Muslim ke dalam masyarakat melalui rangkaian cara baik diskusi keagamaan dan akomodasi praktik-praktik keagamaan. "Setiap Muslim yang didiskriminasi lantaran status mereka sebagai Muslim, apakah berada di tempat kerja atau badan pemerintah," bebernya.

Menurutnya, dua hal inilah yang tengah diperjuangkan. Kelak, ketika berhasil, masyarakat AS akan melihat jilbab atau janggut layaknya mereka memandang orang Sikh. "Kita harapkan demikian. Islam bukan sesuatu yang asing tapi merupakan bagian dari keragaman Amerika," pungkasnya.(republika/pahamilah)

Katholik yang Taat Ini Memeluk Islam di Indonesia

 Yusuf Burke

Pahamilah.com - Yusuf Burke besar dalam keluarga Katholik yang taat. Ia pun mengenyam pendidikan di sekolah Katolik. "Meski keluargaku kental dengan agama Katholik, ayah memiliki sahabat seorang Muslim. Sebab, ia sering mengunjungi Malaysia," kata dia.

Pertemuan dengan sahabat ayahnya yang Muslim, secara tidak langsung merupakan perkenalan pertama Burke dengan Islam. Ia pun sedikit demi sedikit mengerti tentang Islam. "Aku sedikit mengerti tentang Islam. Jujur, saat itu saya tertarik dengan perbedaan budaya dan agama," ungkap Burke.

Pengetahuan Burke tentang Islam terus bertambah, tatkala ia mengambil kuliah perbandingan agama. Di dalam materi kuliah itu, Burke mendapat pengetahuan tentang dasar-dasar Islam. "Sebelum tiba di Indonesia, saya belum paham betul tentang Islam," ungkap dia.

Di Indonesia, Burke belajar menjadi seorang insyinyur. Ia bergabung dengan tim General Electric yang tengah mengerjakan proyek pembangkit listrik di Indonesia. "Saya sering bepergian ke luar negeri, dan Indonesia merupakan negara pertama yang aku kunjungi. Saya menikmati keramahan masyarakatnya," kata Burke yang memuji Indonesia.

Menurut Burke, keterbukaan masyarakat Indonesia terhadap orang asing mempermudahnya untuk memperdalam Islam yang ia pelajari di bangku kuliah. Ia mulai berdiskusi dengan para ulama setempat tentang Islam.

Dua tahun setelah kedatangannya di Indonesia, Burke memutuskan memeluk Islam. "Saya pikir, saya memiliki pemahaman yang baik tentang Katolik. Tapi apa yang diajarkan Islam begitu logis bagi saya seorang insyinyur. Aku merasakan betul rasa persaudaraan dalam Islam," tutur dia.

Identitas keislaman Burke segera diketahui keluarga. Terkejut, begitulah respon keluarga terhadap putusan Burke memeluk Islam. "Mereka terkejut sekali, tapi alhamdulillah, mereka memiliki keterbukaan pikiran di mana ada penghargaan terhadap hak seseorang untuk memeluk sebuah agama," kenangnya.

Penerimaan keluarga membuat Burke haru. Diawal, ia sadar putusannya itu akan mendapat penolakan dari keluarga. Tapi, prediksi Burke meleset. "Mereka menghargai putusan saya. Yang saya perlu lakukan segera, meluruskan apa yang disalahpahami tentang Islam," tegasnya.

Label mualaf segera lepas dari sosok Burke. Ia pun dipercaya menjadi Direktur Dewan Hubungan Amerika Islam (CAIR). Ia pun melanjutkan tugasnya meluruskan kesalahpahaman tentang Islam. Ia jalankan program yang membantu Muslim Amerika mendapatkan haknya. 

"Kami hanya mencoba membawa Muslim Amerika untuk mendapatkan haknya sebagai masyarakat AS," ujar dia.

Tak hanya itu, CAIR berusaha menjembatani integrasi Muslim ke dalam masyarakat melalui rangkaian cara baik diskusi keagamaan dan akomodasi praktik-praktik keagamaan. "Setiap Muslim yang didiskriminasi lantaran status mereka sebagai Muslim, apakah berada di tempat kerja atau badan pemerintah," bebernya.

Menurutnya, dua hal inilah yang tengah diperjuangkan. Kelak, ketika berhasil, masyarakat AS akan melihat jilbab atau janggut layaknya mereka memandang orang Sikh. "Kita harapkan demikian. Islam bukan sesuatu yang asing tapi merupakan bagian dari keragaman Amerika," pungkasnya.(republika/pahamilah)
 Queeni Padila

Pahamilah.com - Aktris Filipina, Queenie Padilla, memutuskan berhenti dari industri hiburan di negaranya guna mendalami Islam. Menurut dia, Islam membawa kedamaian batin dalam hidupnya.

"Islam adalah jalan hidup. Anda tahu apa tujuan hidup anda. Selama ini, aku seperti hidup dalam dosa. Namun, Allah SWT memanggilku pada Islam. Kini, aku begitu dekat dengannya," ungkapnya.

Queenie mengungkapkan, dalam dunia hiburan ia seolah berada dalam persimpangan jalan, antara bahagia dan tersesat. Betul ia bahagia, tapi tidak utuh.

"Saya seolah tidak memiliki kebahagiaan itu. Sekarang, Allah SWT dalam hidup saya, Alhamdulillah, Tiada Tuhan Selain Allah. Aku sangat bahagia dan puas dengan kehidupan sebagai seorang Muslim," kata dia haru.

Anak dari aktor laga, Robin Padilla ini mengaku ayahnya merupakan sosok dibalik keputusannya memeluk Islam. "Ayah begitu sabar menungguku mengucapkan dua kalimat syahadat," kenang dia.

Begitu dalam keinginan Queenie mendalami Islam, hingga ia memutuskan untuk naik haji. Baginya, ibadah haji kian menyempurnakan keislamannya. "Aku ingin menjadi berbeda karena Islam," ujarnya.

Queenie menyadari pula menjadi Muslim paripurna bukan tanpa perbuatan. Seperti halnya, Muslim lain di seluruh dunia, Queenie memiliki kewajiban untuk menyebarkan syiar Islam. Ia pun mengutarakan niat itu, saat bertamu di rumah Allah.

"Aku ingin berbagai nikmat Islam kepada masyarakat Filipina," katanya.

Kini, Queenie benar-bernar berbeda. Ia mengenakan jilbab. Ia pun tengah mendalami studi Islam selepas haji. "Aku harus total untuk hidup dengan cara Islam," tegasnya.

berikut video pernyataan lengkap Queeni Padila;

Queenie Padilla Meninggalkan Dunia Artis Demi Islam

 Queeni Padila

Pahamilah.com - Aktris Filipina, Queenie Padilla, memutuskan berhenti dari industri hiburan di negaranya guna mendalami Islam. Menurut dia, Islam membawa kedamaian batin dalam hidupnya.

"Islam adalah jalan hidup. Anda tahu apa tujuan hidup anda. Selama ini, aku seperti hidup dalam dosa. Namun, Allah SWT memanggilku pada Islam. Kini, aku begitu dekat dengannya," ungkapnya.

Queenie mengungkapkan, dalam dunia hiburan ia seolah berada dalam persimpangan jalan, antara bahagia dan tersesat. Betul ia bahagia, tapi tidak utuh.

"Saya seolah tidak memiliki kebahagiaan itu. Sekarang, Allah SWT dalam hidup saya, Alhamdulillah, Tiada Tuhan Selain Allah. Aku sangat bahagia dan puas dengan kehidupan sebagai seorang Muslim," kata dia haru.

Anak dari aktor laga, Robin Padilla ini mengaku ayahnya merupakan sosok dibalik keputusannya memeluk Islam. "Ayah begitu sabar menungguku mengucapkan dua kalimat syahadat," kenang dia.

Begitu dalam keinginan Queenie mendalami Islam, hingga ia memutuskan untuk naik haji. Baginya, ibadah haji kian menyempurnakan keislamannya. "Aku ingin menjadi berbeda karena Islam," ujarnya.

Queenie menyadari pula menjadi Muslim paripurna bukan tanpa perbuatan. Seperti halnya, Muslim lain di seluruh dunia, Queenie memiliki kewajiban untuk menyebarkan syiar Islam. Ia pun mengutarakan niat itu, saat bertamu di rumah Allah.

"Aku ingin berbagai nikmat Islam kepada masyarakat Filipina," katanya.

Kini, Queenie benar-bernar berbeda. Ia mengenakan jilbab. Ia pun tengah mendalami studi Islam selepas haji. "Aku harus total untuk hidup dengan cara Islam," tegasnya.

berikut video pernyataan lengkap Queeni Padila;

Lopez Casanova 

Pahamilah.com - Melissa Lopez Casanova lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Protestan yang sangat taat. Dalam keluarganya ada beberapa pastor, penginjil, pendeta, dan guru. Kedua orang tuanya menginginkan agar Lopez menjadi pemimpin Kristen. Karenanya, sejak kecil ia dimasukkan di sekolah khusus untuk mempelajari Alkitab.

Namun, Allah memberinya hidayah. Dalam perjalanan mempelajari Alkitab, Lopez malah menemukan Islam. Ia pun memeluk agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai agama terakhirnya.

“Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga Protestan yang religius yang memungkinkanku mempelajari Alkitab. Jika tidak, aku mungkin tidak mampu memahami pesan Islam,“ ujarnya.

Lopez menjadi seorang Muslimah karena kepercayaan dan keyakinannya terhadap Tuhan. “Itulah yang kemudian membuatku mengakui validitas Islam sebagai agama dari Tuhan.“

Lalu, bagaimana perjalanan spiritualnya dalam menemukan Islam?

meski Lopez tumbuh dalam keluarga yang religius, di California, Amerika Serikatia bergaul dengan teman-teman Kristen dari sektor atau denominasi yang bermacam-macam. Ia juga berteman dengan mereka yang beragama Yahudi, juga seorang Saksi Yehuwa. “Aku tak pernah menghakimi apa yang mereka yakini dan aku pun tidak memiliki ketertarikan terhadap kelompok agama mana pun,'' ujarnya.

Menurut dia, Kristen nondenominasi seperti dirinya selalu diajarkan bahwa, “Jika kamu percaya Kristus, kamu adalah seorang umat Kristen, dan kita semua sama di mata Tuhan, apa pun denominasi yang membedakan kita.“

Seiring perjalanan Lopez dihadapkan pada sebuah kegamangan akan agama yang dianutnya. “Aku tidak mengetahui seberapa lama Alkitab telah diubah dan dimodifikasi. Setiap golongan dalam Kristen selalu mengklaim bahwa golongan merekalah yang benar, sedang yang lainnya salah."

Namun jauh di lubuk hatinya,  Lopez selalu meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan.

Ia pertama kali mendengar nama “Allah“ dari pengajarnya di sekolah Alkitab. “Orang Cina berdoa pada Buddha, dan orang Arab berdoa pada Allah.“ Saat itu, ia menyimpulkan bahwa Allah adalah nama sebuah berhala.

Kuliah di jurusan bisnis internasional membuat Lopez merasa perlu menguasai bahasa asing untuk menunjang kariernya di masa depan. Atas saran teman kuliahnya, Lopez mempelajari bahasa Arab.

“Temanku beralasan, negara mana pun yang memiliki penduduk Muslim menggunakan bahasa Arab karena itu merupakan bahasa asli Alquran,“ katanya.

Saat itu, pada 2006, Lopez mendengar kata “Alquran“ untuk pertama kalinya. Di kelas bahasa Arab yang diikutinya, Lopez mengenal banyak mahasiswa Muslim. Mereka umumnya keturunan Timur Tengah yang lahir dan besar di AS.

Kelas pertama yang diambilnya pada 2006 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Lopez terkesan dengan amalan puasa yang dilakukan temanteman Muslimnya. Ia memandangnya sebagai bentuk ketundukan hamba di hadapan Tuhannya.

Lopez pun mencoba berpuasa, bukan karena tertarik menjadi Muslim, melainkan semata untuk mengekspresikan ketundukannya sebagai umat Kristen yang taat. “Itu pun karena puasa juga ada dalam agama Kristen. Yesus pernah berpuasa selama 40 hari," katanya.

Pada bulan Ramadhan itu, seorang teman Muslim memberinya literatur Islam dan sekeping compact disk (CD) yang ditolaknya. Ia teringat ucapan ibunya, “Semua agama yang salah adalah benar menurut kitab mereka.“ Lopez tak tergoda untuk mengenal Islam, agama asing yang salah di matanya.

Mengkristenkan 55 ribu orang dalam sepekan
Musim panas 2008, Lopez bergabung dengan para misionaris Kristen dan melakukan perjalanan ke Jamaika untuk sebuah misi Kristenisasi. Ia dan timnya membantu orang-orang miskin di sana. Ia dan timnya dan berhasil mengkristenkan sekitar 55 ribu orang dalam sepekan.

Sepulang dari Jamaika, Lopez berdoa memohon petunjuk. Ia ingin melakukan lebih banyak pengabdian pada Tuhan. “Permintaan itu dijawab-Nya dengan memberiku seorang teman Muslim," katanya.

Ia beberapa kali mengajak teman Muslimnya ke gereja dan berpikir bahwa temannya akan terpengaruh dan menjadi seorang Kristen sepertinya.

Suatu saat, temannya mengatakan bahwa gereja adalah tempat yang bagus, tetapi ia menyayangkan kepercayaan jamaatnya yang memercayai Trinitas.

“Sayangnya, temanku salah menguraikan pengertian dari Trinitas itu. Aku hanya tertawa dan meralatnya,“ kata Lopez.

Ia sempat berpikir tentang betapa fatalnya jika ia melakukan hal yang sama. Memberikan komentar soal agama lain yang tidak dipahami dengan baik adalah sesuatu yang dinilainya sebagai ucapan yang kurang berpendidikan.

Ia pun memutuskan mempelajari hal-hal mendasar tentang Islam. Lopez mulai menemukan persamaan antara Kristen dan Islam. Itu terjadi ketika ia mengetahui bahwa ternyata Yudaisme, Kristen, dan Islam berbagi kisah dan nabi serta keti ganya dapat diusut asal muasalnya ingga bertemu dalam silsilah sejarah yang sama.

“Sebenarnya, lebih banyak persamaan antara Kristen dan Islam dibanding perbedaan antara keduanya,“ kata Lopez.

Suatu hari, ia kagum dengan teman Muslimnya yang tidak malu berdoa dan shalat di tempat umum, dengan lutut dan kepala di atas lantai. “Sementara, aku bahkan terkadang malu untuk sekadar menundukkan kepala sambil memejamkan mata (berdoa) saat hendak makan di tempat-tempat umum.“

Perasaan 'aneh' saat mendengar ayat Alquran
Di lain hari, teman Muslimnya kembali ikut serta pergi ke gereja bersama Lopez. Di tengah perjalanan dengan menggunakan mobil itu, temannya memohon izin memutar CD Alquran di mobilnya karena ia sedang mempersiapkan diri untuk shalat.

“Agar sopan, aku mengizinkannya. Selanjutnya, aku hanya ikut mendengarkan dan menyimaknya,“ kata Lopez.

Hal yang tidak diduga pun terjadi. Ia masih ingat bagaimana ayat-ayat Alquran yang didengarnya memunculkan sebuah perasaan aneh. Perasaan itu berbaur dengan kebingungan yang tak bisa dijelaskan.

“Aku tidak bisa memahami mengapa diriku bisa mengalami perasaan semacam itu terhadap sesuatu di luar Kristen," katanya.

Setelah beberapa lama pergolakan batin itu dirasakannya. Lopez akhirnya memutuskan untuk mengenal jauh tentang Islam. Namun, hingga hari penting itu, ia masih menyimpan perasaan takut. Hingga saat menyetir mobilnya, ia berdoa, “Tuhan, lebih baik aku mati dan dekat dengan-Mu daripada hidup selama satu hari, namun jauh dari-Mu.“

Lopez berpikir, mengalami kecelakaan mobil saat menuju Islamic Center San Diego untuk bersyahadat adalah membuktikan pilihan yang salah. Namun, ia tiba di tujuan dengan selamat, dan mengikrarkan keislamannya di hadapan publik.

Jumat itu, 28 Agustus 2008, beberapa hari menjelang Ramadhan, Lopez memeluk Islam. “Sejak itu, aku adalah seorang Muslim yang bahagia, yang mencintai shalat dan puasa. Keduanya mengajarkanku kedisiplinan sekaligus ketundukan kepada Tuhan," katanya. (republika/pahamilah)

Sebelum Islam, Dalam Sepekan Lopez Casanova Mengkristenkan Ribuan Orang

Lopez Casanova 

Pahamilah.com - Melissa Lopez Casanova lahir dan dibesarkan dalam sebuah keluarga Protestan yang sangat taat. Dalam keluarganya ada beberapa pastor, penginjil, pendeta, dan guru. Kedua orang tuanya menginginkan agar Lopez menjadi pemimpin Kristen. Karenanya, sejak kecil ia dimasukkan di sekolah khusus untuk mempelajari Alkitab.

Namun, Allah memberinya hidayah. Dalam perjalanan mempelajari Alkitab, Lopez malah menemukan Islam. Ia pun memeluk agama Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW sebagai agama terakhirnya.

“Aku bersyukur dilahirkan dalam keluarga Protestan yang religius yang memungkinkanku mempelajari Alkitab. Jika tidak, aku mungkin tidak mampu memahami pesan Islam,“ ujarnya.

Lopez menjadi seorang Muslimah karena kepercayaan dan keyakinannya terhadap Tuhan. “Itulah yang kemudian membuatku mengakui validitas Islam sebagai agama dari Tuhan.“

Lalu, bagaimana perjalanan spiritualnya dalam menemukan Islam?

meski Lopez tumbuh dalam keluarga yang religius, di California, Amerika Serikatia bergaul dengan teman-teman Kristen dari sektor atau denominasi yang bermacam-macam. Ia juga berteman dengan mereka yang beragama Yahudi, juga seorang Saksi Yehuwa. “Aku tak pernah menghakimi apa yang mereka yakini dan aku pun tidak memiliki ketertarikan terhadap kelompok agama mana pun,'' ujarnya.

Menurut dia, Kristen nondenominasi seperti dirinya selalu diajarkan bahwa, “Jika kamu percaya Kristus, kamu adalah seorang umat Kristen, dan kita semua sama di mata Tuhan, apa pun denominasi yang membedakan kita.“

Seiring perjalanan Lopez dihadapkan pada sebuah kegamangan akan agama yang dianutnya. “Aku tidak mengetahui seberapa lama Alkitab telah diubah dan dimodifikasi. Setiap golongan dalam Kristen selalu mengklaim bahwa golongan merekalah yang benar, sedang yang lainnya salah."

Namun jauh di lubuk hatinya,  Lopez selalu meyakini bahwa hanya ada satu Tuhan.

Ia pertama kali mendengar nama “Allah“ dari pengajarnya di sekolah Alkitab. “Orang Cina berdoa pada Buddha, dan orang Arab berdoa pada Allah.“ Saat itu, ia menyimpulkan bahwa Allah adalah nama sebuah berhala.

Kuliah di jurusan bisnis internasional membuat Lopez merasa perlu menguasai bahasa asing untuk menunjang kariernya di masa depan. Atas saran teman kuliahnya, Lopez mempelajari bahasa Arab.

“Temanku beralasan, negara mana pun yang memiliki penduduk Muslim menggunakan bahasa Arab karena itu merupakan bahasa asli Alquran,“ katanya.

Saat itu, pada 2006, Lopez mendengar kata “Alquran“ untuk pertama kalinya. Di kelas bahasa Arab yang diikutinya, Lopez mengenal banyak mahasiswa Muslim. Mereka umumnya keturunan Timur Tengah yang lahir dan besar di AS.

Kelas pertama yang diambilnya pada 2006 bertepatan dengan bulan Ramadhan. Lopez terkesan dengan amalan puasa yang dilakukan temanteman Muslimnya. Ia memandangnya sebagai bentuk ketundukan hamba di hadapan Tuhannya.

Lopez pun mencoba berpuasa, bukan karena tertarik menjadi Muslim, melainkan semata untuk mengekspresikan ketundukannya sebagai umat Kristen yang taat. “Itu pun karena puasa juga ada dalam agama Kristen. Yesus pernah berpuasa selama 40 hari," katanya.

Pada bulan Ramadhan itu, seorang teman Muslim memberinya literatur Islam dan sekeping compact disk (CD) yang ditolaknya. Ia teringat ucapan ibunya, “Semua agama yang salah adalah benar menurut kitab mereka.“ Lopez tak tergoda untuk mengenal Islam, agama asing yang salah di matanya.

Mengkristenkan 55 ribu orang dalam sepekan
Musim panas 2008, Lopez bergabung dengan para misionaris Kristen dan melakukan perjalanan ke Jamaika untuk sebuah misi Kristenisasi. Ia dan timnya membantu orang-orang miskin di sana. Ia dan timnya dan berhasil mengkristenkan sekitar 55 ribu orang dalam sepekan.

Sepulang dari Jamaika, Lopez berdoa memohon petunjuk. Ia ingin melakukan lebih banyak pengabdian pada Tuhan. “Permintaan itu dijawab-Nya dengan memberiku seorang teman Muslim," katanya.

Ia beberapa kali mengajak teman Muslimnya ke gereja dan berpikir bahwa temannya akan terpengaruh dan menjadi seorang Kristen sepertinya.

Suatu saat, temannya mengatakan bahwa gereja adalah tempat yang bagus, tetapi ia menyayangkan kepercayaan jamaatnya yang memercayai Trinitas.

“Sayangnya, temanku salah menguraikan pengertian dari Trinitas itu. Aku hanya tertawa dan meralatnya,“ kata Lopez.

Ia sempat berpikir tentang betapa fatalnya jika ia melakukan hal yang sama. Memberikan komentar soal agama lain yang tidak dipahami dengan baik adalah sesuatu yang dinilainya sebagai ucapan yang kurang berpendidikan.

Ia pun memutuskan mempelajari hal-hal mendasar tentang Islam. Lopez mulai menemukan persamaan antara Kristen dan Islam. Itu terjadi ketika ia mengetahui bahwa ternyata Yudaisme, Kristen, dan Islam berbagi kisah dan nabi serta keti ganya dapat diusut asal muasalnya ingga bertemu dalam silsilah sejarah yang sama.

“Sebenarnya, lebih banyak persamaan antara Kristen dan Islam dibanding perbedaan antara keduanya,“ kata Lopez.

Suatu hari, ia kagum dengan teman Muslimnya yang tidak malu berdoa dan shalat di tempat umum, dengan lutut dan kepala di atas lantai. “Sementara, aku bahkan terkadang malu untuk sekadar menundukkan kepala sambil memejamkan mata (berdoa) saat hendak makan di tempat-tempat umum.“

Perasaan 'aneh' saat mendengar ayat Alquran
Di lain hari, teman Muslimnya kembali ikut serta pergi ke gereja bersama Lopez. Di tengah perjalanan dengan menggunakan mobil itu, temannya memohon izin memutar CD Alquran di mobilnya karena ia sedang mempersiapkan diri untuk shalat.

“Agar sopan, aku mengizinkannya. Selanjutnya, aku hanya ikut mendengarkan dan menyimaknya,“ kata Lopez.

Hal yang tidak diduga pun terjadi. Ia masih ingat bagaimana ayat-ayat Alquran yang didengarnya memunculkan sebuah perasaan aneh. Perasaan itu berbaur dengan kebingungan yang tak bisa dijelaskan.

“Aku tidak bisa memahami mengapa diriku bisa mengalami perasaan semacam itu terhadap sesuatu di luar Kristen," katanya.

Setelah beberapa lama pergolakan batin itu dirasakannya. Lopez akhirnya memutuskan untuk mengenal jauh tentang Islam. Namun, hingga hari penting itu, ia masih menyimpan perasaan takut. Hingga saat menyetir mobilnya, ia berdoa, “Tuhan, lebih baik aku mati dan dekat dengan-Mu daripada hidup selama satu hari, namun jauh dari-Mu.“

Lopez berpikir, mengalami kecelakaan mobil saat menuju Islamic Center San Diego untuk bersyahadat adalah membuktikan pilihan yang salah. Namun, ia tiba di tujuan dengan selamat, dan mengikrarkan keislamannya di hadapan publik.

Jumat itu, 28 Agustus 2008, beberapa hari menjelang Ramadhan, Lopez memeluk Islam. “Sejak itu, aku adalah seorang Muslim yang bahagia, yang mencintai shalat dan puasa. Keduanya mengajarkanku kedisiplinan sekaligus ketundukan kepada Tuhan," katanya. (republika/pahamilah)

Pahamilah.com - Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!”

Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.

Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤٤)

“…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44)
Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah) sebagaimana tampak dalam layar.

Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.

Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.

 Prof. William Brown

Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur`an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!”

Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.
Allahu akbar! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam! (eramuslim/pahamilah)

Pahamilah Mukjizat Allah yang Mencengangkan Ilmuwan Barat

Pahamilah.com - Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!!!

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan di antara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan kajian dan penelitian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1.400 tahun yang lalu!”

Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.

Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَكِنْ لا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا (٤٤)

“…Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-Isra`: 44)
Tidaklah suara denyutan halus tersebut melainkan lafazh jalalah (nama Allah) sebagaimana tampak dalam layar.

Maka keheningan dan keheranan yang luar biasa menghiasi aula di mana ilmuwan muslim tersebut berbicara.

Subhanallah, Maha suci Allah! Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini! Segala sesuatu bertasbih mengagungkan nama Allah. Akhirnya orang yang bertanggung jawab terhadap penelitian ini, yaitu profesor William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang di bawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1.400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia memberikan hadiah al-Qur`an dan terjemahnya kepada sang profesor.

 Prof. William Brown

Selang beberapa hari setelah itu, profesor William mengadakan ceramah di Universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam al-Qur`an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan syahadatain: “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusannya!”

Seorang profesor ini telah mengumumkan Islamnya di hadapan para hadirin yang sedang terperangah.
Allahu akbar! Kemuliaan hanyalah bagi Islam, ketika seorang ilmuwan sadar dari kelalaiannya, dan mengetahui bahwa agama yang haq ini adalah Islam! (eramuslim/pahamilah)

Pahamilah.com - Pemain Football Amerika Serikat, Dominique Easley menyatakan telah memeluk Islam melalui media sosial beberapa yang lalu. Pernyataan Easley ini mendapat pujian dan dukungan dari penggemarnya.

“Banyak hal yang terjadi di hidupku. Aku merasa telah tersesat selama 22 tahun. Hari ini aku telah menemukan pemandu ke surga. #AllahuAkbar,” cuit Easley di Twitter dikutip dari OnIslam.net, Jumat 20 Maret 2015.

Pemain New England Patriot itu mengumumkan keputusan menjadi Muslim di Twitter pada Jumat, 13 Maret lalu, yang kemudian memicu gelombang pujian. Sejak itu, cuitan Easley di-retweet lebih dari 5.150 kali dan menghasilkan ratusan komentar.

@DominiqueEasley Alhamdulillah! Semoga Allah membuat perjalananmu ini indah. Semoga Dia memberkati hidupmu dan mengganjarmu dengan Jannah (surga),” cuit seorang penggemar Easley.
“Salam hormat saudaraku! Semoga Allah memberkatimu InsyaAllah!” cuit penggemar lainnya.
Pemain bertahan ini juga mengumumkan keislamannya lewat Instagram yang mendapat lebih dari 1.200 Like dan puluhan komentar. Dia mengunggah sebuah foto dirinya bersama tiga orang berpakaian seperti Muslim di sebuah masjid.

“Selamat datang di Islam Alhamdulillah..,” seorang pengguna Instagram menulis.
“Selamat telah menemukan kedamaian dan selamat datang dalam keluarga besar yang penuh cinta dan doa untuk Anda,” komentar lainnya.

Lahir pada April 1992, Easley telah menandatangani kontrak empat tahun dengan New England Patriots pada 2014. Nilai kontrak Easley US$ 7,3 juta. (eramuslim/pahamilah)

Dominique Easley, Atlet Top AS Memeluk Islam


Pahamilah.com - Pemain Football Amerika Serikat, Dominique Easley menyatakan telah memeluk Islam melalui media sosial beberapa yang lalu. Pernyataan Easley ini mendapat pujian dan dukungan dari penggemarnya.

“Banyak hal yang terjadi di hidupku. Aku merasa telah tersesat selama 22 tahun. Hari ini aku telah menemukan pemandu ke surga. #AllahuAkbar,” cuit Easley di Twitter dikutip dari OnIslam.net, Jumat 20 Maret 2015.

Pemain New England Patriot itu mengumumkan keputusan menjadi Muslim di Twitter pada Jumat, 13 Maret lalu, yang kemudian memicu gelombang pujian. Sejak itu, cuitan Easley di-retweet lebih dari 5.150 kali dan menghasilkan ratusan komentar.

@DominiqueEasley Alhamdulillah! Semoga Allah membuat perjalananmu ini indah. Semoga Dia memberkati hidupmu dan mengganjarmu dengan Jannah (surga),” cuit seorang penggemar Easley.
“Salam hormat saudaraku! Semoga Allah memberkatimu InsyaAllah!” cuit penggemar lainnya.
Pemain bertahan ini juga mengumumkan keislamannya lewat Instagram yang mendapat lebih dari 1.200 Like dan puluhan komentar. Dia mengunggah sebuah foto dirinya bersama tiga orang berpakaian seperti Muslim di sebuah masjid.

“Selamat datang di Islam Alhamdulillah..,” seorang pengguna Instagram menulis.
“Selamat telah menemukan kedamaian dan selamat datang dalam keluarga besar yang penuh cinta dan doa untuk Anda,” komentar lainnya.

Lahir pada April 1992, Easley telah menandatangani kontrak empat tahun dengan New England Patriots pada 2014. Nilai kontrak Easley US$ 7,3 juta. (eramuslim/pahamilah)

Pahamilah.com - Mengikuti perkembangan embrio bayi merupakan momen yang sangat menakjubkan dan mengharukan. Peristiwa luar biasa ini juga disebutkan dalam Alquran.

Siapa sangka kejadian ini membuat gadis asal Inggris, Nichola Taylor takjub. Ketakjuban akan kisah perkembangan embrio ini dalam Alquran memberinya hikmah untuk memeluk Islam.

Awalnya, kehidupan Nichola tidak terlalu religius meski ia meyakini kehadiran Tuhan. Ia pernah berdebat dengan ibunya terkait film Passion of Christ. Dia tidak bisa meyakini semua fakta yang terekam dalam film tersebut. Keputusannya menonton lantaran banyak tergoda kesan temannya yang menyatakan film tersebut menarik.

Beberapa tahun kemudian, Nichola mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional di London. Dunai baru ini menjadi masa awal baginya mengenal Islam. Profesinya membuat Nichola harus melayani kliennya para insinyur yang berasal dari Kairo, Mesir. Melalui merekalah, Nichola mulai mengenal Islam.

Awalnya Nichola tidak tertarik sama sekali dengan dunia Islam. Tetapi, ia begitu kagum lantaran melihat sebagian rekan kerjanya sanggup bekerja dengan baik meski berpuasa ketika Ramadan.

“Saat itu saya banyak bertanya seperti mengapa tidak makan dan minum, apakah puasa ini sehat, apa hal lain yang dilakukan selama Ramadan,” katanya.

Usai Ramadan, Nichola mulai melihat ada konsep yang salah tentang Islam di tengah masyarakat Barat. Baginya, masyarakat Barat sangat sedikit atau tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang Islam.

Beberapa konsep yang salah dipahami seperti mengapa perempuan memakai hijab, apa fungsinya hijab, mengapa rambut dianggap bagian dari aurat.

Nichola pun memutuskan untuk mengenal Islam lebih dalam dengan mengunjungi Central Mosque di London dan membeli beberapa buku Islam. Ia disarankan untuk tidak membaca Alquran lebih dahulu karena akan lebih mudah memahami konsep-konsep sederhana dalam Islam melalui buku-buku.

“Buku-buku tersebut menarik tapi tidak ada yang menonjol sampai saya membaca buku Miracles of the Quran karya Harun Yahya,” katanya.

Buku tersebut menarik hati Nichola. Salah satu materi dalam buku tersebut, yang membahas perkembangan embrio dalam Alquran, yaitu pada Surat Al Mukminun ayat 12-14 mempertebal keyakinannya pada Islam.

“Saya sangat takjub dan berlinang air mata saat membacanya,” kenang Nichola.

Yang membuatnya semakin terharu adalah penjelasan dalam Alquran sangat rinci mengenai proses perkembangan embrio. Padahal, pengetahuan medis kala Alquran diturunkan tidak secanggih sekarang.

“Tidak ada scan untuk menunjukkan embrio pada tahap apapun, tidak ada pengetahuan tentang bagaimana tubuh manusia bekerja! Itu membuat saya bingung. Dan dari sinilah saya yakin (dengan Islam).”

Ia sempat merenung, dan akhirnya memutuskan menelepon salah satu koleganya di Kairo. Kepada koleganya, ia menyatakan ingin mengucapkan dua kalimat syahadat.

Tahun pertama menjadi Muslimah ia jalani dengan penuh liku. Dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia sepenuhnya mengandalkan pengetahuan Islam dari internet, mulai dari belajar salat, tidak lagi mengonsumsi babi dan alkohol. Ia pun berusaha ikut puasa ketika Ramadan, meski tidak genap.

Namun berkat pertolongan Allah, Nichola akhirnya bertemu suaminya, seorang insinyur Muslim asal Mesir. Dengan bimbingan suaminya itu, Nichola akhirnya memiliki keluarga Muslim yang menyenangkan. (eramuslim/pahamilah)

Nicola Taylor Peluk Islam Karena Penjelasan Embrio Manusia Dalam Quran


Pahamilah.com - Mengikuti perkembangan embrio bayi merupakan momen yang sangat menakjubkan dan mengharukan. Peristiwa luar biasa ini juga disebutkan dalam Alquran.

Siapa sangka kejadian ini membuat gadis asal Inggris, Nichola Taylor takjub. Ketakjuban akan kisah perkembangan embrio ini dalam Alquran memberinya hikmah untuk memeluk Islam.

Awalnya, kehidupan Nichola tidak terlalu religius meski ia meyakini kehadiran Tuhan. Ia pernah berdebat dengan ibunya terkait film Passion of Christ. Dia tidak bisa meyakini semua fakta yang terekam dalam film tersebut. Keputusannya menonton lantaran banyak tergoda kesan temannya yang menyatakan film tersebut menarik.

Beberapa tahun kemudian, Nichola mendapat pekerjaan di sebuah perusahaan multinasional di London. Dunai baru ini menjadi masa awal baginya mengenal Islam. Profesinya membuat Nichola harus melayani kliennya para insinyur yang berasal dari Kairo, Mesir. Melalui merekalah, Nichola mulai mengenal Islam.

Awalnya Nichola tidak tertarik sama sekali dengan dunia Islam. Tetapi, ia begitu kagum lantaran melihat sebagian rekan kerjanya sanggup bekerja dengan baik meski berpuasa ketika Ramadan.

“Saat itu saya banyak bertanya seperti mengapa tidak makan dan minum, apakah puasa ini sehat, apa hal lain yang dilakukan selama Ramadan,” katanya.

Usai Ramadan, Nichola mulai melihat ada konsep yang salah tentang Islam di tengah masyarakat Barat. Baginya, masyarakat Barat sangat sedikit atau tidak punya pengetahuan sedikit pun tentang Islam.

Beberapa konsep yang salah dipahami seperti mengapa perempuan memakai hijab, apa fungsinya hijab, mengapa rambut dianggap bagian dari aurat.

Nichola pun memutuskan untuk mengenal Islam lebih dalam dengan mengunjungi Central Mosque di London dan membeli beberapa buku Islam. Ia disarankan untuk tidak membaca Alquran lebih dahulu karena akan lebih mudah memahami konsep-konsep sederhana dalam Islam melalui buku-buku.

“Buku-buku tersebut menarik tapi tidak ada yang menonjol sampai saya membaca buku Miracles of the Quran karya Harun Yahya,” katanya.

Buku tersebut menarik hati Nichola. Salah satu materi dalam buku tersebut, yang membahas perkembangan embrio dalam Alquran, yaitu pada Surat Al Mukminun ayat 12-14 mempertebal keyakinannya pada Islam.

“Saya sangat takjub dan berlinang air mata saat membacanya,” kenang Nichola.

Yang membuatnya semakin terharu adalah penjelasan dalam Alquran sangat rinci mengenai proses perkembangan embrio. Padahal, pengetahuan medis kala Alquran diturunkan tidak secanggih sekarang.

“Tidak ada scan untuk menunjukkan embrio pada tahap apapun, tidak ada pengetahuan tentang bagaimana tubuh manusia bekerja! Itu membuat saya bingung. Dan dari sinilah saya yakin (dengan Islam).”

Ia sempat merenung, dan akhirnya memutuskan menelepon salah satu koleganya di Kairo. Kepada koleganya, ia menyatakan ingin mengucapkan dua kalimat syahadat.

Tahun pertama menjadi Muslimah ia jalani dengan penuh liku. Dia sama sekali tidak tahu apa yang harus dilakukan.

Dia sepenuhnya mengandalkan pengetahuan Islam dari internet, mulai dari belajar salat, tidak lagi mengonsumsi babi dan alkohol. Ia pun berusaha ikut puasa ketika Ramadan, meski tidak genap.

Namun berkat pertolongan Allah, Nichola akhirnya bertemu suaminya, seorang insinyur Muslim asal Mesir. Dengan bimbingan suaminya itu, Nichola akhirnya memiliki keluarga Muslim yang menyenangkan. (eramuslim/pahamilah)
Ust Samsul Arifin Nababan

Pahamilah.com - TANGERANG SELATAN - Pada Ahad Malam (3/5), Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Indonesia kedatangan tamu. Dia adalah seorang yang berdarah Toraja-Manado, seorang perempuan, single parent yang berjuang untuk mendapatkan kebenaran dalam beragama.

Namanya ibu Siska. Ia datang bersama seorang teman kerjanya. Bersama mereka datang ke pesantren untuk menemui KH. Syamsul Arifin Nababan. Tidak lain dan tidak bukan, rasa ingin tahu dan keraguannya terhadap agama Kristen yang ia anutlah yang membawanya datang menemui beliau.

Alhamdulillah, kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh pak Kiai. Pembicaraan pun mulai berlangsung akrab. Berawal dari perkenalan hingga pembicaraan berat seputar agama. Singkat cerita, ibu Siska sebagai seorang yang berjuang untuk menemukan agama yang benar memberikan sebuah pertanyaan kepada pak Kiai. Ia bertanya,

“Pak Kiai, bagaimana cara kita untuk memahami sebuah agama yang benar?”, ucap bu Siska.
Mendengar pertanyaan yang sangat penting ini pak Kiai pun kemudian menjelaskan, “Untuk memahami sebuah agama, tidak bisa melihat dari jumlah penganutnya saja, perilaku penganutnya, atau subjektifitas seorang yang memberikan penilaian terhadapnya. Ia harus dipahami secara objektif berdasarkan sumber ajarannya, karena agama dapat dipelajari berdasarkan atas sumber ajarannya.”

Pak Kiai pun kemudian menjelaskan lebih lanjut, “Saya akan memberikan penjelasan lebih mendalam lagi kepada ibu Siska. Bahwa semua ciptaan Tuhan yang ada di dunia ini pada hakikatnya adalah untuk manusia. Langit, bumi, laut, gunung dan benda-benda yang ada di langit dan bumi diperuntukkan bagi manusia."
"Manusia adalah makhluk yang sempurna. Manusia diberikan seperangkat panca indra yang sempurna yang tidak ada pada makhluk yang lain, bahkan malaikat sekalipun. Manusia diberikan akal, hati, dan hawa nafsu. Oleh sebab itu, ia menjadi makhluk yang dinamis, tidak seperti malaikat yang statis atau Iblis dan Jin yang menggoda manusia untuk berbuat kerusakan.”, kata pak Kiai.

Ibu Siska kemudian bertanya kepada pak Kiai. “Pak Kiai, tadi pak Kiai bilang kalau semua ciptaan yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini adalah untuk manusia, lalu mengapa manusia diciptakan, kemudian mengapa harus ada makhluk lain yang statis seperti malaikat serta iblis dan jin yang menggoda manusia?”, tanya ibu Siska.

“Baik, saya akan menjelaskan, namun saya akan membatasi penjelasan saya pada konteks manusia saja karena apabila kita membahas tentang makhluk yang lain, maka pembahasan ini akan melebar dan ibu Siska akan mengalami kesulitan dalam memahaminya.”, tutur pak Kiai.

“Tujuan manusia diciptakan di dunia ini tidak lain hanyalah untuk menyembah Tuhan. Akan tetapi manusia tidak dapat berinteraksi langsung dengan Tuhan dalam rangka tunduk dan menyembah-Nya. Lalu, bagaimana manusia berinteraksi dengan Tuhan, sementara Ia tidak menghendaki manusia langsung berinteraksi dengannya?

Sebab itu, dipilihlah manusia pilihan untuk menjelaskan kepada manusia yang lain tentang Tuhan.  Ia adalah nabi. Akan tetapi, nabi juga tidak dapat bertemu dengan Tuhan secara langsung, melainkan ada makhluk lain yang menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepadanya, yaitu malaikat. Malaikatlah yang kemudian berinteraksi dengan nabi secara langsung dan menjelaskan bahwa kamu, nabi, dipilih untuk menjelaskan kepada manusia tetang Tuhan.”, jelas pak Kiai.

“Lalu bagaimana setelah manusia pilihan itu ada, apakah manusia kemudian mengikuti apa yang manusia pilihan itu perintahkan dan itu yang dijadikan sumber ajaran beragama?”, tanya ibu Siska semakin kritis. Pak Kiai pun menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat tenang dan meyakinkan. “Begini ibu Siska, manusia pilihan tersebut diberikan petunjuk oleh Tuhan, mendapatkan bimbingan dan arahan langsung dari Tuhan, sehingga apa yang dia lakukan tidak bertentangan dengan perintah Tuhan.

Kemudian Tuhan membuat sebuah sistem yang disebut dengan agama. Karena Tuhan yang menciptakan manusia, maka diperlukan panduan yang langsung dibuat oleh Tuhan. Agama adalah memuat seperangkat peraturan yang termuat dalam kitab suci. Untuk menyampaikan panduan tersebut diutuslah malaikat untuk memberikan kitab suci kepada para nabi yang kemudian diajarkan kepada umat manusia.”, jelas pak Kiai.

 Dialog yang terjadi malam itu semakin menarik. Ibu Siska semakin memperdalam pertanyaan-pertanyaannya kepada beliau. “Jadi, hakikatnya, yang menjelaskan dan mengajari manusia sebenarnya siapa pak Kiai, apakah malaikat?”, tanya ibu Siska lagi.

“Yang menjelaskan semua yang ada di muka bumi hakikatnya adalah Tuhan, karena Ia yang menciptakan tentunya Ia Yang Maha Mengetahui dan Maha Pemberi Penjelasan. Ia yang memperkenalkan kepada manusia tentang seperangkat bagian dari tubuh manusia dan lainnya. Kalau tidak, bagaimana manusia tahu, jangankan Hari Kiamat, bahkan dibalik tembok ruangan tempat kita berdialog ini saja pun manusia tidak tahu. Tuhanlah yang mengajarkan kepada manusia (Adam) nama-nama yang ada di langit dan bumi. Manusia pada dasarnya adalah bodoh, tidak tahu apapun yang ada di dunia ini. Tuhanlah yang menjelaskan pengetahuan kepada manusia melalui kitab suci-Nya.”

“Bagaimana? Sudah bisa ditangkap penjelasan saya?”, tanya pak Kiai kepada ibu Siska.  Dengan wajah terpuaskan dengan penjelasan pak Kiai, ibu Siska pun menganggukkan kepada seraya berakata “Iya pak Kiai, saya sudah memahami penjelasan pak Kiai,” kata Siska.

Pak Kiai pun melanjutkan kembali penjelasannya, “Nah kalau begitu saya akan melanjutkannya. Apabila pengetahuan itu ada pada kitab suci,  dan manusia sudah memiliki sistematika yang baik dalam pemahaman, maka hal yang perlu dilakukan adalah menguji sumber ajarannya, yaitu kitab suci tersebut. Karena ibu Siska dari agama Kristen, yang kita uji adalah Al-Kitab (Bible). Apabila kita menguji Bible, maka akan terlihat bahwa sumber kitab suci tersebut bukanlah dari Tuhan, melainkan dari manusia karena ia memuat surat-surat kiriman Paulus," paparnya.

"Paulus adalah manusia, sehingga bagaimana mungkin manusia lebih mengatahui alam beserta isinya dari pada Tuhan. Bagaimana mungkin ciptaan lebih paham dari yang menciptakan. Oleh sebab itu, ia tidak suci karena manusia adalah makhluk yang dinamis yang memiliki hawa nafsu. Ini yang membutnya tidak suci, lebih lagi manusia cenderung melakukan kesalahan. Jelaslah sudah bahwa Al-Kitab tidak berasal dari Tuhan, melainkan dari manusia.”, kata pak Kiai dengan mimik wajah yang serius saat menjelaskan. Ibu Siska pun sesaat termangu mendengar penjelasan pak Kiai tentang Al-Kitab.

“Berbeda dengan Alquran. Ia memuat firman-firman Tuhan. Ini dibuktikan dengan banyaknya manusia yang menjadi penghafal Alquran, sedangkan tidak ada seorang pun yang berhasil menghafal Bible. Coba anda camkan baik-baik, di dunia ini ada ribuan bahkan munkin jutaan orang yang menjadi penghafal Alquran, sebaliknya ada tidak yang mampu menghafal Injil atau Al-Kitab ini?," paparnya lagi.

"Kalau saja ada seorang Kristen yang berani menantang dengan tantangan bila ada umat Muslim yang mampu menghafal Alquran dengan mempertaruhkan nyawanya, niscaya dalam detik itu juga ia akan kehilangan nyawanya karena begitu banyak orang-orang yang menjadi penghafal Al-Quran. Akan tetapi, mereka semua tidak akan berani. Tapi, saya berani mempertaruhkan nyawa saya, apabila ada satu orang saja di dunia ini, baik pendeta, pastor, professor, atau bahkan paus sekalipun yang mampu menghafal persis isi Al-Kitab, maka saya berani dipotong leher saya.”, ucap pak Kiai dengan suara tegas.

Suasana dialog yang serius pun tampak semakin hidup malam itu. Pak Kiai memberikan penjelasan lagi dengan mengutarakan pertanyaan, “Bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan yang datang belakangan daripada Adam. Mungkinkah Tuhan datang belakangan daripada makhluk-Nya? Bagiamana Tuhan tercipta, sedangkan Tuhan Maha Pencipta. Lalu, apa karya-karya Yesus? Tak seekor lalat pun yang mampu ia ciptakan.”, kata pak Kiai.

Penjelasan demi penjelasan pun dipahami dengan baik oleh ibu Siska. Tak terasa, sudah dua jam dialog antara ibu Siska dengan pak Kiai berjalan. Merasa penjelasan yang disampaikan oleh pak Kiai sangat logis, maka pada malam hari itu juga ibu Siska memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Tepat pada pukul 21.00 WIB, disaksikan oleh rekan, para santri dan ustaz An-Naba Center, ibu Siska mengucapkan kalimat syahadat. Pada malam hari itu, ia pun resmi menyandang status sebagai seorang Muslimah. Sesaat setelah pensyahadatan, sembari meneteskan air mata karena rasa bahagianya telah memeluk Islam.

Ia pun berharap dapat menjalankan Islam secara kaffah serta mengajak dua orang putrinya yang masih remaja untuk sama-sama menjadi seorang muslimah yang berjuang untuk memperoleh ridha Allah. Semua yang hadir pada acara pensyahadatan tersebut pun mendoakan semoga harapan ibu Siska tersebut dapat segera terwujud, amin. (republika/pahamilah)

Siska Akhirnya Bersyahadat Setelah Dua Jam Berdialog

Ust Samsul Arifin Nababan

Pahamilah.com - TANGERANG SELATAN - Pada Ahad Malam (3/5), Pesantren Pembinaan Muallaf Yayasan An-Naba Center Indonesia kedatangan tamu. Dia adalah seorang yang berdarah Toraja-Manado, seorang perempuan, single parent yang berjuang untuk mendapatkan kebenaran dalam beragama.

Namanya ibu Siska. Ia datang bersama seorang teman kerjanya. Bersama mereka datang ke pesantren untuk menemui KH. Syamsul Arifin Nababan. Tidak lain dan tidak bukan, rasa ingin tahu dan keraguannya terhadap agama Kristen yang ia anutlah yang membawanya datang menemui beliau.

Alhamdulillah, kedatangan mereka disambut dengan hangat oleh pak Kiai. Pembicaraan pun mulai berlangsung akrab. Berawal dari perkenalan hingga pembicaraan berat seputar agama. Singkat cerita, ibu Siska sebagai seorang yang berjuang untuk menemukan agama yang benar memberikan sebuah pertanyaan kepada pak Kiai. Ia bertanya,

“Pak Kiai, bagaimana cara kita untuk memahami sebuah agama yang benar?”, ucap bu Siska.
Mendengar pertanyaan yang sangat penting ini pak Kiai pun kemudian menjelaskan, “Untuk memahami sebuah agama, tidak bisa melihat dari jumlah penganutnya saja, perilaku penganutnya, atau subjektifitas seorang yang memberikan penilaian terhadapnya. Ia harus dipahami secara objektif berdasarkan sumber ajarannya, karena agama dapat dipelajari berdasarkan atas sumber ajarannya.”

Pak Kiai pun kemudian menjelaskan lebih lanjut, “Saya akan memberikan penjelasan lebih mendalam lagi kepada ibu Siska. Bahwa semua ciptaan Tuhan yang ada di dunia ini pada hakikatnya adalah untuk manusia. Langit, bumi, laut, gunung dan benda-benda yang ada di langit dan bumi diperuntukkan bagi manusia."
"Manusia adalah makhluk yang sempurna. Manusia diberikan seperangkat panca indra yang sempurna yang tidak ada pada makhluk yang lain, bahkan malaikat sekalipun. Manusia diberikan akal, hati, dan hawa nafsu. Oleh sebab itu, ia menjadi makhluk yang dinamis, tidak seperti malaikat yang statis atau Iblis dan Jin yang menggoda manusia untuk berbuat kerusakan.”, kata pak Kiai.

Ibu Siska kemudian bertanya kepada pak Kiai. “Pak Kiai, tadi pak Kiai bilang kalau semua ciptaan yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini adalah untuk manusia, lalu mengapa manusia diciptakan, kemudian mengapa harus ada makhluk lain yang statis seperti malaikat serta iblis dan jin yang menggoda manusia?”, tanya ibu Siska.

“Baik, saya akan menjelaskan, namun saya akan membatasi penjelasan saya pada konteks manusia saja karena apabila kita membahas tentang makhluk yang lain, maka pembahasan ini akan melebar dan ibu Siska akan mengalami kesulitan dalam memahaminya.”, tutur pak Kiai.

“Tujuan manusia diciptakan di dunia ini tidak lain hanyalah untuk menyembah Tuhan. Akan tetapi manusia tidak dapat berinteraksi langsung dengan Tuhan dalam rangka tunduk dan menyembah-Nya. Lalu, bagaimana manusia berinteraksi dengan Tuhan, sementara Ia tidak menghendaki manusia langsung berinteraksi dengannya?

Sebab itu, dipilihlah manusia pilihan untuk menjelaskan kepada manusia yang lain tentang Tuhan.  Ia adalah nabi. Akan tetapi, nabi juga tidak dapat bertemu dengan Tuhan secara langsung, melainkan ada makhluk lain yang menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepadanya, yaitu malaikat. Malaikatlah yang kemudian berinteraksi dengan nabi secara langsung dan menjelaskan bahwa kamu, nabi, dipilih untuk menjelaskan kepada manusia tetang Tuhan.”, jelas pak Kiai.

“Lalu bagaimana setelah manusia pilihan itu ada, apakah manusia kemudian mengikuti apa yang manusia pilihan itu perintahkan dan itu yang dijadikan sumber ajaran beragama?”, tanya ibu Siska semakin kritis. Pak Kiai pun menjawab pertanyaan tersebut dengan sangat tenang dan meyakinkan. “Begini ibu Siska, manusia pilihan tersebut diberikan petunjuk oleh Tuhan, mendapatkan bimbingan dan arahan langsung dari Tuhan, sehingga apa yang dia lakukan tidak bertentangan dengan perintah Tuhan.

Kemudian Tuhan membuat sebuah sistem yang disebut dengan agama. Karena Tuhan yang menciptakan manusia, maka diperlukan panduan yang langsung dibuat oleh Tuhan. Agama adalah memuat seperangkat peraturan yang termuat dalam kitab suci. Untuk menyampaikan panduan tersebut diutuslah malaikat untuk memberikan kitab suci kepada para nabi yang kemudian diajarkan kepada umat manusia.”, jelas pak Kiai.

 Dialog yang terjadi malam itu semakin menarik. Ibu Siska semakin memperdalam pertanyaan-pertanyaannya kepada beliau. “Jadi, hakikatnya, yang menjelaskan dan mengajari manusia sebenarnya siapa pak Kiai, apakah malaikat?”, tanya ibu Siska lagi.

“Yang menjelaskan semua yang ada di muka bumi hakikatnya adalah Tuhan, karena Ia yang menciptakan tentunya Ia Yang Maha Mengetahui dan Maha Pemberi Penjelasan. Ia yang memperkenalkan kepada manusia tentang seperangkat bagian dari tubuh manusia dan lainnya. Kalau tidak, bagaimana manusia tahu, jangankan Hari Kiamat, bahkan dibalik tembok ruangan tempat kita berdialog ini saja pun manusia tidak tahu. Tuhanlah yang mengajarkan kepada manusia (Adam) nama-nama yang ada di langit dan bumi. Manusia pada dasarnya adalah bodoh, tidak tahu apapun yang ada di dunia ini. Tuhanlah yang menjelaskan pengetahuan kepada manusia melalui kitab suci-Nya.”

“Bagaimana? Sudah bisa ditangkap penjelasan saya?”, tanya pak Kiai kepada ibu Siska.  Dengan wajah terpuaskan dengan penjelasan pak Kiai, ibu Siska pun menganggukkan kepada seraya berakata “Iya pak Kiai, saya sudah memahami penjelasan pak Kiai,” kata Siska.

Pak Kiai pun melanjutkan kembali penjelasannya, “Nah kalau begitu saya akan melanjutkannya. Apabila pengetahuan itu ada pada kitab suci,  dan manusia sudah memiliki sistematika yang baik dalam pemahaman, maka hal yang perlu dilakukan adalah menguji sumber ajarannya, yaitu kitab suci tersebut. Karena ibu Siska dari agama Kristen, yang kita uji adalah Al-Kitab (Bible). Apabila kita menguji Bible, maka akan terlihat bahwa sumber kitab suci tersebut bukanlah dari Tuhan, melainkan dari manusia karena ia memuat surat-surat kiriman Paulus," paparnya.

"Paulus adalah manusia, sehingga bagaimana mungkin manusia lebih mengatahui alam beserta isinya dari pada Tuhan. Bagaimana mungkin ciptaan lebih paham dari yang menciptakan. Oleh sebab itu, ia tidak suci karena manusia adalah makhluk yang dinamis yang memiliki hawa nafsu. Ini yang membutnya tidak suci, lebih lagi manusia cenderung melakukan kesalahan. Jelaslah sudah bahwa Al-Kitab tidak berasal dari Tuhan, melainkan dari manusia.”, kata pak Kiai dengan mimik wajah yang serius saat menjelaskan. Ibu Siska pun sesaat termangu mendengar penjelasan pak Kiai tentang Al-Kitab.

“Berbeda dengan Alquran. Ia memuat firman-firman Tuhan. Ini dibuktikan dengan banyaknya manusia yang menjadi penghafal Alquran, sedangkan tidak ada seorang pun yang berhasil menghafal Bible. Coba anda camkan baik-baik, di dunia ini ada ribuan bahkan munkin jutaan orang yang menjadi penghafal Alquran, sebaliknya ada tidak yang mampu menghafal Injil atau Al-Kitab ini?," paparnya lagi.

"Kalau saja ada seorang Kristen yang berani menantang dengan tantangan bila ada umat Muslim yang mampu menghafal Alquran dengan mempertaruhkan nyawanya, niscaya dalam detik itu juga ia akan kehilangan nyawanya karena begitu banyak orang-orang yang menjadi penghafal Al-Quran. Akan tetapi, mereka semua tidak akan berani. Tapi, saya berani mempertaruhkan nyawa saya, apabila ada satu orang saja di dunia ini, baik pendeta, pastor, professor, atau bahkan paus sekalipun yang mampu menghafal persis isi Al-Kitab, maka saya berani dipotong leher saya.”, ucap pak Kiai dengan suara tegas.

Suasana dialog yang serius pun tampak semakin hidup malam itu. Pak Kiai memberikan penjelasan lagi dengan mengutarakan pertanyaan, “Bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan yang datang belakangan daripada Adam. Mungkinkah Tuhan datang belakangan daripada makhluk-Nya? Bagiamana Tuhan tercipta, sedangkan Tuhan Maha Pencipta. Lalu, apa karya-karya Yesus? Tak seekor lalat pun yang mampu ia ciptakan.”, kata pak Kiai.

Penjelasan demi penjelasan pun dipahami dengan baik oleh ibu Siska. Tak terasa, sudah dua jam dialog antara ibu Siska dengan pak Kiai berjalan. Merasa penjelasan yang disampaikan oleh pak Kiai sangat logis, maka pada malam hari itu juga ibu Siska memutuskan untuk mengucapkan kalimat syahadat.

Tepat pada pukul 21.00 WIB, disaksikan oleh rekan, para santri dan ustaz An-Naba Center, ibu Siska mengucapkan kalimat syahadat. Pada malam hari itu, ia pun resmi menyandang status sebagai seorang Muslimah. Sesaat setelah pensyahadatan, sembari meneteskan air mata karena rasa bahagianya telah memeluk Islam.

Ia pun berharap dapat menjalankan Islam secara kaffah serta mengajak dua orang putrinya yang masih remaja untuk sama-sama menjadi seorang muslimah yang berjuang untuk memperoleh ridha Allah. Semua yang hadir pada acara pensyahadatan tersebut pun mendoakan semoga harapan ibu Siska tersebut dapat segera terwujud, amin. (republika/pahamilah)

Pahamilah.com - Jamie, mantan model playboy ini baru saja masuk Islam sekitar dua tahun lalu. Sebelum menjadi seorang muslim, Jamie bukan orang yang sangat konservatif.

Jamie terjun di dunia modeling selama sekitar lima tahun. Dan selama itu Jamie sering menenggak obat-obatan terlarang. Awalnya, dia berpikir bisa mengontrol penggunaan obat terlarang. Dia tidak akan kecanduan karena menggunakannya hanya sebagai alat bantu menurunkan berat badan.

Jadi Jamie mulai memakai obat terlarang untuk mencegahnya makan terlalu banyak. Setelah beberapa minggu, hal yang ditakutkannya mulai terjadi.

Jamie sudah kecanduan obat terlarang. Selama lima tahun, Jamie menjadi pecandu obat terlarang bersama suaminya. Suami Jamie adalah pria keturunan Iran. Bagi Jamie, suaminya sangat kasar dan kerap melakukan kekerasan terhadapnya. Jamie mulai takut dengan hidupnya.

Tidak tahan, Jamie memutuskan berhenti memakai obat terlarang. Jamie mengatakan pada dirinya bahwa apa yang dilaluinya selama ini bukanlah hal yang diinginkannya.

Setelah berhenti mengkonsumsi narkoba, Jamie melahirkan anak pertamanya. Seluruh hidup Jamie difokuskan membesarkan buah hatinya itu. Sejak memiliki anak, fokus hidup Jamie mulai berubah. Jamie pun meninggalkan suaminya dan hidup bersama dengan buah hatinya.

Sebagai seorang model di Hollywood, Jamie bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Namun saat memutuskan menjadi muslim semua orang di lingkungan kerjanya sangat terkejut. Mereka tidak percaya Jamie meninggalkan gemerlap Hollywood hanya untuk menjadi muslim.

Jamie bertekad meninggalkan minuman, narkoba, pesta dan semua kehidupan mewah di belakangnya.

Sebelum memutuskan masuk Islam, Jamie melakukan riset kecil-kecilan. Dia ingin tahu mengapa agama ini sangat dibenci di Barat seperti yang dia lihat di berita-berita. Dia melihat banyak penindasan dan kekerasan yang melibatkan Islam. Jamie ingin mengetahui yang sebenarnya dan apakah Islam memang begitu.


Semakin lama dia melakukan riset kecilnya, semakin banyak kebenaran yang terungkap. Hal pertama yang disukai Jamie dalam Islam adalah penghormatan agama tersebut terhadap kaum perempuan. Banyak sekali hal-hal dalam Islam yang mengajarkan menghormati perempuan.

Hidup sebagai perempuan tidak mudah. Perempuan harus mengurusi dirinya sendiri, rumah, suami dan anak-anak. Dan Islam sangat menghormati pekerjaan sulit tersebut. Selain itu, ketika beribadah, perempuan dipisahkan dari pria. Hal ini sebagai langkah perlindungan bagi kaum perempuan.

Karena Islam mengerti akan kekuatan kaum perempuan, yakni daya seksualitasnya. Setelah menyadari hal-hal tersebut, Jamie benar-benar ingin menjadi seorang Muslim.

Setelah menjadi seorang Muslim, Jamie merasa hidupnya berbeda. Dia merasa benar-benar damai. Sebelumnya, Jamie merasa hidupnya tidak stabil. Hidupnya terombang-ambing tidak memiliki tujuan dan arti. Dengan Islam, Jamie merasa memiliki tujuan hidup dan bisa mengerti mengapa ia dilahirkan.

Untuk lebih mendekatkan diri dengan Islam dan memahaminya dengan baik, Jamie mulai sering pergi ke masjid untuk belajar bersama sesama muslim yang menyambutnya dengan penuh persaudaraan.

Dalam hidupnya, Jamie tidak pernah berpikir bahwa dia akan menjadi seorang muslim. Hingga kini, dia masih tidak percaya dirinya menjadi bagian dari muslim.

Namun kini Jamie sangat bangga dan bahagia dengan keislamannya. Jamie bahkan sudah mengenakan hijab dan sengaja menunjukkan pada dunia bahwa dia kini seorang muslim. Dia tidak peduli jika banyak yang membencinya.

“Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa Allah ada untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Timur Tengah,” katanya.

Sebelum menjadi muslim, Jamie melakukan semua aktivitasnya seperti olahraga, snowboarding, bermain ski dan sebagainya. Kini sebagai muslim, Jamie masih menikmatinya dan masih menggunakan hijabnya. (islamstory/pahamilah)




Kisah Jamie Mantan Model Playboy Jadi Mualaf dan Berhijab


Pahamilah.com - Jamie, mantan model playboy ini baru saja masuk Islam sekitar dua tahun lalu. Sebelum menjadi seorang muslim, Jamie bukan orang yang sangat konservatif.

Jamie terjun di dunia modeling selama sekitar lima tahun. Dan selama itu Jamie sering menenggak obat-obatan terlarang. Awalnya, dia berpikir bisa mengontrol penggunaan obat terlarang. Dia tidak akan kecanduan karena menggunakannya hanya sebagai alat bantu menurunkan berat badan.

Jadi Jamie mulai memakai obat terlarang untuk mencegahnya makan terlalu banyak. Setelah beberapa minggu, hal yang ditakutkannya mulai terjadi.

Jamie sudah kecanduan obat terlarang. Selama lima tahun, Jamie menjadi pecandu obat terlarang bersama suaminya. Suami Jamie adalah pria keturunan Iran. Bagi Jamie, suaminya sangat kasar dan kerap melakukan kekerasan terhadapnya. Jamie mulai takut dengan hidupnya.

Tidak tahan, Jamie memutuskan berhenti memakai obat terlarang. Jamie mengatakan pada dirinya bahwa apa yang dilaluinya selama ini bukanlah hal yang diinginkannya.

Setelah berhenti mengkonsumsi narkoba, Jamie melahirkan anak pertamanya. Seluruh hidup Jamie difokuskan membesarkan buah hatinya itu. Sejak memiliki anak, fokus hidup Jamie mulai berubah. Jamie pun meninggalkan suaminya dan hidup bersama dengan buah hatinya.

Sebagai seorang model di Hollywood, Jamie bisa mendapatkan apa saja yang dia inginkan. Namun saat memutuskan menjadi muslim semua orang di lingkungan kerjanya sangat terkejut. Mereka tidak percaya Jamie meninggalkan gemerlap Hollywood hanya untuk menjadi muslim.

Jamie bertekad meninggalkan minuman, narkoba, pesta dan semua kehidupan mewah di belakangnya.

Sebelum memutuskan masuk Islam, Jamie melakukan riset kecil-kecilan. Dia ingin tahu mengapa agama ini sangat dibenci di Barat seperti yang dia lihat di berita-berita. Dia melihat banyak penindasan dan kekerasan yang melibatkan Islam. Jamie ingin mengetahui yang sebenarnya dan apakah Islam memang begitu.


Semakin lama dia melakukan riset kecilnya, semakin banyak kebenaran yang terungkap. Hal pertama yang disukai Jamie dalam Islam adalah penghormatan agama tersebut terhadap kaum perempuan. Banyak sekali hal-hal dalam Islam yang mengajarkan menghormati perempuan.

Hidup sebagai perempuan tidak mudah. Perempuan harus mengurusi dirinya sendiri, rumah, suami dan anak-anak. Dan Islam sangat menghormati pekerjaan sulit tersebut. Selain itu, ketika beribadah, perempuan dipisahkan dari pria. Hal ini sebagai langkah perlindungan bagi kaum perempuan.

Karena Islam mengerti akan kekuatan kaum perempuan, yakni daya seksualitasnya. Setelah menyadari hal-hal tersebut, Jamie benar-benar ingin menjadi seorang Muslim.

Setelah menjadi seorang Muslim, Jamie merasa hidupnya berbeda. Dia merasa benar-benar damai. Sebelumnya, Jamie merasa hidupnya tidak stabil. Hidupnya terombang-ambing tidak memiliki tujuan dan arti. Dengan Islam, Jamie merasa memiliki tujuan hidup dan bisa mengerti mengapa ia dilahirkan.

Untuk lebih mendekatkan diri dengan Islam dan memahaminya dengan baik, Jamie mulai sering pergi ke masjid untuk belajar bersama sesama muslim yang menyambutnya dengan penuh persaudaraan.

Dalam hidupnya, Jamie tidak pernah berpikir bahwa dia akan menjadi seorang muslim. Hingga kini, dia masih tidak percaya dirinya menjadi bagian dari muslim.

Namun kini Jamie sangat bangga dan bahagia dengan keislamannya. Jamie bahkan sudah mengenakan hijab dan sengaja menunjukkan pada dunia bahwa dia kini seorang muslim. Dia tidak peduli jika banyak yang membencinya.

“Saya ingin menunjukkan kepada mereka bahwa Allah ada untuk semua orang, bukan hanya untuk orang Timur Tengah,” katanya.

Sebelum menjadi muslim, Jamie melakukan semua aktivitasnya seperti olahraga, snowboarding, bermain ski dan sebagainya. Kini sebagai muslim, Jamie masih menikmatinya dan masih menggunakan hijabnya. (islamstory/pahamilah)





Pahamilah.com -  Ada banyak ilmuwan dunia yang akhirnya mengakui kebenaran Alquran setelah melakukan penelitian di bidangnya. Siapa saja mereka?

Di abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran sudah banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya dengan ikhlas mengucap dua kalimat syahadat.

Para ilmuwan yang jadi mualaf ini datang dari berbagai disiplin ilmu, seperti: astronomi, biologi, fisika, kedokteran, dll.

Berikut adalah beberapa tokoh ilmuwan dunia yang masuk Islam setelah takjub melihat kebenaran Al Qur’an dan Hadist, setelah melakukan serangkaian penelitian.

1. Maurice Bucaille

Prof Dr Maurice Bucaille adalah seorang ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah memimpin klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.


 Maurice Bucaille

Pada suatu hari, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille-lah yang jadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama untuk penelitian tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang Bucaille peroleh sangat mengejutkan; sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam.

Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan: Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?

Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yakni tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul 'Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern', dengan judul aslinya, 'Les Momies des Pharaons et la Midecine'.



Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini".

Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut.

Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa as, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya terhadap Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.

Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: "Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini".

2. Jacques Yves Costeau

Jika anda termasuk orang yang gemar menonton acara TV chanel `Discovery Chanel’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia adalah seorang ahli Oceanografer dan pakar selam terkemuka dari Perancis.

 Jacques Yves Costeau

Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez.

Ayat itu berbunyi: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing".

Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi."

Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama kemudian, Mr Costeau pun memeluk agama Islam.

3. Demitri Bolykov

Demitri Bolykov yang merupakan seorang ahli fisika asal Ukraina, mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika. Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.


Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran Bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.

Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan "Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika". Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.

Pada tingkat realita di alam ini, daya Matahari merupakan "kekuatan penggerak" yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran Bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya Matahari.

Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet Bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.

Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet Bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti Bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa "gerak" perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.
 
Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.

Ketika ia menelaah kitab-kitab Samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima taubatnya."

4. Dr.Fidelma OLeary

Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.



Penasaran dengan penemuannya, Dr.Fidelma mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.

Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.


Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.

05. Profesor William

Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa.

 William Brown

Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir tiga tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut.

Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan diantara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Sang peneliti muslim kemudian membaca ayat dalam Alquran yang berbunyi:

"Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan segala yang ada di dalamnya. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun, lagi Maha Pengampun,
" (QS Isra: 44).

Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.

Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:

"Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," demikian ungkapan William. (inilah/pahamilah)


Fakta: 5 Ilmuwan Jadi Mualaf Pasca Lakukan Riset Sains


Pahamilah.com -  Ada banyak ilmuwan dunia yang akhirnya mengakui kebenaran Alquran setelah melakukan penelitian di bidangnya. Siapa saja mereka?

Di abad modern ini, pembuktian kebenaran Alquran sudah banyak dilakukan oleh ilmuwan non-muslim. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya dengan ikhlas mengucap dua kalimat syahadat.

Para ilmuwan yang jadi mualaf ini datang dari berbagai disiplin ilmu, seperti: astronomi, biologi, fisika, kedokteran, dll.

Berikut adalah beberapa tokoh ilmuwan dunia yang masuk Islam setelah takjub melihat kebenaran Al Qur’an dan Hadist, setelah melakukan serangkaian penelitian.

1. Maurice Bucaille

Prof Dr Maurice Bucaille adalah seorang ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah memimpin klinik bedah di Universitas Paris. Ia dilahirkan di Pont-L’Eveque, Prancis, pada 19 Juli 1920. Bucaille memulai kariernya di bidang kedokteran pada 1945 sebagai ahli gastroenterology. Pada 1973, ia ditunjuk menjadi dokter keluarga oleh Raja Faisal dari Arab Saudi.


 Maurice Bucaille

Pada suatu hari, pemerintah Prancis menawari bantuan kepada pemerintah Mesir untuk meneliti, mempelajari, dan menganalisis mumi Firaun. Bucaille-lah yang jadi pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama untuk penelitian tersebut.

Ternyata, hasil akhir yang Bucaille peroleh sangat mengejutkan; sisa-sisa garam yang melekat pada tubuh sang mumi adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam.

Jasadnya segera dikeluarkan dari laut dan kemudian dibalsem untuk segera dijadikan mumi agar awet. Namun penemuan yang dilakukan Bucaille menyisakan pertanyaan: Bagaimana jasad tersebut bisa terjaga dan lebih baik dari jasad-jasad yang lain (tengkorak bala tentara Firaun), padahal telah dikeluarkan dari laut?

Bucaille lantas menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru, yakni tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya. Laporan akhirnya ini dia terbitkan dengan judul 'Mumi Firaun; Sebuah Penelitian Medis Modern', dengan judul aslinya, 'Les Momies des Pharaons et la Midecine'.



Saat menyiapkan laporan akhir, salah seorang rekannya membisikkan sesuatu di telinga Bucaille seraya berkata: "Jangan tergesa-gesa karena sesungguhnya kaum Muslimin telah berbicara tentang tenggelamnya mumi ini".

Dia mulai berpikir dan bertanya-tanya. Bagaimana mungkin hal itu bisa terjadi? Bahkan, mumi tersebut baru ditemukan sekitar tahun 1898 M, sementara Alquran telah ada ribuan tahun sebelumnya.

Setelah perbaikan terhadap mayat Firaun dan pemumiannya, Prancis mengembalikan mumi tersebut ke Mesir. Namun, ia masih bertanya-tanya tentang kabar bahwa kaum Muslimin telah saling menceritakan tentang penyelamatan mayat tersebut.

Dari sini kemudian terjadilah perbincangan untuk pertama kalinya dengan peneliti dan ilmuwan Muslim. Ia bertanya tentang kehidupan Musa as, perbuatan yang dilakukan Firaun, dan pengejarannya terhadap Musa hingga dia tenggelam dan bagaimana jasad Firaun diselamatkan dari laut.

Maka, berdirilah salah satu di antara ilmuwan Muslim tersebut seraya membuka Alquran dan membacakan untuk Bucaille firman Allah SWT yang artinya: "Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami." (QS Yunus: 92).

Ayat ini sangat menyentuh hati Bucaille. Ia mengatakan bahwa ayat Alquran tersebut masuk akal dan mendorong sains untuk maju. Hatinya bergetar, dan getaran itu membuatnya berdiri di hadapan orang-orang yang hadir seraya menyeru dengan lantang: "Sungguh aku masuk Islam dan aku beriman dengan Alquran ini".

2. Jacques Yves Costeau

Jika anda termasuk orang yang gemar menonton acara TV chanel `Discovery Chanel’ pasti kenal Mr. Jacques Yves Costeau, ia adalah seorang ahli Oceanografer dan pakar selam terkemuka dari Perancis.

 Jacques Yves Costeau

Orang tua yang berambut putih ini sepanjang hidupnya menyelam ke berbagai dasar samudera di seantero dunia dan membuat film dokumenter tentang keindahan alam dasar laut untuk ditonton oleh seluruh dunia.

Pada suatu hari ketika sedang melakukan eksplorasi di bawah laut, tiba-tiba Costeau menemui beberapa kumpulan mata air tawar-segar yang sangat sedap rasanya karena tidak bercampur atau tidak melebur dengan air laut yang asin di sekelilingnya. Sehingga seolah-olah ada dinding atau membran yang membatasi keduanya.
Fenomena ganjil itu mendorongnya untuk mencari tahu penyebab terpisahnya air tawar dari air asin di tengah-tengah lautan.

Sampai pada suatu hari ia bertemu dengan seorang profesor muslim dan menceritakan fenomena ganjil itu kepadanya. Profesor tersebut lalu teringat ayat Alquran tentang bertemunya dua lautan (surat Ar-Rahman ayat 19-20) yang sering diidentikkan dengan Terusan Suez.

Ayat itu berbunyi: "Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing".

Kemudian dibacakan surat Al-Furqan ayat 53 : "Dan Dialah yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain masin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi."

Terpesonalah Mr Costeau mendengar ayat-ayat Alquran itu, melebihi kekagumannya melihat keajaiban pemandangan yang pernah dilihatnya di lautan yang dalam. Costeau pun berkata bahwa Alquran memang sesungguhnya kitab suci yang berisi firman Allah, yang seluruh kandungannya mutlak benar. Tak lama kemudian, Mr Costeau pun memeluk agama Islam.

3. Demitri Bolykov

Demitri Bolykov yang merupakan seorang ahli fisika asal Ukraina, mengatakan bahwa pintu masuk ke Islam baginya adalah fisika. Demitri tergabung dalam sebuah penelitian ilmiah yang dipimpin oleh Prof Nicolai Kosinikov, yang juga merupakan pakar fisika.


Teori yang dikemukan oleh Prof Kosinov merupakan teori yang paling baru dan paling berani dalam menafsirkan fenomena perputaran Bumi pada porosnya. Kelompok peneliti ini merancang sebuah sampel berupa bola yang diisi penuh dengan papan tipis dari logam yang dilelehkan, ditempatkan pada badan bermagnit yang terbentuk dari elektroda yang saling berlawanan arus.

Ketika arus listrik berjalan pada dua elektroda tersebut maka menimbulkan gaya magnet dan bola yang dipenuhi papan tipis dari logam tersebut mulai berputar pada porosnya fenomena ini dinamakan "Gerak Integral Elektro Magno-Dinamika". Gerak ini pada substansinya menjadi aktivitas perputaran bumi pada porosnya.

Pada tingkat realita di alam ini, daya Matahari merupakan "kekuatan penggerak" yang bisa melahirkan area magnet yang bisa mendorong bumi untuk berputar pada porosnya. Kemudian gerak perputaran Bumi ini dalam hal cepat atau lambatnya seiring dengan daya intensitas daya Matahari.

Atas dasar ini pula posisi dan arah kutub utara bergantung. Telah diadakan penelitian bahwa kutub magnet Bumi hingga tahun 1970 bergerak dengan kecepatan tidak lebih dari 10 km dalam setahun, akan tetapi pada tahun-tahun terakhir ini kecepatan tersebut bertambah hingga 40 km dalam setahun.

Bahkan pada tahun 2001 kutub magnet Bumi bergeser dari tempatnya hingga mencapai jarak 200 km dalam sekali gerak. Ini berarti Bumi dengan pengaruh daya magnet tersebut mengakibatkan dua kutub magnet bergantian tempat. Artinya bahwa "gerak" perputaran bumi akan mengarah pada arah yang berlawanan. Ketika itu matahari akan terbit (keluar) dari Barat.
 
Ilmu pengetahuan dan informasi seperti ini tidak didapati Demitri dalam buku-buku atau didengar dari manapun, akan tetapi ia memperoleh kesimpulan tersebut dari hasil riset dan percobaan serta penelitian.

Ketika ia menelaah kitab-kitab Samawi lintas agama, ia tidak mendapatkan satupun petunjuk kepada informasi tersebut selain dari Islam. Ia mendapati informasi tersebut dari sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah saw bersabda, "Siapa yang bertaubat sebelum matahari terbit dari Barat, maka Allah akan menerima taubatnya."

4. Dr.Fidelma OLeary

Dr Fidelma, ahli neurologi asal Amerika Serikat mendapat hidayah saat melakukan kajian terhadap saraf otak manusia. Ketika melakukan penelitian, ia menemukan beberapa urat saraf di dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan suplai darah yang cukup agar dapat berfungsi secara normal.



Penasaran dengan penemuannya, Dr.Fidelma mencoba mengkaji lebih serius. Setelah memakan waktu lama, penelitiannya pun tidak sia-sia. Akhirnya dia menemukan bahwa ternyata darah tidak akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia secara sempurna kecuali ketika seseorang tersebut melakukan sujud dalam salat. Artinya, kalau manusia tidak menunaikan ibadah shalat, otak tidak dapat menerima darah yang secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Rupanya memang urat saraf dalam otak tersebut hanya memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Ini artinya darah akan memasuki bagian urat otak dengan mengikuti waktu salat.

Dengan kata lain, sujud yang tumakninah dan kontinyu dapat memacu kecerdasan. Karena posisi sujud akan mengalirkan darah yang kaya oksigen secara maksimal dari jantung ke otak. Aliran ini berpengaruh pada daya pikir seseorang.


Setelah penelitian mengejutkan tersebut, Fidelma mencari tahu tentang Islam melalui buku-buku Islam dan diskusi dengan rekan-rekan muslimnya. Setelah mempelajari dan mendiskusikannya, ia malah merasa bahwa ajaran Islam sangat logis. Hatinya begitu tenang ketika mengkaji dan menyelami agama samawi ini.

05. Profesor William

Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal, Journal of Plant Molecular Biologies, menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa.

 William Brown

Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir tiga tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhoiyah ) dengan sebuah alat canggih yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik!

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut.

Padahal seperti diakui oleh sang profesor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menafsirkan fenomena bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan diantara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Sang peneliti muslim kemudian membaca ayat dalam Alquran yang berbunyi:

"Bertasbih kepada-Nya langit yang tujuh, dan bumi (juga), dan segala yang ada di dalamnya. Dan tidak ada suatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun, lagi Maha Pengampun,
" (QS Isra: 44).

Setelah menjelaskan tentang Islam dan ayat tersebut, sang peneliti muslim itu memberikan hadiah berupa mushaf Alquran dan terjemahanya kepada Profesor William, salah satu anggota tim peneliti Inggris.

Selang beberapa hari setelah peristwa itu, Profesor William berceramah di Universitas Carnegie Mellon. Ia mengatakan:

"Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi, satu-satunya tafsir yang bisa kita temukan adalah dalam Alquran. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan Syahadatain," demikian ungkapan William. (inilah/pahamilah)


Tayyibah Taylor 

Pahamilah.com - Tayyibah Taylor  lahir di Trinidad di Karibia. Kedua orang tuanya berasal dari Barbados.  Ketika berusia tujuh tahun, ayahnya memutuskan pindah ke Texaco, Kanada. "Jadi saya dibesarkan di Toronto, saya dididik di sana; Aku pergi ke University of Toronto," ungkap Tayyibah, seperti dilansir onislam.net, Rabu (10/9).

Tayyibah rutin menghadiri gereja, meski dalam hatinya tidak sepakat dengan konsep trinitas yang menjadi doktrin gereja. Ketika usia remaja, Tayyibah mempelajari agama-agama dunia. Ia pelajari Islam, dan pernah mendatangi masjd. "Jujur saya kagum dengan suara Adzan," kenang dia.

Tayyibah pernah bertanya kepada salah seorang temannya. "Seperti apa menjadi Muslim, apa yang Muslim percaya, tanya saya. Lalu teman saya mengatakan seorang Muslim itu percaya satu Tuhan, dan percaya terhadap Rasulullah SAW sebagai utusan Allah. Sayapun mengucapkan itu, saat itulah saya menjadi Muslim," kata dia.

Keputusannya itu hanya merupakan awal dari perjalanan panjang Tayyibah menuju Muslim yang kaffah.  Tayyibah berusaha keras untuk menjadi Muslim yang sebenarnya. Ia gunakan kemampuannya berpikir untuk lebih menelaah ajaran Islam.

"Saya pernah mendengar Nation of Islam. Tapi saya tidak pernah sepakat dengan itu. Mungkin, karena saya tidak pernah mengalami rasisme," kata dia.

Setelah saya menjadi Muslim, hanya ada segelintir warga Kanada yang telah memeluk Islam, salah satunya adalah sepupunya. Ada juga Sheikh Abdullah Hakim. "Kami memiliki komunitas yang sangat kecil, kita ikuti debat, dan mendiskusikan Islam, mengkaji Alquran," kata dia.

Pada awal 90-an, Tayyibah diundang guna menghadiri konferensi Muslimah di AS. Dari konferensi itu tercetuslah, majalah Azizah. Dari apa yang dijalani Tayyibah, ia melihat Muslimah membutuhkan asupan spritual, dukungan sosial dan intelektual.

Ia melihat keindahan Islam belum terlihat. "Saya pikir Islam akan bangkit kembali dengan prinsip-prinsip Amerika Utara yang menjujung  keadilan dan kebebasan. Sehingga tidak ada dikotomi antara Islam dan Amerika," kata dia. (republika/pahamilah)

Tayyibah Taylor: Dunia Belum Lihat Keindahan Islam

Tayyibah Taylor 

Pahamilah.com - Tayyibah Taylor  lahir di Trinidad di Karibia. Kedua orang tuanya berasal dari Barbados.  Ketika berusia tujuh tahun, ayahnya memutuskan pindah ke Texaco, Kanada. "Jadi saya dibesarkan di Toronto, saya dididik di sana; Aku pergi ke University of Toronto," ungkap Tayyibah, seperti dilansir onislam.net, Rabu (10/9).

Tayyibah rutin menghadiri gereja, meski dalam hatinya tidak sepakat dengan konsep trinitas yang menjadi doktrin gereja. Ketika usia remaja, Tayyibah mempelajari agama-agama dunia. Ia pelajari Islam, dan pernah mendatangi masjd. "Jujur saya kagum dengan suara Adzan," kenang dia.

Tayyibah pernah bertanya kepada salah seorang temannya. "Seperti apa menjadi Muslim, apa yang Muslim percaya, tanya saya. Lalu teman saya mengatakan seorang Muslim itu percaya satu Tuhan, dan percaya terhadap Rasulullah SAW sebagai utusan Allah. Sayapun mengucapkan itu, saat itulah saya menjadi Muslim," kata dia.

Keputusannya itu hanya merupakan awal dari perjalanan panjang Tayyibah menuju Muslim yang kaffah.  Tayyibah berusaha keras untuk menjadi Muslim yang sebenarnya. Ia gunakan kemampuannya berpikir untuk lebih menelaah ajaran Islam.

"Saya pernah mendengar Nation of Islam. Tapi saya tidak pernah sepakat dengan itu. Mungkin, karena saya tidak pernah mengalami rasisme," kata dia.

Setelah saya menjadi Muslim, hanya ada segelintir warga Kanada yang telah memeluk Islam, salah satunya adalah sepupunya. Ada juga Sheikh Abdullah Hakim. "Kami memiliki komunitas yang sangat kecil, kita ikuti debat, dan mendiskusikan Islam, mengkaji Alquran," kata dia.

Pada awal 90-an, Tayyibah diundang guna menghadiri konferensi Muslimah di AS. Dari konferensi itu tercetuslah, majalah Azizah. Dari apa yang dijalani Tayyibah, ia melihat Muslimah membutuhkan asupan spritual, dukungan sosial dan intelektual.

Ia melihat keindahan Islam belum terlihat. "Saya pikir Islam akan bangkit kembali dengan prinsip-prinsip Amerika Utara yang menjujung  keadilan dan kebebasan. Sehingga tidak ada dikotomi antara Islam dan Amerika," kata dia. (republika/pahamilah)

Alana Blockley 

Ia perlahan mendakwahkan Islam kepada keluarga besarnya.

Pahamilah.com - Alana Blockley tidak dibesarkan dalam bimbingan satu agama tertentu dalam keluarganya. Meski sesekali pergi ke gereja dan merayakan natal, wanita 22 tahun ini mengatakan hal itu dilakukan keluarganya karena kelaziman masyarakat saja.

Pemberitaan media cukup memengaruhi pandangan wanita kelahiran Glasgow, Skotlandia, itu terhadap Islam. Agama yang suka kekerasan, pria boleh memukul wanita, wanita hanya dikungkung di rumah, seputar itu informasi yang didapatnya tentang Islam.

Tapi, stigma miring itu kontras dengan apa yang dilihatnya langsung selama berkenalan dengan orang Islam, sewaktu berlibur musim panas ke Fuerteventura di Kepulauan Canary, Spanyol, usai lulus sekolah pada usia 18 tahun.

`'Saya masih muda, bisa melakukan apa yang saya suka. Berjalan- jalan, tinggal di penginapan dengan orang-orang baru, bersenang- senang, begitu rencana awalnya,''ungkap Alana seperti dikutip thesun.co.uk.

Meski rencananya berlibur selama enam pekan gagal, akibat badai debu di Canary, selama liburan dua pekan dan berinteraksi dengan komunitas Muslim di sana, penilaiannya tentang risalah samawi ini berubah. Banyak hal kecil yang membuatnya tertarik terhadap Islam.

Kehidupan Muslim jujur dan sederhana. Muslim tidak minum alkohol, berhati-hati dengan makanan, dan hal-hal keseharian lain. Ia takjub ketika teman Muslim yang ia kenal mengembalikan uang kembalian yang berlebih kepada pemiliknya.

Alana lalu mencari tahu seperti apa sebenarnya Islam melalui buku-buku. Hal yang paling ia sepakati adalah Tuhan bukan dan tidak seha rusnya berwujud manusia. `'Meski belum menjadi Musli mah kala itu, saya merasa konsep Yesus sebagai anak Tuhan tidaklah tepat,'' kata Alana.

Premis yang ia dapat itu mendorong nya untuk menggali lebih jauh tentang Rasulullah SAW, malaikat, dan hidup setelah mati. Konsep-konsep Islam yang ia temukan ternyata cocok dengan apa yang diyakininya selama ini, tentu jauh sebelum ia mengenal Islam. Hingga akhirnya, pada 2010, Alana bersyahadat dan resmi menjadi Muslimah.

Ia mengikuti kelas pendalaman agama Islam sepekan sekali. Banyak wanita yang juga ikut di sana. Mereka sangat hangat menyambut Alana.

Mereka memberikan Alana buku-buku Islam untuk dibaca dan mengajak Alana untuk kembali setiap pekan ke sana.

Saat mempelajari Islam, hal pertama yang Alana dalami adalah bagaimana Islam memperlakukan wanita, apa itu hijab, mengapa wanita perlu berhijab, peran wanita dalam keluarga dan rumah tangga. Ia ingin menjadi Muslimah yang benar dan menyeluruh.

Diakui Alana, Islam berbeda dengan agama yang anutnya dulu. Dalam Islam, semua aspek hidup ada penataan sehingga lebih terarah.

Shalat lima waktu sehari membuatnya sadar akan kehadiran Tuhan dalam hidup setiap saat.Hal utama yang membuatnya menjadi Muslim adalah saat ia menemukan kebenaran, tidak perlu menutup mata dan bersembunyi. Ia merasa tak perlu juga menutupi identitas sebagai Muslimah, terlebih setelah ia menggunakan hijab. Baginya, hijab justru melindungi.

Satu setengah tahun kemudian, Alana baru berani mengungkapkan keislamannya kepada orang-orang di sekitarnya. Hingga akhirnya, mendekati Ramadhan, ia memutuskan memberi tahu kedua orang tuanya ia menjadi Muslim.Ia tahu, cepat atau lambat orang tuanya akan bertanya-tanya perubahan pada putri mereka.

Orang tua Alana kaget dan sempat bertanya apa Alana menjadi Muslimah lantaran hamil di luar nikah atau tertabrak mobil? Alana menjelas kan perkara-perkara itu bukanlah pemicu keislamannya, tapi karena Islamlah, pintu hatinya sadar akan eksistensi Tuhan.

Keluhuran perilaku

Tinggal di satu negara Eropa tak bisa membuatnya luput dari orang-orang yang anti dan takut terhadap Islam Islamofobia). Untuk mela wan Islamofobia, Alana mengungkapkan, Muslim harus menunjukkan Islam melalui perilaku me reka. Saat hal buruk terjadi, tidak perlu bereaksi negatif dan berlebihan. Sebab, banyak non-Muslim yang memerhatikan umat Islam.

Banyak non-Muslim terbuka untuk membicarakan agama sehingga menurut Alana, tidak perlu ragu jika harus mendiskusikan itu. Dari pem bicaraan tersebut nantinya, diharapkan satu atau dua poin yang baik dan positif mungkin akan mereka ingat.

Alana merasakan sendiri pengalaman itu. Setelah bertukar cerita tentang agama, ibunya me mutuskan berhenti merokok. Orang tua Alana juga lebih terbuka untuk membicarakan tentang Islam.

Alana sempat mengajak kedua orang tuanya ke Central Moqsue di Glasgow. Mereka sempat agak ragu dan bertanya apakah mereka harus menggunakan pakaian yang sama seperti Muslim. Alana meyakinkan mereka untuk tampil apa adanya, Muslim terbuka dan menerima semua orang.

Ayah Alana jadi banyak tahu tentang Islam setelah kunjungan itu. Bagi Alana, menjadi Muslim tidak mengubahnya. Alana masih tetap men jadi anak dari kedua orang tuanya seperti dulu.

Saat Natal tiba, bertanya-tanya apa yang harus dilakukannya setelah ia menjadi Muslimah. `'Saya tidak merayakan Natal, tapi saya tetap membantu keluarganya yang masih merayakan. Agak sedikit berkompromi memang,'' kata Alana.

Ia membujuk dan bicara baik-baik dengan keluarganya untuk memakan daging yang halal saja. Bujukan itu berhasil, keluarganya memilih me makan kalkun saat Natal meski minuman beralkohol masih menjadi hidangan favorit keluarga nya.

`'Mereka hanya keluarga yang saya miliki, saya harus pelan-pelan juga memahamkan mereka tentang apa yang boleh saya makan dan tidak,''kata Alana. Ia bersyukur perlahan-lahan orang tua mereka paham. Ayah dan ibunya bahkan berhati- hati saat membeli makanan dan mengecek apakah makanan yang mereka beli halal atau tidak agar Alana bisa nyaman dan aman mengonsumsinya.

Liburan membuka mata Alana tentang kehidupan Muslim yang jujur, sederhana, dan berhati-hati mengonsumsi makanan atau minuman. (republika/pahamilah)


Alana Blockley Liburan membawa hidayah

Alana Blockley 

Ia perlahan mendakwahkan Islam kepada keluarga besarnya.

Pahamilah.com - Alana Blockley tidak dibesarkan dalam bimbingan satu agama tertentu dalam keluarganya. Meski sesekali pergi ke gereja dan merayakan natal, wanita 22 tahun ini mengatakan hal itu dilakukan keluarganya karena kelaziman masyarakat saja.

Pemberitaan media cukup memengaruhi pandangan wanita kelahiran Glasgow, Skotlandia, itu terhadap Islam. Agama yang suka kekerasan, pria boleh memukul wanita, wanita hanya dikungkung di rumah, seputar itu informasi yang didapatnya tentang Islam.

Tapi, stigma miring itu kontras dengan apa yang dilihatnya langsung selama berkenalan dengan orang Islam, sewaktu berlibur musim panas ke Fuerteventura di Kepulauan Canary, Spanyol, usai lulus sekolah pada usia 18 tahun.

`'Saya masih muda, bisa melakukan apa yang saya suka. Berjalan- jalan, tinggal di penginapan dengan orang-orang baru, bersenang- senang, begitu rencana awalnya,''ungkap Alana seperti dikutip thesun.co.uk.

Meski rencananya berlibur selama enam pekan gagal, akibat badai debu di Canary, selama liburan dua pekan dan berinteraksi dengan komunitas Muslim di sana, penilaiannya tentang risalah samawi ini berubah. Banyak hal kecil yang membuatnya tertarik terhadap Islam.

Kehidupan Muslim jujur dan sederhana. Muslim tidak minum alkohol, berhati-hati dengan makanan, dan hal-hal keseharian lain. Ia takjub ketika teman Muslim yang ia kenal mengembalikan uang kembalian yang berlebih kepada pemiliknya.

Alana lalu mencari tahu seperti apa sebenarnya Islam melalui buku-buku. Hal yang paling ia sepakati adalah Tuhan bukan dan tidak seha rusnya berwujud manusia. `'Meski belum menjadi Musli mah kala itu, saya merasa konsep Yesus sebagai anak Tuhan tidaklah tepat,'' kata Alana.

Premis yang ia dapat itu mendorong nya untuk menggali lebih jauh tentang Rasulullah SAW, malaikat, dan hidup setelah mati. Konsep-konsep Islam yang ia temukan ternyata cocok dengan apa yang diyakininya selama ini, tentu jauh sebelum ia mengenal Islam. Hingga akhirnya, pada 2010, Alana bersyahadat dan resmi menjadi Muslimah.

Ia mengikuti kelas pendalaman agama Islam sepekan sekali. Banyak wanita yang juga ikut di sana. Mereka sangat hangat menyambut Alana.

Mereka memberikan Alana buku-buku Islam untuk dibaca dan mengajak Alana untuk kembali setiap pekan ke sana.

Saat mempelajari Islam, hal pertama yang Alana dalami adalah bagaimana Islam memperlakukan wanita, apa itu hijab, mengapa wanita perlu berhijab, peran wanita dalam keluarga dan rumah tangga. Ia ingin menjadi Muslimah yang benar dan menyeluruh.

Diakui Alana, Islam berbeda dengan agama yang anutnya dulu. Dalam Islam, semua aspek hidup ada penataan sehingga lebih terarah.

Shalat lima waktu sehari membuatnya sadar akan kehadiran Tuhan dalam hidup setiap saat.Hal utama yang membuatnya menjadi Muslim adalah saat ia menemukan kebenaran, tidak perlu menutup mata dan bersembunyi. Ia merasa tak perlu juga menutupi identitas sebagai Muslimah, terlebih setelah ia menggunakan hijab. Baginya, hijab justru melindungi.

Satu setengah tahun kemudian, Alana baru berani mengungkapkan keislamannya kepada orang-orang di sekitarnya. Hingga akhirnya, mendekati Ramadhan, ia memutuskan memberi tahu kedua orang tuanya ia menjadi Muslim.Ia tahu, cepat atau lambat orang tuanya akan bertanya-tanya perubahan pada putri mereka.

Orang tua Alana kaget dan sempat bertanya apa Alana menjadi Muslimah lantaran hamil di luar nikah atau tertabrak mobil? Alana menjelas kan perkara-perkara itu bukanlah pemicu keislamannya, tapi karena Islamlah, pintu hatinya sadar akan eksistensi Tuhan.

Keluhuran perilaku

Tinggal di satu negara Eropa tak bisa membuatnya luput dari orang-orang yang anti dan takut terhadap Islam Islamofobia). Untuk mela wan Islamofobia, Alana mengungkapkan, Muslim harus menunjukkan Islam melalui perilaku me reka. Saat hal buruk terjadi, tidak perlu bereaksi negatif dan berlebihan. Sebab, banyak non-Muslim yang memerhatikan umat Islam.

Banyak non-Muslim terbuka untuk membicarakan agama sehingga menurut Alana, tidak perlu ragu jika harus mendiskusikan itu. Dari pem bicaraan tersebut nantinya, diharapkan satu atau dua poin yang baik dan positif mungkin akan mereka ingat.

Alana merasakan sendiri pengalaman itu. Setelah bertukar cerita tentang agama, ibunya me mutuskan berhenti merokok. Orang tua Alana juga lebih terbuka untuk membicarakan tentang Islam.

Alana sempat mengajak kedua orang tuanya ke Central Moqsue di Glasgow. Mereka sempat agak ragu dan bertanya apakah mereka harus menggunakan pakaian yang sama seperti Muslim. Alana meyakinkan mereka untuk tampil apa adanya, Muslim terbuka dan menerima semua orang.

Ayah Alana jadi banyak tahu tentang Islam setelah kunjungan itu. Bagi Alana, menjadi Muslim tidak mengubahnya. Alana masih tetap men jadi anak dari kedua orang tuanya seperti dulu.

Saat Natal tiba, bertanya-tanya apa yang harus dilakukannya setelah ia menjadi Muslimah. `'Saya tidak merayakan Natal, tapi saya tetap membantu keluarganya yang masih merayakan. Agak sedikit berkompromi memang,'' kata Alana.

Ia membujuk dan bicara baik-baik dengan keluarganya untuk memakan daging yang halal saja. Bujukan itu berhasil, keluarganya memilih me makan kalkun saat Natal meski minuman beralkohol masih menjadi hidangan favorit keluarga nya.

`'Mereka hanya keluarga yang saya miliki, saya harus pelan-pelan juga memahamkan mereka tentang apa yang boleh saya makan dan tidak,''kata Alana. Ia bersyukur perlahan-lahan orang tua mereka paham. Ayah dan ibunya bahkan berhati- hati saat membeli makanan dan mengecek apakah makanan yang mereka beli halal atau tidak agar Alana bisa nyaman dan aman mengonsumsinya.

Liburan membuka mata Alana tentang kehidupan Muslim yang jujur, sederhana, dan berhati-hati mengonsumsi makanan atau minuman. (republika/pahamilah)


Aktor OJ Simpson. 

Pahmilah.com - Mantan atlet football yang dipenjara di Nevada sejak 2008 lantaran kasus penculikan dan perampokan bersenjata di Istana Station Hotel dan Kasino Las Vegas, OJ Simpson dilaporkan menjadi mualaf. Simpson yang hidupnya bermasalah telah memeluk agama Islam dalam upaya untuk mengubah hidupnya.

Seorang sumber menyatakan kepada majalah National Enquirer, "OJ benar-benar berpikir bahwa ia akan berhasil dalam upaya untuk sidang barunya yang akan membebaskannya dari penjara." Tapi, lanjut sumber itu, "Pengadilan setempat akan memberikan pembebasan bersyarat sampai akhir 2017, yang telah membuatnya marah.”

Bintang film berusia 67 tahun tersebut telah tertarik pada Islam melalui persahabatannya dengan mantan juara tinju kelas berat dunia Mike Tyson, yang dipenjara pada awal 1990-an. Tyson diketahui merupakan seorang Muslim yang taat.

Pada 1994, ia membuat heboh publik Amerika Serikat (AS). Ia diadili karena didakwa membunuh mantan istri Nicole Brown Simpson dan Ronald Goldman (pacar mantan istri).

Kasus pidana ini mendapat sorotan luas dari media massa dan publik AS karena Simpson adalah mantan bintang sepak bola Amerika berkulit hitam. Setelah melalui pengadilan berkepanjangan, Simpson dinyatakan tak bersalah dan dibebaskan pada 3 Oktober 1995.

Dilansir Female First, Simpson telah mempelajari Alquran, tetapi ia gagal untuk bisa berpuasa penuh selama bulan suci Ramadhan. Dia juga kedapatan mengambil makanan di kantin penjara pada siang hari. Hanya saja, niatnya berpuasa tidak surut. "OJ belum cukup mampu melewati puasa penuh," ujar sumber itu.

Laporan lainnya, bintang film Capricorn One tersebut sudah menggelar sajadah di dalam sel penjara untuk digunakan shalat. Pria kelahiran San Francisco tersebut serius ingin mengubah hidupnya lantaran ingin tobat. "Dia benar-benar menyukai ide bahwa setelah masuk Islam, semua dosa sebelumnya diampuni." (republika/pahamilah)

OJ Simpson - Aktor Amerika Peluk Islam

Aktor OJ Simpson. 

Pahmilah.com - Mantan atlet football yang dipenjara di Nevada sejak 2008 lantaran kasus penculikan dan perampokan bersenjata di Istana Station Hotel dan Kasino Las Vegas, OJ Simpson dilaporkan menjadi mualaf. Simpson yang hidupnya bermasalah telah memeluk agama Islam dalam upaya untuk mengubah hidupnya.

Seorang sumber menyatakan kepada majalah National Enquirer, "OJ benar-benar berpikir bahwa ia akan berhasil dalam upaya untuk sidang barunya yang akan membebaskannya dari penjara." Tapi, lanjut sumber itu, "Pengadilan setempat akan memberikan pembebasan bersyarat sampai akhir 2017, yang telah membuatnya marah.”

Bintang film berusia 67 tahun tersebut telah tertarik pada Islam melalui persahabatannya dengan mantan juara tinju kelas berat dunia Mike Tyson, yang dipenjara pada awal 1990-an. Tyson diketahui merupakan seorang Muslim yang taat.

Pada 1994, ia membuat heboh publik Amerika Serikat (AS). Ia diadili karena didakwa membunuh mantan istri Nicole Brown Simpson dan Ronald Goldman (pacar mantan istri).

Kasus pidana ini mendapat sorotan luas dari media massa dan publik AS karena Simpson adalah mantan bintang sepak bola Amerika berkulit hitam. Setelah melalui pengadilan berkepanjangan, Simpson dinyatakan tak bersalah dan dibebaskan pada 3 Oktober 1995.

Dilansir Female First, Simpson telah mempelajari Alquran, tetapi ia gagal untuk bisa berpuasa penuh selama bulan suci Ramadhan. Dia juga kedapatan mengambil makanan di kantin penjara pada siang hari. Hanya saja, niatnya berpuasa tidak surut. "OJ belum cukup mampu melewati puasa penuh," ujar sumber itu.

Laporan lainnya, bintang film Capricorn One tersebut sudah menggelar sajadah di dalam sel penjara untuk digunakan shalat. Pria kelahiran San Francisco tersebut serius ingin mengubah hidupnya lantaran ingin tobat. "Dia benar-benar menyukai ide bahwa setelah masuk Islam, semua dosa sebelumnya diampuni." (republika/pahamilah)

Mualaf (ilustrasi) 

Pahamilah.com - JF menghabiskan masa kecilnya di Pensacola, Florida. Setiap malamnya, JF kerap mendengar musik gereja. Meski demikian, orang tuanya lebih memilih mengajari JF berpikir out of the box dalam mencari kebenaran hidup.

"Mereka tidak pernah memaksa saya untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakat disini," ucapnya seperti dilansir onislam.net, Ahad (10/8).

Suatu hari, JF menyelesaikan tugas ilmiahnya. Saat itu, ia menatap papan tulis. Dalam pikirannya muncul satu pertanyaan, siapa yang menjalankan kehidupan ini. JF pun bekerja keras guna mewujudkan apa yang dipikirkannya itu.

Apa yang ada di Alkitab tak mampu membantunya mewujudkan apa yang dipikirkannya. "Saya sempat bertanya, bagaimana jika tidak ada Tuhan. Jawabannya segera membuat saya tergerak untuk  tidak memikirkan itu. Saya percaya Tuhan menciptakan saya," kata dia.

Perlahan mulai muncul benang merah, dimana JF menyebut setiap temuannya itu dengan 'agama ilmiah'. Temuannya ini coba ia bentengi dari teori atau doktrin apapun. Memang sempat muncul rasa skeptis. Hingga akhirnya rasa skeptis itu hilang karena JF membaca Alquran.

"Alquran buku favorit saya. Saya tidak pernah memperlakukannya seperti buku lainnya," kata dia.

Tidak sampai tahun pertama JF di SMA, ia mulai belajar Islam. Guru Sejarah Dunia mengajarkan JF bagaimana ia harus memulai mempelajari Islam. "Dia berkata kepada saya ada satu miliar Muslim di dunia. Setiap Muslim percaya kepada satu Tuhan, yakni Allah SWT. Mereka percaya bahwa Yesus seorang Nabi," kenang JF.

Selanjutnya, guru tersebut menyinggung satu nama yang belum pernah dikenal JF, yakni Rasulullah Muhammad SAW.  "Saya begitu kagum, Rasulullah seorang pemimpin yang brilian dan sangat manusiawi," kata dia.

Perlahan, JF mulai membaca dan mengkaji Alquran dengan sabar. Sekitar satu tahun, ia selesai membaca Alquran untuk kali pertama kali. Apa yang disampaikan Alquran senada dengan apa yang ada dalam pikirannya tentang hakikat kehidupan dan sisi ilmiahnya.

Saat itulah JF memutuskan menjadi Muslim. Tak lama, ia mulai mengenakan jilbab.  "Keluarga saya jelas menolak," kata dia.

Namun, kebenaran sederhana dari Islam membawa JF menikmati kehidupan tanpa memikirkan penolakan keluarganya. "Tujuh tahun, saya bersyahadat, saya hanya bisa bercita-cita untuk hidup dengan nikmat iman dan islam," ucap dia yang kini telah menjadi ibu dari empat orang anak.(republika/pahamilah)

JF: Islam Agama Ilmiah

Mualaf (ilustrasi) 

Pahamilah.com - JF menghabiskan masa kecilnya di Pensacola, Florida. Setiap malamnya, JF kerap mendengar musik gereja. Meski demikian, orang tuanya lebih memilih mengajari JF berpikir out of the box dalam mencari kebenaran hidup.

"Mereka tidak pernah memaksa saya untuk menyesuaikan diri dengan tradisi masyarakat disini," ucapnya seperti dilansir onislam.net, Ahad (10/8).

Suatu hari, JF menyelesaikan tugas ilmiahnya. Saat itu, ia menatap papan tulis. Dalam pikirannya muncul satu pertanyaan, siapa yang menjalankan kehidupan ini. JF pun bekerja keras guna mewujudkan apa yang dipikirkannya itu.

Apa yang ada di Alkitab tak mampu membantunya mewujudkan apa yang dipikirkannya. "Saya sempat bertanya, bagaimana jika tidak ada Tuhan. Jawabannya segera membuat saya tergerak untuk  tidak memikirkan itu. Saya percaya Tuhan menciptakan saya," kata dia.

Perlahan mulai muncul benang merah, dimana JF menyebut setiap temuannya itu dengan 'agama ilmiah'. Temuannya ini coba ia bentengi dari teori atau doktrin apapun. Memang sempat muncul rasa skeptis. Hingga akhirnya rasa skeptis itu hilang karena JF membaca Alquran.

"Alquran buku favorit saya. Saya tidak pernah memperlakukannya seperti buku lainnya," kata dia.

Tidak sampai tahun pertama JF di SMA, ia mulai belajar Islam. Guru Sejarah Dunia mengajarkan JF bagaimana ia harus memulai mempelajari Islam. "Dia berkata kepada saya ada satu miliar Muslim di dunia. Setiap Muslim percaya kepada satu Tuhan, yakni Allah SWT. Mereka percaya bahwa Yesus seorang Nabi," kenang JF.

Selanjutnya, guru tersebut menyinggung satu nama yang belum pernah dikenal JF, yakni Rasulullah Muhammad SAW.  "Saya begitu kagum, Rasulullah seorang pemimpin yang brilian dan sangat manusiawi," kata dia.

Perlahan, JF mulai membaca dan mengkaji Alquran dengan sabar. Sekitar satu tahun, ia selesai membaca Alquran untuk kali pertama kali. Apa yang disampaikan Alquran senada dengan apa yang ada dalam pikirannya tentang hakikat kehidupan dan sisi ilmiahnya.

Saat itulah JF memutuskan menjadi Muslim. Tak lama, ia mulai mengenakan jilbab.  "Keluarga saya jelas menolak," kata dia.

Namun, kebenaran sederhana dari Islam membawa JF menikmati kehidupan tanpa memikirkan penolakan keluarganya. "Tujuh tahun, saya bersyahadat, saya hanya bisa bercita-cita untuk hidup dengan nikmat iman dan islam," ucap dia yang kini telah menjadi ibu dari empat orang anak.(republika/pahamilah)

Pegunungan Pantai Timur 
(istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah)

Kabar Tentang Para Muallaf
Akhir bulan Muharram 1435 H, seorang teman dari Poso mengabarkan bahwa beberapa orang suku terasing di Desa Dongkalan, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (PARIMO), Sulawesi Tengah telah memeluk Islam. Mereka adalah suku terasing Lauje atau yang lebih dikenal oleh warga setempat dengan sebutan “Orang Bela”, walaupun Bupati PARIMO lebih menganjurkan untuk memanggil mereka dengan sebutan “Orang Lauje Asli”, agar lebih menghargai mereka.

Mereka mendiami pegunungan Pantai Timur (istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah). Mayoritas dari mereka memang sudah dikristenkan karena adanya kegiatan misionaris Kanada atau Amerika Serikat. Alhamdullillah, beberapa orang dari mereka yang tersentuh hidayah untuk memeluk Islam sehingga menjadi muallaf.

Tentu saja para muallaf ini sangat membutuhkan bimbingan demi memperkuat keimanan mereka. “Kami tidak ingin berislam sekadar Islam KTP,” kata salah seorang muallaf. Akan tetapi sayang, mereka belum mendapatkan penanganan serius. Kondisi yang seperti ini membuat mereka rentan kembali lagi kepada kekafiran. Berdasarkan pengalaman, banyak warga muallaf yang tidak terbina kembali murtad.

Perjalanan Menuju Kampung Muallaf
Mendengar berita keislaman beberapa orang tersebut, sejumlah da’i Ahlus Sunnah di Poso dan Palu menyambut bahagia dengan menemui para muallaf. Jarak dari Poso menuju menuju Kecamatan Palasa sekitar 300 km, sedangkan dari Palu sekitar 200 km. Rombongan da’i Poso sepakat untuk bertemu dengan rombongan da’i Palu di Parigi. Kemudian mereka bersama-sama menuju Kecamatan Palasa.

 Pegunungan Pantai Timur 
(istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah)

Dengan bermodalkan nomor HP, pada pukul 14.30 WITA, rombongan meluncur dari Parigi menuju tempat tinggal para muallaf. Pada pukul 18.30 WITA, rombongan sudah tiba di desa Dongkalan. Kemudian rombongan langsung disambut ramah oleh Pak Arsyad (lebih akrab disapa Pak Acat). Beliau merupakan warga desa Dongkalan yang sering berinteraksi dengan orang-orang Bela. Dari Pak Acat inilah informasi awal tentang para muallaf ini didapat.

Beberapa Orang Bela Menjadi Muallaf
Setiap hari Sabtu (hari pasaran Dongkalan), orang Bela turun membawa barang dagangan dari gunung, seperti: kayu manis, rotan, bawang merah, dan hasil bumi lainnya untuk dijual di pasar. Uang yang didapat mereka gunakan untuk membeli ikan asin, garam, minyak goreng, dan keperluan lainnya.

Sehari sebelum hari pasar, orang Bela yang turun gunung berinteraksi dengan kaum muslimin, termasuk Pak Arsyad. Sebagian mereka masuk Islam lantaran interaksi tersebut, tanpa paksaan. Mereka masuk Islam dengan dibimbing imam masjid setempat dengan mengucapkan dua kalimat syahadat lalu dimandikan oleh Imam Masjid. Sebagian mereka juga masuk Islam lantaran pernikahan dengan warga muslim di sekitar desa Dongkalan.

  Pegunungan Pantai Timur 
(istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah)

Namun, setelah mereka masuk Islam, mereka belum mendapatkan pembinaan intensif dari tokoh setempat sehingga keadaan mereka cukup memprihatinkan. Kebanyakan mereka belum mengerti dan mengamalkan amal ibadah wajib.  Seorang warga yang sudah masuk Islam sejak satu/dua tahun lalu bahkan masih belum mengerti shalat, puasa, dan dasar-dasar Islam yang lain.

Penulis juga mendapati seseorang yang masih terbata-bata mengucapkan dua kalimat syahadat. “Kami baru bersyahadat satu kali saja pak,” ujar salah seorang muallaf.

Jumlah para muallaf desa Dongkalan hingga sekarang ada 18 KK atau sekitar 60 jiwa. Semuanya membutuhkan bimbingan. Kehidupan mereka yang di bawah garis kemiskinan membuat mereka sangat rawan untuk kembali murtad ke ajaran Nasrani.

Taklim Bersama Para Muallaf
Keesokan hari, sekitar jam 08.00 WITA, rombongan naik ke SD Punsung Lemo guna bertemu langsung dengan para muallaf dengan menggunakan motor ojek. Karena medan terjal, jalanan naik turun, dan jarak yang jauh (sekitar 8 km), tarif ojek pun menyesuaikan. Tarif pulang pergi sejumlah Rp70.000,00, sekali antar Rp40.000,00.

Rumah penduduk

Setelah menaiki banyak tanjakan, tak terlihat perkumpulan rumah layaknya perkampungan. Akan tetapi, yang terlihat rumah-rumah yang terpencar di antara kebun yang terjal. Jarang sekali didapati tanah yang rata. Itulah tempat tinggal mereka, layaknya gubuk-gubuk tempat beristirahat di kebun. Hanya saja, mereka telah mendapatkan bantuan dari pemerintah sehingga atapnya sudah terbuat dari seng dan berdinding papan. Rumah mereka yang masih asli hanya berdinding kulit kayu dan beratap daun rotan tanpa paku, sebatas diikat dengan rotan.

Rumah penduduk

Rombongan tiba di SD Terpencil Punsung Lemo. Terlihat sekumpulan warga yang berjalan menaiki bukit. Merekalah para muallaf yang hendak menghadiri taklim (pengajian) di SD Punsung Lemo. Di antara mereka ada pula warga Bela yang memang sudah muslim sejak lahir. Tidak lama, mereka masuk ke ruangan kelas untuk mendengarkan kajian. Disampaikan saran agar jamaah wanita dipisah di ruang sebelahnya, mereka memahaminya; sementara anak-anak mereka bermain di halaman sekolah.

Taklim pun dimulai. Salah satu dari rombongan menyampaikan beberapa materi kajian Islam: Makna dan Keutamaan Dua Kalimat Syahadat, Rukun Islam, Tata Cara Thaharah, Berwudhu, Tata Cara Shalat, dan beberapa adab Islam lain. Setiap 4—5 menit penyampaian materi, Pak Andi menerjemahkannya ke bahasa Lauje, karena memang kebanyakan mereka belum paham bahasa Indonesia.

Alhamdulillah, mereka mendengarkan dengan saksama. Seusai kajian, salah satu dari rombongan membagikan mie instan kepada muallaf.

Kristenisasi di Tinombo, Palasa, dan Sekitarnya
Menurut warga, misionaris dari Kanada sudah melakukan misi kristenisasi di Pantai Timur sejak sekitar tahun 40-an. Awal mulanya, ada beberapa penginjil bule yang datang ke kecamatan Tinombo (sebelah Kec. Palasa). Mereka meminta salah seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah setempat untuk menulis kamus Inggris-Lauje sampai akhirnya mereka menguasai bahasa Lauje. Mereka kemudian menerjemahkan injil ke dalam bahasa Lauje.

Para penginjil Kanada tersebut tinggal bertahun-tahun di pegunungan suku terasing La Uje. Dahulu mereka sempat menggunakan helikopter untuk menjangkau daerah terpencil dalam menjalankan misi kristenisasi. (Alhamdulillah, sekarang helikopter tersebut sudah tidak terlihat lagi, wallahu a’lam apa sebabnya). Setelah itu, mereka mulai mendekati beberapa tokoh dan kepala suku orang Bela. Dengan diiming-imingi pakaian dan makanan, mereka berhasil mengkristenkan tokoh-tokoh orang Bela tersebut. Ketika kepala sukunya sudah masuk Kristen, dengan mudah masyarakat mengikutinya. Lebih-lebih mereka juga membagikan beras dan pakaian kepada masyarakat gunung
tersebut.

Beberapa kepala suku yang berhasil mereka rekrut ada yang dikirim ke Kanada. Akhirnya, kepala suku tersebut menjadi pendeta dan penginjil di gunung. Beberapa pemuda/pemudi orang Bela juga mereka kirim ke Perguruan Theology, seperti ke Manado, Tentena (Poso), atau tempat lainnya. Pada akhirnya mereka pulang menjadi pendeta di gunung.

Seorang Mantan Penginjil Yang Menjadi Muallaf
Setiba rombongan berada di rumah Pak Acat, beliau langsung menelepon salah satu muallaf untuk turun ke rumah beliau. Sepulang dari shalat Isya, rombongan sudah mendapati dua orang duduk di teras rumah Pak Acat. Mereka langsung menyalami keduanya, Pak Andi dan Pak Asmin.

Pak Andi adalah seorang mantan penginjil yang baru satu pekan masuk Islam. Beliau sempat mengenyam pelatihan Penginjil di Manado selama sebulan. Sementara itu, Pak Asmin sudah berislam sejak lahir, hanya saja istri beliau adalah seorang muallaf. Dalam kesempatan berjumpa dengan muallaf itu, salah seorang rombongan menawarkan untuk menyampaikan beberapa ajaran Islam. Keduanya pun mengiyakan. Sambil berbincang santai, salah seorang di antara mereka menyampaikan makna dua kalimat syahadat secara ringkas, rukun Islam lainnya, tata cara thaharah, dan adab Islam lainnya.

Dua orang tersebut mendengarkan dengan saksama. Bahkan, Pak Andi sempat merekam beberapa penjelasan tersebut dengan HP-nya. Dengan harapan bisa didengar ulang nanti di rumahnya. Kemudian mereka menyampaikan kepada Pak Andi, rencana akan naik ke gunung besok pagi, insya Allah. Rencana tersebut disambut baik Pak Andi, bahkan beliau meminta diadakan pengajaran Islam di gunung untuk warga muallaf lainnya.

Tidak berapa lama, datanglah Sekdes dan Ketua P3N. Pembicaraan beralih ke topik kondisi orang-orang Bela. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 WITA, kedua orang Bela tersebut berpamitan untuk pulang ke rumahnya di gunung.

Semangat Belajar Seorang Muallaf
Walaupun malam mulai larut, Pak Andi dan Pak Asmin tetap berangkat pulang ke gunung. Dengan sebuah motor bebek, keduanya menaiki jalan terjal di kegelapan malam sejauh 8 km untuk sampai di rumahnya.

Setibanya di rumah, Pak Andi bukannya langsung tidur, tetapi membangunkan keluarganya yang sudah tertidur. “Bangun-bangun, ini ada rekaman pelajaran agama Islam dari Pak Ustadz. Mari kita dengarkan!”

Mereka pun bangun dan mendengarkan rekaman tersebut. Pak Andi mengatakan, “Kami mengulang-ulang mendengarkan rekaman tersebut hingga jam 2 malam, baru kami tidur.” Waktu itu istri Pak Andi masih Nasrani. Dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala, beberapa pekan kemudian masuk Islam. Masya Allah, demikianlah semangat seorang muallaf yang ingin mengetahui ajaran Islam. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengokohkan iman Pak Andi sekeluarga.

Esok harinya, masih pagi sekali, Pak Andi dan Pak Asmin berjalan naik turun bukit untuk menyampaikan undangan taklim kepada para muallaf lainnya yang akan dilaksanakan di Ruang Kelas SD terpencil Punsung Lemo.

Sekilas Tentang Kampung Muallaf
Dusun Solongan dan Pungsu, adalah dua dusun yang bersebelahan, keduanya masih di bawah pemerintahan Desa Dongkalan. Solongan berjarak sekitar 8 km dari jalan poros, sementara Pungsu terletak di bawah Solongan. Mayoritas warga Solongan beragama Nasrani, sementara Pungsu mayoritas muslim. Di kedua dusun inilah para muallaf tinggal.  Warga Bela di sana hidup dari sektor pertanian.

Secara geografis, kedua dusun tersebut terletak di atas perbukitan terjal dan berbatu. Lereng-lereng gunung yang sangat terjal mereka olah menjadi kebun-kebun. Mereka bercocok tanam ubi, singkong, padi ladang, bawang, cabai, coklat atau cengkih. Pengetahuan mereka tentang pertanian sangat minim sehingga hasil panennya pun sangat terbatas. Hal inilah yang melatarbelakangi program pembinaan pertanian kepada mereka demi lebih menambah produktivitas hasil pertanian. Makanan pokok mereka adalah talas, ubi, singkong, kadang nasi.
Ubi/singkong kadang dibakar atau direbus. Lauk yang paling mereka sukai adalah ikan asin. Kalau tidak ada ikan asin mereka makan dengan lauk garam dicampur cabai.

Tidak ada masjid di sana, demikian pula gereja.

Sekilas Tentang Dusun Salamayang
Salamayang adalah dusun yang sangat terpencil, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama setengah hari bagi orang Bela yang sudah biasa.  Adalah Pak Nani Hati, beliau adalah warga Salamayang yang sudah masuk Islam dua tahun lalu. Hanya saja, beliau masih belum mengenal Islam. Anak dan istrinya masih belum dibimbing bersyahadat oleh Imam Dongkalan.

Beliau adalah satu-satunya guru di sana. Sekolah yang beliau kelola hanya beratap terpal, berlantai papan, tanpa ada dindingnya. Jumlah siswanya 120 orang. Di sana ada 400 KK atau sekitar 3.000 jiwa yang mayoritasnya masih beragama Nasrani. Hanya saja kegiatan gereja sudah tidak aktif lagi. Dahulu pernah ada pendeta Kanada yang tinggal menetap di sana. Akan tetapi, karena suatu kasus, dia diusir dari Salamayang.

Pak Nani Hati menjelaskan bahwa jika warga Salamayang disentuh dengan bantuan, insya Allah mereka bisa diajak masuk Islam. Beliau siap menjembatani untuk sampainya program dakwah kepada suku terasing di sana.

Pernah ada seorang warga Solongan yang pernah bertemu dengan sepuluh laki-laki Salamayang yang baru pulang dari kampung Dongkalan. Ketika ditanya keperluan mereka dari Desa Dongkalan, mereka menjawab, “Kami ada 10 keluarga ingin masuk Islam, tetapi tidak ada tanggapan dari Pak Imam.” Kesepuluh keluarga ini dengan penuh kesedihan pulang ke Salamayang tidak jadi masuk Islam.

Sungguh ironis, sepuluh keluarga tersebut tidak tersalurkan keinginannya untuk memeluk Islam. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mempertemukan mereka dengan hidayah.

Dari sisi mata pencaharian, mayoritas warga Salamayang bercocok tanam bawang merah. Bagi yang pernah berkunjung ke Palu, mungkin sudah mengenal oleh-oleh Bawang Goreng renyah. Dari Salamayang-lah asal bawang goreng itu ditanam. Mereka berjalan selama setengah hari memikul hasil panen dari Salamayang menuju pasar. Terkadang bawang hasil panen mereka muat dengan rakit menyusuri sungai Palasa menuju jalan raya.

Keadaan Salamayang yang sangat terpencil tersebut membuat petugas pemerintah merasa kesulitan dalam membina mereka. Pembinaan dari para misionaris Kristen yang sempat menyentuh mereka sehingga mereka sekarang memeluk agama Kristen.

Pembangunan Gereja Ilegal
Sekitar 3 tahun lalu, masyarakat Desa Dongkalan sedang disibukkan dengan kerja bakti membangun pasar Dongkalan. Mereka hampir tidak pernah naik ke kebun di gunung. Ternyata secara diam-diam, para penginjil Pantekosta di Dusun Pungsu membangun sebuah gereja, tanpa izin pemerintah dan warga setempat. Warga dikagetkan dengan adanya undangan kebaktian dari seorang pendeta perempuan bernama Selvi. Warga bertambah kaget lagi ketika jemaat gereja yang datang itu ternyata dari luar daerah, seperti dari tentena (Poso), Bondoyong (Tinombo), dan Manado.

Warga sangat tersinggung dengan perbuatan para penginjil tersebut. Spontan warga langsung naik ke gunung dan merobohkan gereja ilegal tersebut. Konon kabarnya, gereja itu adalah yang terbesar di kecamatan tersebut. Tidak lama kemudian Danramil, Camat, dan Kades naik ke lokasi. Mereka juga menyalahkan tindakan para penginjil tersebut yang membangun gereja tanpa izin pemerintah dan warga setempat.

Akhirnya, Pendeta Muda Itu Masuk Islam
Para penginjil ternyata sudah menyiapkan seorang pendeta muda perempuan untuk memimpin jemaat gereja pantekosta di dusun Pungsu. Arina, seorang gadis belia suku Bela yang telah mereka kirim ke sebuah sekolah Theology di Manado. Dia mengenyam pendidikan Pendeta sekitar 3 Tahun di Manado. Mereka harap Arina bisa melanjutkan misi di dusun Pungsu. Akan tetapi, Allah subhanahu wa ta’ala memusnahkan impian mereka.

Walaupun gereja ilegal tersebut sudah dirobohkan warga, Pendeta Selvi masih ngotot terus melakukan kebaktian di rumah seorang warga. Hanya saja Pendeta Arina sudah tidak begitu aktif memimpin jemaat lagi. Entah apa yang menyebabkan pendeta Arina tidak aktif memimpin jemaat.

Karena kevakumannya, Pendeta Selvi sempat memukul Pendeta Arina. Kurang lebih dua bulan yang lalu, kaum muslimin Dongkalan mendapat kabar gembira dengan masuk Islamnya Pendeta muda Arina, menyusul dua kakaknya yang terlebih dahulu masuk Islam. Ada seorang pria muslim dari dusun Tingkulang yang mempersunting mantan Pendeta Arina. Akhirnya, mereka berdua dinikahkan
oleh imam di masjid setempat.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menambah keimanan beliau. Sekarang, mantan pendeta Arina berpindah ikut sang suami tinggal di Tingkulang.

Keinginan Membangun Masjid
Para muallaf sangat mendambakan berdirinya sebuah masjid di Dusun Pungsu-Solongan. Mereka sangat menginginkan bisa belajar Islam bersama anak dan istri mereka di masjid tersebut. Akan tetapi, karena kurang mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait, keinginan mulia ini belum tercapai.

Sepulang rombongan da’i Ahlus Sunnah dari kampung muallaf itu, mereka terus menyampaikan kabar tentang kondisi para muallaf tersebut kepada kaum muslimin di Poso, Parigi, dan Palu. Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala gerakkan hati kaum muslimin untuk membantu para muallaf dalam meraih cita-cita mulia tersebut.

pembangunan masjid

Tidak lama, terkumpullah belasan karung pakaian pantas pakai serta sejumlah dana dakwah dan pembangunan masjid. Sekarang program pembangunan masjid kayu dengan ukuran 8x8m secara bertahap. Kerangka bangunan dan atap seng sudah terpasang. Karena keterbatasan tenaga tukang, pembangunan belum berlanjut. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lantai kayu dan dinding kayu.

Program Dakwah yang Lain
Berikut ini rencana program dakwah yang akan dilaksanakan di kampung muallaf.

1. Rencana pengadaan sarana MCK, tempat wudhu, dan pengadaan air bersih. Mengingat langkanya sumber air, pengadaan air bersih rencana diambil dari sebuah mata air di bukit yang berjarak sekitar 600 m. Dibutuhkan selang air sebanyak 12 rol dan dua buah tandon penampungan air.

2. Program pemberangkatan 5 guru ngaji setiap pekan sekali bergiliran. Mengingat jarak Poso-Palasa sekitar 300 km, dibutuhkan biaya akomodasi para ikhwah Poso yang mengajar mengaji.

3. Program pembagian santunan rutin (bulanan) kepada 18 keluarga muallaf. Banyaknya isu fitnah yang ditebarkan orang yang tidak bertanggung jawab, menyebabkan beberapa keluarga muallaf terhasut dan tidak mau menghadiri taklim lagi. Dakwah kepada mereka dilanjutkan dalam bentuk bantuan santunan rutin atau pembagian sembako dalam rangka melembutkan hati-hati mereka.

Tatkala penulis menyerahkan santunan sejumlah uang kepada seorang muallaf terlihat matanya berkaca-kaca.
Sampai sekarang, belum ada santunan rutin yang diberikan kepada tiap warga muallaf, selain pembagian pakaian pantas pakai, sabun, dan garam dapur. Itu pun baru terlaksana satu kali.

Demi meredam berbagai isu fitnah, program santunan juga ditujukan kepada beberapa tokoh adat dan kepala dusun (orang Bela yang sudah muslim sejak lahir) yang hidup di bawah garis kemiskinan.

4. Program biaya belajar santri La Uje, alhamdulillah, ada dua santri muallaf yang sudah dikirim ke Poso untuk belajar di Ma’had al-Manshurah dan Pra Tahfizh Poso. Insya Allah, ada beberapa anak muallaf lain yang ingin menyusul mereka untuk belajar di Poso.

5. Pembebasan tanah untuk tempat tinggal imam masjid dan beberapa keluarga muallaf.

6. Program pembangunan beberapa unit rumah kayu untuk beberapa orang Bela. Aji, seorang muallaf yang tinggal di dusun Silongkohung. Jika hendak ke lokasi masjid, dia mesti berjalan kaki sekitar empat puluh menit. Dia sangat menginginkan berpindah ke dekat masjid agar lebih intensif belajar Islam. Hanya saja karena terkendala biaya, Aji masih belum bisa membangun rumah dekat
masjid. Selain Aji, masih ada beberapa warga Bela yang menginginkan mendekat ke lokasi Masjid.

Setelah masjid dibangun, insya Allah akan diresmikan oleh pemerintah setempat: Camat, Kepala KUA, atau Kepala Desa. Sekaligus diadakan bakti sosial sunatan masal, pengobatan gratis, dan pembagian santunan terhadap para muallaf.

Perizinan Dakwah Kepada Para Muallaf
Sudah menjadi prinsip dakwah Ahlus Sunnah, setiap langkah dakwahnya selalu berkoordinasi dengan pemerintah. Sebagai bentuk ketaatan kepada pemerintah dalam hal ma’ruf. Para du’at yang hendak berdakwah kepada para muallaf ini menemui Kepala Desa Dongkalan, Camat, dan Kapolsek Palasa. Para pejabat tersebut secara umum mendukung program mulia ini.

Proses perizinan dilanjutkan ke tingkat lebih tinggi dengan menghadap Kapolres Parimo, Sekda Parimo, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Parimo. Dengan kemudahan dari Allah subhanahu wa ta’ala, surat izin kegiatan dakwah dari Polres dan Kankemenag Kab. Parimo telah keluar.
Demikian gambaran singkat dakwah kepada para muallaf suku terasing Lauje. (asysyariah/pahamilah)

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengokohkan keimanan mereka semua. Amin.

(al-Ustadz Abu Hafsh Umar al-Atsari, Poso)



Potret Kisah Mualaf Suku Lauje

Pegunungan Pantai Timur 
(istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah)

Kabar Tentang Para Muallaf
Akhir bulan Muharram 1435 H, seorang teman dari Poso mengabarkan bahwa beberapa orang suku terasing di Desa Dongkalan, Kecamatan Palasa, Kabupaten Parigi Moutong (PARIMO), Sulawesi Tengah telah memeluk Islam. Mereka adalah suku terasing Lauje atau yang lebih dikenal oleh warga setempat dengan sebutan “Orang Bela”, walaupun Bupati PARIMO lebih menganjurkan untuk memanggil mereka dengan sebutan “Orang Lauje Asli”, agar lebih menghargai mereka.

Mereka mendiami pegunungan Pantai Timur (istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah). Mayoritas dari mereka memang sudah dikristenkan karena adanya kegiatan misionaris Kanada atau Amerika Serikat. Alhamdullillah, beberapa orang dari mereka yang tersentuh hidayah untuk memeluk Islam sehingga menjadi muallaf.

Tentu saja para muallaf ini sangat membutuhkan bimbingan demi memperkuat keimanan mereka. “Kami tidak ingin berislam sekadar Islam KTP,” kata salah seorang muallaf. Akan tetapi sayang, mereka belum mendapatkan penanganan serius. Kondisi yang seperti ini membuat mereka rentan kembali lagi kepada kekafiran. Berdasarkan pengalaman, banyak warga muallaf yang tidak terbina kembali murtad.

Perjalanan Menuju Kampung Muallaf
Mendengar berita keislaman beberapa orang tersebut, sejumlah da’i Ahlus Sunnah di Poso dan Palu menyambut bahagia dengan menemui para muallaf. Jarak dari Poso menuju menuju Kecamatan Palasa sekitar 300 km, sedangkan dari Palu sekitar 200 km. Rombongan da’i Poso sepakat untuk bertemu dengan rombongan da’i Palu di Parigi. Kemudian mereka bersama-sama menuju Kecamatan Palasa.

 Pegunungan Pantai Timur 
(istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah)

Dengan bermodalkan nomor HP, pada pukul 14.30 WITA, rombongan meluncur dari Parigi menuju tempat tinggal para muallaf. Pada pukul 18.30 WITA, rombongan sudah tiba di desa Dongkalan. Kemudian rombongan langsung disambut ramah oleh Pak Arsyad (lebih akrab disapa Pak Acat). Beliau merupakan warga desa Dongkalan yang sering berinteraksi dengan orang-orang Bela. Dari Pak Acat inilah informasi awal tentang para muallaf ini didapat.

Beberapa Orang Bela Menjadi Muallaf
Setiap hari Sabtu (hari pasaran Dongkalan), orang Bela turun membawa barang dagangan dari gunung, seperti: kayu manis, rotan, bawang merah, dan hasil bumi lainnya untuk dijual di pasar. Uang yang didapat mereka gunakan untuk membeli ikan asin, garam, minyak goreng, dan keperluan lainnya.

Sehari sebelum hari pasar, orang Bela yang turun gunung berinteraksi dengan kaum muslimin, termasuk Pak Arsyad. Sebagian mereka masuk Islam lantaran interaksi tersebut, tanpa paksaan. Mereka masuk Islam dengan dibimbing imam masjid setempat dengan mengucapkan dua kalimat syahadat lalu dimandikan oleh Imam Masjid. Sebagian mereka juga masuk Islam lantaran pernikahan dengan warga muslim di sekitar desa Dongkalan.

  Pegunungan Pantai Timur 
(istilah untuk wilayah pesisir timur Provinsi Sulawesi Tengah)

Namun, setelah mereka masuk Islam, mereka belum mendapatkan pembinaan intensif dari tokoh setempat sehingga keadaan mereka cukup memprihatinkan. Kebanyakan mereka belum mengerti dan mengamalkan amal ibadah wajib.  Seorang warga yang sudah masuk Islam sejak satu/dua tahun lalu bahkan masih belum mengerti shalat, puasa, dan dasar-dasar Islam yang lain.

Penulis juga mendapati seseorang yang masih terbata-bata mengucapkan dua kalimat syahadat. “Kami baru bersyahadat satu kali saja pak,” ujar salah seorang muallaf.

Jumlah para muallaf desa Dongkalan hingga sekarang ada 18 KK atau sekitar 60 jiwa. Semuanya membutuhkan bimbingan. Kehidupan mereka yang di bawah garis kemiskinan membuat mereka sangat rawan untuk kembali murtad ke ajaran Nasrani.

Taklim Bersama Para Muallaf
Keesokan hari, sekitar jam 08.00 WITA, rombongan naik ke SD Punsung Lemo guna bertemu langsung dengan para muallaf dengan menggunakan motor ojek. Karena medan terjal, jalanan naik turun, dan jarak yang jauh (sekitar 8 km), tarif ojek pun menyesuaikan. Tarif pulang pergi sejumlah Rp70.000,00, sekali antar Rp40.000,00.

Rumah penduduk

Setelah menaiki banyak tanjakan, tak terlihat perkumpulan rumah layaknya perkampungan. Akan tetapi, yang terlihat rumah-rumah yang terpencar di antara kebun yang terjal. Jarang sekali didapati tanah yang rata. Itulah tempat tinggal mereka, layaknya gubuk-gubuk tempat beristirahat di kebun. Hanya saja, mereka telah mendapatkan bantuan dari pemerintah sehingga atapnya sudah terbuat dari seng dan berdinding papan. Rumah mereka yang masih asli hanya berdinding kulit kayu dan beratap daun rotan tanpa paku, sebatas diikat dengan rotan.

Rumah penduduk

Rombongan tiba di SD Terpencil Punsung Lemo. Terlihat sekumpulan warga yang berjalan menaiki bukit. Merekalah para muallaf yang hendak menghadiri taklim (pengajian) di SD Punsung Lemo. Di antara mereka ada pula warga Bela yang memang sudah muslim sejak lahir. Tidak lama, mereka masuk ke ruangan kelas untuk mendengarkan kajian. Disampaikan saran agar jamaah wanita dipisah di ruang sebelahnya, mereka memahaminya; sementara anak-anak mereka bermain di halaman sekolah.

Taklim pun dimulai. Salah satu dari rombongan menyampaikan beberapa materi kajian Islam: Makna dan Keutamaan Dua Kalimat Syahadat, Rukun Islam, Tata Cara Thaharah, Berwudhu, Tata Cara Shalat, dan beberapa adab Islam lain. Setiap 4—5 menit penyampaian materi, Pak Andi menerjemahkannya ke bahasa Lauje, karena memang kebanyakan mereka belum paham bahasa Indonesia.

Alhamdulillah, mereka mendengarkan dengan saksama. Seusai kajian, salah satu dari rombongan membagikan mie instan kepada muallaf.

Kristenisasi di Tinombo, Palasa, dan Sekitarnya
Menurut warga, misionaris dari Kanada sudah melakukan misi kristenisasi di Pantai Timur sejak sekitar tahun 40-an. Awal mulanya, ada beberapa penginjil bule yang datang ke kecamatan Tinombo (sebelah Kec. Palasa). Mereka meminta salah seorang guru bahasa Inggris di sebuah sekolah setempat untuk menulis kamus Inggris-Lauje sampai akhirnya mereka menguasai bahasa Lauje. Mereka kemudian menerjemahkan injil ke dalam bahasa Lauje.

Para penginjil Kanada tersebut tinggal bertahun-tahun di pegunungan suku terasing La Uje. Dahulu mereka sempat menggunakan helikopter untuk menjangkau daerah terpencil dalam menjalankan misi kristenisasi. (Alhamdulillah, sekarang helikopter tersebut sudah tidak terlihat lagi, wallahu a’lam apa sebabnya). Setelah itu, mereka mulai mendekati beberapa tokoh dan kepala suku orang Bela. Dengan diiming-imingi pakaian dan makanan, mereka berhasil mengkristenkan tokoh-tokoh orang Bela tersebut. Ketika kepala sukunya sudah masuk Kristen, dengan mudah masyarakat mengikutinya. Lebih-lebih mereka juga membagikan beras dan pakaian kepada masyarakat gunung
tersebut.

Beberapa kepala suku yang berhasil mereka rekrut ada yang dikirim ke Kanada. Akhirnya, kepala suku tersebut menjadi pendeta dan penginjil di gunung. Beberapa pemuda/pemudi orang Bela juga mereka kirim ke Perguruan Theology, seperti ke Manado, Tentena (Poso), atau tempat lainnya. Pada akhirnya mereka pulang menjadi pendeta di gunung.

Seorang Mantan Penginjil Yang Menjadi Muallaf
Setiba rombongan berada di rumah Pak Acat, beliau langsung menelepon salah satu muallaf untuk turun ke rumah beliau. Sepulang dari shalat Isya, rombongan sudah mendapati dua orang duduk di teras rumah Pak Acat. Mereka langsung menyalami keduanya, Pak Andi dan Pak Asmin.

Pak Andi adalah seorang mantan penginjil yang baru satu pekan masuk Islam. Beliau sempat mengenyam pelatihan Penginjil di Manado selama sebulan. Sementara itu, Pak Asmin sudah berislam sejak lahir, hanya saja istri beliau adalah seorang muallaf. Dalam kesempatan berjumpa dengan muallaf itu, salah seorang rombongan menawarkan untuk menyampaikan beberapa ajaran Islam. Keduanya pun mengiyakan. Sambil berbincang santai, salah seorang di antara mereka menyampaikan makna dua kalimat syahadat secara ringkas, rukun Islam lainnya, tata cara thaharah, dan adab Islam lainnya.

Dua orang tersebut mendengarkan dengan saksama. Bahkan, Pak Andi sempat merekam beberapa penjelasan tersebut dengan HP-nya. Dengan harapan bisa didengar ulang nanti di rumahnya. Kemudian mereka menyampaikan kepada Pak Andi, rencana akan naik ke gunung besok pagi, insya Allah. Rencana tersebut disambut baik Pak Andi, bahkan beliau meminta diadakan pengajaran Islam di gunung untuk warga muallaf lainnya.

Tidak berapa lama, datanglah Sekdes dan Ketua P3N. Pembicaraan beralih ke topik kondisi orang-orang Bela. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30 WITA, kedua orang Bela tersebut berpamitan untuk pulang ke rumahnya di gunung.

Semangat Belajar Seorang Muallaf
Walaupun malam mulai larut, Pak Andi dan Pak Asmin tetap berangkat pulang ke gunung. Dengan sebuah motor bebek, keduanya menaiki jalan terjal di kegelapan malam sejauh 8 km untuk sampai di rumahnya.

Setibanya di rumah, Pak Andi bukannya langsung tidur, tetapi membangunkan keluarganya yang sudah tertidur. “Bangun-bangun, ini ada rekaman pelajaran agama Islam dari Pak Ustadz. Mari kita dengarkan!”

Mereka pun bangun dan mendengarkan rekaman tersebut. Pak Andi mengatakan, “Kami mengulang-ulang mendengarkan rekaman tersebut hingga jam 2 malam, baru kami tidur.” Waktu itu istri Pak Andi masih Nasrani. Dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala, beberapa pekan kemudian masuk Islam. Masya Allah, demikianlah semangat seorang muallaf yang ingin mengetahui ajaran Islam. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengokohkan iman Pak Andi sekeluarga.

Esok harinya, masih pagi sekali, Pak Andi dan Pak Asmin berjalan naik turun bukit untuk menyampaikan undangan taklim kepada para muallaf lainnya yang akan dilaksanakan di Ruang Kelas SD terpencil Punsung Lemo.

Sekilas Tentang Kampung Muallaf
Dusun Solongan dan Pungsu, adalah dua dusun yang bersebelahan, keduanya masih di bawah pemerintahan Desa Dongkalan. Solongan berjarak sekitar 8 km dari jalan poros, sementara Pungsu terletak di bawah Solongan. Mayoritas warga Solongan beragama Nasrani, sementara Pungsu mayoritas muslim. Di kedua dusun inilah para muallaf tinggal.  Warga Bela di sana hidup dari sektor pertanian.

Secara geografis, kedua dusun tersebut terletak di atas perbukitan terjal dan berbatu. Lereng-lereng gunung yang sangat terjal mereka olah menjadi kebun-kebun. Mereka bercocok tanam ubi, singkong, padi ladang, bawang, cabai, coklat atau cengkih. Pengetahuan mereka tentang pertanian sangat minim sehingga hasil panennya pun sangat terbatas. Hal inilah yang melatarbelakangi program pembinaan pertanian kepada mereka demi lebih menambah produktivitas hasil pertanian. Makanan pokok mereka adalah talas, ubi, singkong, kadang nasi.
Ubi/singkong kadang dibakar atau direbus. Lauk yang paling mereka sukai adalah ikan asin. Kalau tidak ada ikan asin mereka makan dengan lauk garam dicampur cabai.

Tidak ada masjid di sana, demikian pula gereja.

Sekilas Tentang Dusun Salamayang
Salamayang adalah dusun yang sangat terpencil, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama setengah hari bagi orang Bela yang sudah biasa.  Adalah Pak Nani Hati, beliau adalah warga Salamayang yang sudah masuk Islam dua tahun lalu. Hanya saja, beliau masih belum mengenal Islam. Anak dan istrinya masih belum dibimbing bersyahadat oleh Imam Dongkalan.

Beliau adalah satu-satunya guru di sana. Sekolah yang beliau kelola hanya beratap terpal, berlantai papan, tanpa ada dindingnya. Jumlah siswanya 120 orang. Di sana ada 400 KK atau sekitar 3.000 jiwa yang mayoritasnya masih beragama Nasrani. Hanya saja kegiatan gereja sudah tidak aktif lagi. Dahulu pernah ada pendeta Kanada yang tinggal menetap di sana. Akan tetapi, karena suatu kasus, dia diusir dari Salamayang.

Pak Nani Hati menjelaskan bahwa jika warga Salamayang disentuh dengan bantuan, insya Allah mereka bisa diajak masuk Islam. Beliau siap menjembatani untuk sampainya program dakwah kepada suku terasing di sana.

Pernah ada seorang warga Solongan yang pernah bertemu dengan sepuluh laki-laki Salamayang yang baru pulang dari kampung Dongkalan. Ketika ditanya keperluan mereka dari Desa Dongkalan, mereka menjawab, “Kami ada 10 keluarga ingin masuk Islam, tetapi tidak ada tanggapan dari Pak Imam.” Kesepuluh keluarga ini dengan penuh kesedihan pulang ke Salamayang tidak jadi masuk Islam.

Sungguh ironis, sepuluh keluarga tersebut tidak tersalurkan keinginannya untuk memeluk Islam. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mempertemukan mereka dengan hidayah.

Dari sisi mata pencaharian, mayoritas warga Salamayang bercocok tanam bawang merah. Bagi yang pernah berkunjung ke Palu, mungkin sudah mengenal oleh-oleh Bawang Goreng renyah. Dari Salamayang-lah asal bawang goreng itu ditanam. Mereka berjalan selama setengah hari memikul hasil panen dari Salamayang menuju pasar. Terkadang bawang hasil panen mereka muat dengan rakit menyusuri sungai Palasa menuju jalan raya.

Keadaan Salamayang yang sangat terpencil tersebut membuat petugas pemerintah merasa kesulitan dalam membina mereka. Pembinaan dari para misionaris Kristen yang sempat menyentuh mereka sehingga mereka sekarang memeluk agama Kristen.

Pembangunan Gereja Ilegal
Sekitar 3 tahun lalu, masyarakat Desa Dongkalan sedang disibukkan dengan kerja bakti membangun pasar Dongkalan. Mereka hampir tidak pernah naik ke kebun di gunung. Ternyata secara diam-diam, para penginjil Pantekosta di Dusun Pungsu membangun sebuah gereja, tanpa izin pemerintah dan warga setempat. Warga dikagetkan dengan adanya undangan kebaktian dari seorang pendeta perempuan bernama Selvi. Warga bertambah kaget lagi ketika jemaat gereja yang datang itu ternyata dari luar daerah, seperti dari tentena (Poso), Bondoyong (Tinombo), dan Manado.

Warga sangat tersinggung dengan perbuatan para penginjil tersebut. Spontan warga langsung naik ke gunung dan merobohkan gereja ilegal tersebut. Konon kabarnya, gereja itu adalah yang terbesar di kecamatan tersebut. Tidak lama kemudian Danramil, Camat, dan Kades naik ke lokasi. Mereka juga menyalahkan tindakan para penginjil tersebut yang membangun gereja tanpa izin pemerintah dan warga setempat.

Akhirnya, Pendeta Muda Itu Masuk Islam
Para penginjil ternyata sudah menyiapkan seorang pendeta muda perempuan untuk memimpin jemaat gereja pantekosta di dusun Pungsu. Arina, seorang gadis belia suku Bela yang telah mereka kirim ke sebuah sekolah Theology di Manado. Dia mengenyam pendidikan Pendeta sekitar 3 Tahun di Manado. Mereka harap Arina bisa melanjutkan misi di dusun Pungsu. Akan tetapi, Allah subhanahu wa ta’ala memusnahkan impian mereka.

Walaupun gereja ilegal tersebut sudah dirobohkan warga, Pendeta Selvi masih ngotot terus melakukan kebaktian di rumah seorang warga. Hanya saja Pendeta Arina sudah tidak begitu aktif memimpin jemaat lagi. Entah apa yang menyebabkan pendeta Arina tidak aktif memimpin jemaat.

Karena kevakumannya, Pendeta Selvi sempat memukul Pendeta Arina. Kurang lebih dua bulan yang lalu, kaum muslimin Dongkalan mendapat kabar gembira dengan masuk Islamnya Pendeta muda Arina, menyusul dua kakaknya yang terlebih dahulu masuk Islam. Ada seorang pria muslim dari dusun Tingkulang yang mempersunting mantan Pendeta Arina. Akhirnya, mereka berdua dinikahkan
oleh imam di masjid setempat.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menambah keimanan beliau. Sekarang, mantan pendeta Arina berpindah ikut sang suami tinggal di Tingkulang.

Keinginan Membangun Masjid
Para muallaf sangat mendambakan berdirinya sebuah masjid di Dusun Pungsu-Solongan. Mereka sangat menginginkan bisa belajar Islam bersama anak dan istri mereka di masjid tersebut. Akan tetapi, karena kurang mendapat dukungan dari pihak-pihak terkait, keinginan mulia ini belum tercapai.

Sepulang rombongan da’i Ahlus Sunnah dari kampung muallaf itu, mereka terus menyampaikan kabar tentang kondisi para muallaf tersebut kepada kaum muslimin di Poso, Parigi, dan Palu. Alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala gerakkan hati kaum muslimin untuk membantu para muallaf dalam meraih cita-cita mulia tersebut.

pembangunan masjid

Tidak lama, terkumpullah belasan karung pakaian pantas pakai serta sejumlah dana dakwah dan pembangunan masjid. Sekarang program pembangunan masjid kayu dengan ukuran 8x8m secara bertahap. Kerangka bangunan dan atap seng sudah terpasang. Karena keterbatasan tenaga tukang, pembangunan belum berlanjut. Tahap selanjutnya adalah pemasangan lantai kayu dan dinding kayu.

Program Dakwah yang Lain
Berikut ini rencana program dakwah yang akan dilaksanakan di kampung muallaf.

1. Rencana pengadaan sarana MCK, tempat wudhu, dan pengadaan air bersih. Mengingat langkanya sumber air, pengadaan air bersih rencana diambil dari sebuah mata air di bukit yang berjarak sekitar 600 m. Dibutuhkan selang air sebanyak 12 rol dan dua buah tandon penampungan air.

2. Program pemberangkatan 5 guru ngaji setiap pekan sekali bergiliran. Mengingat jarak Poso-Palasa sekitar 300 km, dibutuhkan biaya akomodasi para ikhwah Poso yang mengajar mengaji.

3. Program pembagian santunan rutin (bulanan) kepada 18 keluarga muallaf. Banyaknya isu fitnah yang ditebarkan orang yang tidak bertanggung jawab, menyebabkan beberapa keluarga muallaf terhasut dan tidak mau menghadiri taklim lagi. Dakwah kepada mereka dilanjutkan dalam bentuk bantuan santunan rutin atau pembagian sembako dalam rangka melembutkan hati-hati mereka.

Tatkala penulis menyerahkan santunan sejumlah uang kepada seorang muallaf terlihat matanya berkaca-kaca.
Sampai sekarang, belum ada santunan rutin yang diberikan kepada tiap warga muallaf, selain pembagian pakaian pantas pakai, sabun, dan garam dapur. Itu pun baru terlaksana satu kali.

Demi meredam berbagai isu fitnah, program santunan juga ditujukan kepada beberapa tokoh adat dan kepala dusun (orang Bela yang sudah muslim sejak lahir) yang hidup di bawah garis kemiskinan.

4. Program biaya belajar santri La Uje, alhamdulillah, ada dua santri muallaf yang sudah dikirim ke Poso untuk belajar di Ma’had al-Manshurah dan Pra Tahfizh Poso. Insya Allah, ada beberapa anak muallaf lain yang ingin menyusul mereka untuk belajar di Poso.

5. Pembebasan tanah untuk tempat tinggal imam masjid dan beberapa keluarga muallaf.

6. Program pembangunan beberapa unit rumah kayu untuk beberapa orang Bela. Aji, seorang muallaf yang tinggal di dusun Silongkohung. Jika hendak ke lokasi masjid, dia mesti berjalan kaki sekitar empat puluh menit. Dia sangat menginginkan berpindah ke dekat masjid agar lebih intensif belajar Islam. Hanya saja karena terkendala biaya, Aji masih belum bisa membangun rumah dekat
masjid. Selain Aji, masih ada beberapa warga Bela yang menginginkan mendekat ke lokasi Masjid.

Setelah masjid dibangun, insya Allah akan diresmikan oleh pemerintah setempat: Camat, Kepala KUA, atau Kepala Desa. Sekaligus diadakan bakti sosial sunatan masal, pengobatan gratis, dan pembagian santunan terhadap para muallaf.

Perizinan Dakwah Kepada Para Muallaf
Sudah menjadi prinsip dakwah Ahlus Sunnah, setiap langkah dakwahnya selalu berkoordinasi dengan pemerintah. Sebagai bentuk ketaatan kepada pemerintah dalam hal ma’ruf. Para du’at yang hendak berdakwah kepada para muallaf ini menemui Kepala Desa Dongkalan, Camat, dan Kapolsek Palasa. Para pejabat tersebut secara umum mendukung program mulia ini.

Proses perizinan dilanjutkan ke tingkat lebih tinggi dengan menghadap Kapolres Parimo, Sekda Parimo, dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kab. Parimo. Dengan kemudahan dari Allah subhanahu wa ta’ala, surat izin kegiatan dakwah dari Polres dan Kankemenag Kab. Parimo telah keluar.
Demikian gambaran singkat dakwah kepada para muallaf suku terasing Lauje. (asysyariah/pahamilah)

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala mengokohkan keimanan mereka semua. Amin.

(al-Ustadz Abu Hafsh Umar al-Atsari, Poso)