middle ad
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Internasional. Tampilkan semua postingan
Pejuang Palestina

Pahamilah.com - Seorang pejabat Palestina dikutip dalam laporan pers hari Minggu (10/8/14) menyatakan bahwa Mesir telah menerima "konsensus simultan" dari kedua belah pihak dan secara resmi akan mengumumkan waktu untuk memulai gencatan senjata.

Sementara itu, laporan dari Gaza oleh TV Al-Manar berbasis di Lebanon lanjut menyatakan bahwa kelompok-kelompok perlawanan Palestina telah sepakat untuk gencatan senjata 3 hari dengan syarat bahwa rezim Israel harus serius dan menahan diri dari membuang-buang waktu dan menunda taktik berkaitan dengan negosiasi akhir.

Perkembangan datang sewaktu pasukan Zionis kembali melakukan sernagan brutal mereka dari kantung Palestina berpenduduk padat pada hari Sabtu (9/8) setelah kesepakatan gencatan senjata sebelumnya berakhir pada hari Jumat.

Lebih dari 1.900 warga Palestina telah tewas dan hampir 10.000 terluka akibat serangan udara dan darat Israel tanpa henti di wilayah miskin, lanjut meninggalkan kerusakan besar rumah dan infrastruktur kota. (islamtimes/pahamilah)

Pejuang Palestina Sepakat Gencatan Senjata 3 Hari

Pejuang Palestina

Pahamilah.com - Seorang pejabat Palestina dikutip dalam laporan pers hari Minggu (10/8/14) menyatakan bahwa Mesir telah menerima "konsensus simultan" dari kedua belah pihak dan secara resmi akan mengumumkan waktu untuk memulai gencatan senjata.

Sementara itu, laporan dari Gaza oleh TV Al-Manar berbasis di Lebanon lanjut menyatakan bahwa kelompok-kelompok perlawanan Palestina telah sepakat untuk gencatan senjata 3 hari dengan syarat bahwa rezim Israel harus serius dan menahan diri dari membuang-buang waktu dan menunda taktik berkaitan dengan negosiasi akhir.

Perkembangan datang sewaktu pasukan Zionis kembali melakukan sernagan brutal mereka dari kantung Palestina berpenduduk padat pada hari Sabtu (9/8) setelah kesepakatan gencatan senjata sebelumnya berakhir pada hari Jumat.

Lebih dari 1.900 warga Palestina telah tewas dan hampir 10.000 terluka akibat serangan udara dan darat Israel tanpa henti di wilayah miskin, lanjut meninggalkan kerusakan besar rumah dan infrastruktur kota. (islamtimes/pahamilah)

Tentara Zionis Israel, menghadapi maut

Pahamilah.com - Mantan menteri pertahanan Zionis mengakui pada Minggu (10/8/14) kegagalan perang yang digelar rezim Zionis di Gaza sejak awal Juli lalu.

"Bahkan Israel mencapai titik yang diinginkan Hamas dan sekutunya...Mereka mencapai tujuan mereka dengan membawanya pada perang yang menyedihkan," kata Mofaz

"Memang, hari ini kita sedang menghadapi hilangnya kepercayaan di Israel yang seharusnya dikembalikan. Solid Rock seharusnya untuk memulihkan keamanan dan kepercayaan kepada Israel tapi tidak demikian," kata Mofaz mengacu pada para pemukim Zionis yang merasa tidak aman.

Mofaz juga mengkritik keras manajemen perang yang sedang berlangsung di Gaza. Ia menggarisbawahi, rezim Zionis telah memulai pertempuran akhir dan harus segera meninggalkan Jalur Gaza meski tujuannya tidak tercapai. Bahkan kekuatan penangkal tidak bisa dikembalikan.

"Warga Israel Selatan kehilangan kepercayaan mereka pada menteri keamanan dan kabinet..." tegas Pejabat Zionis itu. (islamtimes/pahamilah)


Mantan Menhan Zionis Akui Kegagalan Perang di Gaza

Tentara Zionis Israel, menghadapi maut

Pahamilah.com - Mantan menteri pertahanan Zionis mengakui pada Minggu (10/8/14) kegagalan perang yang digelar rezim Zionis di Gaza sejak awal Juli lalu.

"Bahkan Israel mencapai titik yang diinginkan Hamas dan sekutunya...Mereka mencapai tujuan mereka dengan membawanya pada perang yang menyedihkan," kata Mofaz

"Memang, hari ini kita sedang menghadapi hilangnya kepercayaan di Israel yang seharusnya dikembalikan. Solid Rock seharusnya untuk memulihkan keamanan dan kepercayaan kepada Israel tapi tidak demikian," kata Mofaz mengacu pada para pemukim Zionis yang merasa tidak aman.

Mofaz juga mengkritik keras manajemen perang yang sedang berlangsung di Gaza. Ia menggarisbawahi, rezim Zionis telah memulai pertempuran akhir dan harus segera meninggalkan Jalur Gaza meski tujuannya tidak tercapai. Bahkan kekuatan penangkal tidak bisa dikembalikan.

"Warga Israel Selatan kehilangan kepercayaan mereka pada menteri keamanan dan kabinet..." tegas Pejabat Zionis itu. (islamtimes/pahamilah)



Pahamilah.com - Kemunculan kelompok pengusung Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) rupanya sudah diprediksi oleh sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib. Demkian disampaikan pimpinan Majelis Ta'lim Al Khairat Condet Habib Mahdi Alatas, Sabtu (9/8).

"Sekitar 1.400 tahun silam, Imam Ali telah mengingatkan akan datangnya gerombolan bengis ISIS, Al Nusro, dan lain-lain, yang akan mengibarkan panji-panji hitam. Ucapan beliau terekam dalam literatur hadits ahlus sunnah wal jama'ah, yakni dalam kitab Kanzul Ummal yang dihimpun oleh ulama besar Al Muttaqi Al Hindi," ujar Habib Mahdi kepada Republika.

Menurutnya, dalam riwayat nomor 31.530 kitab tersebut, Imam Ali menerangkan fenomena kemunculan kelompok Islam serupa ISIS.    

"Jika kalian melihat bendera-bendera hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada. Jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian," ujar Habib Mahdi, mengutip bagian kitab tersebut.

Menurut Habib Mahdi, apa yang disampaikan Imam Ali tersebut merupakan seruan kepada umat untuk tetap tenang menyikapi provokasi kelompok Islam yang menyeru pada kesesatan.     

"Kemudian akan muncul kaum lemah, tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi, mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah, mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada Al Haq atau kebenaran, tapi mereka bukan Ahlul Haq atau pemegang kebenaran," kata Habib Mahdi mengutip pernyataan Imam Ali dalam kitab. 

Habib Mahdi menjelaskan, apa yang disampaikan Imam Ali persis seperti fenomena kehadiran kelompok ISIS hari ini. "Mereka mendeklarasikan khilafah Islamiyah, tapi cara-cara yang digunakan tidak sejalan dengan Islam," kata Habib Mahdi.  

Menurut Habib Mahdi, keterangan dari Imam Ali tersebut juga persis seperti karakter pimpinan ISIS hari ini.

"Namanya adalah julukan, nama yang diawali dengan kata 'Abu', marganya dari nama daerah, 'Al-Baghdadi', merujuk kepada ibu kota Iraq saat ini, yakni Baghdad. Dialah Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang telah mengumumkan dirinya sebagai khalifah atau amirul mu'minin," kata Habib Mahdi. (republika/pahamilah)


ISIS Sudah Diprediksi Sejak 1.400 Tahun Lalu?


Pahamilah.com - Kemunculan kelompok pengusung Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) rupanya sudah diprediksi oleh sahabat Nabi, Ali bin Abi Thalib. Demkian disampaikan pimpinan Majelis Ta'lim Al Khairat Condet Habib Mahdi Alatas, Sabtu (9/8).

"Sekitar 1.400 tahun silam, Imam Ali telah mengingatkan akan datangnya gerombolan bengis ISIS, Al Nusro, dan lain-lain, yang akan mengibarkan panji-panji hitam. Ucapan beliau terekam dalam literatur hadits ahlus sunnah wal jama'ah, yakni dalam kitab Kanzul Ummal yang dihimpun oleh ulama besar Al Muttaqi Al Hindi," ujar Habib Mahdi kepada Republika.

Menurutnya, dalam riwayat nomor 31.530 kitab tersebut, Imam Ali menerangkan fenomena kemunculan kelompok Islam serupa ISIS.    

"Jika kalian melihat bendera-bendera hitam, tetaplah kalian di tempat kalian berada. Jangan beranjak dan jangan menggerakkan tangan dan kaki kalian," ujar Habib Mahdi, mengutip bagian kitab tersebut.

Menurut Habib Mahdi, apa yang disampaikan Imam Ali tersebut merupakan seruan kepada umat untuk tetap tenang menyikapi provokasi kelompok Islam yang menyeru pada kesesatan.     

"Kemudian akan muncul kaum lemah, tiada yang peduli pada mereka, hati mereka seperti besi, mereka akan mengaku sebagai Ashabul Daulah, mereka tidak pernah menepati janji, mereka berdakwah pada Al Haq atau kebenaran, tapi mereka bukan Ahlul Haq atau pemegang kebenaran," kata Habib Mahdi mengutip pernyataan Imam Ali dalam kitab. 

Habib Mahdi menjelaskan, apa yang disampaikan Imam Ali persis seperti fenomena kehadiran kelompok ISIS hari ini. "Mereka mendeklarasikan khilafah Islamiyah, tapi cara-cara yang digunakan tidak sejalan dengan Islam," kata Habib Mahdi.  

Menurut Habib Mahdi, keterangan dari Imam Ali tersebut juga persis seperti karakter pimpinan ISIS hari ini.

"Namanya adalah julukan, nama yang diawali dengan kata 'Abu', marganya dari nama daerah, 'Al-Baghdadi', merujuk kepada ibu kota Iraq saat ini, yakni Baghdad. Dialah Abu Bakar Al-Baghdadi, pemimpin ISIS yang telah mengumumkan dirinya sebagai khalifah atau amirul mu'minin," kata Habib Mahdi. (republika/pahamilah)


Fidel Castro 

Pahamilah.com - Mantan Presiden Kuba Fidel Castro telah menandatangani manifesto internasional "yang mendukung Palestina," serta menuntut Israel menghormati resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa dan menarik diri dari Gaza, Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Castro, yang akan berusia 88 tahun pekan depan, menambahkan tanda tangannya dalam kolom kalangan intelektual dan politisi pada dokumen "Untuk Membela Palestina," kata surat kabar resmi Granma, Sabtu.

Presiden Bolivia Evo Morales, artis Argentina dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Adolfo Perez Esquivel, penari Kuba Alicia Alonso dan penulis Amerika Alice Walker juga termasuk di antara para penandatangan. Manifesto itu dipromosikan oleh Jaringan Pembela Kemanusiaan, yang meliputi beberapa kelompok Amerika Latin.

Manifesto itu meminta pemerintah di seluruh dunia untuk menuntut Israel menghormati Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada masa setelah Perang Enam Hari 1967. Dokumen itu menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah yang diperoleh selama konflik.

Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Latin telah berada di garis depan kelompok yang mengecam serangan Israel di wilayah kantong Palestina yang padat penduduk. Kawasan itu menawarkan dukungan hampir bulat untuk Palestina.

Castro sendiri telah menuduh Israel terlibat dalam "bentuk baru fasisme" melalui operasi militernya yang mematikan. Konflik itu telah menewaskan sedikitnya 1.913 warga Palestina dan 67 orang di pihak Israel, hampir semua tentara, sejak 8 Juli lalu.

Kritik keras juga diberikan oleh Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Brazil, Chile, Ekuador, Peru dan El Salvador juga menarik duta besar mereka untuk Israel guna melakukan konsultasi, sementara Bolivia, tempat ribuan orang, Jumat, melakukan aksi untuk mengecam konflik itu, menempatkan Israel dalam daftar "negara teroris."

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, namun, tampak lebih lunak dalam menanggapi hal itu, dengan tetap membiarkan utusannya di Tel Aviv.  (republika/pahamilah)

Fidel Castro Tandatangani Pernyataan Dukung Palestina

Fidel Castro 

Pahamilah.com - Mantan Presiden Kuba Fidel Castro telah menandatangani manifesto internasional "yang mendukung Palestina," serta menuntut Israel menghormati resolusi Perserikatan Bangsa Bangsa dan menarik diri dari Gaza, Tepi Barat dan Jerusalem Timur.

Castro, yang akan berusia 88 tahun pekan depan, menambahkan tanda tangannya dalam kolom kalangan intelektual dan politisi pada dokumen "Untuk Membela Palestina," kata surat kabar resmi Granma, Sabtu.

Presiden Bolivia Evo Morales, artis Argentina dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian Adolfo Perez Esquivel, penari Kuba Alicia Alonso dan penulis Amerika Alice Walker juga termasuk di antara para penandatangan. Manifesto itu dipromosikan oleh Jaringan Pembela Kemanusiaan, yang meliputi beberapa kelompok Amerika Latin.

Manifesto itu meminta pemerintah di seluruh dunia untuk menuntut Israel menghormati Resolusi 242 Dewan Keamanan PBB yang diadopsi pada masa setelah Perang Enam Hari 1967. Dokumen itu menyerukan Israel untuk menarik diri dari wilayah yang diperoleh selama konflik.

Dalam beberapa pekan terakhir, Amerika Latin telah berada di garis depan kelompok yang mengecam serangan Israel di wilayah kantong Palestina yang padat penduduk. Kawasan itu menawarkan dukungan hampir bulat untuk Palestina.

Castro sendiri telah menuduh Israel terlibat dalam "bentuk baru fasisme" melalui operasi militernya yang mematikan. Konflik itu telah menewaskan sedikitnya 1.913 warga Palestina dan 67 orang di pihak Israel, hampir semua tentara, sejak 8 Juli lalu.

Kritik keras juga diberikan oleh Presiden Brasil Dilma Rousseff dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro. Brazil, Chile, Ekuador, Peru dan El Salvador juga menarik duta besar mereka untuk Israel guna melakukan konsultasi, sementara Bolivia, tempat ribuan orang, Jumat, melakukan aksi untuk mengecam konflik itu, menempatkan Israel dalam daftar "negara teroris."

Presiden Kolombia Juan Manuel Santos, namun, tampak lebih lunak dalam menanggapi hal itu, dengan tetap membiarkan utusannya di Tel Aviv.  (republika/pahamilah)

Takfiri ISIS

Pahamilah.com - Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa dirinya mengotorisasi serangan udara AS di Irak. Ia menggambarkan intervensi itu sebagai "upaya kemanusiaan untuk membantu menyelamatkan ribuan warga sipil Irak yang terjebak di gunung" dan sebagai upaya "melindungi personil Amerika kami."

Satu kata yang tidak disebutkannya adalah "minyak," namun itu berada dekat pusat motif Amerika untuk melakukan intervensi.

AS sedang melakukan bantuan lewat udara untuk membantu kaum Yazidi yang melarikan diri dari seranga kawanan teroris Negara Islam. Anehnya, AS justru melancarkan serangan udara di sekitar Erbil, yang letaknya di sebelah barat. Memang ada personil konsuler AS di Erbil, namun mereka dapat segera dievakuasi jika diperlukan.

Apa yang tidak diucapkan Obama adalah bahwa Erbil, sebuah kota dengan 1,5 juta penduduk, adalah ibukota pemerintah daerah Kurdi dan pusat administrasi industri minyak, yang menyumbang sekitar seperempat minyak Irak. Kurdi mengklaim bahwa jika menjadi negara merdeka, mereka akan memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia. Sumur-sumur minyak itu berada di dekat Erbil.

Jika Negara Islam mengambil alih Erbil, mereka akan membahayakan produksi minyak Irak dan, lebih luas lagi, akses global terhadap minyak. Harga [minyak] akan melonjak saat Eropa, yang membeli minyak dari Irak, masih belum lolos dari resesi global.

Harga minyak telah meningkat sebagai tanggapan atas ancaman Negara Islam pada Erbil, dan pada hari Kamis (7/8), perusahaan minyak AS, Chevron dan Exxon Mobile, mulai mengevakuasi personilnya dari Kurdistan. Namun para pedagang minyak memprediksi bahwa intervensi AS dapat menghentikan lonjakan [harga] itu.

Dalam menggambarkan intervensi Amerika di Irak sebagai upaya murni kemanusiaan, Obama mengikuti naskah yang dibacanya dari Libya, saat ia membenarkan intervensi AS sebagai upaya mencegah pembantaian di Benghazi.  (islamtimes/pahamilah)


Serangan Udara AS Terhadap ISIS untuk Lindungi Minyak

Takfiri ISIS

Pahamilah.com - Presiden AS Barack Obama mengumumkan bahwa dirinya mengotorisasi serangan udara AS di Irak. Ia menggambarkan intervensi itu sebagai "upaya kemanusiaan untuk membantu menyelamatkan ribuan warga sipil Irak yang terjebak di gunung" dan sebagai upaya "melindungi personil Amerika kami."

Satu kata yang tidak disebutkannya adalah "minyak," namun itu berada dekat pusat motif Amerika untuk melakukan intervensi.

AS sedang melakukan bantuan lewat udara untuk membantu kaum Yazidi yang melarikan diri dari seranga kawanan teroris Negara Islam. Anehnya, AS justru melancarkan serangan udara di sekitar Erbil, yang letaknya di sebelah barat. Memang ada personil konsuler AS di Erbil, namun mereka dapat segera dievakuasi jika diperlukan.

Apa yang tidak diucapkan Obama adalah bahwa Erbil, sebuah kota dengan 1,5 juta penduduk, adalah ibukota pemerintah daerah Kurdi dan pusat administrasi industri minyak, yang menyumbang sekitar seperempat minyak Irak. Kurdi mengklaim bahwa jika menjadi negara merdeka, mereka akan memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia. Sumur-sumur minyak itu berada di dekat Erbil.

Jika Negara Islam mengambil alih Erbil, mereka akan membahayakan produksi minyak Irak dan, lebih luas lagi, akses global terhadap minyak. Harga [minyak] akan melonjak saat Eropa, yang membeli minyak dari Irak, masih belum lolos dari resesi global.

Harga minyak telah meningkat sebagai tanggapan atas ancaman Negara Islam pada Erbil, dan pada hari Kamis (7/8), perusahaan minyak AS, Chevron dan Exxon Mobile, mulai mengevakuasi personilnya dari Kurdistan. Namun para pedagang minyak memprediksi bahwa intervensi AS dapat menghentikan lonjakan [harga] itu.

Dalam menggambarkan intervensi Amerika di Irak sebagai upaya murni kemanusiaan, Obama mengikuti naskah yang dibacanya dari Libya, saat ia membenarkan intervensi AS sebagai upaya mencegah pembantaian di Benghazi.  (islamtimes/pahamilah)


Pahamilah.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon berkolaborasi secara rahasia dengan rezim "Israel" dan Amerika Serikat untuk melemahkan efek laporan Dewan Penyelidikan yang menuduh "Israel" melanggaran hak asasi manusia di Gaza pada Desember 2008-Januari 2009. Wikileaks merilis dokumen pada hari Jumat (8/8) yang mengungkapkan bahwa Ban menulis surat pada Dewan Keamanan PBB yang meminta anggotanya untuk tidak mempdulikan rekomendasi Dewan Penyelidikan PBB tentang pengeboman militer zionis "Israel" di Gaza. Laporan itu menunjukkan bahwa militer zionis (IDF) memiliki peran langsung dalam tujuh dari sembilan serangan terhadap gedung PBB di Jalur Gaza, serta menuduh "Israel" telah menghancurkan gedung-gedung PBB yang semestinya kebal dan tak boleh diganggu.
 
Menurut Wikileaks, Susan Rice, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, berbicara setidaknya empat kali dengan Ban Ki Moon "untuk mendiskusikan kekuatiran terhadap laporan Dewan Penyelidikan mengenai insiden di lokasi PBB pada bulan Desember 2008 dan Januari 2009".

Rekomendasi dari laporan ini mencakup kebutuhan untuk penyelidikan lebih mendalam dan tidak memihak pada "insiden" baru-baru ini, dan terkait dengan pengeboman fasilitas PBB.


Menurut Wikileaks, Rice pertama-tama meminta Ban untuk tidak menyertakan rekomendasi dalam ringkasan laporan akhir ini, yang seharusnya dikirim ke Dewan Keamanan PBB pada 5 Mei.

Ban menjawab bahwa "ia dibatasi dalam apa yang bisa dilakukan karena Dewan Penyelidikan bersifat independen; itu adalah laporan dan rekomendasi mereka dan ia tidak dapat menahannya".

Dalam percakapan kedua, "Rice mendesak Sekretaris Jenderal itu untuk menjelaskan dalam surat pengantarnya saat ia mengirimkan ringkasan itu kepada Dewan Keamanan bahwa rekomendasi tersebut melampaui cakupan dari kerangka acuan dan tidak diperlukan tindakan lebih lanjut."

Ban kemudian menjawab bahwa "stafnya bekerja dengan delegasi 'Israel' untuk teks surat pengantar itu".

Ia menegaskan dalam percakapan telepon terakhirnya bahwa "secarik surat pengantar yang memuaskan" telah dirampungkan. Dalam surat itu, (islamtimes/pahamilah)




Wikileaks Bongkar Kerjasama Antara "Israel" dan Sekjen PBB

Pahamilah.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon berkolaborasi secara rahasia dengan rezim "Israel" dan Amerika Serikat untuk melemahkan efek laporan Dewan Penyelidikan yang menuduh "Israel" melanggaran hak asasi manusia di Gaza pada Desember 2008-Januari 2009. Wikileaks merilis dokumen pada hari Jumat (8/8) yang mengungkapkan bahwa Ban menulis surat pada Dewan Keamanan PBB yang meminta anggotanya untuk tidak mempdulikan rekomendasi Dewan Penyelidikan PBB tentang pengeboman militer zionis "Israel" di Gaza. Laporan itu menunjukkan bahwa militer zionis (IDF) memiliki peran langsung dalam tujuh dari sembilan serangan terhadap gedung PBB di Jalur Gaza, serta menuduh "Israel" telah menghancurkan gedung-gedung PBB yang semestinya kebal dan tak boleh diganggu.
 
Menurut Wikileaks, Susan Rice, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih, berbicara setidaknya empat kali dengan Ban Ki Moon "untuk mendiskusikan kekuatiran terhadap laporan Dewan Penyelidikan mengenai insiden di lokasi PBB pada bulan Desember 2008 dan Januari 2009".

Rekomendasi dari laporan ini mencakup kebutuhan untuk penyelidikan lebih mendalam dan tidak memihak pada "insiden" baru-baru ini, dan terkait dengan pengeboman fasilitas PBB.


Menurut Wikileaks, Rice pertama-tama meminta Ban untuk tidak menyertakan rekomendasi dalam ringkasan laporan akhir ini, yang seharusnya dikirim ke Dewan Keamanan PBB pada 5 Mei.

Ban menjawab bahwa "ia dibatasi dalam apa yang bisa dilakukan karena Dewan Penyelidikan bersifat independen; itu adalah laporan dan rekomendasi mereka dan ia tidak dapat menahannya".

Dalam percakapan kedua, "Rice mendesak Sekretaris Jenderal itu untuk menjelaskan dalam surat pengantarnya saat ia mengirimkan ringkasan itu kepada Dewan Keamanan bahwa rekomendasi tersebut melampaui cakupan dari kerangka acuan dan tidak diperlukan tindakan lebih lanjut."

Ban kemudian menjawab bahwa "stafnya bekerja dengan delegasi 'Israel' untuk teks surat pengantar itu".

Ia menegaskan dalam percakapan telepon terakhirnya bahwa "secarik surat pengantar yang memuaskan" telah dirampungkan. Dalam surat itu, (islamtimes/pahamilah)




Khaled Al-Qadoumi, Representative of the Palestinian Islamic 
Resistance Hamas Movement in Tehran, Iran

Pahamilah.com - Wakil Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, di Tehran, Khaled Al-Qadoumi menggarisbawahi bahwa Hamas menolak 'rencana gencatan senjata' usulan Mesir karena rencana itu didikte oleh Israel.

"Rencana yang diusulkan pemerintah Mesir untuk gencatan senjata antara Palestina dan rezim Zionis itu bias," kata Qadoumi saat berpidato di sebuah pertemuan yang membahas  perkembangan terbaru Gaza di Tehran, Sabtu (9/8/14).

"Rencana itu tidak memenuhi tuntutan rakyat dan pasukan perlawanan dari Gaza dan tampaknya telah didikte Zionis," tambahnya.

Qadoumi mengatakan, Hamas telah memberi proposal pada Mesir dan Israel tapi "rezim Zionis berusaha menghabiskan waktu dan tidak memberi respon positif pada persyaratan kita hingga saat ini."

Dalam sambutan yang relevan bulan Juli lalu, Juru Bicara Hamas, Fawzy Barhoum mengumumkan bahwa pihaknya tidak suka dengan cara Mesir mengusulkan inisiatif gencatan senjata Hamas-Israel.

"Inisiatif tidak boleh seperti ini," katanya setelah Hamas menolak proposal gencatan senjata Kairo dan mengatakan itu telah didikte oleh Tel Aviv.

"Ada protokol untuk komunikasi resmi yang memerintah negara dan entitas. Akan lebih baik jika mereka berkomunikasi dengan kami secara resmi dan menerima tanggapan resmi, bukan melalui media," tambah Barhoum. (islamtimes/pahamilah)

Hamas: Zionis Dikte Rencana Gencatan Senjata di Mesir

Khaled Al-Qadoumi, Representative of the Palestinian Islamic 
Resistance Hamas Movement in Tehran, Iran

Pahamilah.com - Wakil Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, di Tehran, Khaled Al-Qadoumi menggarisbawahi bahwa Hamas menolak 'rencana gencatan senjata' usulan Mesir karena rencana itu didikte oleh Israel.

"Rencana yang diusulkan pemerintah Mesir untuk gencatan senjata antara Palestina dan rezim Zionis itu bias," kata Qadoumi saat berpidato di sebuah pertemuan yang membahas  perkembangan terbaru Gaza di Tehran, Sabtu (9/8/14).

"Rencana itu tidak memenuhi tuntutan rakyat dan pasukan perlawanan dari Gaza dan tampaknya telah didikte Zionis," tambahnya.

Qadoumi mengatakan, Hamas telah memberi proposal pada Mesir dan Israel tapi "rezim Zionis berusaha menghabiskan waktu dan tidak memberi respon positif pada persyaratan kita hingga saat ini."

Dalam sambutan yang relevan bulan Juli lalu, Juru Bicara Hamas, Fawzy Barhoum mengumumkan bahwa pihaknya tidak suka dengan cara Mesir mengusulkan inisiatif gencatan senjata Hamas-Israel.

"Inisiatif tidak boleh seperti ini," katanya setelah Hamas menolak proposal gencatan senjata Kairo dan mengatakan itu telah didikte oleh Tel Aviv.

"Ada protokol untuk komunikasi resmi yang memerintah negara dan entitas. Akan lebih baik jika mereka berkomunikasi dengan kami secara resmi dan menerima tanggapan resmi, bukan melalui media," tambah Barhoum. (islamtimes/pahamilah)

Barack Obama - Presiden Obama

Pahamilah.com - Pemerintahan Obama "panik" akan kebangkitan teroris ISIS di Irak, "rakasa" yang awalnya tercipta dengan bantuan AS, seorang jurnalis investigasi Amerika mengatakan.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis (7/8/14) mengizinkan serangan udara untuk menargetkan teroris Takfiri ISIS (IS) di Irak untuk melindungi personil Amerika di sana dan  membantu para pengungsi Irak terlantar dan terkepung teroris di Gunung Sinjar, utara Irak.

ISIS yang juga menguasai beberapa wilayah Suriah, mengirim pejuangnya ke negara tetangga Irak pada bulan Juni lalu dan menguasai wilayah besar yang meliputi perbatasan antara kedua negara.

Para teroris ini meneror seluruh masyarakat Irak, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lainnya.

Sebelumnya, AS menyediakan senjata dan melatih ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah untuk melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Mereka dilatih CIA di Yordania pada tahun 2012.

"AS dan presiden jelas panik karena sangat menyadari jenis peralatan dan pelatihan yang diberikan pada pasukan ISIS ini di Yordania," kata Wayne Madsen pada Press TV hari Sabtu (9/8).

"Obama harus mengambil tindakan karena dia yang menciptakan 'raksasa Frankenstein' dengan pelatihan fundamentalis radikal Takfiri ini," katanya. "Sekarang, mereka tidak hanya mengancam Baghdad, tapi juga Beirut karena mereka juga ada di Libanon."

Madsen mengatakan, satu-satunya cara menghentikan ISIS adalah "memotong dukungan keuangan mereka" melalui "tindakan eksekutif" melawan Arab Saudi, penyandang dana utama kelompok teroris di wilayah tersebut.

Beberapa analis mengatakan, munculnya ISIS mengingatkan dukungan AS untuk kelompok Mujahidin melawan Uni Soviet pada 1980-an yang melahirkan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda dan Taliban. (islamtimes/pahamilah)

ISIS Bangkit, Obama 'Panik'

Barack Obama - Presiden Obama

Pahamilah.com - Pemerintahan Obama "panik" akan kebangkitan teroris ISIS di Irak, "rakasa" yang awalnya tercipta dengan bantuan AS, seorang jurnalis investigasi Amerika mengatakan.

Presiden AS Barack Obama pada Kamis (7/8/14) mengizinkan serangan udara untuk menargetkan teroris Takfiri ISIS (IS) di Irak untuk melindungi personil Amerika di sana dan  membantu para pengungsi Irak terlantar dan terkepung teroris di Gunung Sinjar, utara Irak.

ISIS yang juga menguasai beberapa wilayah Suriah, mengirim pejuangnya ke negara tetangga Irak pada bulan Juni lalu dan menguasai wilayah besar yang meliputi perbatasan antara kedua negara.

Para teroris ini meneror seluruh masyarakat Irak, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lainnya.

Sebelumnya, AS menyediakan senjata dan melatih ISIS dan kelompok teroris lainnya di Suriah untuk melawan pemerintah Presiden Bashar al-Assad. Mereka dilatih CIA di Yordania pada tahun 2012.

"AS dan presiden jelas panik karena sangat menyadari jenis peralatan dan pelatihan yang diberikan pada pasukan ISIS ini di Yordania," kata Wayne Madsen pada Press TV hari Sabtu (9/8).

"Obama harus mengambil tindakan karena dia yang menciptakan 'raksasa Frankenstein' dengan pelatihan fundamentalis radikal Takfiri ini," katanya. "Sekarang, mereka tidak hanya mengancam Baghdad, tapi juga Beirut karena mereka juga ada di Libanon."

Madsen mengatakan, satu-satunya cara menghentikan ISIS adalah "memotong dukungan keuangan mereka" melalui "tindakan eksekutif" melawan Arab Saudi, penyandang dana utama kelompok teroris di wilayah tersebut.

Beberapa analis mengatakan, munculnya ISIS mengingatkan dukungan AS untuk kelompok Mujahidin melawan Uni Soviet pada 1980-an yang melahirkan kelompok-kelompok ekstremis seperti al-Qaeda dan Taliban. (islamtimes/pahamilah)

Bayi kembar empat di RS al-Shifa, Rafah (Huffingtonpost)

Pahamilah.com - Ada duka ada suka. Meski agresi sebulan lebih Israel di Jalur GAza yang padat populasi telah menewaskan 1.890 warga, tapi di masa-masa mencekam itu pula terlahir 4.500 bayi tak berdosa.

Electronic Resistence melaporkan bahwa, Mentri Kesehatan Palestina, Yusuf Abu al-Rish mengatakan, " Sejak perang Israel ini, 4.500 kelahiran telah tercatat di Jalur Gaza."

Per 10 bayi ini akan menggantikan kepergiaan 432 anak yang tewas dalam serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak 8 Juli.

Perang di Gaza kembali berlangsung pada hari Jum'at (8/8/14) setelah terjadi gencatan senjata 72 jam sejak hari Selasa (5/8).

Pembicaraan politik tak langsung antara pihak Palestina dan Israel di Kairo gagal melahirkan kesepakatan apapun.

Dalam pembicaraan itu, Palestina mengajukan beberapa syarat gencatan senjata abadi, antara lain pencabutan blokade Gaza, pembebasan tahanan dari penjara-penjara Israel dan pembukaan perbatasan Rafah. (islamtimes/pahamilah)


Alhamdulillah 4.500 Bayi Palestina Terlahir Selama Agresi Israel

Bayi kembar empat di RS al-Shifa, Rafah (Huffingtonpost)

Pahamilah.com - Ada duka ada suka. Meski agresi sebulan lebih Israel di Jalur GAza yang padat populasi telah menewaskan 1.890 warga, tapi di masa-masa mencekam itu pula terlahir 4.500 bayi tak berdosa.

Electronic Resistence melaporkan bahwa, Mentri Kesehatan Palestina, Yusuf Abu al-Rish mengatakan, " Sejak perang Israel ini, 4.500 kelahiran telah tercatat di Jalur Gaza."

Per 10 bayi ini akan menggantikan kepergiaan 432 anak yang tewas dalam serangan brutal Israel di Jalur Gaza sejak 8 Juli.

Perang di Gaza kembali berlangsung pada hari Jum'at (8/8/14) setelah terjadi gencatan senjata 72 jam sejak hari Selasa (5/8).

Pembicaraan politik tak langsung antara pihak Palestina dan Israel di Kairo gagal melahirkan kesepakatan apapun.

Dalam pembicaraan itu, Palestina mengajukan beberapa syarat gencatan senjata abadi, antara lain pencabutan blokade Gaza, pembebasan tahanan dari penjara-penjara Israel dan pembukaan perbatasan Rafah. (islamtimes/pahamilah)


Masjid di Gaza, hancur diserang Zionis Israel

Pahamilah.com - Mesin perang Israel menghancurkan setidaknya 60 masjid selama sebulan lebih pemboman di Jalur Gaza yang terkepung.

Kementerian Wakaf dan Agama Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Jumat (8/8/14) bahwa 20 masjid hancur di Kota Gaza, 17 di Khan Younis, 11 di Jalur Gaza utara, 10 di tengah, dan dua di selatan kota Rafah.

Tembakan tank dan serangan udara Israel juga membuat bangunan 150 masjid rusak sebagian, tambah pernyataan itu.

Sementara itu, Kementerian Pertanian Gaza mengatakan, sektor pertanian Gaza mengalami kerugian USD 251 juta.

Sebelumnya, di hari pertama gencatan senjata, selasa (5/8), artileri Israel menembaki bagian utara Gaza. Dua anak dilaporkan tewas.

Serangan tentara Israel di Gaza membuat 1.900 warga tewas dan hampir 10.000 lainnya terluka. (islamtimes/pahamilah)


Penjajah Israel Hancurkan 60 Masjid di Gaza

Masjid di Gaza, hancur diserang Zionis Israel

Pahamilah.com - Mesin perang Israel menghancurkan setidaknya 60 masjid selama sebulan lebih pemboman di Jalur Gaza yang terkepung.

Kementerian Wakaf dan Agama Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan hari Jumat (8/8/14) bahwa 20 masjid hancur di Kota Gaza, 17 di Khan Younis, 11 di Jalur Gaza utara, 10 di tengah, dan dua di selatan kota Rafah.

Tembakan tank dan serangan udara Israel juga membuat bangunan 150 masjid rusak sebagian, tambah pernyataan itu.

Sementara itu, Kementerian Pertanian Gaza mengatakan, sektor pertanian Gaza mengalami kerugian USD 251 juta.

Sebelumnya, di hari pertama gencatan senjata, selasa (5/8), artileri Israel menembaki bagian utara Gaza. Dua anak dilaporkan tewas.

Serangan tentara Israel di Gaza membuat 1.900 warga tewas dan hampir 10.000 lainnya terluka. (islamtimes/pahamilah)


Demonstran di al Khalil, menghadapi tentara Zionis Israel

Pahamilah.com - Militer Israel terus menyerang Gaza dan menewaskan lebih banyak warga Palestina di sana.

Pada hari Jumat (8/8/14), militer Israel kembali menggempur Gaza setelah gencatan senjata tiga hari berakhir. Setidaknya lima warga Palestina, termasuk dua anak, tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan bagian utara dan selatan wilayah Gaza.

Dalam serangan brutal yang sudah berlangsung sebulan lebih, 1.900 warga Palestina telah kehilangan nyawa. Sementara 60 lebih masjid juga ikut rusak atau hancur dalam agresi Israel.

Sementara itu, pada Jumat (8/8), tentara Israel menewaskan sedikitnya dua warga Tepi Barat dalam aksi protes menentang perang Gaza.

Sebuah sumber medis Palestina mengatakan, seorang demonstran muda yang terluka dalam aksi demo itu tewas setelah dibawa ke rumah sakit di kota al-Khalil (Hebron).

"Nader Edriss, 22, meninggal Sabtu pagi (9/8) di rumah sakit al-Mizan Hebron," kata sumber medis.

Sejumlah warga Palestina juga terluka dalam protes yang kemudian berubah menjadi bentrokan dengan pasukan Israel.

Korban kedua adalah pemuda Palestina berusia 19 tahun yang ditembak mati dekat sebuah pemukiman Israel di kota al-Bira.

Demonstrasi anti Israel juga digelar di beberapa kota termasuk Nablus, Jenin, Tulkarem dan Ramallah. (islamtimes/pahamilah)

Israel Bunuh Banyak Warga Palestina

Demonstran di al Khalil, menghadapi tentara Zionis Israel

Pahamilah.com - Militer Israel terus menyerang Gaza dan menewaskan lebih banyak warga Palestina di sana.

Pada hari Jumat (8/8/14), militer Israel kembali menggempur Gaza setelah gencatan senjata tiga hari berakhir. Setidaknya lima warga Palestina, termasuk dua anak, tewas dalam serangan udara Israel yang menargetkan bagian utara dan selatan wilayah Gaza.

Dalam serangan brutal yang sudah berlangsung sebulan lebih, 1.900 warga Palestina telah kehilangan nyawa. Sementara 60 lebih masjid juga ikut rusak atau hancur dalam agresi Israel.

Sementara itu, pada Jumat (8/8), tentara Israel menewaskan sedikitnya dua warga Tepi Barat dalam aksi protes menentang perang Gaza.

Sebuah sumber medis Palestina mengatakan, seorang demonstran muda yang terluka dalam aksi demo itu tewas setelah dibawa ke rumah sakit di kota al-Khalil (Hebron).

"Nader Edriss, 22, meninggal Sabtu pagi (9/8) di rumah sakit al-Mizan Hebron," kata sumber medis.

Sejumlah warga Palestina juga terluka dalam protes yang kemudian berubah menjadi bentrokan dengan pasukan Israel.

Korban kedua adalah pemuda Palestina berusia 19 tahun yang ditembak mati dekat sebuah pemukiman Israel di kota al-Bira.

Demonstrasi anti Israel juga digelar di beberapa kota termasuk Nablus, Jenin, Tulkarem dan Ramallah. (islamtimes/pahamilah)

Bocah Gaza mengambil mainan yang masih bisa digunakan 
dari reruntuhan rumah (Farsnews)

Pahamilah.com - Menjawab seruan Pemimpin Tinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, perihal bantuan pada rakyat Palestina, sekelompok anggota jihad di Iran menyatakan kesediaan mereka membantu rakyat Palestina di setiap bidang yang mungkin.

"Kami, jihadis Revolusi Islam, mengutuk kejahatan biadab rezim ilegal [Zionis] yang dilakukan dengan dukungan murah hati para penjahat AS dan Barat. Juga [mengutuk] kebisuan badan-badan internasional dan penguasa Arab reaksioner," kata mereka dalam surat yang dikirim pada Ayatullah Khamenei hari Sabtu (9/8) sebagaimana dilansir Farsnews.

Dalam surat itu, mereka menyatakan kesiapan mematuhi perintah Pemimpin Tinggi Revolusi untuk memberi bantuan di segala bidang pada rakyat Gaza yang tertindas demi meringankan penderitaan mereka.

Sejak Israel menggempur Gaza sebulan bulan lalu, minimal 1.900 warga Palestina tewas, 11.000 terluka dan 520.000 lainnya terpaksa mengungsi (islamtimes/pahamilah)


Kelompok Jihad Iran Siap Bantu Palestina

Bocah Gaza mengambil mainan yang masih bisa digunakan 
dari reruntuhan rumah (Farsnews)

Pahamilah.com - Menjawab seruan Pemimpin Tinggi Revolusi Islam, Ayatullah Sayyid Ali Khamenei, perihal bantuan pada rakyat Palestina, sekelompok anggota jihad di Iran menyatakan kesediaan mereka membantu rakyat Palestina di setiap bidang yang mungkin.

"Kami, jihadis Revolusi Islam, mengutuk kejahatan biadab rezim ilegal [Zionis] yang dilakukan dengan dukungan murah hati para penjahat AS dan Barat. Juga [mengutuk] kebisuan badan-badan internasional dan penguasa Arab reaksioner," kata mereka dalam surat yang dikirim pada Ayatullah Khamenei hari Sabtu (9/8) sebagaimana dilansir Farsnews.

Dalam surat itu, mereka menyatakan kesiapan mematuhi perintah Pemimpin Tinggi Revolusi untuk memberi bantuan di segala bidang pada rakyat Gaza yang tertindas demi meringankan penderitaan mereka.

Sejak Israel menggempur Gaza sebulan bulan lalu, minimal 1.900 warga Palestina tewas, 11.000 terluka dan 520.000 lainnya terpaksa mengungsi (islamtimes/pahamilah)


Tentara Zionis Israel dan warga Palestina

Pahamilah.com - Laporan terbaru menunjukkan, pasukan Israel telah menangkap seribu lebih warga Palestina yang memprotes serangan udara dan darat Tel Aviv di Jalur Gaza yang terkepung.

Mereka ditahan rezim Zionis selama terjadi tindakan keras di kota-kota berpenduduk Arab di Palestina yang di duduki.

Media Israel mengutip seorang pengacara yang mewakili beberapa tahanan dan mengatakan bahwa lusinan dari mereka ditahan tanpa dakwaan.

Maisa Arshid mengatakan, penangkapan para aktivis semakin meningkat karena puluhan orang ditangkap setiap minggu di kota Nazareth saja, yang sebagian besar populasinya adalah warga Arab.

Pengacara itu juga mengatakan, penangkapan terus terjadi meski pejabat Israel telah mengizinkan pelaksanaan beberapa demonstrasi.

Pasukan Israel juga menangkap sejumlah besar demonstran di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa hari terakhir saat mereka turun ke jalan-jalan menunjukkan solidaritas pada saudara-saudara mereka yang tewas di Gaza. (islamtimes/pahamilah)


Laporan Terbaru: Israel Tangkap 1.000 Warga Palestina

Tentara Zionis Israel dan warga Palestina

Pahamilah.com - Laporan terbaru menunjukkan, pasukan Israel telah menangkap seribu lebih warga Palestina yang memprotes serangan udara dan darat Tel Aviv di Jalur Gaza yang terkepung.

Mereka ditahan rezim Zionis selama terjadi tindakan keras di kota-kota berpenduduk Arab di Palestina yang di duduki.

Media Israel mengutip seorang pengacara yang mewakili beberapa tahanan dan mengatakan bahwa lusinan dari mereka ditahan tanpa dakwaan.

Maisa Arshid mengatakan, penangkapan para aktivis semakin meningkat karena puluhan orang ditangkap setiap minggu di kota Nazareth saja, yang sebagian besar populasinya adalah warga Arab.

Pengacara itu juga mengatakan, penangkapan terus terjadi meski pejabat Israel telah mengizinkan pelaksanaan beberapa demonstrasi.

Pasukan Israel juga menangkap sejumlah besar demonstran di Tepi Barat yang diduduki dalam beberapa hari terakhir saat mereka turun ke jalan-jalan menunjukkan solidaritas pada saudara-saudara mereka yang tewas di Gaza. (islamtimes/pahamilah)


Warga Palestina, merayakan kemenangan terhadap Zionis Israel

Pahamilah.com - Meski Jalur Gaza yang terkepung hancur lebur oleh serangan Israel dan semua kesulitan serta penderitaan menimpa, warga Palestina tetap mendukung dan setia pada gerakan perlawanan, Hamas.

"Kami tidak takut," kata seorang wanita Palestina pada Press TV, menambahkan, "Kami tidak sedih karena rumah-rumah yang hancur."

Serangan Israel terhadap 1,8 juta lebih penduduk kian memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Jalur Gaza yang diblokade.

Seluruh infrastruktur sipil di sana hancur setelah empat minggu serangan Israel.

"Kami tidak akan melepaskan perlawanan dan kami mendukung perlawanan. Kami berdiri di samping para pahlawan yang membela kami. Kami tidak akan pernah mengorbankan hidup kami kecuali untuk tanah air kami," kata seorang pria Palestina.

Dia lebih lanjut mencatat, hanya perlawanan yang akan membantu Palestina bertahan hidup.

"Kami mendukung perlawanan dan akan tinggal di tanah kami," kata pria Palestina lain.

Pada 8 Juli, pesawat tempur Israel menggempur berbagai wilayah di Jalur Gaza. Serangan tanpa henti rezim Israel telah menewaskan hampir 1.900 warga Palestina dan melukai lebih dari 9.500 lainnya. (islamtimes/pahamilah)


Warga Palestina Tetap Setia Dukung Hamas

Warga Palestina, merayakan kemenangan terhadap Zionis Israel

Pahamilah.com - Meski Jalur Gaza yang terkepung hancur lebur oleh serangan Israel dan semua kesulitan serta penderitaan menimpa, warga Palestina tetap mendukung dan setia pada gerakan perlawanan, Hamas.

"Kami tidak takut," kata seorang wanita Palestina pada Press TV, menambahkan, "Kami tidak sedih karena rumah-rumah yang hancur."

Serangan Israel terhadap 1,8 juta lebih penduduk kian memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Jalur Gaza yang diblokade.

Seluruh infrastruktur sipil di sana hancur setelah empat minggu serangan Israel.

"Kami tidak akan melepaskan perlawanan dan kami mendukung perlawanan. Kami berdiri di samping para pahlawan yang membela kami. Kami tidak akan pernah mengorbankan hidup kami kecuali untuk tanah air kami," kata seorang pria Palestina.

Dia lebih lanjut mencatat, hanya perlawanan yang akan membantu Palestina bertahan hidup.

"Kami mendukung perlawanan dan akan tinggal di tanah kami," kata pria Palestina lain.

Pada 8 Juli, pesawat tempur Israel menggempur berbagai wilayah di Jalur Gaza. Serangan tanpa henti rezim Israel telah menewaskan hampir 1.900 warga Palestina dan melukai lebih dari 9.500 lainnya. (islamtimes/pahamilah)


Benjamin Netanyahu, Zionist Prime Minister

Pahamilah.com - "Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu terang-terangan membela pembantaian berdarah Tel Aviv di Gaza sebagai 'tindakan proporsional' dan malah menyalahkan pejuang perlawanan Palestina atas banyaknya korban sipil di Gaza.

Dalam konferensi pers Rabu (6/8/14) dengan media-media asing, Perdana Menteri Israel mengatakan, "Saya pikir itu dibenarkan, saya pikir itu proporsional..."

Pemimpin Zionis Israel ini juga mengatakan bahwa korban tewas yang sangat banyak adalah akibat "perbuatan Hamas sendiri."

Ia menambahkan, serangan terhadap sekolah-sekolah PBB akan "menjadi kesalahan moral" jika tentaranya tidak menyerang sekolah-sekolah tersebut karena akan membuat Hamas menang. "Itu jelas kesalahan. Ini adalah kesalahan moral. Ini adalah kesalahan operasional. Karena ... itu akan memberikan kemenangan besar untuk teroris di mana-mana."

Netanyahu mengklaim, Hamas menggunakan warga sebagai "perisai manusia" sambil menambahkan, kelompok perlawanan Palestina menggunakan sekolah dan rumah sakit untuk menyembunyikan pejuang dan senjata.

Pada Kamis (7/8), Amnesty International mengatakan Israel sengaja menyerang rumah sakit dan petugas kesehatan di Gaza dan menyeru penyelidikan segera terhadap agresi rezim Tel Aviv.

Laporan juga menunjukkan, militer Israel menggunakan senjata yang dilarang, termasuk bom fosfor putih, dalam serangan terhadap warga di daerah padat penduduk.

Sekitar 1.900 warga Palestina, termasuk 400 anak-anak, tewas dan 9.500 lainnya luka-luka sejak militer Israel melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza tanggal 8 Juli lalu.(islamtimes/pahamilah)


Netanyahu: Tidak Membunuh Warga Gaza adalah Kesalahan Moral

Benjamin Netanyahu, Zionist Prime Minister

Pahamilah.com - "Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu terang-terangan membela pembantaian berdarah Tel Aviv di Gaza sebagai 'tindakan proporsional' dan malah menyalahkan pejuang perlawanan Palestina atas banyaknya korban sipil di Gaza.

Dalam konferensi pers Rabu (6/8/14) dengan media-media asing, Perdana Menteri Israel mengatakan, "Saya pikir itu dibenarkan, saya pikir itu proporsional..."

Pemimpin Zionis Israel ini juga mengatakan bahwa korban tewas yang sangat banyak adalah akibat "perbuatan Hamas sendiri."

Ia menambahkan, serangan terhadap sekolah-sekolah PBB akan "menjadi kesalahan moral" jika tentaranya tidak menyerang sekolah-sekolah tersebut karena akan membuat Hamas menang. "Itu jelas kesalahan. Ini adalah kesalahan moral. Ini adalah kesalahan operasional. Karena ... itu akan memberikan kemenangan besar untuk teroris di mana-mana."

Netanyahu mengklaim, Hamas menggunakan warga sebagai "perisai manusia" sambil menambahkan, kelompok perlawanan Palestina menggunakan sekolah dan rumah sakit untuk menyembunyikan pejuang dan senjata.

Pada Kamis (7/8), Amnesty International mengatakan Israel sengaja menyerang rumah sakit dan petugas kesehatan di Gaza dan menyeru penyelidikan segera terhadap agresi rezim Tel Aviv.

Laporan juga menunjukkan, militer Israel menggunakan senjata yang dilarang, termasuk bom fosfor putih, dalam serangan terhadap warga di daerah padat penduduk.

Sekitar 1.900 warga Palestina, termasuk 400 anak-anak, tewas dan 9.500 lainnya luka-luka sejak militer Israel melancarkan serangan brutal di Jalur Gaza tanggal 8 Juli lalu.(islamtimes/pahamilah)


Barack Obama - Presiden AS

Pahamilah.com - Sekretaris Pers Gedung Putih, Josh Earnest menolak rencana Washington untuk menyerang teroris di Irak sambil mengatakan, AS tidak punya solusi militer terhadap ancaman ISIS di negara ini.

"Tidak ada solusi militer Amerika terhadap masalah-masalah di Irak," kata Earnest pada wartawan, Kamis (7/8/14).

"Masalah-masalah ini hanya dapat diselesaikan dengan solusi politik Irak."

Ia menambahkan, Washington akan memilih aksi militer jika kepentingan AS berada dalam bahaya.

The New York Times melaporkan pada Kamis (7/8) bahwa Presiden AS Barack Obama sedang mempertimbangkan serangan udara di Irak utara di mana ribuan warga terlantar di gunung tandus tanpa makanan atau air akibat ancaman ISIS.

Dalam pertemuan dengan tim keamanan nasional di Gedung Putih, Obama menimbang serangkaian pilihan mulai dari memberi bantuan kemanusiaan di Gunung Sinjar hingga serangan militer yang menargetkan teroris ISIS.

"Mungkin ada bencana kemanusiaan di sana," kata seorang pejabat pemerintah pada Times sambil menambahkan bahwa keputusan Obama mungkin muncul "dalam waktu dekat."

Teroris ISIS  meneror seluruh masyarakat, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lain-lain seiring gerakan mereka di Irak.

Kedua pejabat Gedung Putih dan Pentagon sebelumnya telah menunjukkan bahwa Amerika tidak akan mengambil tindakan militer di Irak sampai Perdana Menteri Nouri al-Maliki mengundurkan diri. (islamtimes/pahamilah)

Gedung Putih: AS Tidak Akan Serang ISIS di Irak

Barack Obama - Presiden AS

Pahamilah.com - Sekretaris Pers Gedung Putih, Josh Earnest menolak rencana Washington untuk menyerang teroris di Irak sambil mengatakan, AS tidak punya solusi militer terhadap ancaman ISIS di negara ini.

"Tidak ada solusi militer Amerika terhadap masalah-masalah di Irak," kata Earnest pada wartawan, Kamis (7/8/14).

"Masalah-masalah ini hanya dapat diselesaikan dengan solusi politik Irak."

Ia menambahkan, Washington akan memilih aksi militer jika kepentingan AS berada dalam bahaya.

The New York Times melaporkan pada Kamis (7/8) bahwa Presiden AS Barack Obama sedang mempertimbangkan serangan udara di Irak utara di mana ribuan warga terlantar di gunung tandus tanpa makanan atau air akibat ancaman ISIS.

Dalam pertemuan dengan tim keamanan nasional di Gedung Putih, Obama menimbang serangkaian pilihan mulai dari memberi bantuan kemanusiaan di Gunung Sinjar hingga serangan militer yang menargetkan teroris ISIS.

"Mungkin ada bencana kemanusiaan di sana," kata seorang pejabat pemerintah pada Times sambil menambahkan bahwa keputusan Obama mungkin muncul "dalam waktu dekat."

Teroris ISIS  meneror seluruh masyarakat, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi, Kristen, Yazidi dan lain-lain seiring gerakan mereka di Irak.

Kedua pejabat Gedung Putih dan Pentagon sebelumnya telah menunjukkan bahwa Amerika tidak akan mengambil tindakan militer di Irak sampai Perdana Menteri Nouri al-Maliki mengundurkan diri. (islamtimes/pahamilah)

Anonymous Hackers, anti Zionis Israel

Pahamilah.com - Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Arbor Networks, jumlah DDos (distributed denial of service attack) terhadap Israel antara Juni dan Juli naik sekitar 500 persen.

Pada tanggal 21 Juli, ketika korban warga Palestina yang tewas akibat serangan Tel Aviv mencapai 500, pada masa itu juga Israel berada di bawah 429 serangan cyber.

Laporan itu mengatakan serangan cyber melemah terhadap Israel pada tanggal 28 Juli sampai Agustus 2 periode yang "berkorelasi dengan pembicaraan gencatan senjata yang akhirnya gagal yang dimulai pada 27 Juli."

Angka-angka menunjukkan korelasi langsung antara perang Tel Aviv terhadap Gaza dan perang cyber melawan Israel.

Serangan cyber anti-Israel baru-baru ini dilakukan oleh sejumlah kelompok yang berusaha untuk membuat layanan online (Israel) akan menabrak lalu lintas (cyber) dari sumber yang berbeda.

Sebelumnya, hacktivists Anonymous mengatakan mereka telah memberangus "ratusan" portal Israel, termasuk dinas intelijen Israel, Mossad dan militer Israel.

Serangan 29 hari militer rezim Israel terhadap Jalur Gaza merenggut nyawa hampir 1.900 warga Palestina, termasuk lebih dari 400 anak-anak, dan melukai lebih dari 9.500 lainnya.

Gencatan senjata kemanusiaan 72-jam antara gerakan perlawanan Palestina Hamas dan Israel mulai berlaku pada 08:00 (0500 GMT) pada hari Selasa.- (islamtimes/pahamilah)

Hacker Menghantam Israel sebagaimana Israel Menghantam Gaza

Anonymous Hackers, anti Zionis Israel

Pahamilah.com - Menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Arbor Networks, jumlah DDos (distributed denial of service attack) terhadap Israel antara Juni dan Juli naik sekitar 500 persen.

Pada tanggal 21 Juli, ketika korban warga Palestina yang tewas akibat serangan Tel Aviv mencapai 500, pada masa itu juga Israel berada di bawah 429 serangan cyber.

Laporan itu mengatakan serangan cyber melemah terhadap Israel pada tanggal 28 Juli sampai Agustus 2 periode yang "berkorelasi dengan pembicaraan gencatan senjata yang akhirnya gagal yang dimulai pada 27 Juli."

Angka-angka menunjukkan korelasi langsung antara perang Tel Aviv terhadap Gaza dan perang cyber melawan Israel.

Serangan cyber anti-Israel baru-baru ini dilakukan oleh sejumlah kelompok yang berusaha untuk membuat layanan online (Israel) akan menabrak lalu lintas (cyber) dari sumber yang berbeda.

Sebelumnya, hacktivists Anonymous mengatakan mereka telah memberangus "ratusan" portal Israel, termasuk dinas intelijen Israel, Mossad dan militer Israel.

Serangan 29 hari militer rezim Israel terhadap Jalur Gaza merenggut nyawa hampir 1.900 warga Palestina, termasuk lebih dari 400 anak-anak, dan melukai lebih dari 9.500 lainnya.

Gencatan senjata kemanusiaan 72-jam antara gerakan perlawanan Palestina Hamas dan Israel mulai berlaku pada 08:00 (0500 GMT) pada hari Selasa.- (islamtimes/pahamilah)

Tahanan Palestina di penjara Zionis Israel

Pahamilah.com - Menteri Urusan Tahanan, Shawqi al-Ayasa mengatakan pada Rabu (6/8/14) bahwa nasib puluhan warga Gaza yang ditahan selama serangan darat Israel bulan lalu masih belum diketahui.

"Pendudukan militer, selama agresi saat ini di Jalur Gaza, telah menahan puluhan orang Palestina dan membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui," kata menteri.

Al-Ayasa menambahkan bahwa kementerian belum menerima informasi mengenai nomor ID tahanan, keberadaan, atau kondisi, dan ada "kekhawatiran bahwa beberapa tahanan telah dieksekusi."

Dia meminta organisasi-organisasi internasional seperti Komite Internasional Palang Merah untuk campur tangan dalam rangka untuk mendapatkan informasi mengenai nasib para tahanan atas nama kementerian Palestina.

Menurut kementerian itu, lebih dari 200 warga Palestina telah ditangkap di Gaza, dan beberapa telah dirilis sesudahnya.

Sementara itu, juru bicara militer Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada pejabat Palestina bahwa hampir 160 warga Palestina ditahan dan dipindahkan ke badan intelijen Shin Bet Israel untuk dimintai keterangan.

Israel memulai serangan militer terhadap Gaza pada 8 Juli. Hampir 1.900 warga Palestina, termasuk sekitar 400 anak-anak, tewas dan 9.500 lainnya luka-luka dalam serangan Israel.

Rezim Israel dan Palestina di Jalur Gaza telah sepakat untuk gencatan senjata tiga hari, yang mulai berlaku pada 08:00 (0500 GMT) Selasa. (islamtimes/pahamilah)


Menteri Palestina: Israel Menutupi Info Tahanan Gaza

Tahanan Palestina di penjara Zionis Israel

Pahamilah.com - Menteri Urusan Tahanan, Shawqi al-Ayasa mengatakan pada Rabu (6/8/14) bahwa nasib puluhan warga Gaza yang ditahan selama serangan darat Israel bulan lalu masih belum diketahui.

"Pendudukan militer, selama agresi saat ini di Jalur Gaza, telah menahan puluhan orang Palestina dan membawa mereka ke lokasi yang tidak diketahui," kata menteri.

Al-Ayasa menambahkan bahwa kementerian belum menerima informasi mengenai nomor ID tahanan, keberadaan, atau kondisi, dan ada "kekhawatiran bahwa beberapa tahanan telah dieksekusi."

Dia meminta organisasi-organisasi internasional seperti Komite Internasional Palang Merah untuk campur tangan dalam rangka untuk mendapatkan informasi mengenai nasib para tahanan atas nama kementerian Palestina.

Menurut kementerian itu, lebih dari 200 warga Palestina telah ditangkap di Gaza, dan beberapa telah dirilis sesudahnya.

Sementara itu, juru bicara militer Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada pejabat Palestina bahwa hampir 160 warga Palestina ditahan dan dipindahkan ke badan intelijen Shin Bet Israel untuk dimintai keterangan.

Israel memulai serangan militer terhadap Gaza pada 8 Juli. Hampir 1.900 warga Palestina, termasuk sekitar 400 anak-anak, tewas dan 9.500 lainnya luka-luka dalam serangan Israel.

Rezim Israel dan Palestina di Jalur Gaza telah sepakat untuk gencatan senjata tiga hari, yang mulai berlaku pada 08:00 (0500 GMT) Selasa. (islamtimes/pahamilah)


 Moussa Abu Marzouk, Hamas’ Political Bureau Deputy Chairman

Pahamilah.com - Tidak ada kesepakatan yang dibuat antara negosiator Israel dan Palestina selama 72 jam gencatan senjata yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, kata seorang pejabat senior Hamas.

Mousa Abu Marzook, seorang pejabat gerakan perlawanan Palestina, menyatakan hal itu di Kairo hari Rabu (6/8/14).

Beberapa jam sebelumnya, pejabat Tel Aviv mengatakan Israel siap memperpanjang gencatan senjata sampai hari Jumat (8/8).

"Tidak ada kesepakatan tentang perpanjangan gencatan senjata," kata Marzook di akun Twitter-nya.

Sementara itu, pejabat Mesir mengatakan delegasi Israel dan Palestina akan melanjutkan negosiasi untuk gencatan senjata abadi antara kedua belah pihak.

Serangan 29 hari tanpa henti rezim Israel terhadap Jalur Gaza telah merenggut nyawa hampir 1.900 warga Palestina, termasuk 400 anak-anak, dan melukai 9.500 lainnya (islamtimes/pahamilah)



Hamas: Tidak Ada Kesepakatan tentang Gaza

 Moussa Abu Marzouk, Hamas’ Political Bureau Deputy Chairman

Pahamilah.com - Tidak ada kesepakatan yang dibuat antara negosiator Israel dan Palestina selama 72 jam gencatan senjata yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, kata seorang pejabat senior Hamas.

Mousa Abu Marzook, seorang pejabat gerakan perlawanan Palestina, menyatakan hal itu di Kairo hari Rabu (6/8/14).

Beberapa jam sebelumnya, pejabat Tel Aviv mengatakan Israel siap memperpanjang gencatan senjata sampai hari Jumat (8/8).

"Tidak ada kesepakatan tentang perpanjangan gencatan senjata," kata Marzook di akun Twitter-nya.

Sementara itu, pejabat Mesir mengatakan delegasi Israel dan Palestina akan melanjutkan negosiasi untuk gencatan senjata abadi antara kedua belah pihak.

Serangan 29 hari tanpa henti rezim Israel terhadap Jalur Gaza telah merenggut nyawa hampir 1.900 warga Palestina, termasuk 400 anak-anak, dan melukai 9.500 lainnya (islamtimes/pahamilah)



Reruntuhan bangunan di Gaza, akibat serangan Zionis Israel

Pahamilah.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela agresi sebulan Tel Aviv di Jalur Gazayang terkepung.

Dalam konferensi pers di Timur al-Quds (Yerusalem) hari Rabu (6/8/14), Bibi menyebut pemboman mematikan Israel dan penembakan terhadap warga Palestina "dibenarkan".

"Saya pikir itu dibenarkan, saya pikir itu proporsional," kata Bibi.

Netanyahu juga mengucapkan terima kasih pada Amerika karena mendukung rezim itu selama serangan tersebut, mengacu pada $ 225 juta untuk Iron Dome Israel.

Sekitar 1.900 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 9.500 lainnya terluka dalam agresi besar-besaran rezim Israel sejak 8 Juli lalu.

Menurut Dana Anak-anak PBB (UNICEF), hampir 400.000 anak-anak Palestina membutuhkan bantuan psikologis segera karena "dampak perang yang tragis" (islamtimes/pahamilah)

Netanyahu: Serangan Israel di Gaza 'Dibenarkan Dan Proporsional'

Reruntuhan bangunan di Gaza, akibat serangan Zionis Israel

Pahamilah.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membela agresi sebulan Tel Aviv di Jalur Gazayang terkepung.

Dalam konferensi pers di Timur al-Quds (Yerusalem) hari Rabu (6/8/14), Bibi menyebut pemboman mematikan Israel dan penembakan terhadap warga Palestina "dibenarkan".

"Saya pikir itu dibenarkan, saya pikir itu proporsional," kata Bibi.

Netanyahu juga mengucapkan terima kasih pada Amerika karena mendukung rezim itu selama serangan tersebut, mengacu pada $ 225 juta untuk Iron Dome Israel.

Sekitar 1.900 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 9.500 lainnya terluka dalam agresi besar-besaran rezim Israel sejak 8 Juli lalu.

Menurut Dana Anak-anak PBB (UNICEF), hampir 400.000 anak-anak Palestina membutuhkan bantuan psikologis segera karena "dampak perang yang tragis" (islamtimes/pahamilah)