middle ad
Tampilkan postingan dengan label Titik Nol. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Titik Nol. Tampilkan semua postingan


Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

Pahamilah.com -
segala puji hanya bagi Allah yang Mahasuci dan Mahaagung yang tidak ada satu makhluk pun dapat menyamai kesucian dan keagungannya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Saw, suri tauladan bagi kita hingga akhir masa.

Mengutip dari kitab al-Hikam nomer 133, “Jangan menuntut upah terhadap amal perbuatan yang engkau sendiri tidak ikut berbuat. Cukup besar upah/balasan bagimu dari Allah jika Ia menerima amal itu. Allah berfirman, ‘Dan Allah yang menjadikan engkau dan apa yang engkau perbuat.’ Ibrahim al-Aqni berkata, ’Dari Allah yang menjadikan hamba dan segala perbuatannya, dia pula yang memberikan taufik untuk siapa yang sampai mendekat kepadanya.”

Rezeki manusia itu sesungguhnya bukan pada pahalanya, melainkan rezeki manusia itu ketika bisa beramal dan Allah ridha. Benar, Allah menjanjikan pahala tapi sejatinya bukan urusan kita pahala itu, urusan Allah yang memberi. Urusan kita adalah sebelum beramal niatnya lurus, ketika beramal dijaga dengan benar, dan sesudah beramal lupakan. Kita tidak boleh menganggap amal itu milik kita, amal itu karunia Allah.

Kegagalan suatu amal ada tiga, yaitu: 1) niatnya tidak benar, 2) caranya tidak benar, 3) sesudah jadi amal diakui itu miliknya. Ini karena sebetulnya bukan kita yang sedekah, yang ada adalah Allah menitipkan uang kepada kita untuk hambanya melalui perantara yaitu kita.

Karena Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk beramal, kemudian Allah memberi taufik di hati kita supaya kita ingin beramal, dan itu sudah cukup untuk kita. Perihal nanti sedekah itu apakah menjadi amal atau tidak, itu semua sudah janji dan hak Allah. Yang mana kita sebagai hamba tidak perlu menunggu, juga tidak perlu untuk mengungkit-ungkit amalan tersebut.

Perihal perhitungan balasan sedekah dari Allah, itu juga adalah hak Allah apakah nanti dibalas dengan 10 sampai 700 kali lipat. Dan itu memang sudah tidak perlu kita nanti-nantikan, karena itu sudah pasti. Janji Allah itu pasti tidak akan pernah meleset. Tidak akan tertukar. Tidak salah detiknya, menitnya, dan pasti sempurna.

Maka dari itu, kita harus fokus pada dua hal di awal dan satu hal di akhir. Yakni jaga dengan lillaahi ta’ala, dan tidak boleh ada niat yang lain atau tersembunyi dalam diri kita. Ketika kita tersenyum, maka bukan karena ingin dagangan kita laku. Kita tersenyum bukan karena supaya kelihatan menarik. Kita tersenyum bukan karena ingin orang lain membalas senyuman kita, tapi kita tersenyum karena Allah suka orang yang tersenyum karena-Nya.

Kita sedekah karena Allah suka ketika kita bersedekah. Perihal orang lain mau berterima kasih, mau menghargai atau tidak itu semua bukan urusan kita. Urusan utama kita adalah sedekah, menolong orang, berbuat supaya amalan tersebut diterima oleh Allah. Dan itu ketika di awal kemudian ketika sudah jadi menjadi amal, hilang diri kita sama sekali.

Semua kebaikan yang bisa kita lakukan itu datangnya dari Allah. Kita tidak boleh mengakui, saya sudah nyumbang, saya sudah menolong, saya sudah berbuat, semua itu tidak boleh. Karena, “Allah lah yang telah menciptakan engkau dan apa yang engkau lakukan.” Itulah adab untuk kita semua.

Namun ketika kita dalam masalah dan kita merasa punya amal, lalu kita bertawasul itu baru diperbolehkan. Karena bertawasul juga sama seperti kita menyerahkan kepada Allah dengan cara kita menyerahkan amalan baik yang pernah kita lakukan, yang mudah-mudahan diterima oleh Allah.

Kemudian marilah kita belajar untuk menjadi pelupa. Pelupa terhadap sekecil apapun kebaikan kita. Karena memang sesungguhnya kita tidak pernah menolong orang, yang ada ialah Allah menggerakkan kita untuk menolong orang lewat perantara kita.

Maka dari itu, sebaiknya kita tidak mengingat-ngingat kebaikan orang lain, apalagi untuk menuntut orang membalas kebaikan kita. Dan yang terpenting adalah ingat, gigih di awal, sempurnakan ikhtiar dan lupakan apa yang sudah terjadi. Wallahu ‘alam. (inilah/pahamilah)


Pahamilah Tiga Tempat dalam Ikhlas



Oleh: KH Abdullah Gymnastiar

Pahamilah.com -
segala puji hanya bagi Allah yang Mahasuci dan Mahaagung yang tidak ada satu makhluk pun dapat menyamai kesucian dan keagungannya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah Saw, suri tauladan bagi kita hingga akhir masa.

Mengutip dari kitab al-Hikam nomer 133, “Jangan menuntut upah terhadap amal perbuatan yang engkau sendiri tidak ikut berbuat. Cukup besar upah/balasan bagimu dari Allah jika Ia menerima amal itu. Allah berfirman, ‘Dan Allah yang menjadikan engkau dan apa yang engkau perbuat.’ Ibrahim al-Aqni berkata, ’Dari Allah yang menjadikan hamba dan segala perbuatannya, dia pula yang memberikan taufik untuk siapa yang sampai mendekat kepadanya.”

Rezeki manusia itu sesungguhnya bukan pada pahalanya, melainkan rezeki manusia itu ketika bisa beramal dan Allah ridha. Benar, Allah menjanjikan pahala tapi sejatinya bukan urusan kita pahala itu, urusan Allah yang memberi. Urusan kita adalah sebelum beramal niatnya lurus, ketika beramal dijaga dengan benar, dan sesudah beramal lupakan. Kita tidak boleh menganggap amal itu milik kita, amal itu karunia Allah.

Kegagalan suatu amal ada tiga, yaitu: 1) niatnya tidak benar, 2) caranya tidak benar, 3) sesudah jadi amal diakui itu miliknya. Ini karena sebetulnya bukan kita yang sedekah, yang ada adalah Allah menitipkan uang kepada kita untuk hambanya melalui perantara yaitu kita.

Karena Allah memberikan kesempatan kepada kita untuk beramal, kemudian Allah memberi taufik di hati kita supaya kita ingin beramal, dan itu sudah cukup untuk kita. Perihal nanti sedekah itu apakah menjadi amal atau tidak, itu semua sudah janji dan hak Allah. Yang mana kita sebagai hamba tidak perlu menunggu, juga tidak perlu untuk mengungkit-ungkit amalan tersebut.

Perihal perhitungan balasan sedekah dari Allah, itu juga adalah hak Allah apakah nanti dibalas dengan 10 sampai 700 kali lipat. Dan itu memang sudah tidak perlu kita nanti-nantikan, karena itu sudah pasti. Janji Allah itu pasti tidak akan pernah meleset. Tidak akan tertukar. Tidak salah detiknya, menitnya, dan pasti sempurna.

Maka dari itu, kita harus fokus pada dua hal di awal dan satu hal di akhir. Yakni jaga dengan lillaahi ta’ala, dan tidak boleh ada niat yang lain atau tersembunyi dalam diri kita. Ketika kita tersenyum, maka bukan karena ingin dagangan kita laku. Kita tersenyum bukan karena supaya kelihatan menarik. Kita tersenyum bukan karena ingin orang lain membalas senyuman kita, tapi kita tersenyum karena Allah suka orang yang tersenyum karena-Nya.

Kita sedekah karena Allah suka ketika kita bersedekah. Perihal orang lain mau berterima kasih, mau menghargai atau tidak itu semua bukan urusan kita. Urusan utama kita adalah sedekah, menolong orang, berbuat supaya amalan tersebut diterima oleh Allah. Dan itu ketika di awal kemudian ketika sudah jadi menjadi amal, hilang diri kita sama sekali.

Semua kebaikan yang bisa kita lakukan itu datangnya dari Allah. Kita tidak boleh mengakui, saya sudah nyumbang, saya sudah menolong, saya sudah berbuat, semua itu tidak boleh. Karena, “Allah lah yang telah menciptakan engkau dan apa yang engkau lakukan.” Itulah adab untuk kita semua.

Namun ketika kita dalam masalah dan kita merasa punya amal, lalu kita bertawasul itu baru diperbolehkan. Karena bertawasul juga sama seperti kita menyerahkan kepada Allah dengan cara kita menyerahkan amalan baik yang pernah kita lakukan, yang mudah-mudahan diterima oleh Allah.

Kemudian marilah kita belajar untuk menjadi pelupa. Pelupa terhadap sekecil apapun kebaikan kita. Karena memang sesungguhnya kita tidak pernah menolong orang, yang ada ialah Allah menggerakkan kita untuk menolong orang lewat perantara kita.

Maka dari itu, sebaiknya kita tidak mengingat-ngingat kebaikan orang lain, apalagi untuk menuntut orang membalas kebaikan kita. Dan yang terpenting adalah ingat, gigih di awal, sempurnakan ikhtiar dan lupakan apa yang sudah terjadi. Wallahu ‘alam. (inilah/pahamilah)


(ilustrasi)

Oleh: Makmun Nawawi

Pahamilah.com - Suatu hari, Iyas bin Qatadah, pemimpin Bani Tamim, melihat bulu jenggotnya sudah putih. Ia pun berucap: “Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari perkara (petaka atau kematian) secara mendadak. Kulihat kematian sudah menuntutku dan aku tak bisa mengelak darinya.”

Kemudian, ia pun keluar menemui masyarakatnya, seraya berseru: “Wahai kaum Bani Tamim, aku sungguh sudah memberikan masa mudaku untuk kalian maka hendaknya kalian memberikan untukku di masa tuaku. Mengapa kalian tak bisa memperlihatkan kepadaku perihal krusial dan mendesaknya kebutuhan; kematian ini begitu dekat denganku.”

Kemudian, ia mengibaskan surbannya, menyendiri, lalu meminta izin kepada kaumnya untuk fokus beribadah kepada Rabb-nya, dan tidak melibatkan diri dalam percaturan kekuasaan, hingga meninggal.

Sinyal-sinyal dari kerentaan usia, yang sekaligus merupakan salah satu indikasi dari dekatnya seseorang akan kematian, kerap hadir di hadapan kita.

Misalnya, anak-cucu yang sudah beringsut dewasa, kulit yang sudah mengeriput, gigi yang sudah mulai tanggal satu demi satu, tulang mengalami osteoporosis yang selanjutnya mengakibatkan nyeri, menurunnya daya pendengaran, indra pengecap, dan daya ingat (memori). Demikian pula dengan tumbuhnya uban di bulu-bulu kita.

Melalui narasi di atas, bagaimana Iyas bin Qatadah, pemimpin Bani Tamim, begitu cerdas menangkap sinyal-sinyal kematian itu dengan hadirnya uban di jenggotnya.

Maka, berbahagialah kita yang tersadarkan dengan segenap fase kehidupan yang mau tidak mau mesti kita jalani, sehingga babak kehidupan kita pun berakhir dengan indah. Sebaliknya, hati-hatilah, jika semua itu sama sekali tidak menorehkan keinsyapan pada kita, sehingga “makin tua justru makin jadi”.

Allah berfirman: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (ar-Rum: 54).

Sedang, Nabi SAW bersabda: “Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam, walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat.” (HR Ibnu Hibban).

Gemerlap jabatan dan kekuasaan (al-jah) memang acap kali meninabobokan manusia, sehingga dia bebal untuk mengingat kematian. Itulah sebabnya mengapa banyak guru spiritual mewanti-wanti agar seseorang tidak tersandung dalam jebakan ini.

Bahwa, kekuasaan juga merupakan wahana bagi sang hamba untuk lebih banyak beramal saleh memang benar. Tapi, banyak tokoh politik dan pemimpin terkapar di dalamnya adalah fakta yang sulit dibantah, sehingga dia terpasung dalam janji-janji muluk yang diikrarkannya sendiri dan sifat amanah pun menjadi jauh sekali.

Sosok Iyas bin Qatadah sebagai pemimpin, moga bisa menginspirasi para tokoh politik kita, sehingga akhir hidupnya sungguh memesona, ia sukses dalam menjalin hubungan dengan sesama dan Rabb-nya (republika/pahamilah)


Inilah Sinyal-Sinyal Kematian

(ilustrasi)

Oleh: Makmun Nawawi

Pahamilah.com - Suatu hari, Iyas bin Qatadah, pemimpin Bani Tamim, melihat bulu jenggotnya sudah putih. Ia pun berucap: “Ya Allah, aku berlindung kepada Engkau dari perkara (petaka atau kematian) secara mendadak. Kulihat kematian sudah menuntutku dan aku tak bisa mengelak darinya.”

Kemudian, ia pun keluar menemui masyarakatnya, seraya berseru: “Wahai kaum Bani Tamim, aku sungguh sudah memberikan masa mudaku untuk kalian maka hendaknya kalian memberikan untukku di masa tuaku. Mengapa kalian tak bisa memperlihatkan kepadaku perihal krusial dan mendesaknya kebutuhan; kematian ini begitu dekat denganku.”

Kemudian, ia mengibaskan surbannya, menyendiri, lalu meminta izin kepada kaumnya untuk fokus beribadah kepada Rabb-nya, dan tidak melibatkan diri dalam percaturan kekuasaan, hingga meninggal.

Sinyal-sinyal dari kerentaan usia, yang sekaligus merupakan salah satu indikasi dari dekatnya seseorang akan kematian, kerap hadir di hadapan kita.

Misalnya, anak-cucu yang sudah beringsut dewasa, kulit yang sudah mengeriput, gigi yang sudah mulai tanggal satu demi satu, tulang mengalami osteoporosis yang selanjutnya mengakibatkan nyeri, menurunnya daya pendengaran, indra pengecap, dan daya ingat (memori). Demikian pula dengan tumbuhnya uban di bulu-bulu kita.

Melalui narasi di atas, bagaimana Iyas bin Qatadah, pemimpin Bani Tamim, begitu cerdas menangkap sinyal-sinyal kematian itu dengan hadirnya uban di jenggotnya.

Maka, berbahagialah kita yang tersadarkan dengan segenap fase kehidupan yang mau tidak mau mesti kita jalani, sehingga babak kehidupan kita pun berakhir dengan indah. Sebaliknya, hati-hatilah, jika semua itu sama sekali tidak menorehkan keinsyapan pada kita, sehingga “makin tua justru makin jadi”.

Allah berfirman: “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui lagi Mahakuasa.” (ar-Rum: 54).

Sedang, Nabi SAW bersabda: “Janganlah mencabut uban karena uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam, walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu derajat.” (HR Ibnu Hibban).

Gemerlap jabatan dan kekuasaan (al-jah) memang acap kali meninabobokan manusia, sehingga dia bebal untuk mengingat kematian. Itulah sebabnya mengapa banyak guru spiritual mewanti-wanti agar seseorang tidak tersandung dalam jebakan ini.

Bahwa, kekuasaan juga merupakan wahana bagi sang hamba untuk lebih banyak beramal saleh memang benar. Tapi, banyak tokoh politik dan pemimpin terkapar di dalamnya adalah fakta yang sulit dibantah, sehingga dia terpasung dalam janji-janji muluk yang diikrarkannya sendiri dan sifat amanah pun menjadi jauh sekali.

Sosok Iyas bin Qatadah sebagai pemimpin, moga bisa menginspirasi para tokoh politik kita, sehingga akhir hidupnya sungguh memesona, ia sukses dalam menjalin hubungan dengan sesama dan Rabb-nya (republika/pahamilah)



Seorang doktor Muslimah berjilbab diwawancarai wartawan asing yang menyatakan pakaiannya itu tidak mencerminkan pengetahuannya.

"Kami berkesimpulan Jilbab itu simbol keterbelakangan dan kemunduran" kata wartawan

Kemudian sang Doktor pun dengan cerdas mengatakan;
"Manusia di masa awal hampir telanjang, bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka mulai mengenakan busana, apa yang saya kenakan hari ini sebenarnya adalah lambang kecanggihan dan kemajuan berpikir yang telah dicapai manusia berabad-abad lamanya. Adapun ketelanjangan yang ada sekarang adalah simbol keterbelakangan dan kembalinya manusia kepada masa jahiliyah. Seandainya ketelanjangan itu simbol kemajuan maka bisa dikatakan para binatang itu telah mencapai puncak peradaban".


Wartawan Asing Vs Doktor Muslimah


Seorang doktor Muslimah berjilbab diwawancarai wartawan asing yang menyatakan pakaiannya itu tidak mencerminkan pengetahuannya.

"Kami berkesimpulan Jilbab itu simbol keterbelakangan dan kemunduran" kata wartawan

Kemudian sang Doktor pun dengan cerdas mengatakan;
"Manusia di masa awal hampir telanjang, bersamaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka mulai mengenakan busana, apa yang saya kenakan hari ini sebenarnya adalah lambang kecanggihan dan kemajuan berpikir yang telah dicapai manusia berabad-abad lamanya. Adapun ketelanjangan yang ada sekarang adalah simbol keterbelakangan dan kembalinya manusia kepada masa jahiliyah. Seandainya ketelanjangan itu simbol kemajuan maka bisa dikatakan para binatang itu telah mencapai puncak peradaban".


Setiap penghuni alam semesta adalah makhluk. Ia hadir sebagai ciptaan, sadar maupun tidak. Predikat “makhluk” disandang secara natural (takwini). Setiap entitas nyaris mematuhi hukum kemakhlukan “Sunnatullah” dari makhluk mineral dengan cirri khasnya hingga makluk hewani dengan ciri khasnya. Masing-masing bergerak dan mengikuti aturan yang berlaku secara determinan. Mereka semua patuh dan tak dapat mengelak dari konsekuensi natural.

Kepatuhan ini bersifat universal, bagi alam itu sendiri dan semua yang mengisinya. Rahmat Allah sebagai sistem yang meliputi setiap entitas kosmik meliputinya tanpa membedakan sisi kehambaannya. Bila alam bergerak dan berproses, maka siapapun yang berada di dalamnya akan menerima akibatnya. Gempa dan semua proses natural tak lain adalah fenomena yang menkonfirmasi hukum kemakhlukan.

Hanya sebagian dari penghuni alam yang diberi tugas tambahan, yaitu kehambaan. Manusia dan jin adalah makhluk yang dituntut untuk melaksanakan tugas kehambaan. Kehambaan adalah hukum yang dibebankan kepada manusia, karena ia telah dilengkapi dengan kehendak, akal sehat dan ikhtiar.

Pemuda asal pulau Madura ini masih menunggu jawaban saya. “Begini. Sebelum mewajibkan puasa dan perintah lainnya, Allah memberi kita kemampuan melakukan dan tidak melakukannya. Setelah diberi, Allah menghendaki manusia menggunakan kemampuan itu. Lalu Allah menetapkan peraturan yang mengikat dan mengurangi kebebasannya dengan kemampuan dan kehendaknya.

Pada saat itu ada sekelompok manusia yang bersedia mengurangi kebebasannya dengan mematuhi aturan-aturan itu, dan ada pula sekelompok manusia yang tidak bersedia mengurangi kebebasannya. Saat itu Allah akan memberikan kasihnya kepada kelompok itu. Yang bersedia membatasi kebebasannya dengan mematuhi aturan-aturanya, diberi rahmat berupa ganti rugi kebebasan yang sudah dikuranginya. Sedangkan yang tidak bersedia membatasi kebebasannya dengan tidak mematuhi aturan-aturan itu diberi rahmat berupa ganti untung kebebasan yang telah dinikmatinya. Lalu masing-masing lebur dalam rahmatNya dengan dua manifestasiNya.

Kelompok pertama telah melaksanakan tugas kemakhlukan dan kehambaan dan karenanya diganjar dengan pahala berganda rahmat yang panas dan sejuk (menghangatkan) karena ia menghimpun rahmat Jalaliyah dan rahmat JamaliyahNya. Sedangkan kelompok kedua hanya melaksanakan tugas kemakhlukan hanya mendapatkan rahmat Jalaliyah, rahmat yang panas.

Pahala dan siksa adalah dua rahmat yang berbeda pola. Allah memasukkan yang patuh sebagai makhluk dan hamba dalam kasihNya yang berganda, yaitu rahmat yang sejuk dan panas. Dan Ia memasukkan yang hanya patuh sebagai makhkuk dalam kasih yang tunggal, yaitu rahmat yang panas (cahaya, api). Neraka tak lain adalah rahmat yang dihadirkan dalam bentuk suhu tinggi yang membakar laron-laron yang bersaing meraihnya. Sorga adalah rahmat yang dihadirkan dalam bentuk suhu rendah yang membekukan semut-semut yang berjuang untuk tenggelam di dalamnya.

Api melumerkan anai-anai yang memutuskan untuk lenyap dalam cintanya yang membara. Madu menenggelamkan (membekukan) semut yang memutuskan utuk mengalami perfeksi dan transsubtansi sebagai madu.

Cinta dapat dipahami sebagai peleburan subjek dan objek bak semut yang meleburkan diri dalam laguna madu seraya menganggap dirinya madu. Cinta dapat pula dipahami sebagai peniadaan subjek dalam diri objek laksana anai-anai yang memusnahkan diri dalam api (cahaya) sembari menganggap dirinya tiada.






Fote Note___________________________
Judul Asli : “Anugerah Siksa”
Oleh : islamtimes.org

Misteri “Anugerah Siksa”

Setiap penghuni alam semesta adalah makhluk. Ia hadir sebagai ciptaan, sadar maupun tidak. Predikat “makhluk” disandang secara natural (takwini). Setiap entitas nyaris mematuhi hukum kemakhlukan “Sunnatullah” dari makhluk mineral dengan cirri khasnya hingga makluk hewani dengan ciri khasnya. Masing-masing bergerak dan mengikuti aturan yang berlaku secara determinan. Mereka semua patuh dan tak dapat mengelak dari konsekuensi natural.

Kepatuhan ini bersifat universal, bagi alam itu sendiri dan semua yang mengisinya. Rahmat Allah sebagai sistem yang meliputi setiap entitas kosmik meliputinya tanpa membedakan sisi kehambaannya. Bila alam bergerak dan berproses, maka siapapun yang berada di dalamnya akan menerima akibatnya. Gempa dan semua proses natural tak lain adalah fenomena yang menkonfirmasi hukum kemakhlukan.

Hanya sebagian dari penghuni alam yang diberi tugas tambahan, yaitu kehambaan. Manusia dan jin adalah makhluk yang dituntut untuk melaksanakan tugas kehambaan. Kehambaan adalah hukum yang dibebankan kepada manusia, karena ia telah dilengkapi dengan kehendak, akal sehat dan ikhtiar.

Pemuda asal pulau Madura ini masih menunggu jawaban saya. “Begini. Sebelum mewajibkan puasa dan perintah lainnya, Allah memberi kita kemampuan melakukan dan tidak melakukannya. Setelah diberi, Allah menghendaki manusia menggunakan kemampuan itu. Lalu Allah menetapkan peraturan yang mengikat dan mengurangi kebebasannya dengan kemampuan dan kehendaknya.

Pada saat itu ada sekelompok manusia yang bersedia mengurangi kebebasannya dengan mematuhi aturan-aturan itu, dan ada pula sekelompok manusia yang tidak bersedia mengurangi kebebasannya. Saat itu Allah akan memberikan kasihnya kepada kelompok itu. Yang bersedia membatasi kebebasannya dengan mematuhi aturan-aturanya, diberi rahmat berupa ganti rugi kebebasan yang sudah dikuranginya. Sedangkan yang tidak bersedia membatasi kebebasannya dengan tidak mematuhi aturan-aturan itu diberi rahmat berupa ganti untung kebebasan yang telah dinikmatinya. Lalu masing-masing lebur dalam rahmatNya dengan dua manifestasiNya.

Kelompok pertama telah melaksanakan tugas kemakhlukan dan kehambaan dan karenanya diganjar dengan pahala berganda rahmat yang panas dan sejuk (menghangatkan) karena ia menghimpun rahmat Jalaliyah dan rahmat JamaliyahNya. Sedangkan kelompok kedua hanya melaksanakan tugas kemakhlukan hanya mendapatkan rahmat Jalaliyah, rahmat yang panas.

Pahala dan siksa adalah dua rahmat yang berbeda pola. Allah memasukkan yang patuh sebagai makhluk dan hamba dalam kasihNya yang berganda, yaitu rahmat yang sejuk dan panas. Dan Ia memasukkan yang hanya patuh sebagai makhkuk dalam kasih yang tunggal, yaitu rahmat yang panas (cahaya, api). Neraka tak lain adalah rahmat yang dihadirkan dalam bentuk suhu tinggi yang membakar laron-laron yang bersaing meraihnya. Sorga adalah rahmat yang dihadirkan dalam bentuk suhu rendah yang membekukan semut-semut yang berjuang untuk tenggelam di dalamnya.

Api melumerkan anai-anai yang memutuskan untuk lenyap dalam cintanya yang membara. Madu menenggelamkan (membekukan) semut yang memutuskan utuk mengalami perfeksi dan transsubtansi sebagai madu.

Cinta dapat dipahami sebagai peleburan subjek dan objek bak semut yang meleburkan diri dalam laguna madu seraya menganggap dirinya madu. Cinta dapat pula dipahami sebagai peniadaan subjek dalam diri objek laksana anai-anai yang memusnahkan diri dalam api (cahaya) sembari menganggap dirinya tiada.






Fote Note___________________________
Judul Asli : “Anugerah Siksa”
Oleh : islamtimes.org
*Pesan Nafas Cinta Yang Terakhir


Apa kabar cintaku? Lama nian kita tak jumpa dan tiada pula bertegur sapa, aku yakin bukan karena kebencian diantara kita, aku pun yakin bukan karena apa - apa, tapi rutinitas kesibukan jua yang telah menjebak kita dalam hiruk pikuknya kehidupan dunia.

Untuk itu, ada satu hal yang ingin aku utarakan sebagai bahan renungan, bagaimana memikirkan indahnya malam pertama, tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata, bukan pula malam pertama bagai memasuki peraduan Adam dan Hawa, justru malam pertama ketika perkawinan kita dengan Sang Maut tiba, dimana malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara.

Hari itu, mempelai sangat dimanjakan, mandi pun harus dimandikan - seluruh badan pun terbuka, tak ada sehelai benang menutupi dan tiada sedikit pun rasa malu, seluruh anggota badan digosok dan dibersihkan, kotoran dari lubang hidung hingga anus dikeluarkan, bahkan lubang – lubang itu kemudian ditutup dengan kapas putih, Itulah sosok kita, Itulah jasad kita saat itu.

Setelah dimandikan, lalu dikenakan gaun cantik berwarna putih, kain itu sangat jarang orang memakainya, ber-merk sangat terkenal bernama Kafan.

Wewangian ditabur keatas baju kita, bagian kepala, badan, dan kaki diikatkan, tataplah... tataplah... itu rupa wajah kita di keranda pelaminan, lalu disiapkan pengantin bersanding sendirian.

Kemudian sang mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita dengan iringan langkah gontai seluruh keluarga serta rasa haru para handai taulan.

Lantunan syahdu yang bersyair adzan serta kalimah kudus, dimana akad nikahnya menggunakan bacaan talkin, berwalikan liang lahat dan saksi - saksinya adalah barisan nisan yang telah tiba duluan, dengan siraman air mawar sebagai pengantar akhir kerinduan.

Dan akhirnya... tibalah masa pengantin menunggu ditinggal sendirian untuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah dalam menjalani kehidupan.

Malam pertama bersama Sang Maha KEKASIH, ditemani rayap - rayap serta cacing tanah dalam kamar yang bertilamkan tanah, dan ketika tujuh langkah telah pergi, sang malaikat pun berkunjung hendak bertanya namun tidak tahu apakah memperoleh nikmat atau mendapat siksa kubur setelahnya, tiada sekali pun kita tahu dan tak seorang pun yang tahu, tapi anehnya kebanyakan kita manusia tak pernah galau ketakutan tentang nikmat atau siksa yang akan diterima, namun sayang kita manusia enggan untuk menitikkan air mata, seolah airmata itu merupakan barang berharga yang sangat mahal.

Dan apakah Dia Sang Maha Kekasih kelak menetapkan ke syurga atau melemparkan diri ini ke neraka? hanya Dia yang berkenan, tentunya kita manusia berharap menjadi ahli syurga, tapi, tapi, sudah pantaskah sikap perilaku dan perbuatan kita selama ini untuk disebut sebagai ahli syurga?

Cintaku, mohon maaf jika malam itu aku tak bisa menemanimu, bukan berarti tak setia bukan pula aku berkhianat, tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan, tapi percayalah aku pasti kan mendo'akanmu, sebab sungguh aku sangat menyayangimu, rasa sayangku padamu lebih dari apa yang engkau duga, dalam doaku semoga engkau menjadi ahli syurga. Amien

Cintaku, jika ini adalah bacaan terakhirmu maka renungkanlah dan apabila coretan ini adalah pesan terakhir dari kekasihmu maka ambil hikmahnya, tapi jika ini adalah salahku - maafkan aku, terlebih jika aku harus mendahuluimu, mohon ikhlas dan maafkan seluruh khilafku yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu.

Dan apabila goresan jiwaku ini ada manfaatnya, salinlah kedalam kertas putih, lalu engkau simpan sebagai bahan renungan, siapa tahu suatu saat engkau ingat kepadaku ketika aku berpindah ke alam lain, hanya satu pintaku padamu tolong do'akan aku agar khusnul khotimah menghadap kehadirat-NYA.

"Robbana dholamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin," Ya Tuhan kami telah menganiaya diri kami sendiri & jika Engkau tidak mengampuni kami niscaya kami termasuk orang-orang yg merugi." {QS. Al A'raf : 23}



________________________________
*Diadaptasi dengan perubahan seperlunya oleh Andik Priyo Kunarbowo dari "Renungan Terakhir"  yang berjudul "Apa Kabar Cintaku" oleh kang Rahmat

Pesan Nafas Cinta Yang Terakhir

*Pesan Nafas Cinta Yang Terakhir


Apa kabar cintaku? Lama nian kita tak jumpa dan tiada pula bertegur sapa, aku yakin bukan karena kebencian diantara kita, aku pun yakin bukan karena apa - apa, tapi rutinitas kesibukan jua yang telah menjebak kita dalam hiruk pikuknya kehidupan dunia.

Untuk itu, ada satu hal yang ingin aku utarakan sebagai bahan renungan, bagaimana memikirkan indahnya malam pertama, tapi bukan malam penuh kenikmatan duniawi semata, bukan pula malam pertama bagai memasuki peraduan Adam dan Hawa, justru malam pertama ketika perkawinan kita dengan Sang Maut tiba, dimana malam yang meninggalkan isak tangis sanak saudara.

Hari itu, mempelai sangat dimanjakan, mandi pun harus dimandikan - seluruh badan pun terbuka, tak ada sehelai benang menutupi dan tiada sedikit pun rasa malu, seluruh anggota badan digosok dan dibersihkan, kotoran dari lubang hidung hingga anus dikeluarkan, bahkan lubang – lubang itu kemudian ditutup dengan kapas putih, Itulah sosok kita, Itulah jasad kita saat itu.

Setelah dimandikan, lalu dikenakan gaun cantik berwarna putih, kain itu sangat jarang orang memakainya, ber-merk sangat terkenal bernama Kafan.

Wewangian ditabur keatas baju kita, bagian kepala, badan, dan kaki diikatkan, tataplah... tataplah... itu rupa wajah kita di keranda pelaminan, lalu disiapkan pengantin bersanding sendirian.

Kemudian sang mempelai di arak keliling kampung bertandukan tetangga menuju istana keabadian sebagai simbol asal usul kita dengan iringan langkah gontai seluruh keluarga serta rasa haru para handai taulan.

Lantunan syahdu yang bersyair adzan serta kalimah kudus, dimana akad nikahnya menggunakan bacaan talkin, berwalikan liang lahat dan saksi - saksinya adalah barisan nisan yang telah tiba duluan, dengan siraman air mawar sebagai pengantar akhir kerinduan.

Dan akhirnya... tibalah masa pengantin menunggu ditinggal sendirian untuk mempertanggungjawabkan seluruh langkah dalam menjalani kehidupan.

Malam pertama bersama Sang Maha KEKASIH, ditemani rayap - rayap serta cacing tanah dalam kamar yang bertilamkan tanah, dan ketika tujuh langkah telah pergi, sang malaikat pun berkunjung hendak bertanya namun tidak tahu apakah memperoleh nikmat atau mendapat siksa kubur setelahnya, tiada sekali pun kita tahu dan tak seorang pun yang tahu, tapi anehnya kebanyakan kita manusia tak pernah galau ketakutan tentang nikmat atau siksa yang akan diterima, namun sayang kita manusia enggan untuk menitikkan air mata, seolah airmata itu merupakan barang berharga yang sangat mahal.

Dan apakah Dia Sang Maha Kekasih kelak menetapkan ke syurga atau melemparkan diri ini ke neraka? hanya Dia yang berkenan, tentunya kita manusia berharap menjadi ahli syurga, tapi, tapi, sudah pantaskah sikap perilaku dan perbuatan kita selama ini untuk disebut sebagai ahli syurga?

Cintaku, mohon maaf jika malam itu aku tak bisa menemanimu, bukan berarti tak setia bukan pula aku berkhianat, tapi itulah komitmen azali tentang hidup dan kehidupan, tapi percayalah aku pasti kan mendo'akanmu, sebab sungguh aku sangat menyayangimu, rasa sayangku padamu lebih dari apa yang engkau duga, dalam doaku semoga engkau menjadi ahli syurga. Amien

Cintaku, jika ini adalah bacaan terakhirmu maka renungkanlah dan apabila coretan ini adalah pesan terakhir dari kekasihmu maka ambil hikmahnya, tapi jika ini adalah salahku - maafkan aku, terlebih jika aku harus mendahuluimu, mohon ikhlas dan maafkan seluruh khilafku yang pasti pernah menyakiti atau mengecewakanmu.

Dan apabila goresan jiwaku ini ada manfaatnya, salinlah kedalam kertas putih, lalu engkau simpan sebagai bahan renungan, siapa tahu suatu saat engkau ingat kepadaku ketika aku berpindah ke alam lain, hanya satu pintaku padamu tolong do'akan aku agar khusnul khotimah menghadap kehadirat-NYA.

"Robbana dholamna anfusana wa illam taghfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin," Ya Tuhan kami telah menganiaya diri kami sendiri & jika Engkau tidak mengampuni kami niscaya kami termasuk orang-orang yg merugi." {QS. Al A'raf : 23}



________________________________
*Diadaptasi dengan perubahan seperlunya oleh Andik Priyo Kunarbowo dari "Renungan Terakhir"  yang berjudul "Apa Kabar Cintaku" oleh kang Rahmat
Oleh: Andik Priyo Kunarbowo

Pahamilah.com - Semua orang pasti mengenal kata "sabar", namun tidak semua orang mampu untuk mendapatkan dirinya, tidak seluruh manusia tahan dalam menanggung segala bebannya, bukanlah persoalan mudah ketika "sabar" itu disematkan kedalam dada, juga tidaklah gampang menjiwainya.

Sabar itu sangat kejam sebab dia tidak mentoleransi apapun yang bertentangan dengannya, ia luar biasa super otoriter karena ia tidak mau diperintah oleh siapa pun bahkan oleh manusia itu sendiri.

Dengan Tegas ia menolak kehadiran "sifat dengki", ia pasti merantai "ketergesaan" yang bernafsu, ia juga tidak menyukai kehadiran si "buruk sangka", ia akan melemparkan sang "dendam" ke jurang maut apabila berani mencoba untuk mendekat , ia bahkan mengutuk si "irihati", ia pantang mundur hingga si "galau" pun diterkam kematian, bahkan ia dengan pedangnya siap membunuh "patah hati" demi mencegah sang "putus asa" menduduki peraduan jiwa.


Sabar itu Super Otoriter Yang Sangat Kejam - ia tidak menghendaki siapa pun kecuali dirinya sendiri karena kesabaran itu adalah jalan keluar yang TIDAK memberikan jalan keluar.

Iblis dan setan gemetar tertunduk oleh karena ketakutan, sebab sang "sabar" berteriak keras bagai gemuruh ombak yang hendak memecah karang "Akulah sang sabar, aku tidak menghendaki apa pun berada disampingku, aku tidak mau bersekutu dengan siapa pun, aku tidak mengenal dengki, dendam, putus asa, galau bin resah, aku tidak mau berteman dengan si sakit hati, aku tolak semuanya.

Jangan pernah kalian mendekat, telah kuhunus pedang "kesabaran" ini untuk membunuh sifat jelek, akulah sang sabar, akulah sang makhluk yang sangat berbeda dari yang pernah diciptakan, aku tidak akan pernah tunduk kepada apa pun dan siapa pun, aku hanya mau bersujud dihadapan ridho Ilahi Rabbi.

"Wahai kalian manusia yang lagi terperangkap diruang bosan dengan kehidupan, yang putus asa lagi menangis darah, yang mati enggan namun hidup pun tak mau, yang lagi terhimpit kesusahan, yang terluka, yang dikhianati, yang disakiti dan yang tidak dipedulikan, yang dianggap sampah dan yang dipermainkan; berpegang teguhlah padaku, sebab hanya akulah satu-satunya yang mampu menyejukkan hati dan menyucikan jiwa.

"Dapatkanlah aku, niscaya Ridho Ilahi robbi akan menerangi hidup dan kehidupanmu, rengkuhlah aku dan rebahkan aku dalam hatimu niscaya Allah akan merahmatimu, ikatlah aku dalam jiwamu agar Sang Maha Cinta menurunkan keindahan ketika engkau menghadapi ujian dan cobaan"
.
“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)
Sabar itu Super Otoriter Yang Sangat Kejam

Sabar itu Super Otoriter Yang Sangat Kejam

Oleh: Andik Priyo Kunarbowo

Pahamilah.com - Semua orang pasti mengenal kata "sabar", namun tidak semua orang mampu untuk mendapatkan dirinya, tidak seluruh manusia tahan dalam menanggung segala bebannya, bukanlah persoalan mudah ketika "sabar" itu disematkan kedalam dada, juga tidaklah gampang menjiwainya.

Sabar itu sangat kejam sebab dia tidak mentoleransi apapun yang bertentangan dengannya, ia luar biasa super otoriter karena ia tidak mau diperintah oleh siapa pun bahkan oleh manusia itu sendiri.

Dengan Tegas ia menolak kehadiran "sifat dengki", ia pasti merantai "ketergesaan" yang bernafsu, ia juga tidak menyukai kehadiran si "buruk sangka", ia akan melemparkan sang "dendam" ke jurang maut apabila berani mencoba untuk mendekat , ia bahkan mengutuk si "irihati", ia pantang mundur hingga si "galau" pun diterkam kematian, bahkan ia dengan pedangnya siap membunuh "patah hati" demi mencegah sang "putus asa" menduduki peraduan jiwa.


Sabar itu Super Otoriter Yang Sangat Kejam - ia tidak menghendaki siapa pun kecuali dirinya sendiri karena kesabaran itu adalah jalan keluar yang TIDAK memberikan jalan keluar.

Iblis dan setan gemetar tertunduk oleh karena ketakutan, sebab sang "sabar" berteriak keras bagai gemuruh ombak yang hendak memecah karang "Akulah sang sabar, aku tidak menghendaki apa pun berada disampingku, aku tidak mau bersekutu dengan siapa pun, aku tidak mengenal dengki, dendam, putus asa, galau bin resah, aku tidak mau berteman dengan si sakit hati, aku tolak semuanya.

Jangan pernah kalian mendekat, telah kuhunus pedang "kesabaran" ini untuk membunuh sifat jelek, akulah sang sabar, akulah sang makhluk yang sangat berbeda dari yang pernah diciptakan, aku tidak akan pernah tunduk kepada apa pun dan siapa pun, aku hanya mau bersujud dihadapan ridho Ilahi Rabbi.

"Wahai kalian manusia yang lagi terperangkap diruang bosan dengan kehidupan, yang putus asa lagi menangis darah, yang mati enggan namun hidup pun tak mau, yang lagi terhimpit kesusahan, yang terluka, yang dikhianati, yang disakiti dan yang tidak dipedulikan, yang dianggap sampah dan yang dipermainkan; berpegang teguhlah padaku, sebab hanya akulah satu-satunya yang mampu menyejukkan hati dan menyucikan jiwa.

"Dapatkanlah aku, niscaya Ridho Ilahi robbi akan menerangi hidup dan kehidupanmu, rengkuhlah aku dan rebahkan aku dalam hatimu niscaya Allah akan merahmatimu, ikatlah aku dalam jiwamu agar Sang Maha Cinta menurunkan keindahan ketika engkau menghadapi ujian dan cobaan"
.
“Mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat” (QS. Al Baqarah: 45)
Wahai yang lagi terperangkap diruang bosan dengan kehidupan, yang putus asa lagi menangis darah, yang mati enggan namun hidup pun tak mau, yang lagi terhimpit kesusahan, yang terluka, yang dikhianati, yang disakiti dan yang tidak dipedulikan, yang dianggap sampah dan yang dipermainkan. Yang difitnah lagi di cemo-oh, disana ada kemenangan yang nyata, yang belum pernah terbayang dan belum pernah diperlihatkan, pertolongan Allah semakin dekat, jalan keluar dari semua kesusahan, dan kemudahan setelah kesulitan.

janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui {QS. Ar Rum:6}

Dalam kepedihan yang anda rasakan, tersembunyi jalan pemecahan, dalam musibah dan pahitnya kehidupan, ada suatu hal yang menyebabkan anda terselamatkan dari musibah itu sendiri , suka atau tidak bukan menjadi soal, justru dalam suatu hal yang tidak anda sukai terdapat suatu rahasia dari-NYA berupa kenikmatan dan kebaikan.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu {QS. Albaqarah: 216}

Telah tiba waktunya anda menelanjangi keraguan dan menggantinya dengan keyakinan, penyelewengan nurani dengan kebenaran, kuranglurusnya pemikiran dengan hidayah, gelapnya jalan dengan terang pelita-NYA.

Renungkanlah, waktu tidak selamanya gelap, cuaca tidak selamanya panas, semua pasti berlalu, tenangkan diri anda sebab semua itu telah dikehendaki-NYA, Allah Maha Bijaksana pasti memberikan jalan keluar, ada penyakit pasti ada pula obat, ada racun kepedihan pasti tersedia pula penawarnya, teguhkan hati, bulatkan tekad dan sempurnakan ihtiar .

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan {QS. Alam Nasrah: 5}



 12 Maret 2010 pukul 21:02

Kpd Yth: Yang DIKHIANATI lagi TERSAKITI

Wahai yang lagi terperangkap diruang bosan dengan kehidupan, yang putus asa lagi menangis darah, yang mati enggan namun hidup pun tak mau, yang lagi terhimpit kesusahan, yang terluka, yang dikhianati, yang disakiti dan yang tidak dipedulikan, yang dianggap sampah dan yang dipermainkan. Yang difitnah lagi di cemo-oh, disana ada kemenangan yang nyata, yang belum pernah terbayang dan belum pernah diperlihatkan, pertolongan Allah semakin dekat, jalan keluar dari semua kesusahan, dan kemudahan setelah kesulitan.

janji yang sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui {QS. Ar Rum:6}

Dalam kepedihan yang anda rasakan, tersembunyi jalan pemecahan, dalam musibah dan pahitnya kehidupan, ada suatu hal yang menyebabkan anda terselamatkan dari musibah itu sendiri , suka atau tidak bukan menjadi soal, justru dalam suatu hal yang tidak anda sukai terdapat suatu rahasia dari-NYA berupa kenikmatan dan kebaikan.

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu {QS. Albaqarah: 216}

Telah tiba waktunya anda menelanjangi keraguan dan menggantinya dengan keyakinan, penyelewengan nurani dengan kebenaran, kuranglurusnya pemikiran dengan hidayah, gelapnya jalan dengan terang pelita-NYA.

Renungkanlah, waktu tidak selamanya gelap, cuaca tidak selamanya panas, semua pasti berlalu, tenangkan diri anda sebab semua itu telah dikehendaki-NYA, Allah Maha Bijaksana pasti memberikan jalan keluar, ada penyakit pasti ada pula obat, ada racun kepedihan pasti tersedia pula penawarnya, teguhkan hati, bulatkan tekad dan sempurnakan ihtiar .

Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan {QS. Alam Nasrah: 5}



 12 Maret 2010 pukul 21:02
Berapa banyak udara keluar masuk lewat hidung ketika bernafas? Apakah anda mampu menghitungnya? Anda mendapatkannya secara gratis tanpa tanda tangan, tanpa jaminan, tanpa agunan, tanpa prasyarat apapun. Jikalau semua itu dikenakan biaya sanggupkah anda membelinya? Sanggupkah anda menebusnya? apa yang anda sombongkan dimuka bumi ini!!!

Jadi untuk apa anda berlaku aniaya? untuk apa anda merampas dari yang berhak? untuk apa anda menyakiti sesama makhluk? untuk apa anda berlaku tidak jujur? untuk apa anda semena-mena? untuk apa anda menghancurkan hidup dan kehidupan orang? Untuk apa?

Berapa banyak detak jantung memompa darah supaya ruh tetap bertahan didalam tubuh guna mewujudkan adanya kehidupan, Sanggupkah anda menghitungnya? Anda di anugerahi mesin kehidupan yang serba otomatis secara gratis , apakah anda tidak menyadarinya? andai pembuatan jantung dikenakan biaya sanggupkah anda membelinya? Pabrik mana di dunia ini yang mampu menandingi kecanggihan Made in Tuhan? apa yang anda sombongkan di kehidupan ini?

Jadi untuk apa anda berlaku licik lagi hina? Jadi untuk apa anda hobi memutus tali silaturohmi? Untuk apa anda merusak rumah tangga orang? Untuk apa anda selingkuh? Untuk apa anda menyakiti hati suami dan menghina hasil jerih payahnya? Untuk apa anda tidak setia dengan istri? Untuk apa?

Anda mengaku kehidupan ini adalah milik anda dan mengklaim bahwa apapun yang anda dapatkan merupakan hasil kerja keras anda, lantas apakah dengan alasan itu anda meninggikan diri dihadapan sesama makhluk Tuhan? Menganggap semua yang diluar anda merupakan makhluk hina tiada berharga? Sungguh tidak tahu malu, ingatlah semua manusia pada hakekatnya adalah sama, saya, anda dan kita semua merupakan makhluk yang SANGAT-SANGAT MISKIN bahkan melebihi kata-kata itu , kita semua tanpa terkecuali LEBIH SANGAT-SANGAT MISKIN hingga Tuhan pun memberikan semua fasilitas tersebut secara gratis , Tanpa pajak, tanpa bunga, tanpa jaminan dan tanpa prasyarat apapun, dan Tuhan memberi fasilitas ini tiada pernah memandang anda itu anak siapa, berpangkat apa, anda itu suku dan berbangsa apa, anda itu kaya atau miskin, anda itu seorang ulama atau santri, Semua sama, bahkan yang tidak mengakui keberadaan Tuhan pun tetap di anugerahi fasilitas GRATIS. BUAT APA ANDA MENYOMBONGKAN DIRI? BUAT APA DAN UNTUK APA?

Jadi untuk apa pangkat yang anda banggakan? Untuk apa luasnya tanah yang anda agungkan? Untuk apa harta melimpah yang anda kedepankan? Untuk apa? Atas dasar apa dan karena apa ANDA MENYOMBONGKAN DIRI?

Jangan mencoba menjadi makhluk bangsat lagi terlaknat yang berani menyombongkan diri, sebab kesombongan bukanlah hak makhluk namun mutlak hak milik Sang Pencipta. Jika anda berani memakai pakaian Tuhan bersiap-siaplah anda menanggung segala konsekwensinya. Renungkanlah, kita semua itu sangat-sangat miskin, tidak punya apa-apa dan tidak memiliki apapun yang dapat dibanggakan. Ingatlah saya dan anda saat terlahir kedunia dengan telanjang tanpa membawa bekal, jadi janganlah menjadi manusia yang sombong, membeli udara yang kita hirup saja tak mampu apalagi membuat jantung kita seperti aslinya, jadi buat apa menyombongkan diri? CAMKAN ITU!!!

Wahai diriku, janganlah engkau menjadi makhluk tidak tahu diri yang suka memutus silaturohmi, janganlah engkau menjadi suami yang suka bermain dengan kata cerai, jangan pula engkau menjadi wanita yang suka meminta cerai tanpa kema’rufan, yang memandang rendah suami dan mengingkari jalan Islami.

Wahai diriku, janganlah engkau meninggikan suaramu melebihi keagungan Tuhan dan jangan pula engkau mengingkari nikmat yang telah di anugerahkan oleh-NYA.

Wahai diriku, janganlah engkau berlaku aniaya, menindas yang lemah dan berlaku tidak adil, mengesampingkan kebenaran dan serta memunafiki kenyataan yang ada.

Wahai diriku, janganlah engkau membanggakan apa yang engkau punya, entah itu luasnya tanahmu, anakmu, kedudukanmu, keberhasilanmu, melimpahnya hartamu dan apapun yang menyangkut isi dunia ini.

Wahai diriku, tunaikan kewajibanmu dengan sebaik-baiknya, jangan bodohi hati kecilmu dengan yang berbau dusta lagi tidak terpuji, hormati suamimu dan hargai tetes keringatnya, cintai istrimu dan letakkan segala sesuatu sesuai dengan tempat dan fitrahnya.


maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan? {QS. Ar-Rahman: 21}

Jangan Sekedar Baca Ini, namun Renungkan

Berapa banyak udara keluar masuk lewat hidung ketika bernafas? Apakah anda mampu menghitungnya? Anda mendapatkannya secara gratis tanpa tanda tangan, tanpa jaminan, tanpa agunan, tanpa prasyarat apapun. Jikalau semua itu dikenakan biaya sanggupkah anda membelinya? Sanggupkah anda menebusnya? apa yang anda sombongkan dimuka bumi ini!!!

Jadi untuk apa anda berlaku aniaya? untuk apa anda merampas dari yang berhak? untuk apa anda menyakiti sesama makhluk? untuk apa anda berlaku tidak jujur? untuk apa anda semena-mena? untuk apa anda menghancurkan hidup dan kehidupan orang? Untuk apa?

Berapa banyak detak jantung memompa darah supaya ruh tetap bertahan didalam tubuh guna mewujudkan adanya kehidupan, Sanggupkah anda menghitungnya? Anda di anugerahi mesin kehidupan yang serba otomatis secara gratis , apakah anda tidak menyadarinya? andai pembuatan jantung dikenakan biaya sanggupkah anda membelinya? Pabrik mana di dunia ini yang mampu menandingi kecanggihan Made in Tuhan? apa yang anda sombongkan di kehidupan ini?

Jadi untuk apa anda berlaku licik lagi hina? Jadi untuk apa anda hobi memutus tali silaturohmi? Untuk apa anda merusak rumah tangga orang? Untuk apa anda selingkuh? Untuk apa anda menyakiti hati suami dan menghina hasil jerih payahnya? Untuk apa anda tidak setia dengan istri? Untuk apa?

Anda mengaku kehidupan ini adalah milik anda dan mengklaim bahwa apapun yang anda dapatkan merupakan hasil kerja keras anda, lantas apakah dengan alasan itu anda meninggikan diri dihadapan sesama makhluk Tuhan? Menganggap semua yang diluar anda merupakan makhluk hina tiada berharga? Sungguh tidak tahu malu, ingatlah semua manusia pada hakekatnya adalah sama, saya, anda dan kita semua merupakan makhluk yang SANGAT-SANGAT MISKIN bahkan melebihi kata-kata itu , kita semua tanpa terkecuali LEBIH SANGAT-SANGAT MISKIN hingga Tuhan pun memberikan semua fasilitas tersebut secara gratis , Tanpa pajak, tanpa bunga, tanpa jaminan dan tanpa prasyarat apapun, dan Tuhan memberi fasilitas ini tiada pernah memandang anda itu anak siapa, berpangkat apa, anda itu suku dan berbangsa apa, anda itu kaya atau miskin, anda itu seorang ulama atau santri, Semua sama, bahkan yang tidak mengakui keberadaan Tuhan pun tetap di anugerahi fasilitas GRATIS. BUAT APA ANDA MENYOMBONGKAN DIRI? BUAT APA DAN UNTUK APA?

Jadi untuk apa pangkat yang anda banggakan? Untuk apa luasnya tanah yang anda agungkan? Untuk apa harta melimpah yang anda kedepankan? Untuk apa? Atas dasar apa dan karena apa ANDA MENYOMBONGKAN DIRI?

Jangan mencoba menjadi makhluk bangsat lagi terlaknat yang berani menyombongkan diri, sebab kesombongan bukanlah hak makhluk namun mutlak hak milik Sang Pencipta. Jika anda berani memakai pakaian Tuhan bersiap-siaplah anda menanggung segala konsekwensinya. Renungkanlah, kita semua itu sangat-sangat miskin, tidak punya apa-apa dan tidak memiliki apapun yang dapat dibanggakan. Ingatlah saya dan anda saat terlahir kedunia dengan telanjang tanpa membawa bekal, jadi janganlah menjadi manusia yang sombong, membeli udara yang kita hirup saja tak mampu apalagi membuat jantung kita seperti aslinya, jadi buat apa menyombongkan diri? CAMKAN ITU!!!

Wahai diriku, janganlah engkau menjadi makhluk tidak tahu diri yang suka memutus silaturohmi, janganlah engkau menjadi suami yang suka bermain dengan kata cerai, jangan pula engkau menjadi wanita yang suka meminta cerai tanpa kema’rufan, yang memandang rendah suami dan mengingkari jalan Islami.

Wahai diriku, janganlah engkau meninggikan suaramu melebihi keagungan Tuhan dan jangan pula engkau mengingkari nikmat yang telah di anugerahkan oleh-NYA.

Wahai diriku, janganlah engkau berlaku aniaya, menindas yang lemah dan berlaku tidak adil, mengesampingkan kebenaran dan serta memunafiki kenyataan yang ada.

Wahai diriku, janganlah engkau membanggakan apa yang engkau punya, entah itu luasnya tanahmu, anakmu, kedudukanmu, keberhasilanmu, melimpahnya hartamu dan apapun yang menyangkut isi dunia ini.

Wahai diriku, tunaikan kewajibanmu dengan sebaik-baiknya, jangan bodohi hati kecilmu dengan yang berbau dusta lagi tidak terpuji, hormati suamimu dan hargai tetes keringatnya, cintai istrimu dan letakkan segala sesuatu sesuai dengan tempat dan fitrahnya.


maka nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan? {QS. Ar-Rahman: 21}
Pejuang sejati tidak akan terlahir di dunia yang tenang dan damai. Manusia-manusia yang hebat mustahil muncul dari orang yang tidak pernah sekalipun didera oleh cobaan dan ujian. Manusia yang tangguh tidak pernah terlahir dari yang tidak pernah ditimpa musibah .

Jadi bila Anda ingin naik kelas, jika anda ingin mendapat peringkat, jika anda berharap rating yang tinggi dan jika Anda ingin naik status, begitu Anda mendapat ujian, cobaan dan musibah sekalipun maka bergembiralah, bersyukurlah, bersuka citalah! Ada banyak hikmah dibalik itu semua, Karena itu pertanda bahwa Anda akan menjadi orang yang naik kelas, orang yang mendapat peringkat, orang yang ratingnya terus meningkat, orang yang hebat. Dan orang yang tangguh. Oleh karena itu jangan pernah sekalipun menghindar dari masalah!, jangan pernah lari dari masalah, atur kembali barisan dan posisi lalu hadapilah.

Jangan bertingkah seperti burung onta , jangan seperti itu, renungkan dan cermati dengan bijak, Burung onta itu jika melihat sang binatang pemangsa mendekat kepadanya, maka dia masukkan kepalanya ke dalam pasir, tapi badannya masih terlihat oleh binatang pemangsa itu. Akhirnya ia dimangsa oleh binatang pemangsa itu .

Apakah kamu tidak berpikir? {QS. Ali Imran 65}

Demikianlah hikmah yang bisa diambil, jangan pernah Anda menghindar dan Jangan pula kemudian pura-pura Anda tidak tahu, cermin tentang burung onta tadi hanya untuk kaum yang berpikir, selesaikan masalah dengan bijak, dengan teliti dan dengan kehati-hatian dalam menentukan sikap. Rapatkan barisan dan rapikan posisi, Hadapi dia! Anda akan menjadi orang hebat, dan anda akan menjadi orang yang mendapatkan peringkat

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. At Taghaabuun: 11}

Jangan Menghindar Dari Masalah

Pejuang sejati tidak akan terlahir di dunia yang tenang dan damai. Manusia-manusia yang hebat mustahil muncul dari orang yang tidak pernah sekalipun didera oleh cobaan dan ujian. Manusia yang tangguh tidak pernah terlahir dari yang tidak pernah ditimpa musibah .

Jadi bila Anda ingin naik kelas, jika anda ingin mendapat peringkat, jika anda berharap rating yang tinggi dan jika Anda ingin naik status, begitu Anda mendapat ujian, cobaan dan musibah sekalipun maka bergembiralah, bersyukurlah, bersuka citalah! Ada banyak hikmah dibalik itu semua, Karena itu pertanda bahwa Anda akan menjadi orang yang naik kelas, orang yang mendapat peringkat, orang yang ratingnya terus meningkat, orang yang hebat. Dan orang yang tangguh. Oleh karena itu jangan pernah sekalipun menghindar dari masalah!, jangan pernah lari dari masalah, atur kembali barisan dan posisi lalu hadapilah.

Jangan bertingkah seperti burung onta , jangan seperti itu, renungkan dan cermati dengan bijak, Burung onta itu jika melihat sang binatang pemangsa mendekat kepadanya, maka dia masukkan kepalanya ke dalam pasir, tapi badannya masih terlihat oleh binatang pemangsa itu. Akhirnya ia dimangsa oleh binatang pemangsa itu .

Apakah kamu tidak berpikir? {QS. Ali Imran 65}

Demikianlah hikmah yang bisa diambil, jangan pernah Anda menghindar dan Jangan pula kemudian pura-pura Anda tidak tahu, cermin tentang burung onta tadi hanya untuk kaum yang berpikir, selesaikan masalah dengan bijak, dengan teliti dan dengan kehati-hatian dalam menentukan sikap. Rapatkan barisan dan rapikan posisi, Hadapi dia! Anda akan menjadi orang hebat, dan anda akan menjadi orang yang mendapatkan peringkat

Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. {QS. At Taghaabuun: 11}
Kehidupan di dunia ini seperti film, Ada layar semesta yang luar biasa, membentang luas melebihi jauhnya mata memandang, dibawah biru langit yang indah dikala siang, penuh kemerlip bintang dan senyum sang bulan dikala malam tiba. semua serba teratur ; bidang edar planet-planet, pergantian siang dan malam, bahkan berputarnya waktu dari detik, menit dan jam. Segala sesuatu berbuat menurut fitrah dan takdirnya .

Dan ketetapan Allah pasti berlaku {QS. Annisa’: 47}

Diatas bumi ini setiap manusia menjadi peran utama memainkan film dilayar semesta, peran yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.

Setiap orang mempunyai peran masing-masing dan menerima skenario yang berbeda pula; perihal susah dan senangnya, airmata dan senyumnya, perihal kepedihan dan kegembiraannya serta hidup dan matinya , Namun anehnya kebanyakan orang melihat orang lain , kebanyakan orang membandingkan dirinya dengan orang lain dan dia melihat perannya tidak sebagus serta seindah orang lain.

Lalu apa yang terjadi? tanpa disadari akhirnya dia sendiri meletakkan atau menggangap orang lain menjadi peran utama, sedangkan dirinya sendiri menjadi pemain figuran , dan ketika menjadi figuran otomatis kompensasi yang didapat tidak seperti peran utama, nah itulah kekeliruan kita! Ingatlah setiap orang memiliki peran dan takdir masing masing, setiap orang mempunyai tanggung jawab masing-masing, sebab setiap orang adalah sebagai peran utama di layar semesta .

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu {QS. At Thalaq: 3}

Seharusnya apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita usahakan, apapun yang kita ikhtiari saat dan detik ini selayaknya di kerjakan dengan tulus ikhlas dan dilaksanakan sepenuh hati, sebab saat melaksanakan hal itu kita melakukan peran utama, peran yang tidak mungkin diwakilkan kepada siapapun juga dan hanya diri kita sendiri yang menjalani.

Mungkin Anda tidak mendapatkan uang atau materi selayaknya orang lain. Namun yang pasti dijanjikan adalah kita mendapatkan kebahagiaan sejati yang muncul dari hati .

Apakah kamu tidak berpikir? {QS. Ali Imran:65}



Special dedicated to some one who was created Anok name,..

Kehidupan ini Seperti Film

Kehidupan di dunia ini seperti film, Ada layar semesta yang luar biasa, membentang luas melebihi jauhnya mata memandang, dibawah biru langit yang indah dikala siang, penuh kemerlip bintang dan senyum sang bulan dikala malam tiba. semua serba teratur ; bidang edar planet-planet, pergantian siang dan malam, bahkan berputarnya waktu dari detik, menit dan jam. Segala sesuatu berbuat menurut fitrah dan takdirnya .

Dan ketetapan Allah pasti berlaku {QS. Annisa’: 47}

Diatas bumi ini setiap manusia menjadi peran utama memainkan film dilayar semesta, peran yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.

Setiap orang mempunyai peran masing-masing dan menerima skenario yang berbeda pula; perihal susah dan senangnya, airmata dan senyumnya, perihal kepedihan dan kegembiraannya serta hidup dan matinya , Namun anehnya kebanyakan orang melihat orang lain , kebanyakan orang membandingkan dirinya dengan orang lain dan dia melihat perannya tidak sebagus serta seindah orang lain.

Lalu apa yang terjadi? tanpa disadari akhirnya dia sendiri meletakkan atau menggangap orang lain menjadi peran utama, sedangkan dirinya sendiri menjadi pemain figuran , dan ketika menjadi figuran otomatis kompensasi yang didapat tidak seperti peran utama, nah itulah kekeliruan kita! Ingatlah setiap orang memiliki peran dan takdir masing masing, setiap orang mempunyai tanggung jawab masing-masing, sebab setiap orang adalah sebagai peran utama di layar semesta .

Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu {QS. At Thalaq: 3}

Seharusnya apapun yang kita kerjakan, apapun yang kita usahakan, apapun yang kita ikhtiari saat dan detik ini selayaknya di kerjakan dengan tulus ikhlas dan dilaksanakan sepenuh hati, sebab saat melaksanakan hal itu kita melakukan peran utama, peran yang tidak mungkin diwakilkan kepada siapapun juga dan hanya diri kita sendiri yang menjalani.

Mungkin Anda tidak mendapatkan uang atau materi selayaknya orang lain. Namun yang pasti dijanjikan adalah kita mendapatkan kebahagiaan sejati yang muncul dari hati .

Apakah kamu tidak berpikir? {QS. Ali Imran:65}



Special dedicated to some one who was created Anok name,..
Salam sejahtera semoga Tuhan senantiasa melindungi kita,

Anda sangat kaya, lebih dari kaya dan bukan bukan sekedar kaya saja, anda memiliki luasnya tanah lebih daripada keperluan yang anda gunakan suatu saat nanti, ketika anda berbaring di dalam perut bumi untuk selamanya.

Anda sangat kaya, lebih dari kaya dan bukan sekedar kaya saja, rupiah anda sangat melimpah, bahkan kalkulator digit biasa pun tidak muat untuk menghitung jumlah angka dalam rekening anda.

Anda sangat kaya, lebih dari kaya dan bukan sekedar kaya, anda seorang juragan yang banyak sekali stok dagangan, yang katanya tidak mungkin habis bila dimakan sampai tujuh turunan.

Anda tidak sekedar kaya namun punya pangkat dan jabatan, bagai raja yang selalu dipatuhI oleh bawahan entah mereka senang ataupun mengeluh dalam kesusahpayahan.

Yang ingin saya utarakan; apakah berhektar-hektar luasnya tanah yang anda miliki pasti anda gunakan semua untuk bersemayam sebagai tempat peristirahatan terakhir ketika ruh anda menghadap Tuhan? bukankah pada umumnya berukuran kurang lebih dari 2 x 1 meter saja? lalu sisa yang berhektar-hektar itu anda kemanakan?

Yang ingin saya ungkapkan, berapakah nilai nominal yang anda pakai sewaktu jasad dalam prosesi penguburan, bukankah hanya senilai balutan putih kain kafan? lalu sisa angka lainnya anda kemanakan?

yang ingin saya diskusikan; semua dagangan anda dapatkah menjadi stock keperluan yang bisa anda tukar sewaktu-waktu guna memenuhi kebutuhan di alam sana?

Saya ingin bilang; bukankah ketika anda terbujur kaku sebagai mayat, saya dan kita semua adalah sama, selembar kafan tanpa coretan, tanpa hiasan pabrik maupun buatan tangan, tanpa nama dan tanpa ijazah pula, tanpa tanda jasa yang berbintang maupun sekedar tempelan saja. bukankah kita semua sama??

Kpd yang terhormat; yang dikaruniai luasnya tanah, yang menjadi gudang Rupiah, yang punya pangkat dan jabatan, dan yang menjadi juragan besar lagi kenamaan. semoga luasnya tanah yang anda miliki merupakan berkah, semoga rupiah yang anda miliki menjadikan anda banyak amal kebajikan, semoga pangkat dan jabatan yang anda sandang tidak melupakan anda dengan Sang Pemberi Kehidupan, semoga melimpahnya dagangan anda dapat membantu meringankan jalan sesama meringankan bagi mereka yang haus dan mengenyangkan bagi mereka yang lapar, semoga...


Ponorogo, 26 September 2010


Kpd YTH: Yang Kaya lagi BANYAK Kekayaan

Salam sejahtera semoga Tuhan senantiasa melindungi kita,

Anda sangat kaya, lebih dari kaya dan bukan bukan sekedar kaya saja, anda memiliki luasnya tanah lebih daripada keperluan yang anda gunakan suatu saat nanti, ketika anda berbaring di dalam perut bumi untuk selamanya.

Anda sangat kaya, lebih dari kaya dan bukan sekedar kaya saja, rupiah anda sangat melimpah, bahkan kalkulator digit biasa pun tidak muat untuk menghitung jumlah angka dalam rekening anda.

Anda sangat kaya, lebih dari kaya dan bukan sekedar kaya, anda seorang juragan yang banyak sekali stok dagangan, yang katanya tidak mungkin habis bila dimakan sampai tujuh turunan.

Anda tidak sekedar kaya namun punya pangkat dan jabatan, bagai raja yang selalu dipatuhI oleh bawahan entah mereka senang ataupun mengeluh dalam kesusahpayahan.

Yang ingin saya utarakan; apakah berhektar-hektar luasnya tanah yang anda miliki pasti anda gunakan semua untuk bersemayam sebagai tempat peristirahatan terakhir ketika ruh anda menghadap Tuhan? bukankah pada umumnya berukuran kurang lebih dari 2 x 1 meter saja? lalu sisa yang berhektar-hektar itu anda kemanakan?

Yang ingin saya ungkapkan, berapakah nilai nominal yang anda pakai sewaktu jasad dalam prosesi penguburan, bukankah hanya senilai balutan putih kain kafan? lalu sisa angka lainnya anda kemanakan?

yang ingin saya diskusikan; semua dagangan anda dapatkah menjadi stock keperluan yang bisa anda tukar sewaktu-waktu guna memenuhi kebutuhan di alam sana?

Saya ingin bilang; bukankah ketika anda terbujur kaku sebagai mayat, saya dan kita semua adalah sama, selembar kafan tanpa coretan, tanpa hiasan pabrik maupun buatan tangan, tanpa nama dan tanpa ijazah pula, tanpa tanda jasa yang berbintang maupun sekedar tempelan saja. bukankah kita semua sama??

Kpd yang terhormat; yang dikaruniai luasnya tanah, yang menjadi gudang Rupiah, yang punya pangkat dan jabatan, dan yang menjadi juragan besar lagi kenamaan. semoga luasnya tanah yang anda miliki merupakan berkah, semoga rupiah yang anda miliki menjadikan anda banyak amal kebajikan, semoga pangkat dan jabatan yang anda sandang tidak melupakan anda dengan Sang Pemberi Kehidupan, semoga melimpahnya dagangan anda dapat membantu meringankan jalan sesama meringankan bagi mereka yang haus dan mengenyangkan bagi mereka yang lapar, semoga...


Ponorogo, 26 September 2010


Salam sejahtera semoga Tuhan senantiasa melindungi kita,

Buat apa anda mengeluh jika anda miskin lagi tidak berpunya? buat apa hati anda menangis jika dinista lagi dihina oleh mereka-mereka yang "katanya" kaya lagi berpunya? buat apa anda menyesali ketentuan yang telah di tetapkan-NYA? buat apa anda merasa rendah hingga merendahkan diri sendiri di hadapan sesama makhluk Tuhan? buat apa?

Tiadakah anda tahu bahwa sebenarnya andalah yang lebih kaya dan andalah yang lebih beruntung, tiadakah anda mengerti bahwa andalah sebenarnya yang paling punya segalanya, mungkin anda akan mengomentari tulisan saya, tapi tunggu jangan terburu-buru menilai judul sebelum mencermati isinya.

Andalah orang yang paling kaya sebab anda mempunyai yang tidak mereka miliki, anda lebih mengerti makna hidup bahwa pada hakekatnya kehidupan di dunia ini bukan hanya sekedar bersenang senang saja, di kehidupan ini kesenangan hanya sekedar lintasan, dalam kehidupan ini keindahan dan kesenangan bagai setetes air tawar di tengah lautan, dan di kehidupan ini perjuangan dalam kesusahpayahan memang sebuah keharusan dan keberhasilan hanya merupakan bonus saja.

Andalah orang yang paling kaya hati, sebab ujian dan cobaan telah menempa jiwa anda menuju kemurnian dimana tidak ada jarak dan batas antara jiwa anda dengan Tuhan, dimana semua keinginan dan doa dikabulkan.

Andalah orang yang paling dekat dengan dengan rasa syukur jika anda tidak enggan untuk berhikmah sebab berapakah nilai kesehatan yang anda miliki? maukah anda bertukar tempat dengan mereka yang kaya harta namun berpenyakitan lagi banyak hutang yang berjumlah ratusan juta hingga milyaran? yang selalu cuci darah guna mempertahankan kehidupan bagai ketergantungan hape yang senantiasa memerlukan ces-cesan? (charger)

Andalah orang yang paling kaya, sebab anda tidak buta dan masih bisa membaca juga menikmati jutaan warna yang bertaburan dijagad raya, andalah saja yang mampu memahami dalam hakikat bahwa semua manusia lahir kedunia dengan telanjang dan berpulang ke Tuhan hanya berbekal balutan kain kafan.

Andalah orang yang paling kaya sebab anda dapat berhikmah bahwa kekayaan dunia bukanlah segalanya, bahwa kekayaan  mustahil mampu membeli iman, jiwa dan nurani kita, bahwa kekayaan bukanlah merupakan ukuran nominal namun pada hakekatnya kekayaan adalah kemampuan kita untuk bersyukur , bersujud dan merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan kemurnian jiwa bukan dengan embel-embel semata, lalu berikrar dan menyatakan bahwa manusia tidak mempunyai kuasa apa-apa tanpa seizin-NYA


Ponorogo, 26 September 2010

Kpd YTH: Yang Miskin lagi Tidak Berpunya

Salam sejahtera semoga Tuhan senantiasa melindungi kita,

Buat apa anda mengeluh jika anda miskin lagi tidak berpunya? buat apa hati anda menangis jika dinista lagi dihina oleh mereka-mereka yang "katanya" kaya lagi berpunya? buat apa anda menyesali ketentuan yang telah di tetapkan-NYA? buat apa anda merasa rendah hingga merendahkan diri sendiri di hadapan sesama makhluk Tuhan? buat apa?

Tiadakah anda tahu bahwa sebenarnya andalah yang lebih kaya dan andalah yang lebih beruntung, tiadakah anda mengerti bahwa andalah sebenarnya yang paling punya segalanya, mungkin anda akan mengomentari tulisan saya, tapi tunggu jangan terburu-buru menilai judul sebelum mencermati isinya.

Andalah orang yang paling kaya sebab anda mempunyai yang tidak mereka miliki, anda lebih mengerti makna hidup bahwa pada hakekatnya kehidupan di dunia ini bukan hanya sekedar bersenang senang saja, di kehidupan ini kesenangan hanya sekedar lintasan, dalam kehidupan ini keindahan dan kesenangan bagai setetes air tawar di tengah lautan, dan di kehidupan ini perjuangan dalam kesusahpayahan memang sebuah keharusan dan keberhasilan hanya merupakan bonus saja.

Andalah orang yang paling kaya hati, sebab ujian dan cobaan telah menempa jiwa anda menuju kemurnian dimana tidak ada jarak dan batas antara jiwa anda dengan Tuhan, dimana semua keinginan dan doa dikabulkan.

Andalah orang yang paling dekat dengan dengan rasa syukur jika anda tidak enggan untuk berhikmah sebab berapakah nilai kesehatan yang anda miliki? maukah anda bertukar tempat dengan mereka yang kaya harta namun berpenyakitan lagi banyak hutang yang berjumlah ratusan juta hingga milyaran? yang selalu cuci darah guna mempertahankan kehidupan bagai ketergantungan hape yang senantiasa memerlukan ces-cesan? (charger)

Andalah orang yang paling kaya, sebab anda tidak buta dan masih bisa membaca juga menikmati jutaan warna yang bertaburan dijagad raya, andalah saja yang mampu memahami dalam hakikat bahwa semua manusia lahir kedunia dengan telanjang dan berpulang ke Tuhan hanya berbekal balutan kain kafan.

Andalah orang yang paling kaya sebab anda dapat berhikmah bahwa kekayaan dunia bukanlah segalanya, bahwa kekayaan  mustahil mampu membeli iman, jiwa dan nurani kita, bahwa kekayaan bukanlah merupakan ukuran nominal namun pada hakekatnya kekayaan adalah kemampuan kita untuk bersyukur , bersujud dan merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan kemurnian jiwa bukan dengan embel-embel semata, lalu berikrar dan menyatakan bahwa manusia tidak mempunyai kuasa apa-apa tanpa seizin-NYA


Ponorogo, 26 September 2010
Mungkin ada yang membantah tema diatas dalam berbagai teori dengan segala konsepnya, dalam berbagai wacana dengan segala ungkapannya. wajar sekali jika ada pro dan kontra, sebab inilah realitas, inilah pemikiran manusia yang tentunya berdasar pada seberapa dalam pengetahuan dan seberapa jauh pengalaman hidupnya.

Hidup itu bukan pilihan, pernahkah dalam jejak rekam - anda di beri pilihan untuk hidup di muka bumi atau diluar angkasa? Pernahkah anda di sodori pilihan terlahir dalam ras Amerika, Afrika, Asia dan sebagainya?

Secara akal kita manusia pasti menjawab “kita tidak mengetahui dan belum pernah menjumpai hal tersebut, tidak ada tawaran dan tiada pula ada pernyataan kesediaan atau keberatan terlahir dalam suku bangsa apa dan hidup dimana

Saya, anda dan kita semua terlahir dan hidup dimuka bumi ini dengan segala resiko yang tak pernah lepas maupun mampu melepaskan diri dari realitas yang ada, namun bukan berarti hidup itu ada dengan tiba-tiba, sebab jika pemikiran berdasar pada pola sempit “hidup ini ada dengan tiba-tiba” dapat disinyalir seakan-akan mengingkari keberadaan sang Pencipta dengan segala sekenario yang telah dibuat-NYA.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi “pilihan” dalam hidup jika “hidup ini bukanlah pilihan?” Jawabnya adalah “HIDUP INI BUKAN PILIHAN tapi MENJADI DEWASA adalah sebuah PILIHAN”

Hidup ini mengalir seperti air, ada hulu pasti ada hilir, ada awal juga ada akhir, ada kelahiran pasti ada kematian, maka dari itu “memilih menjadi dewasa ”memerlukan proses” sekarang tergantung pada anda, “memilih menjadi dewasa” atau “tidak”


dedicated to Oka

Hidup Ini Bukanlah Pilihan

Mungkin ada yang membantah tema diatas dalam berbagai teori dengan segala konsepnya, dalam berbagai wacana dengan segala ungkapannya. wajar sekali jika ada pro dan kontra, sebab inilah realitas, inilah pemikiran manusia yang tentunya berdasar pada seberapa dalam pengetahuan dan seberapa jauh pengalaman hidupnya.

Hidup itu bukan pilihan, pernahkah dalam jejak rekam - anda di beri pilihan untuk hidup di muka bumi atau diluar angkasa? Pernahkah anda di sodori pilihan terlahir dalam ras Amerika, Afrika, Asia dan sebagainya?

Secara akal kita manusia pasti menjawab “kita tidak mengetahui dan belum pernah menjumpai hal tersebut, tidak ada tawaran dan tiada pula ada pernyataan kesediaan atau keberatan terlahir dalam suku bangsa apa dan hidup dimana

Saya, anda dan kita semua terlahir dan hidup dimuka bumi ini dengan segala resiko yang tak pernah lepas maupun mampu melepaskan diri dari realitas yang ada, namun bukan berarti hidup itu ada dengan tiba-tiba, sebab jika pemikiran berdasar pada pola sempit “hidup ini ada dengan tiba-tiba” dapat disinyalir seakan-akan mengingkari keberadaan sang Pencipta dengan segala sekenario yang telah dibuat-NYA.

Lalu apa sebenarnya yang menjadi “pilihan” dalam hidup jika “hidup ini bukanlah pilihan?” Jawabnya adalah “HIDUP INI BUKAN PILIHAN tapi MENJADI DEWASA adalah sebuah PILIHAN”

Hidup ini mengalir seperti air, ada hulu pasti ada hilir, ada awal juga ada akhir, ada kelahiran pasti ada kematian, maka dari itu “memilih menjadi dewasa ”memerlukan proses” sekarang tergantung pada anda, “memilih menjadi dewasa” atau “tidak”


dedicated to Oka