middle ad
Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sastra. Tampilkan semua postingan
Kehidupan di dunia ini seperti film, Ada layar semesta yang luar biasa, membentang luas melebihi jauhnya mata memandang, dibawah biru langit yang indah dikala siang, penuh kemerlip bintang dan senyum sang bulan dikala malam tiba. semua serba teratur ; bidang edar planet-planet, pergantian siang dan malam, bahkan berputarnya waktu dari detik, menit dan jam. Segala sesuatu berbuat menurut fitrah dan takdirnya .

Dan ketetapan Allah pasti berlaku {QS. Annisa’: 47}

Diatas bumi ini setiap manusia menjadi peran utama memainkan film dilayar semesta, peran yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.

Setiap orang mempunyai peran masing-masing dan menerima skenario yang berbeda pula; perihal susah dan senangnya, airmata dan senyumnya, perihal kepedihan dan kegembiraannya serta hidup dan matinya , Namun anehnya kebanyakan orang melihat orang lain , kebanyakan orang membandingkan dirinya dengan orang lain dan dia melihat perannya tidak sebagus serta seindah orang lain.

Lalu apa yang terjadi? tanpa disadari akhirnya dia sendiri meletakkan atau menggangap orang lain menjadi peran utama, sedangkan dirinya sendiri menjadi pemain figuran , dan ketika menjadi figuran otomatis kompensasi yang didapat tidak seperti peran utama, nah itulah kekeliruan kita! Ingatlah setiap orang memiliki peran dan takdir masing masing, setiap orang mempunyai tanggung jawab masing-masing, sebab setiap orang adalah sebagai peran utama di layar semesta .

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu {QS. At Thalaq: 3}

Seharusnya apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita usahakan, apapun yang kita ikhtiari saat dan detik ini selayaknya di kerjakan dengan tulus ikhlas dan dilaksanakan sepenuh hati, sebab saat melaksanakan hal itu kita melakukan peran utama, peran yang tidak mungkin diwakilkan kepada siapapun juga dan hanya diri kita sendiri yang menjalani.

Mungkin Anda tidak mendapatkan uang atau materi selayaknya orang lain. Namun yang pasti dijanjikan adalah kita mendapatkan kebahagiaan sejati yang muncul dari hati .

Apakah kamu tidak berpikir? {QS. Ali Imran:65}



Special dedicated to some one who was created Anok name,..

Kehidupan ini Seperti Film

Kehidupan di dunia ini seperti film, Ada layar semesta yang luar biasa, membentang luas melebihi jauhnya mata memandang, dibawah biru langit yang indah dikala siang, penuh kemerlip bintang dan senyum sang bulan dikala malam tiba. semua serba teratur ; bidang edar planet-planet, pergantian siang dan malam, bahkan berputarnya waktu dari detik, menit dan jam. Segala sesuatu berbuat menurut fitrah dan takdirnya .

Dan ketetapan Allah pasti berlaku {QS. Annisa’: 47}

Diatas bumi ini setiap manusia menjadi peran utama memainkan film dilayar semesta, peran yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.

Setiap orang mempunyai peran masing-masing dan menerima skenario yang berbeda pula; perihal susah dan senangnya, airmata dan senyumnya, perihal kepedihan dan kegembiraannya serta hidup dan matinya , Namun anehnya kebanyakan orang melihat orang lain , kebanyakan orang membandingkan dirinya dengan orang lain dan dia melihat perannya tidak sebagus serta seindah orang lain.

Lalu apa yang terjadi? tanpa disadari akhirnya dia sendiri meletakkan atau menggangap orang lain menjadi peran utama, sedangkan dirinya sendiri menjadi pemain figuran , dan ketika menjadi figuran otomatis kompensasi yang didapat tidak seperti peran utama, nah itulah kekeliruan kita! Ingatlah setiap orang memiliki peran dan takdir masing masing, setiap orang mempunyai tanggung jawab masing-masing, sebab setiap orang adalah sebagai peran utama di layar semesta .

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu {QS. At Thalaq: 3}

Seharusnya apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita usahakan, apapun yang kita ikhtiari saat dan detik ini selayaknya di kerjakan dengan tulus ikhlas dan dilaksanakan sepenuh hati, sebab saat melaksanakan hal itu kita melakukan peran utama, peran yang tidak mungkin diwakilkan kepada siapapun juga dan hanya diri kita sendiri yang menjalani.

Mungkin Anda tidak mendapatkan uang atau materi selayaknya orang lain. Namun yang pasti dijanjikan adalah kita mendapatkan kebahagiaan sejati yang muncul dari hati .

Apakah kamu tidak berpikir? {QS. Ali Imran:65}



Special dedicated to some one who was created Anok name,..
"hei aku!!!" diriku memanggil dengan kerasnya, lalu aku menjawab "iya diriku, ada apa apa gerangan engkau berteriak seakan suaramu mampu memecah kesuanyian?"  lalu diriku berkata; "hei aku, lihatlah disana ada permata yang belum engkau angkat, bersediakah engkau mengambilkannya untukku?" akupun terdiam dan tertegun.

Diantara keraguan dan ketakutanku, kemudian aku berkata kepada diriku, "wahai diriku tunggu sebentar aku tidak mau terburu-buru, aku takut jika keindahan itu ternyata munafiq, aku tidak mau tertipu lagi, maka dari itu tunggulah barang sejenak aku akan berdiskusi dengan pikiranku"

Dengan keadaan sangat terpaksa aku terbang ke alam pikiran untuk menjumpai pikiranku yang pada kenyataannya dia telah tergantung diantara indahnya khayalan dan bayang-gayang kelam masa lalu, aku memandangnya begitu lama, saking lamanya serasa aku telah mematung selama seribu tahun di tepi penyesalan.

Tiba-tiba pikiranku menyapa "wahai aku kenapa engkau datang?" kemudian aku menjawab dengan terbata-bata "wahai pikiranku, tolong aku minta pendapatmu tentang permata yang indah itu, sebab diriku meminta untuk mengambilkannya" namun tak kusangka dan kuduga pikiranku malah cuek dan meninggalkan aku sambil berkata "pikir saja sendiri aku sudah bosan dengan kebohongan, sana pergi saja kepada hatiku, dia lebih tahu bagaimana makna kehidupan yang sebenarnya, sebab dia adalah sang perasa yang mampu merasakan sakitnya kepedihan dan nikmatnya penghianatan"

dengan gontai aku kemudian ingin sekali menjumpai perasaanku, namun di tengah perjalanan ada suara yang berkumandang "wahai aku ketahuilah, akankah kamu bersedia dihianati untuk yang selanjutnya sebagaimana penghiatan yang terjadi?" kemudian hatiku pun berkata lagi, "hati ini sudah engggan, bosan dengan rasa sakit, hati ini sudah tidak mau berkenalan dengan sang penghianat, apalagi dengan bidadari yang tersesat dineraka; ketahuilah, semua rasa sakit dan segala kepediahan bukan kamu yang menanggung, bukan pula sang pikiran, dan juga bukan pula dirimu, tidak juga kamu sebagai aku, namun akulah yang menanggungnya.. aku sebagai hatiku"....

Special dedicated to some one who was created Anok name,.

Aku, diriku, pikiranku dan hatiku

"hei aku!!!" diriku memanggil dengan kerasnya, lalu aku menjawab "iya diriku, ada apa apa gerangan engkau berteriak seakan suaramu mampu memecah kesuanyian?"  lalu diriku berkata; "hei aku, lihatlah disana ada permata yang belum engkau angkat, bersediakah engkau mengambilkannya untukku?" akupun terdiam dan tertegun.

Diantara keraguan dan ketakutanku, kemudian aku berkata kepada diriku, "wahai diriku tunggu sebentar aku tidak mau terburu-buru, aku takut jika keindahan itu ternyata munafiq, aku tidak mau tertipu lagi, maka dari itu tunggulah barang sejenak aku akan berdiskusi dengan pikiranku"

Dengan keadaan sangat terpaksa aku terbang ke alam pikiran untuk menjumpai pikiranku yang pada kenyataannya dia telah tergantung diantara indahnya khayalan dan bayang-gayang kelam masa lalu, aku memandangnya begitu lama, saking lamanya serasa aku telah mematung selama seribu tahun di tepi penyesalan.

Tiba-tiba pikiranku menyapa "wahai aku kenapa engkau datang?" kemudian aku menjawab dengan terbata-bata "wahai pikiranku, tolong aku minta pendapatmu tentang permata yang indah itu, sebab diriku meminta untuk mengambilkannya" namun tak kusangka dan kuduga pikiranku malah cuek dan meninggalkan aku sambil berkata "pikir saja sendiri aku sudah bosan dengan kebohongan, sana pergi saja kepada hatiku, dia lebih tahu bagaimana makna kehidupan yang sebenarnya, sebab dia adalah sang perasa yang mampu merasakan sakitnya kepedihan dan nikmatnya penghianatan"

dengan gontai aku kemudian ingin sekali menjumpai perasaanku, namun di tengah perjalanan ada suara yang berkumandang "wahai aku ketahuilah, akankah kamu bersedia dihianati untuk yang selanjutnya sebagaimana penghiatan yang terjadi?" kemudian hatiku pun berkata lagi, "hati ini sudah engggan, bosan dengan rasa sakit, hati ini sudah tidak mau berkenalan dengan sang penghianat, apalagi dengan bidadari yang tersesat dineraka; ketahuilah, semua rasa sakit dan segala kepediahan bukan kamu yang menanggung, bukan pula sang pikiran, dan juga bukan pula dirimu, tidak juga kamu sebagai aku, namun akulah yang menanggungnya.. aku sebagai hatiku"....

Special dedicated to some one who was created Anok name,.
Tadi aku didatangi oleh dua makhluk secara bergantian, yang satu muncul dari sebelah kiri dan yang lain datang dari sebelah kanan, awalnya tak kuhiraukan sedikitpun, sebab aku disibukkan oleh urusanku sendiri, dan terlalu sibuk dengan aku dan diriku.

Pertama kali yang menghampiriku adalah makhluk dari sebelah kiri, pelan dan halus serta sangat mesra dia berkata, seakan dia berbicara kepada sang kekasih dan rasa hormatnya kepadaku melebihi kepedulian rakyat kepada rajanya. "wahai manusia lihatlah disana ada kenikmatan sorga dunia bila engkau mau mencobanya, jangan khawatir tidak ada yang bakal tahu sedikitpun kecuali aku dan kamu saja" lama sekali dia bicara bahkan kelembutan serta kesantunan tutur katanya melebihi puisi para pujangga, "ah khutbahmu kok manis seperti sang ustadz yang lagi melantuntan dalil-dalil naqli" pikirku, sengaja aku cuekin hingga akhirnya dia pergi nyelonong begitu saja tanpa berucap salam.

Selang seperseratus juta detik kemudian tiba-tiba datang dari sebelah kanan sebuah sosok yang lebih anggun, cakep atau apalah terserah sebutannya, sebab terlalu wibawa untuk di ungkapkan, lalu dia dengan tegas memperingatkan aku "wahai manusia ketahuilah bahwa yang mendatangimu tadi adalah makhluk terkutuk yang dikutuk oleh Tuhan, jangan percaya dengan seribu madu manisnya sebab engkau pasti celaka jika menuruti satu huruf yang keluar dari mulutnya" sebelum dia selesai bicara aku menimpali ucapannya; "iya aku tahu" dengan cuek aku menjawabnya, eh ternyata dia meninggalkan aku juga namun bedanya dia berucap salam.

"Ah kok jadi sepi ya tanpa kehadiran mereka" pikirku, "wahai kalian berdua datanglah kepadaku sebab ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepada kalian‘.

tiba-tiba dengan kecepatan kilat mereka hadir di hadapanku, saling mendahului dan berebut tempat untuk mendekatiku, "stop disitu saja" aku pun menghentikan mereka, lalu aku berkata "aku tahu wahai engkau yang sebelah kiri, aku tahu  bahwa kamu adalah setan, aku tahu apa itu dosa dan aku juga ngerti apa itu perbuatan tidak baik”

“wahai yang disebelah kanan aku tahu maksudmu itu baik memperingatkan aku agar tidak terjerumus, namun aku tidak peduli dengan kalian berdua, seribu setan dan seribu malaikat mendatangi, aku tetap tidak perduli, sebab tugas kalian emang seperti itu, bodo amat sih.. ketahuilah; aku, kamu, dan kalian semua itu sama-sama makhluk ciptaan-NYA, jadi buat apa aku mempercayai kalian, buat apa aku memperdulikan kalian?”

malaikat dan setan terbengong-bengong dengan ucapanku tadi, sebelum mereka tersadar dari bengongnya aku berkata lagi kepada keduanya "pergilah dari hadapanku, laksanakanlah tugas kalian sebagaimana yang telah ditentukan oleh Tuhan, dan aku juga akan melakukan tugasku sebagaimana titah Tuhan yang telah di wajibkan kepadaku selamat berjuang, kita sama-sama berjuang sobat, aku dan kalian mempunyai takdir dan tugas yang berbeda pula, semoga kita berhasil menjalankan kewajiban kita masing-masing. GOOD LUCK, silahkan pergi, aku mau istirahat dulu sebab dari semalam sampai detik catatan ini terpublikasi di Facebook aku belum tidur sama sekali… bye…


Ponorogo, 4 September 2010

Aku, Malaikat dan Setan

Tadi aku didatangi oleh dua makhluk secara bergantian, yang satu muncul dari sebelah kiri dan yang lain datang dari sebelah kanan, awalnya tak kuhiraukan sedikitpun, sebab aku disibukkan oleh urusanku sendiri, dan terlalu sibuk dengan aku dan diriku.

Pertama kali yang menghampiriku adalah makhluk dari sebelah kiri, pelan dan halus serta sangat mesra dia berkata, seakan dia berbicara kepada sang kekasih dan rasa hormatnya kepadaku melebihi kepedulian rakyat kepada rajanya. "wahai manusia lihatlah disana ada kenikmatan sorga dunia bila engkau mau mencobanya, jangan khawatir tidak ada yang bakal tahu sedikitpun kecuali aku dan kamu saja" lama sekali dia bicara bahkan kelembutan serta kesantunan tutur katanya melebihi puisi para pujangga, "ah khutbahmu kok manis seperti sang ustadz yang lagi melantuntan dalil-dalil naqli" pikirku, sengaja aku cuekin hingga akhirnya dia pergi nyelonong begitu saja tanpa berucap salam.

Selang seperseratus juta detik kemudian tiba-tiba datang dari sebelah kanan sebuah sosok yang lebih anggun, cakep atau apalah terserah sebutannya, sebab terlalu wibawa untuk di ungkapkan, lalu dia dengan tegas memperingatkan aku "wahai manusia ketahuilah bahwa yang mendatangimu tadi adalah makhluk terkutuk yang dikutuk oleh Tuhan, jangan percaya dengan seribu madu manisnya sebab engkau pasti celaka jika menuruti satu huruf yang keluar dari mulutnya" sebelum dia selesai bicara aku menimpali ucapannya; "iya aku tahu" dengan cuek aku menjawabnya, eh ternyata dia meninggalkan aku juga namun bedanya dia berucap salam.

"Ah kok jadi sepi ya tanpa kehadiran mereka" pikirku, "wahai kalian berdua datanglah kepadaku sebab ada sesuatu yang ingin kusampaikan kepada kalian‘.

tiba-tiba dengan kecepatan kilat mereka hadir di hadapanku, saling mendahului dan berebut tempat untuk mendekatiku, "stop disitu saja" aku pun menghentikan mereka, lalu aku berkata "aku tahu wahai engkau yang sebelah kiri, aku tahu  bahwa kamu adalah setan, aku tahu apa itu dosa dan aku juga ngerti apa itu perbuatan tidak baik”

“wahai yang disebelah kanan aku tahu maksudmu itu baik memperingatkan aku agar tidak terjerumus, namun aku tidak peduli dengan kalian berdua, seribu setan dan seribu malaikat mendatangi, aku tetap tidak perduli, sebab tugas kalian emang seperti itu, bodo amat sih.. ketahuilah; aku, kamu, dan kalian semua itu sama-sama makhluk ciptaan-NYA, jadi buat apa aku mempercayai kalian, buat apa aku memperdulikan kalian?”

malaikat dan setan terbengong-bengong dengan ucapanku tadi, sebelum mereka tersadar dari bengongnya aku berkata lagi kepada keduanya "pergilah dari hadapanku, laksanakanlah tugas kalian sebagaimana yang telah ditentukan oleh Tuhan, dan aku juga akan melakukan tugasku sebagaimana titah Tuhan yang telah di wajibkan kepadaku selamat berjuang, kita sama-sama berjuang sobat, aku dan kalian mempunyai takdir dan tugas yang berbeda pula, semoga kita berhasil menjalankan kewajiban kita masing-masing. GOOD LUCK, silahkan pergi, aku mau istirahat dulu sebab dari semalam sampai detik catatan ini terpublikasi di Facebook aku belum tidur sama sekali… bye…


Ponorogo, 4 September 2010
Tuhan, begitu luas keagungan-MU, langit dan bumi dan apa yang ada diantaranya tiada mungkin dapat menandingi-MU, hanya Engkaulah Maha Indah, Engkaulah yang meninggikan langit tanpa tiang dan menghiasnya dengan ribuan galaksi dan jutaan bintang

Tuhan, begitu besar kasih sayang-MU yang engkau tiupkan dalam hidup dan kehidupan hingga tiada pernah aku menyaksikan kemarahan-MU secara langsung atas mereka yang berlaku khianat, yang bergelimang dosa serta hidup dalam jiwa yang dusta.

Tuhan, kapan Engkau marah? dan kapan pula Engkau menegur mereka-mereka yang menyalahi kodrat dan titah-MU?

Sebenarnya tiada pantas aku menulis ini dan juga bukan pada tempatnya aku bertanya kepada-MU melalui coretan ini, toh tulisan ini juga makhlukmu yang belum tentu benar dalam melukiskan suara jiwa dan guratan pikiran. namun seperti inilah adanya hamba-MU.

"La Ilaha Illa anta subhanaka Inni kuntu minazhzhalimin. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiyaa surat ke 21:87)


Ponorogo, 1 Syawal 1431 H

Tuhan, kapan Engkau Marah?

Tuhan, begitu luas keagungan-MU, langit dan bumi dan apa yang ada diantaranya tiada mungkin dapat menandingi-MU, hanya Engkaulah Maha Indah, Engkaulah yang meninggikan langit tanpa tiang dan menghiasnya dengan ribuan galaksi dan jutaan bintang

Tuhan, begitu besar kasih sayang-MU yang engkau tiupkan dalam hidup dan kehidupan hingga tiada pernah aku menyaksikan kemarahan-MU secara langsung atas mereka yang berlaku khianat, yang bergelimang dosa serta hidup dalam jiwa yang dusta.

Tuhan, kapan Engkau marah? dan kapan pula Engkau menegur mereka-mereka yang menyalahi kodrat dan titah-MU?

Sebenarnya tiada pantas aku menulis ini dan juga bukan pada tempatnya aku bertanya kepada-MU melalui coretan ini, toh tulisan ini juga makhlukmu yang belum tentu benar dalam melukiskan suara jiwa dan guratan pikiran. namun seperti inilah adanya hamba-MU.

"La Ilaha Illa anta subhanaka Inni kuntu minazhzhalimin. Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zhalim.” (Al-Anbiyaa surat ke 21:87)


Ponorogo, 1 Syawal 1431 H