middle ad
Tampilkan postingan dengan label Palestina Vs Zionis Israel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Palestina Vs Zionis Israel. Tampilkan semua postingan
Pemukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina yang di duduk

Pahamilah.com - Rezim Zionis mengumumkan pada warga Palestina di desa al-Khader hari Minggu (12/10/14) bahwa sekitar 80 tanah pertanian milik warga Palestina akan segera disita.

Lahan rampasan akan dijadikan unit baru pemukiman legal, taman, sinagog dan pertanian.

Menurut pengamat, langkah itu akan menghubungkan pemukiman di desa al-Khader dengan permukiman di Tepi Barat yang diduduki.

Warga desa sendiri sudah dihalangi mengakses tanah mereka sejak 20 hari lalu. Mereka diberitahu bahwa mereka hanya punya waktu 60 hari untuk mengajukan banding di Mahkamah Agung Israel.

"Jarang warga Palestina memenangkan kasus pengadilan. Biasanya mereka menggunakan hukum dan alasan yang berbeda untuk menyita tanah...Palestina tidak akan pernah memenangkan kasus pengadilan," kata seorang aktivis Israel.

Kehadiran dan ekspansi pemukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina menjadi kendala utama dalam upaya perdamaian di Timur Tengah. (islamtimes/pahamilah)


Israel Rebut Tanah Palestina di Bethlehem

Pemukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina yang di duduk

Pahamilah.com - Rezim Zionis mengumumkan pada warga Palestina di desa al-Khader hari Minggu (12/10/14) bahwa sekitar 80 tanah pertanian milik warga Palestina akan segera disita.

Lahan rampasan akan dijadikan unit baru pemukiman legal, taman, sinagog dan pertanian.

Menurut pengamat, langkah itu akan menghubungkan pemukiman di desa al-Khader dengan permukiman di Tepi Barat yang diduduki.

Warga desa sendiri sudah dihalangi mengakses tanah mereka sejak 20 hari lalu. Mereka diberitahu bahwa mereka hanya punya waktu 60 hari untuk mengajukan banding di Mahkamah Agung Israel.

"Jarang warga Palestina memenangkan kasus pengadilan. Biasanya mereka menggunakan hukum dan alasan yang berbeda untuk menyita tanah...Palestina tidak akan pernah memenangkan kasus pengadilan," kata seorang aktivis Israel.

Kehadiran dan ekspansi pemukiman Israel di wilayah pendudukan Palestina menjadi kendala utama dalam upaya perdamaian di Timur Tengah. (islamtimes/pahamilah)


US Secretary of State John Kerry 
announces a 72-hour humanitarian ceasefire between Israel and Hamas, 
while in New Delhi August 1, 2014

Pahamilah.com - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyatakan kekhawatiran Gaza akan kembali diserang Israel. Hal ini dikatakannya kepada peserta konferensi bahwa situasi di Gaza masih berpotensi untuk terjadi konflik.

"Situasi di Gaza masih genting. Konflik (pada Agustus lalu) harus menjadi yang terakhir," kata Ban.
Sementara itu pemerintah Palestina sendiri dalam di tempat yang sama memaparkan rencana rekonstruksi Gaza setebal 76 halaman lengkap dengan pembagian tugas pembangunan perumahan.

"Gaza telah menderita karena tiga perang selama enam tahun terakhir. Hampir semua perumahan telah hancur," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Di sisi lain untuk mencegah terulangnya kembali konflik yang akan kembali menghancurkan Gaza, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mendesak agar Israel dan Palestina untuk memperbarui upaya perdamaian yang sempat gagal pada tahun ini.

Kerry dijadwalkan akan bertemu Abbas untuk merundingkan perdamaian dengan Israel dan memaksa pemimpin Palestina itu membatalkan upaya mendapatkan pengakuan internasional di PBB.

Konflik di Gaza pada Juli-Agustus lalu telah menewaskan hampir 2.200 warga Palestina--sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sementara Israel sendiri kehilangan 73 nyawa--sebagian besar tentara.

Konflik itu juga membuat 100.000 warga--dari total populasi 1,7 juta jiwa--kehilangan rumah.

Israel sendiri tidak diundang untuk menghadiri konferensi di Kairo, namun Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengingatkan bahwa upaya pembangunan Gaza harus melibatkan pemerintahan di negaranya.

"Gaza tidak dapat dibangun ulang tanpa partisipasi dan kerja sama dari Israel," kata Lieberman kepada portal berita Ynet. (republika/pahamilah)

Kini, Amerika Serikat Paksa Palestina Batalkan Kemerdekaannya

US Secretary of State John Kerry 
announces a 72-hour humanitarian ceasefire between Israel and Hamas, 
while in New Delhi August 1, 2014

Pahamilah.com - Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon menyatakan kekhawatiran Gaza akan kembali diserang Israel. Hal ini dikatakannya kepada peserta konferensi bahwa situasi di Gaza masih berpotensi untuk terjadi konflik.

"Situasi di Gaza masih genting. Konflik (pada Agustus lalu) harus menjadi yang terakhir," kata Ban.
Sementara itu pemerintah Palestina sendiri dalam di tempat yang sama memaparkan rencana rekonstruksi Gaza setebal 76 halaman lengkap dengan pembagian tugas pembangunan perumahan.

"Gaza telah menderita karena tiga perang selama enam tahun terakhir. Hampir semua perumahan telah hancur," kata Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Di sisi lain untuk mencegah terulangnya kembali konflik yang akan kembali menghancurkan Gaza, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry mendesak agar Israel dan Palestina untuk memperbarui upaya perdamaian yang sempat gagal pada tahun ini.

Kerry dijadwalkan akan bertemu Abbas untuk merundingkan perdamaian dengan Israel dan memaksa pemimpin Palestina itu membatalkan upaya mendapatkan pengakuan internasional di PBB.

Konflik di Gaza pada Juli-Agustus lalu telah menewaskan hampir 2.200 warga Palestina--sebagian besar di antaranya adalah warga sipil. Sementara Israel sendiri kehilangan 73 nyawa--sebagian besar tentara.

Konflik itu juga membuat 100.000 warga--dari total populasi 1,7 juta jiwa--kehilangan rumah.

Israel sendiri tidak diundang untuk menghadiri konferensi di Kairo, namun Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman mengingatkan bahwa upaya pembangunan Gaza harus melibatkan pemerintahan di negaranya.

"Gaza tidak dapat dibangun ulang tanpa partisipasi dan kerja sama dari Israel," kata Lieberman kepada portal berita Ynet. (republika/pahamilah)

 Boycott-Israel

Pahamilah.com - "... Memilih diam dalam bencana kemanusiaan terbaru yang disebabkan serangan militer baru Israel di Jalur Gaza - serangan ketiga dan paling dahsyat dalam enam tahun - berarti ikut terlibat," kata mereka dalam sebuah petisi hari Jumat (3/10/14).

Mereka juga mengecam pemerintah dan media mainstream dunia yang tidak berani menyatakan bahwa "Israel bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional."

"Kami, bagaimanapun, sebagai komunitas ulama yang terlibat di Timur Tengah, memiliki tanggung jawab moral untuk melakukannya," kata petisi itu.

"Pembantaian Israel yang berlangsung di Gaza mengingatkan keterlibatan mengerikan lembaga akademis Israel dalam pendudukan dan penindasan warga Palestina. Tel Aviv University, Universitas Ibrani Yerusalem, Bar-Ilan University, Universitas Haifa, Technion, dan Ben-Gurion University secara terbuka menyatakan dukungan tanpa syarat mereka untuk militer Israel," lanjut petisi.

Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah 250 lebih antropolog menandatangani petisi lain yang mendukung gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) untuk memboikot institusi akademik Israel sebagai protes atas pelanggaran sistematis HAM Israel terhadap rakyat Palestina. (islamtimes/pahamilah)


500 Ulama Serukan Pemboikotan Institusi Akademik Israel

 Boycott-Israel

Pahamilah.com - "... Memilih diam dalam bencana kemanusiaan terbaru yang disebabkan serangan militer baru Israel di Jalur Gaza - serangan ketiga dan paling dahsyat dalam enam tahun - berarti ikut terlibat," kata mereka dalam sebuah petisi hari Jumat (3/10/14).

Mereka juga mengecam pemerintah dan media mainstream dunia yang tidak berani menyatakan bahwa "Israel bertanggung jawab atas pelanggaran hukum internasional."

"Kami, bagaimanapun, sebagai komunitas ulama yang terlibat di Timur Tengah, memiliki tanggung jawab moral untuk melakukannya," kata petisi itu.

"Pembantaian Israel yang berlangsung di Gaza mengingatkan keterlibatan mengerikan lembaga akademis Israel dalam pendudukan dan penindasan warga Palestina. Tel Aviv University, Universitas Ibrani Yerusalem, Bar-Ilan University, Universitas Haifa, Technion, dan Ben-Gurion University secara terbuka menyatakan dukungan tanpa syarat mereka untuk militer Israel," lanjut petisi.

Pernyataan itu muncul beberapa hari setelah 250 lebih antropolog menandatangani petisi lain yang mendukung gerakan Boikot, Divestasi dan Sanksi (BDS) untuk memboikot institusi akademik Israel sebagai protes atas pelanggaran sistematis HAM Israel terhadap rakyat Palestina. (islamtimes/pahamilah)


Avigdor Lieberman, Menlu Zionis Israe

Pahamilah.com - Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pada Sabtu (4/10/14) mengatakan bahwa rezim Tel Aviv akan memanggil duta besar Swedia untuk memprotes pengakuan Stockholm terkait Palestina.

Lofven mengumumkan dalam pidato pelantikannya di parlemen Swedia pada hari Jumat (3/10). Langkah tersebut akan dipandang sebagai pukulan diplomatik besar bagi Israel.

Lieberman lebih lanjut mengatakan perdana menteri Swedia sudah "tergesa gesa" membuat deklarasi mengenai negara Palestina.

Tzahi Hanegbi, wakil menteri Israel untuk urusan luar negeri, juga mengecam pengumuman Lofven dan mengatakan langkah tersebut akan menghambat perundingan damai antara Israel dan Palestina.

Pada hari Jumat (3/10), perunding senior Palestina Saeb Erekat menyambut pernyataan Lofven dan berkata, "Kami berharap semua negara-negara Uni Eropa akan mengambil keputusan berani dan luar biasa yang sama ... karena tidak ada alasan untuk tidak mengakui negara Palestina."

Palestina sedang berusaha menciptakan sebuah negara merdeka di wilayah Tepi Barat, Timur al-Quds, dan Jalur Gaza serta menuntut Israel menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki. (islamtimes/pahamilah)

Swedia Akui Negara Palestina, Israel Berang

Avigdor Lieberman, Menlu Zionis Israe

Pahamilah.com - Menteri Luar Negeri Israel Avigdor Lieberman pada Sabtu (4/10/14) mengatakan bahwa rezim Tel Aviv akan memanggil duta besar Swedia untuk memprotes pengakuan Stockholm terkait Palestina.

Lofven mengumumkan dalam pidato pelantikannya di parlemen Swedia pada hari Jumat (3/10). Langkah tersebut akan dipandang sebagai pukulan diplomatik besar bagi Israel.

Lieberman lebih lanjut mengatakan perdana menteri Swedia sudah "tergesa gesa" membuat deklarasi mengenai negara Palestina.

Tzahi Hanegbi, wakil menteri Israel untuk urusan luar negeri, juga mengecam pengumuman Lofven dan mengatakan langkah tersebut akan menghambat perundingan damai antara Israel dan Palestina.

Pada hari Jumat (3/10), perunding senior Palestina Saeb Erekat menyambut pernyataan Lofven dan berkata, "Kami berharap semua negara-negara Uni Eropa akan mengambil keputusan berani dan luar biasa yang sama ... karena tidak ada alasan untuk tidak mengakui negara Palestina."

Palestina sedang berusaha menciptakan sebuah negara merdeka di wilayah Tepi Barat, Timur al-Quds, dan Jalur Gaza serta menuntut Israel menarik diri dari wilayah Palestina yang diduduki. (islamtimes/pahamilah)

Sebuah kamp konsentrasi Israel untuk menahan warga Palestina 

Pahamilah.com - Para peneliti sejarah Palestina, Salman Abu Sitta dan Terry  Rempel dari lembaga BADIL, menemukan fakta sejarah adanya 22 kamp konsentrasi Israel untuk warga Palestina.

Kamp konsentrasi bergaya Nazi saat menyiksa kalangan Yahudi itu berdiri antara tahun 1948 sampai 1955.

Studi itu kemudian diterbitkan di Journal of Palestine Studies setebal 500 halaman dan bersumber pada data-data yang dikeluarkan Palang Merah Internasional antara tahun 1948.

Data-data itu dianggap rahasia sampai dipublikasikan tahun 1996 dan kemudian secara tidak sengaja ditemukan oleh kedua peneliti tahun 1999.

Keduanya lalu melakukan klarifikasi kepada 22 orang saksi hidup tahanan Palestina di kamp tersebut sejak tahun 2002.

Kesengsaraan yang dialami oleh kalangan Yahudi di kamp konsentrasi Nazi akhirnya diterapkan bagi warga Palestina.

Namun warga Palestina yang merasakan penderitaan silih berganti dari penjajahan Israel, membuat eksistensi kamp konsentrasi ini hampir terlupakan.

"Banyak mantan tahanan Palestina melihat Israel sebagai setan, sehingga mereka berpikir pengalaman mereka di kamp konsentrasi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan tragedi lain yang lebih besar, Nakba. Tragedi Nakba membayangi semuanya," kata Abu Sitta dikutip dari Al Akhbar, Senin (29/9). (republika/pahamilah)


Misteri Kamp Konsentrasi Israel untuk Warga Palestina Terungkap

Sebuah kamp konsentrasi Israel untuk menahan warga Palestina 

Pahamilah.com - Para peneliti sejarah Palestina, Salman Abu Sitta dan Terry  Rempel dari lembaga BADIL, menemukan fakta sejarah adanya 22 kamp konsentrasi Israel untuk warga Palestina.

Kamp konsentrasi bergaya Nazi saat menyiksa kalangan Yahudi itu berdiri antara tahun 1948 sampai 1955.

Studi itu kemudian diterbitkan di Journal of Palestine Studies setebal 500 halaman dan bersumber pada data-data yang dikeluarkan Palang Merah Internasional antara tahun 1948.

Data-data itu dianggap rahasia sampai dipublikasikan tahun 1996 dan kemudian secara tidak sengaja ditemukan oleh kedua peneliti tahun 1999.

Keduanya lalu melakukan klarifikasi kepada 22 orang saksi hidup tahanan Palestina di kamp tersebut sejak tahun 2002.

Kesengsaraan yang dialami oleh kalangan Yahudi di kamp konsentrasi Nazi akhirnya diterapkan bagi warga Palestina.

Namun warga Palestina yang merasakan penderitaan silih berganti dari penjajahan Israel, membuat eksistensi kamp konsentrasi ini hampir terlupakan.

"Banyak mantan tahanan Palestina melihat Israel sebagai setan, sehingga mereka berpikir pengalaman mereka di kamp konsentrasi itu tidak ada apa-apanya dibandingkan tragedi lain yang lebih besar, Nakba. Tragedi Nakba membayangi semuanya," kata Abu Sitta dikutip dari Al Akhbar, Senin (29/9). (republika/pahamilah)


Riyad Mansour, The Palestinian UN ambassador

Pahamilah.com - Duta besar Palestina di PBB, Riyad Mansour, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada Kamis (2/10/14) bahwa pemerintah Palestina meminta Dewan Keamanan "untuk memaksa Israel bernegosiasi dengan itikad baik demi mengakhiri pendudukan segera."

Ia menambahkan Palestina berharap dewan akan mengadopsi rancangan resolusi yang mengarah pada penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza yang terkepung dan Timur Al-Quds (Yerusalem), sekitar November 2016.

Diperkirakan Amerika Serikat akan menjadi negara yang paling menentang resolusi tersebut.

Mansour memperingatkan, jika Dewan gagal melakukannya maka pemerintah Palestina akan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menuntut pejabat senior Israel atas kejahatan perang yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.

Ia menambahkan, "Kami akan bergabung dengan perjanjian dan lembaga lain untuk membuktikan bahwa kami adalah sebuah bangsa, sebuah negara meski tanah negara kami berada di bawah pendudukan. "

Pihaknya akanterus mencari pintu lain jika pintu perdamaian tertutup, tandasnya.

Mansour menekankan bahwa salah satu pilihan yang ada adalah mengadakan konferensi internasional melibatkan "semua orang berpengaruh di Timur Tengah dan semua orang yang benar-benar tertarik pada perdamaian dan penyelesaian konflik."

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Rabu (1/10) bahwa AS telah menekan warga Palestina untuk menghentikan rencana penetapan resolusi PBB terhadap rezim Israel. (islamtimes/pahamilah)

Palestina Akan Tuntut Israel di DK PBB

Riyad Mansour, The Palestinian UN ambassador

Pahamilah.com - Duta besar Palestina di PBB, Riyad Mansour, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press pada Kamis (2/10/14) bahwa pemerintah Palestina meminta Dewan Keamanan "untuk memaksa Israel bernegosiasi dengan itikad baik demi mengakhiri pendudukan segera."

Ia menambahkan Palestina berharap dewan akan mengadopsi rancangan resolusi yang mengarah pada penarikan Israel dari wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tepi Barat, Jalur Gaza yang terkepung dan Timur Al-Quds (Yerusalem), sekitar November 2016.

Diperkirakan Amerika Serikat akan menjadi negara yang paling menentang resolusi tersebut.

Mansour memperingatkan, jika Dewan gagal melakukannya maka pemerintah Palestina akan bergabung dengan Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk menuntut pejabat senior Israel atas kejahatan perang yang mereka lakukan terhadap rakyat Palestina.

Ia menambahkan, "Kami akan bergabung dengan perjanjian dan lembaga lain untuk membuktikan bahwa kami adalah sebuah bangsa, sebuah negara meski tanah negara kami berada di bawah pendudukan. "

Pihaknya akanterus mencari pintu lain jika pintu perdamaian tertutup, tandasnya.

Mansour menekankan bahwa salah satu pilihan yang ada adalah mengadakan konferensi internasional melibatkan "semua orang berpengaruh di Timur Tengah dan semua orang yang benar-benar tertarik pada perdamaian dan penyelesaian konflik."

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan pada Rabu (1/10) bahwa AS telah menekan warga Palestina untuk menghentikan rencana penetapan resolusi PBB terhadap rezim Israel. (islamtimes/pahamilah)

Pemukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina yang di duduki

Pahamilah.com - Pusat Informasi Wadi Hilweh mengeluarkan pernyataan pada Selasa (29/9/14) bahwa para pemukim Israel "menduduki 23 rumah" di lingkungan Silwan Palestina pada pagi hari.

Menurut pernyataan itu, "pemukim dari Asosiasi Elad (Ir David) " yang didukung  tentara Israel menyerbu lingkungan pada pukul 1:30 dini hari waktu setempat.

Badan ini menyebut penyerbuan sebagai serangan terhadap pemukiman yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Bahkan meski rumah sudah dibeli diam-diam, ini merupakan tindakan ilegal asosiasi pemukiman Elad terhadap rumah warga Arab," tambah pernyataan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel berusaha mengubah susunan demografi al-Quds (Yerusalem) dengan membangun pemukiman ilegal, menghancurkan situs bersejarah, dan mengusir penduduk Palestina setempat.

Lebih dari setengah juta warga Israel tinggal di 120 lebih pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan Timur Al-Quds.  (islamtimes/pahamilah)


Pemukim Israel Rebut 20 Lebih Rumah Warga Palestina

Pemukiman ilegal di Tepi Barat, Palestina yang di duduki

Pahamilah.com - Pusat Informasi Wadi Hilweh mengeluarkan pernyataan pada Selasa (29/9/14) bahwa para pemukim Israel "menduduki 23 rumah" di lingkungan Silwan Palestina pada pagi hari.

Menurut pernyataan itu, "pemukim dari Asosiasi Elad (Ir David) " yang didukung  tentara Israel menyerbu lingkungan pada pukul 1:30 dini hari waktu setempat.

Badan ini menyebut penyerbuan sebagai serangan terhadap pemukiman yang belum pernah terjadi sebelumnya.

"Bahkan meski rumah sudah dibeli diam-diam, ini merupakan tindakan ilegal asosiasi pemukiman Elad terhadap rumah warga Arab," tambah pernyataan itu.

Dalam beberapa tahun terakhir, Israel berusaha mengubah susunan demografi al-Quds (Yerusalem) dengan membangun pemukiman ilegal, menghancurkan situs bersejarah, dan mengusir penduduk Palestina setempat.

Lebih dari setengah juta warga Israel tinggal di 120 lebih pemukiman yang dibangun sejak pendudukan Israel tahun 1967 di Tepi Barat dan Timur Al-Quds.  (islamtimes/pahamilah)


Serangan roket Hamas ke Zionis Israel

Pahamilah.com - Sebanyak 12.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki ikut serta dalam survei yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan dan Penelitian Palestina.

Jajak pendapat itu dilakukan sebulan setelah perang 50 hari yang digelar Israel. Dalam perang ini, 2.130 warga Palestina tewas dan 11.000 lainnya terluka.

Menurut sumber-sumber Israel, lebih dari 70 tentara Israel juga tewas. Tapi pejabat Palestina menyatakan jumlahnya lebih dari 150 orang.

Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan akhir Agustus lalau bahwa mereka menembakkan 3.000 lebih roket ke puluhan kota-kota Israel selama perang dengan Tel Aviv.

Gaza diblokade oleh rezim Israel sejak Juni 2007. Hal ini membuat standar hidup merosot, pengangguran meningkat dan kemiskinan yang seolah tak akan berkurang.(islamtimes/pahamilah)

Warga Gaza: Lebih Baik Serang Israel daripada Terus Diblokade

Serangan roket Hamas ke Zionis Israel

Pahamilah.com - Sebanyak 12.000 warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan Tepi Barat yang diduduki ikut serta dalam survei yang dilakukan oleh Pusat Kebijakan dan Penelitian Palestina.

Jajak pendapat itu dilakukan sebulan setelah perang 50 hari yang digelar Israel. Dalam perang ini, 2.130 warga Palestina tewas dan 11.000 lainnya terluka.

Menurut sumber-sumber Israel, lebih dari 70 tentara Israel juga tewas. Tapi pejabat Palestina menyatakan jumlahnya lebih dari 150 orang.

Gerakan Jihad Islam Palestina mengatakan akhir Agustus lalau bahwa mereka menembakkan 3.000 lebih roket ke puluhan kota-kota Israel selama perang dengan Tel Aviv.

Gaza diblokade oleh rezim Israel sejak Juni 2007. Hal ini membuat standar hidup merosot, pengangguran meningkat dan kemiskinan yang seolah tak akan berkurang.(islamtimes/pahamilah)

Serangan Zionis Israel di Gaza, Genosida

Pahamilah.com - Kepala Negosiator Palestina, Saeb Erekat dalam sebuah wawancara Minggu dengan penyiar Israel mengatakan kata "genosida" yang digunakan Mahmoud Abbas dalam sambutannya di Majelis Umum PBB adalah tepat.

Erekat juga menolak kritik keras Washington dan Tel Aviv terhadap pernyataan Abbas itu sambil menyatakan keheranannya kenapa kata genosida membuat marah pemerintah AS begitu marah.

Ia menambahkan, "Menurut saya [kemarahan itu] tidak tepat, tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima."

Perkembangan ini muncul setelah juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki menyatakan pada Jumat (26/9/14) bahwa pidato Abbas "mencakup karakter ofensif" yang ditolak AS.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan pernyataan Abbas sebagai "hasutan, fitnah dan kebohongan."

Lebih dari 2.100 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas dalam perang Israel di Gaza bulan Juli lalu. Sekitar 11.000 lainnya terluka. (islamtimes/pahamilah)

Erekat: Perang Israel di Gaza adalah Genosida

Serangan Zionis Israel di Gaza, Genosida

Pahamilah.com - Kepala Negosiator Palestina, Saeb Erekat dalam sebuah wawancara Minggu dengan penyiar Israel mengatakan kata "genosida" yang digunakan Mahmoud Abbas dalam sambutannya di Majelis Umum PBB adalah tepat.

Erekat juga menolak kritik keras Washington dan Tel Aviv terhadap pernyataan Abbas itu sambil menyatakan keheranannya kenapa kata genosida membuat marah pemerintah AS begitu marah.

Ia menambahkan, "Menurut saya [kemarahan itu] tidak tepat, tidak bertanggung jawab dan tidak dapat diterima."

Perkembangan ini muncul setelah juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki menyatakan pada Jumat (26/9/14) bahwa pidato Abbas "mencakup karakter ofensif" yang ditolak AS.

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggambarkan pernyataan Abbas sebagai "hasutan, fitnah dan kebohongan."

Lebih dari 2.100 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas dalam perang Israel di Gaza bulan Juli lalu. Sekitar 11.000 lainnya terluka. (islamtimes/pahamilah)

Benjamin Netanyahu - PM Zionis Israel

Pahamilah.com - Dalam pidato Jumat (26/8/14) di Majelis Umum PBB, Abbas menuduh entitas Zionis melaksanakan kejahatan genosida dalam perang 50 hari terhadap Gaza di mana hampir 2.200 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas.

"Dalam pidato saya di Majelis Umum, saya akan membantah kebohongan yang dikatakan tentang kami dan saya akan menceritakan kebenaran tentang negara kami serta prajurit heroik IDF, tentara paling bermoral di dunia," kata Netanyahu di bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv sebelum naik pesawat.

Sebelumnya, seorang pejabat dari kantor Netanyahu menyebut pernyataan  Abbas sebagai "sebuah pidato kebencian penuh kebohongan". Netanyahu juga akan "membantah" klaim Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sidang PBB.

"Setelah pidato menipu presiden Iran dan pidato penuh hasutan Abu Mazen, saya akan mengatakan kebenaran atas nama warga Israel ke seluruh dunia," katanya dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (28/9).

Netanyahu akan menyampaikan pidatonya kepada Majelis Umum hari Senin (29/9/14), kemudian melakukan perjalanan ke Washington untuk bertemu Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih pada Rabu (1/10) (islamtimes/pahamilah)



Netanyahu Janji Bongkar "Tipuan" Abbas

Benjamin Netanyahu - PM Zionis Israel

Pahamilah.com - Dalam pidato Jumat (26/8/14) di Majelis Umum PBB, Abbas menuduh entitas Zionis melaksanakan kejahatan genosida dalam perang 50 hari terhadap Gaza di mana hampir 2.200 warga Palestina, kebanyakan warga sipil, tewas.

"Dalam pidato saya di Majelis Umum, saya akan membantah kebohongan yang dikatakan tentang kami dan saya akan menceritakan kebenaran tentang negara kami serta prajurit heroik IDF, tentara paling bermoral di dunia," kata Netanyahu di bandara Ben Gurion dekat Tel Aviv sebelum naik pesawat.

Sebelumnya, seorang pejabat dari kantor Netanyahu menyebut pernyataan  Abbas sebagai "sebuah pidato kebencian penuh kebohongan". Netanyahu juga akan "membantah" klaim Presiden Iran Hassan Rouhani dalam sidang PBB.

"Setelah pidato menipu presiden Iran dan pidato penuh hasutan Abu Mazen, saya akan mengatakan kebenaran atas nama warga Israel ke seluruh dunia," katanya dalam sebuah pernyataan hari Sabtu (28/9).

Netanyahu akan menyampaikan pidatonya kepada Majelis Umum hari Senin (29/9/14), kemudian melakukan perjalanan ke Washington untuk bertemu Presiden AS Barack Obama di Gedung Putih pada Rabu (1/10) (islamtimes/pahamilah)



Polisi Zionis Israel di masjid al Aqsa

Pahamilah.com - Bentrokan pecah setelah shalat Jumat (26/9/14).

Sebelumnya, pasukan Israel melarang pria berusia di bawah 50 tahun dan warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat memasuki tempat suci.

Pembatasan tersebut memaksa ratusan jamaah shalat Jumat di luar masjid. Polisi Israel mengklaim bahwa pembatasan itu bertujuan mencegah kekerasan setelah sholat Jumat.

Sejuah ini tidak ada korban yang jatuh namun pasukan Israel melakukan sejumlah penangkapan.

Pada hari Rabu (24/9), lebih dari selusin demonstran Palestina terluka setelah pasukan Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut pada mereka dalam bentrokan di sekitar masjid.

Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Israel meningkatkan serangan mereka di kompleks Masjid al-Aqsa, situs ketiga paling suci Islam setelah Mekkah dan Madinah.

Hampir setiap hari, pasukan Israel mencegah masuk jamaah Palestina dan ini memicu bentrokan. (islamtimes/pahamilah)

Pasukan ZIonis Bentrok dengan Jamaah Palestina

Polisi Zionis Israel di masjid al Aqsa

Pahamilah.com - Bentrokan pecah setelah shalat Jumat (26/9/14).

Sebelumnya, pasukan Israel melarang pria berusia di bawah 50 tahun dan warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat memasuki tempat suci.

Pembatasan tersebut memaksa ratusan jamaah shalat Jumat di luar masjid. Polisi Israel mengklaim bahwa pembatasan itu bertujuan mencegah kekerasan setelah sholat Jumat.

Sejuah ini tidak ada korban yang jatuh namun pasukan Israel melakukan sejumlah penangkapan.

Pada hari Rabu (24/9), lebih dari selusin demonstran Palestina terluka setelah pasukan Israel menembakkan peluru karet dan granat kejut pada mereka dalam bentrokan di sekitar masjid.

Dalam beberapa bulan terakhir, pasukan Israel meningkatkan serangan mereka di kompleks Masjid al-Aqsa, situs ketiga paling suci Islam setelah Mekkah dan Madinah.

Hampir setiap hari, pasukan Israel mencegah masuk jamaah Palestina dan ini memicu bentrokan. (islamtimes/pahamilah)

Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas Palestina

Pahamilah.com - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menolak permintaan rezim Israel bahwa kelompok itu harus dilucuti sebagai syarat penghapusan blokade tujuh tahun di Jalur Gaza.

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh setelah salat Jumat (5/9/14) mengatakan, senjata dan peralatan Palestina yang digunakan untuk melawan Zionis tidak bisa dinegosiasikan.

"Kami tidak menyebut perang, dan kami tidak ingin perang, tapi jika musuh menginginkannya, kami akan melawan," kata pemimpin Palestina itu.

Akhir bulan ini, delegasi Palestina dan Israel akan mengadakan pembicaraan tidak langsung di Mesir.

Palestina menuntut penghapusan blokade Israel di jalur yang padat penduduknya sebagai salah satu syarat kesepakatan. Sementara Tel Aviv menuntut pelucutan senjata kelompok perlawanan Palestina.

Perang Israel di Gaza baru-baru ini berakhir 26 Agustus lalu dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir. (islamtimes/pahamilah)

Ismail Haniyeh: Hamas Tolak Permintaan Israel

Ismail Haniyeh, Pemimpin Hamas Palestina

Pahamilah.com - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, menolak permintaan rezim Israel bahwa kelompok itu harus dilucuti sebagai syarat penghapusan blokade tujuh tahun di Jalur Gaza.

Pemimpin senior Hamas, Ismail Haniyeh setelah salat Jumat (5/9/14) mengatakan, senjata dan peralatan Palestina yang digunakan untuk melawan Zionis tidak bisa dinegosiasikan.

"Kami tidak menyebut perang, dan kami tidak ingin perang, tapi jika musuh menginginkannya, kami akan melawan," kata pemimpin Palestina itu.

Akhir bulan ini, delegasi Palestina dan Israel akan mengadakan pembicaraan tidak langsung di Mesir.

Palestina menuntut penghapusan blokade Israel di jalur yang padat penduduknya sebagai salah satu syarat kesepakatan. Sementara Tel Aviv menuntut pelucutan senjata kelompok perlawanan Palestina.

Perang Israel di Gaza baru-baru ini berakhir 26 Agustus lalu dengan gencatan senjata yang ditengahi Mesir. (islamtimes/pahamilah)

Roket Palestina, serangan balasan terhadap serangan Zionis Israel

Pahamilah.com - Para pejuang perlawanan Palestina di Jalur Gaza terus menembakkan roket balasan ke Israel, sayap militer Hamas itu melancarkan serangan balasan terhadap Israel pada hari Minggu (24/8/14).

Dalam insiden terbaru, setidaknya tiga entitas Israel terluka akibat tembakan mortir di wiayah Sha'ar Hanegev, Israel selatan. Dua dari mereka dalam kondisi krisis.

Sebelumnya, sebuah roket Palestina mendarat di Eshkol, menyebabkan kerusakan berat properti.

Para pejabat Israel juga menegaskan, beberapa orang  terluka dalam serangan di Be'ersheba dan salah satu korban mengalami kritis.

Sampai sejauh ini sekitar 600 roket telah ditembakkan ke Israel sejak gencatan senjata antara Israel dan Palestina gagal pada hari Selasa (19/8).

Sementara itu, perang Israel di Jalur Gaza terus berlanjut dan memaksa ribuan entitas Israel yang tinggal di daerah dekat wilayah Palestina melarikan diri.

Puluhan ribu entitas Israel kini bersiap untuk meninggalkan kota-kota dan komunitas selatan untuk menyalamatkan diri dari hantaman roket yang diluncurkan oleh pejuang Palestina.

Sebagian entitas di Ein Hash-loha, Nahal Oz, dan Nir Oz telah eksodus ke utara.

Kota-kota ini berada di bawah serangan roket sejak awal perang pada 8 Juli.

Menteri Urusan Militer Moshe Ya'alon meyakinkan bahwa Tel Aviv akan membantu mereka untuk pindah ke daerah lain (islamtimes/pahamilah)

Entitas Israel Mulai Eksodus untuk Amankan Diri

Roket Palestina, serangan balasan terhadap serangan Zionis Israel

Pahamilah.com - Para pejuang perlawanan Palestina di Jalur Gaza terus menembakkan roket balasan ke Israel, sayap militer Hamas itu melancarkan serangan balasan terhadap Israel pada hari Minggu (24/8/14).

Dalam insiden terbaru, setidaknya tiga entitas Israel terluka akibat tembakan mortir di wiayah Sha'ar Hanegev, Israel selatan. Dua dari mereka dalam kondisi krisis.

Sebelumnya, sebuah roket Palestina mendarat di Eshkol, menyebabkan kerusakan berat properti.

Para pejabat Israel juga menegaskan, beberapa orang  terluka dalam serangan di Be'ersheba dan salah satu korban mengalami kritis.

Sampai sejauh ini sekitar 600 roket telah ditembakkan ke Israel sejak gencatan senjata antara Israel dan Palestina gagal pada hari Selasa (19/8).

Sementara itu, perang Israel di Jalur Gaza terus berlanjut dan memaksa ribuan entitas Israel yang tinggal di daerah dekat wilayah Palestina melarikan diri.

Puluhan ribu entitas Israel kini bersiap untuk meninggalkan kota-kota dan komunitas selatan untuk menyalamatkan diri dari hantaman roket yang diluncurkan oleh pejuang Palestina.

Sebagian entitas di Ein Hash-loha, Nahal Oz, dan Nir Oz telah eksodus ke utara.

Kota-kota ini berada di bawah serangan roket sejak awal perang pada 8 Juli.

Menteri Urusan Militer Moshe Ya'alon meyakinkan bahwa Tel Aviv akan membantu mereka untuk pindah ke daerah lain (islamtimes/pahamilah)