middle ad
Tampilkan postingan dengan label Agreysia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agreysia. Tampilkan semua postingan
 
 (Atas berkat rahmat Allah SWT pada tanggal 10 November Pukul 17:02 WIB Gridna Agreysia Widjaja (Grey) menyatakan diri untuk masuk Islam (bersyahadat), namun pada 27 Pebruari 2016 ternyata Allah SWT lebih menyayanginya dan memanggil Gridna untuk kembali kehadapan-NYA (Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha)



Ponorogo, Minggu 08 Juni 2014 (10 Sya'ban 1435 Hijriah)

Oleh: Andik Priyo Kunarbowo
Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag IX)
Sub: Iman Adalah Kehidupan


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"


Sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara, maka Maryam pun mengandung kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan-Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah.

1)    Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2)    Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3)    Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4)    Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.


Dear Grey, sementara sekian dulu penjabaran mimpi yang pernah kualami, aku hanya berusaha sebisa dan semampuku, tak lebih dari itu.

Apabila dalam rangkaian kata sebentuk tulisan berpadu dari bab satu hingga yang engkau baca detik ini dijumpai khilaf dan salah, sekali lagi mohon maaf.

Sebenarnya aku ingin bicara - saling bertanya dan memberikan jawaban, tapi bukan dalam kata yang hanya diwakili oleh rumitnya bentuk huruf dan susunannya, namun apa daya engkau masih sibuk dengan duniamu sendiri diluar sana untuk mengejar ketenangan yang hingga kini belum engkau dapatkan juga.

Tapi, Aku tetap berharap mendengar suaramu, entah kapan itu dan selalu kutunggu.

Dear Grey, pahamilah, aku tidak membenci masa lalumu, dan dimasa kini aku mencoba menyapa jiwamu, izinkan kuketuk pintu hatimu, jujur aku merindukan hal itu. namun sebenarnya aku lebih sangat merindukanmu di masa depan ketika engkau telah mengenal dan memahami hakikat sebuah kebenaran, dimana saat itu engkau kembali bersih dan suci laksana seorang bayi, itu pun jika engkau berkenan. Tapi jika engkau menolak, mana bisa aku memaksa. Maafkan aku

Dear Grey, inilah bagian jiwaku, dimana bagian yang lain sedang berdoa dihadapan-NYA demi engkau yang belum kukenal. Inilah keinginan dan harapanku, mimpi yang kuimpikan - dalam mimpiku pun bermimpi - dan aku mencoba untuk mengungkapkannya, dan aku telah berusaha menuliskannya, bukan hanya sekedar kata, namun itu semua keluar dari kesadaran hatiku yang senantiasa berdoa untukmu.




Hatiku,


(Yang selalu mendoakanmu)



Atas berkat rahmat Allah SWT pada tanggal 10 November Pukul 17:02 WIB Gridna Agreysia Widjaja (Grey) menyatakan diri untuk masuk Islam (bersyahadat), namun pada 27 Pebruari 2016 ternyata Allah SWT lebih menyayanginya dan memanggil Gridna untuk kembali kehadapan-NYA (Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha)


Klik dokumentasi syahadat (Voice) Gridna Agreysia Widjaja



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;




Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX

 
 (Atas berkat rahmat Allah SWT pada tanggal 10 November Pukul 17:02 WIB Gridna Agreysia Widjaja (Grey) menyatakan diri untuk masuk Islam (bersyahadat), namun pada 27 Pebruari 2016 ternyata Allah SWT lebih menyayanginya dan memanggil Gridna untuk kembali kehadapan-NYA (Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha)



Ponorogo, Minggu 08 Juni 2014 (10 Sya'ban 1435 Hijriah)

Oleh: Andik Priyo Kunarbowo
Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag IX)
Sub: Iman Adalah Kehidupan


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"


Sesungguhnya aku bersyukur kepada Allah yang tidak ada Tuhan kecuali Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan keamanan, Yang Maha Memelihara, dan aku bersaksi bahwa Isa putra Maryam adalah ruh dari Allah yang diciptakan dengan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam yang terpilih, baik dan terpelihara, maka Maryam pun mengandung kemudian diciptakan Isa dengan tiupan ruh dari-Nya sebagaimana diciptakan Adam dari tanah dengan tangan-Nya. Sesungguhnya aku mengajakmu ke jalan Allah.

1)    Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2)    Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3)    Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4)    Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.


Dear Grey, sementara sekian dulu penjabaran mimpi yang pernah kualami, aku hanya berusaha sebisa dan semampuku, tak lebih dari itu.

Apabila dalam rangkaian kata sebentuk tulisan berpadu dari bab satu hingga yang engkau baca detik ini dijumpai khilaf dan salah, sekali lagi mohon maaf.

Sebenarnya aku ingin bicara - saling bertanya dan memberikan jawaban, tapi bukan dalam kata yang hanya diwakili oleh rumitnya bentuk huruf dan susunannya, namun apa daya engkau masih sibuk dengan duniamu sendiri diluar sana untuk mengejar ketenangan yang hingga kini belum engkau dapatkan juga.

Tapi, Aku tetap berharap mendengar suaramu, entah kapan itu dan selalu kutunggu.

Dear Grey, pahamilah, aku tidak membenci masa lalumu, dan dimasa kini aku mencoba menyapa jiwamu, izinkan kuketuk pintu hatimu, jujur aku merindukan hal itu. namun sebenarnya aku lebih sangat merindukanmu di masa depan ketika engkau telah mengenal dan memahami hakikat sebuah kebenaran, dimana saat itu engkau kembali bersih dan suci laksana seorang bayi, itu pun jika engkau berkenan. Tapi jika engkau menolak, mana bisa aku memaksa. Maafkan aku

Dear Grey, inilah bagian jiwaku, dimana bagian yang lain sedang berdoa dihadapan-NYA demi engkau yang belum kukenal. Inilah keinginan dan harapanku, mimpi yang kuimpikan - dalam mimpiku pun bermimpi - dan aku mencoba untuk mengungkapkannya, dan aku telah berusaha menuliskannya, bukan hanya sekedar kata, namun itu semua keluar dari kesadaran hatiku yang senantiasa berdoa untukmu.




Hatiku,


(Yang selalu mendoakanmu)



Atas berkat rahmat Allah SWT pada tanggal 10 November Pukul 17:02 WIB Gridna Agreysia Widjaja (Grey) menyatakan diri untuk masuk Islam (bersyahadat), namun pada 27 Pebruari 2016 ternyata Allah SWT lebih menyayanginya dan memanggil Gridna untuk kembali kehadapan-NYA (Allahummaghfirlaha warhamha wa'afiha wa'fu'anha)


Klik dokumentasi syahadat (Voice) Gridna Agreysia Widjaja



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;




(lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)




Ponorogo, Sabtu 07 Juni 2014 (9 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag VIII)
Sub: Iman Adalah Kehidupan


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"


“Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”(1)

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman serta mengalami krisis keyakinan. Mereka ini , selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kegelisahan, kemurkaan, dan kehinaan.

Dan, barangsiapa yang berpaling dari peringatan-KU, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (2)

Tidak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, singkatnya kehidupan ini akan terasa hambar tanpa iman.

Seberapa besar kuat atau lemah, hangat atau dingin iman kita, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan kita.

Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (3)

Maksud kehidupan yang baik adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik dari Allah SWT, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah SWT adalah Tuhan mereka, Islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rosul yang di utus Allah untuk mereka. (Bersambung)





Footnote________________________
1) Al-Imron 64
2) Thaha: 124
3) An-Nahl: 97

- Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja


 


Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII

(lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)




Ponorogo, Sabtu 07 Juni 2014 (9 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag VIII)
Sub: Iman Adalah Kehidupan


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"


“Katakanlah: Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”(1)

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman serta mengalami krisis keyakinan. Mereka ini , selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kegelisahan, kemurkaan, dan kehinaan.

Dan, barangsiapa yang berpaling dari peringatan-KU, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit (2)

Tidak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia, dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah SWT Tuhan semesta alam, singkatnya kehidupan ini akan terasa hambar tanpa iman.

Seberapa besar kuat atau lemah, hangat atau dingin iman kita, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan kita.

Barangsiapa mengerjakan amal salih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan (3)

Maksud kehidupan yang baik adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik dari Allah SWT, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam menerima takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-benar yakin dan tulus menerima bahwa Allah SWT adalah Tuhan mereka, Islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rosul yang di utus Allah untuk mereka. (Bersambung)





Footnote________________________
1) Al-Imron 64
2) Thaha: 124
3) An-Nahl: 97

- Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja


 


Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



(lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)




Ponorogo, Jum’at 06 Juni 2014 (8 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag VII)
Sub: Wish You Were Here


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

Dari Zaid bin Tsabit, dia berkata "saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa menjadikan dunia sebagai keinginannya, maka Allah akan mencerai beraikan urusannya (sehingga dia menjadi bingung dibuatnya), Allah akan menjadikan kefakirannya di didepan kedua matanya, Dan, tidak datang kepada dunia, kecuali yang telah dituliskan untuknya. Dan, barangsiapa menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya (sehingga mudah-mudah saja semua itu dijalaninya). Allah akan memberikan kekayaannya di dalam hatinya, dan akan datang kepadanya dunia karena dunia itu rendah sekali"

Dari Abdullah bin mas'ud, dia berkata, "saya pernah mendengar Nabi SAW mengatakan, Barangsiapa menjadikan semua keinginannya itu menjadi satu, yakni keinginan terhadap akhirat, maka Allah akan mencukupkan keinginan dunianya. Dan, barangsiapa yang banyak sekali keinginannya terhadap permasalahan dunia, maka Allah tidak akan mempedulikannya di lembah mana dia akan hancur"

“kukira sedikit renungan diatas adalah pelajaran bagi kita sebagai hamba yang tidak mempunyai daya upaya di hadapan-NYA, nasehat ini khususnya ditujukan kepadaku juga kepadamu”

“Kamu kenapa lagi Grey?” kataku.

“Aku ini lagi sedih, sungguh aku ingin banget menangis, tapi aku harus sanggup untuk menahan hal itu, bagiku orang lain tidak perlu tahu bahwasanya aku ini dirundung sedih dan kesusahan tanpa ujung, jadi biarlah aku sendiri saja yang merasakan, aku pasti mampu bertahan dan melewati semua ini”

“Grey, perkenankan aku bertanya sekali lagi, sebenarnya apa sih yang kamu inginkan?

Kemudian engkau menjawab “ketika menjalani kehidupanku sekarang ini sesungguhnya aku sendiri tidak bisa memastikan ingin apa dan bagaimana, namun yang kutahu bahwa aku ini hanya ingin ketenangan, tapi aku sendiri tidak tahu ketenangan itu ada dimana?”

“Kalau boleh bilang, sebenarnya aku kurang begitu suka berada di Amerika, karena kurasa terlalu bebas, tapi bagaimana lagi aku tidak bisa berbuat banyak, sebab hanya di negara ini aku bisa mencari uang”

“Aku ingin banget dekat dengan saudaraku, tapi apa yang bisa kuperbuat? karena mata pencaharianku ada disini, yach… mungkin ini sudah jalan kehidupanku”

“Tapi aku bingung, apakah aku harus disini terus? atau aku pergi melangkahkan kaki meninggalkan negara ini?”

“Dear Grey sudah sejauh ini kita bicara, apa yang terbaik hanya engkau saja yang tahu, sebab mengenai situasi kondisi seperti apa dan bagimana, tentu kamu lebih memahami daripada yang kumengerti, namun setidaknya mohon renungkan dulu nasehat bijak dari sang utusan Tuhan itu”

“Dear Grey, aku selalu mendoakanmu…” (Besambung)




Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII

(lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)




Ponorogo, Jum’at 06 Juni 2014 (8 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag VII)
Sub: Wish You Were Here


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

Dari Zaid bin Tsabit, dia berkata "saya mendengar Rasulullah bersabda, 'Barangsiapa menjadikan dunia sebagai keinginannya, maka Allah akan mencerai beraikan urusannya (sehingga dia menjadi bingung dibuatnya), Allah akan menjadikan kefakirannya di didepan kedua matanya, Dan, tidak datang kepada dunia, kecuali yang telah dituliskan untuknya. Dan, barangsiapa menjadikan akhirat sebagai niatnya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya (sehingga mudah-mudah saja semua itu dijalaninya). Allah akan memberikan kekayaannya di dalam hatinya, dan akan datang kepadanya dunia karena dunia itu rendah sekali"

Dari Abdullah bin mas'ud, dia berkata, "saya pernah mendengar Nabi SAW mengatakan, Barangsiapa menjadikan semua keinginannya itu menjadi satu, yakni keinginan terhadap akhirat, maka Allah akan mencukupkan keinginan dunianya. Dan, barangsiapa yang banyak sekali keinginannya terhadap permasalahan dunia, maka Allah tidak akan mempedulikannya di lembah mana dia akan hancur"

“kukira sedikit renungan diatas adalah pelajaran bagi kita sebagai hamba yang tidak mempunyai daya upaya di hadapan-NYA, nasehat ini khususnya ditujukan kepadaku juga kepadamu”

“Kamu kenapa lagi Grey?” kataku.

“Aku ini lagi sedih, sungguh aku ingin banget menangis, tapi aku harus sanggup untuk menahan hal itu, bagiku orang lain tidak perlu tahu bahwasanya aku ini dirundung sedih dan kesusahan tanpa ujung, jadi biarlah aku sendiri saja yang merasakan, aku pasti mampu bertahan dan melewati semua ini”

“Grey, perkenankan aku bertanya sekali lagi, sebenarnya apa sih yang kamu inginkan?

Kemudian engkau menjawab “ketika menjalani kehidupanku sekarang ini sesungguhnya aku sendiri tidak bisa memastikan ingin apa dan bagaimana, namun yang kutahu bahwa aku ini hanya ingin ketenangan, tapi aku sendiri tidak tahu ketenangan itu ada dimana?”

“Kalau boleh bilang, sebenarnya aku kurang begitu suka berada di Amerika, karena kurasa terlalu bebas, tapi bagaimana lagi aku tidak bisa berbuat banyak, sebab hanya di negara ini aku bisa mencari uang”

“Aku ingin banget dekat dengan saudaraku, tapi apa yang bisa kuperbuat? karena mata pencaharianku ada disini, yach… mungkin ini sudah jalan kehidupanku”

“Tapi aku bingung, apakah aku harus disini terus? atau aku pergi melangkahkan kaki meninggalkan negara ini?”

“Dear Grey sudah sejauh ini kita bicara, apa yang terbaik hanya engkau saja yang tahu, sebab mengenai situasi kondisi seperti apa dan bagimana, tentu kamu lebih memahami daripada yang kumengerti, namun setidaknya mohon renungkan dulu nasehat bijak dari sang utusan Tuhan itu”

“Dear Grey, aku selalu mendoakanmu…” (Besambung)




Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Kamis 05 Juni 2014 (7 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag VI)
Sub: Wish You Were Here


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

"Dear Grey, Jangan bersedih, sebab rasa sedih akan selalu menggangumu dengan kenangan masa lalu, kesedihan akan membuatmu khawatir dengan segala kemungkinan dimasa mendatang, serta akan menyia-nyiakan kesempatanmu pada hari ini.

"Jangan bersedih, sebab rasa sedih itu tidak akan pernah mengembalikan sesuatu yang hilang dan yang semua telah pergi, mustahil akan membangkitkan orang yang telah mati, tidak mampu menolak takdir, serta tidak mendatangkan manfaat"

"Dear Grey, sendi kemaslahatan dalam kesulitan itu ada dua; yang paling kecil adalah kekuatan hati orang yang terkena kesulitan itu atas apa yang menimpanya, sedangkan yang terbesar ialah menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, sebab hanya DIA-lah Sang Pemilik hidup dan kehidupan ini"

"Dear Grey, ketahuilah bahwa alam semesta ini telah selesai diciptakan dan telah selesai diatur, tidak ada sesuatu yang bergerak didunia ini bahkan tidak satu pun satu kata yang keluar dari mulut kita kecuali atas izin Allah SWT, lalu mengapa harus risau dan bersedih?"

"Ada sejumlah permasalahan besar dalam musibah-musibah itu; ada kesabaran, ada takdir, ada pahala, ada tuntutan agar sebagai hamba menyadari bahwa Yang Mengambil adalah Yang Memberi, dan bahwa Yang Mencabut adalah Yang Menganugerahkan".

"Dear Grey, Keridhaan akan membuahkan rasa syukur yang merupakan level keimanan tertinggi, bahkan merupakan hakikat dari keimanan itu sendiri. dalam tahapan iman, rasa syukur itu adalah puncaknya. Orang yang tidak ridha terhadap pemberian Allah, keputusan-NYA, penciptaan-NYA, pengaturan-NYA, terhadap yang diambil dan yang diberikan-NYA, tidak akan bisa bersyukur kepada Allah. Dan itu artinya, orang yang bersyukur adalah orang yang paling menikmati hidup" (Bersambung)




Fotenote_______________________
- Pengertian Ridha: Bermakna menerima semua realita takdir dan ketentuan Allah dengan senang hati, ikhlas, lapang dada, bahagia, tanpa merasa kecewa.

- Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja


 

Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Kamis 05 Juni 2014 (7 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag VI)
Sub: Wish You Were Here


“Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang"

"Dear Grey, Jangan bersedih, sebab rasa sedih akan selalu menggangumu dengan kenangan masa lalu, kesedihan akan membuatmu khawatir dengan segala kemungkinan dimasa mendatang, serta akan menyia-nyiakan kesempatanmu pada hari ini.

"Jangan bersedih, sebab rasa sedih itu tidak akan pernah mengembalikan sesuatu yang hilang dan yang semua telah pergi, mustahil akan membangkitkan orang yang telah mati, tidak mampu menolak takdir, serta tidak mendatangkan manfaat"

"Dear Grey, sendi kemaslahatan dalam kesulitan itu ada dua; yang paling kecil adalah kekuatan hati orang yang terkena kesulitan itu atas apa yang menimpanya, sedangkan yang terbesar ialah menyerahkan sepenuhnya kepada Allah SWT, sebab hanya DIA-lah Sang Pemilik hidup dan kehidupan ini"

"Dear Grey, ketahuilah bahwa alam semesta ini telah selesai diciptakan dan telah selesai diatur, tidak ada sesuatu yang bergerak didunia ini bahkan tidak satu pun satu kata yang keluar dari mulut kita kecuali atas izin Allah SWT, lalu mengapa harus risau dan bersedih?"

"Ada sejumlah permasalahan besar dalam musibah-musibah itu; ada kesabaran, ada takdir, ada pahala, ada tuntutan agar sebagai hamba menyadari bahwa Yang Mengambil adalah Yang Memberi, dan bahwa Yang Mencabut adalah Yang Menganugerahkan".

"Dear Grey, Keridhaan akan membuahkan rasa syukur yang merupakan level keimanan tertinggi, bahkan merupakan hakikat dari keimanan itu sendiri. dalam tahapan iman, rasa syukur itu adalah puncaknya. Orang yang tidak ridha terhadap pemberian Allah, keputusan-NYA, penciptaan-NYA, pengaturan-NYA, terhadap yang diambil dan yang diberikan-NYA, tidak akan bisa bersyukur kepada Allah. Dan itu artinya, orang yang bersyukur adalah orang yang paling menikmati hidup" (Bersambung)




Fotenote_______________________
- Pengertian Ridha: Bermakna menerima semua realita takdir dan ketentuan Allah dengan senang hati, ikhlas, lapang dada, bahagia, tanpa merasa kecewa.

- Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja


 

Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Rabu 04 Juni 2014 (6 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag V)
Sub: Wish You Were Here


Sambil tertunduk lesu engkau kemudian berkata lirih "tapi aku ini sudah sangat kotor, aku sudah seperti ini adanya, aku telah melakukan ini dan itu, mungkin dan pantaskah aku kembali ke jalan-NYA?

"Grey, tidak satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak berdosa, setiap insan pasti mempunyai kisah hidup, tidak ada satu pun manusia yang tidak menapaki sejarahnya sendiri, semua pasti pernah melewati siang malamnya hidup, setiap orang pasti pernah melakukan hitam putihnya perjalanan.

"Ya Allah, gantikanlah sesak kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu sebagai awal dari kebahagiaan, sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram, dingin kanlah panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa ini dengan sejuknya air keimanan"

"Ya Allah, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-MU yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergejolak ini kedamaian, dan anugerahilah dengan keberhasilan yang nyata"

"Ya Tuhan kami tunjukkanlah pandangan yang telah kebingungan ini dengan cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini menuju jalan-MU yang lurus"

"Ya Allah, musnahkanlah keraguan kami terhadap sinar terangnya sang fajar yang esok pagi pasti datang, hilangkanlah gelisahnya hati dan kalutnya pikiran dengan secercah kebenaran"

"Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, usirlah kegundahan dari jiwa kami dalam menempuh kehidupan yang telah Engkau tetapkan"

"Kami berlindung kepada-MU dari setiap rasa takut yang menyiksa hati, hanya kepada-MU kami bersandar, hanya kepada-MU kami memohon, dan hanya dari-MU lah semua pertolongan, cukuplah Engkau sebagai penolong kami, karena hanya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong.

"Ya Allah tunjukkan kami jalan yang lurus yaitu jalan yang telah Engkau beri ni’mat dan bukan jalan orang-orang yang Engkau beri sesat"

Amin...

(Bersambung)





Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja




Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Rabu 04 Juni 2014 (6 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag V)
Sub: Wish You Were Here


Sambil tertunduk lesu engkau kemudian berkata lirih "tapi aku ini sudah sangat kotor, aku sudah seperti ini adanya, aku telah melakukan ini dan itu, mungkin dan pantaskah aku kembali ke jalan-NYA?

"Grey, tidak satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak berdosa, setiap insan pasti mempunyai kisah hidup, tidak ada satu pun manusia yang tidak menapaki sejarahnya sendiri, semua pasti pernah melewati siang malamnya hidup, setiap orang pasti pernah melakukan hitam putihnya perjalanan.

"Ya Allah, gantikanlah sesak kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu sebagai awal dari kebahagiaan, sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram, dingin kanlah panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa ini dengan sejuknya air keimanan"

"Ya Allah, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-MU yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergejolak ini kedamaian, dan anugerahilah dengan keberhasilan yang nyata"

"Ya Tuhan kami tunjukkanlah pandangan yang telah kebingungan ini dengan cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini menuju jalan-MU yang lurus"

"Ya Allah, musnahkanlah keraguan kami terhadap sinar terangnya sang fajar yang esok pagi pasti datang, hilangkanlah gelisahnya hati dan kalutnya pikiran dengan secercah kebenaran"

"Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, usirlah kegundahan dari jiwa kami dalam menempuh kehidupan yang telah Engkau tetapkan"

"Kami berlindung kepada-MU dari setiap rasa takut yang menyiksa hati, hanya kepada-MU kami bersandar, hanya kepada-MU kami memohon, dan hanya dari-MU lah semua pertolongan, cukuplah Engkau sebagai penolong kami, karena hanya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong.

"Ya Allah tunjukkan kami jalan yang lurus yaitu jalan yang telah Engkau beri ni’mat dan bukan jalan orang-orang yang Engkau beri sesat"

Amin...

(Bersambung)





Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja




Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Selasa 03 Juni 2014 (5 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag IV)
Sub: Wish You Were Here


Hampir setengah jam di waktu mimpi dalam bisunya keheningan yang menetes bersama genangan airmata, tiba-tiba engkau mendongak kan kepala sambil melihatku dengan tatapan sendu sembari mengeluh "Sebenarnya aku sudah lama mencari seseorang yang benar-benar mau menerimaku apa adanya,aku sudah lelah dan tidak tahu lagi harus berbuat apa"

Mendengar hal itu, aku pun tertegun begitu lama mematung dan tercenung, lalu aku berkata  "Dear Greay, Pahamilah, barangsiapa mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan hati, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan teguhnya keyakinan, oleh karena itu pula ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan hakiki karena keberhasilannya mengalahkan nafsu duniawi"

"Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan, maksud hati ingin mendatangkan badai dalam sehari guna menggulung segala sesuatu yang memuakkan perasaan, namun apa daya semua itu hanya sebuah khayalan sang pemimpi yang pada akhirnya malah meresahkan diri sendiri. namun apabila mendapat kegembiraan, segala hal yang meliputi itu dinikmati secara berlebihan, mudah lupa diri hingga tak ingat siapa dirinya sendiri, itulah sifat manusia... ya begitulah".  Quran senantiasa mengingatkan kami "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir" (1)

"Dear Grey, Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu dilain waktu, dan bencilah musuhmu itu juga sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu, sebab “boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (2)

"Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang dilanda kegelisahan. kesempitan, kesulitan dan kesedihan? kepada siapakah kita harus memohon pertolongan? siapakah yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, meminta dan tempat meratap semua makhluk? siapakah yang berhak menjadi gantungan hati yang selalu diucapkan oleh lidah manusia ketika mengaduh? tak lain adalah hanya kepada Allah SWT semata, inilah menurut keyakinan kami"

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami" (3)  (Bersambung)






Footnote_____________________________________
1) QS. Al- Ma'arij: 19-21
2) QS. Al Baqarah : 216
3) QS Al-Baqarah: 286


Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja





Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Selasa 03 Juni 2014 (5 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag IV)
Sub: Wish You Were Here


Hampir setengah jam di waktu mimpi dalam bisunya keheningan yang menetes bersama genangan airmata, tiba-tiba engkau mendongak kan kepala sambil melihatku dengan tatapan sendu sembari mengeluh "Sebenarnya aku sudah lama mencari seseorang yang benar-benar mau menerimaku apa adanya,aku sudah lelah dan tidak tahu lagi harus berbuat apa"

Mendengar hal itu, aku pun tertegun begitu lama mematung dan tercenung, lalu aku berkata  "Dear Greay, Pahamilah, barangsiapa mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan hati, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan teguhnya keyakinan, oleh karena itu pula ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan hakiki karena keberhasilannya mengalahkan nafsu duniawi"

"Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan, maksud hati ingin mendatangkan badai dalam sehari guna menggulung segala sesuatu yang memuakkan perasaan, namun apa daya semua itu hanya sebuah khayalan sang pemimpi yang pada akhirnya malah meresahkan diri sendiri. namun apabila mendapat kegembiraan, segala hal yang meliputi itu dinikmati secara berlebihan, mudah lupa diri hingga tak ingat siapa dirinya sendiri, itulah sifat manusia... ya begitulah".  Quran senantiasa mengingatkan kami "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir" (1)

"Dear Grey, Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu dilain waktu, dan bencilah musuhmu itu juga sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu, sebab “boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (2)

"Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang dilanda kegelisahan. kesempitan, kesulitan dan kesedihan? kepada siapakah kita harus memohon pertolongan? siapakah yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, meminta dan tempat meratap semua makhluk? siapakah yang berhak menjadi gantungan hati yang selalu diucapkan oleh lidah manusia ketika mengaduh? tak lain adalah hanya kepada Allah SWT semata, inilah menurut keyakinan kami"

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami" (3)  (Bersambung)






Footnote_____________________________________
1) QS. Al- Ma'arij: 19-21
2) QS. Al Baqarah : 216
3) QS Al-Baqarah: 286


Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja





Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Senin 02 Juni 2014 (4 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag III)
Sub: Wish You Were Here


"Dear Grey, kenapa engkau terpaku dalam diam? aku mohon maaf jika lidahku melukai perasaanmu, namun sejujurnya maksud hati tidak ingin menyakitimu, maafkan diriku jika telah melelehkan air matamu"

Sejurus kemudian sambil duduk menunduk dengan melipat kaki engkau berkata "Aku dulu pernah mau menikah namun tidak jadi, dan tolong jangan sakiti aku lagi, jika memang mau benar-benar maka jujurlah, aku gak butuh kata-kata, aku gak menginginkan janji, namun bukti dan perbuatan, aku capek... aku capek... aku capek dengan kehidupanku sendiri, mau kemana arah hidupku ini?"

"Jujur bagaimana yang kamu inginkan?" kataku, "padahal aku sudah mencoba untuk bicara apa adanya tentangku walau hanya sekilas hingga kupersilahkan bertanya kepada siapa pun yang engkau mau. iya aku tahu bahwa kita belumlah mengenal antara satu sama lain, tapi setidaknya kuingatkan lagi bahwa pertemuan kita ini bukanlah kebetulan semata - semua ini kehendak Allah SWT"

 "Dear Grey, mengertilah, aku sangat berharap kamu menjadi orang yang lebih baik sebab kamu diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan baik tanpa kekurangan suatu apa pun, kamu cantik parasmu sangat elok - Nikmat dari Allah manakah yang kamu dustakan?, alangkah baiknya kamu tidak seperti ini terus, sadarilah keutamaan mu sebagai seorang wanita, ingatlah bahwa kamu kelak juga seorang ibu, sebab seorang ibu merupakan cermin utama dari anak-anaknya"

"Dear Grey, ketahuilah, dalam Islam wanita sangat mempunyai keutamaan, “Seseorang datang kepada Muhammad SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’"

"kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi Muhammad SAW menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kamu mengerti dan semoga penjelasan singkat ini bisa dipahami, sedikit realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut, misalnya; Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya"

"Dear Grey, pahamilah, aku tidak hanya sekedar berkata, apa yang kutulis bukan berupa basa-basi sebagaimana mereka-mereka yang dulu pernah engkau jumpai, izinkan aku mencoba mengetuk hatimu dan mengajakmu melihat kebenaran yang sebenarnya, aku tidak akan menyuguhkan janji namun aku selalu berusaha untuk memberikan bukti yang belum pernah engkau jumpai dari mereka-meraka yang telah engkau kenal"

karena aku melihat tetesan airmatamu tambah mengalir deras, maka kuputuskan untuk memilih diam sesaat... (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Senin 02 Juni 2014 (4 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag III)
Sub: Wish You Were Here


"Dear Grey, kenapa engkau terpaku dalam diam? aku mohon maaf jika lidahku melukai perasaanmu, namun sejujurnya maksud hati tidak ingin menyakitimu, maafkan diriku jika telah melelehkan air matamu"

Sejurus kemudian sambil duduk menunduk dengan melipat kaki engkau berkata "Aku dulu pernah mau menikah namun tidak jadi, dan tolong jangan sakiti aku lagi, jika memang mau benar-benar maka jujurlah, aku gak butuh kata-kata, aku gak menginginkan janji, namun bukti dan perbuatan, aku capek... aku capek... aku capek dengan kehidupanku sendiri, mau kemana arah hidupku ini?"

"Jujur bagaimana yang kamu inginkan?" kataku, "padahal aku sudah mencoba untuk bicara apa adanya tentangku walau hanya sekilas hingga kupersilahkan bertanya kepada siapa pun yang engkau mau. iya aku tahu bahwa kita belumlah mengenal antara satu sama lain, tapi setidaknya kuingatkan lagi bahwa pertemuan kita ini bukanlah kebetulan semata - semua ini kehendak Allah SWT"

 "Dear Grey, mengertilah, aku sangat berharap kamu menjadi orang yang lebih baik sebab kamu diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan baik tanpa kekurangan suatu apa pun, kamu cantik parasmu sangat elok - Nikmat dari Allah manakah yang kamu dustakan?, alangkah baiknya kamu tidak seperti ini terus, sadarilah keutamaan mu sebagai seorang wanita, ingatlah bahwa kamu kelak juga seorang ibu, sebab seorang ibu merupakan cermin utama dari anak-anaknya"

"Dear Grey, ketahuilah, dalam Islam wanita sangat mempunyai keutamaan, “Seseorang datang kepada Muhammad SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’"

"kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi Muhammad SAW menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kamu mengerti dan semoga penjelasan singkat ini bisa dipahami, sedikit realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut, misalnya; Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya"

"Dear Grey, pahamilah, aku tidak hanya sekedar berkata, apa yang kutulis bukan berupa basa-basi sebagaimana mereka-mereka yang dulu pernah engkau jumpai, izinkan aku mencoba mengetuk hatimu dan mengajakmu melihat kebenaran yang sebenarnya, aku tidak akan menyuguhkan janji namun aku selalu berusaha untuk memberikan bukti yang belum pernah engkau jumpai dari mereka-meraka yang telah engkau kenal"

karena aku melihat tetesan airmatamu tambah mengalir deras, maka kuputuskan untuk memilih diam sesaat... (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



  (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)


 Ponorogo, Senin 01 Juni 2014 (3 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag II)
Sub: Wish You Were Here


Hingga kini mimpi itu serasa menyiksa jiwa dan ragaku, seakan semua itu telah menyekap siang malamku dan menghimpit dada ini, ketika tersadar pun seluruh tubuhku seakan masih menahan sakit - lemas tiada daya, hanya kepasrahan ku kepada-NYA yang tersisa.

Jiwa ini terasa sangat merintih lalu hatiku menunduk begitu dalam - memohon kepada yang menciptakan aku, hatiku bersimpuh sangat lama di hadapan-NYA, hingga kadang tak terasa mataku terasa agak berair, namun segera kusembunyikan kembali dari manusia-manusia yang mungkin akan melihatnya.

Jika aku salah - aku mohon maaf; apabila semua hal yang tergambar jelas dalam pandangan hatiku menyinggung lembutnya hatimu mohon kiranya ada setetes embun keikhlasan yang engkau percikkan agar jiwaku merasa tentram atas maafmu padaku.

Dear Grey, jiwamu begitu lelah, itulah yang membuatku merintih merasakannya - bukan dalam kata bukan pula hanya sebuah lukisan huruf yang terbingkai oleh layar monitor tempat dimana engkau mampu untuk membacanya.

Ketahuilah, jiwa ini telah melayang jauh melintasi tiga sesuatu dimana mungkin dulu engkau pernah merasakan kepedihannya, aku kurang begitu tahu siapakah mereka, namun yang kurasakan bahwa mereka adalah dulu pernah memperdayaimu - hingga melemparkan perasaan mu ke jurang kesakitan yang terdalam. aku melihat tiga... iya tiga sosok yang mungkin bisa jadi telah mengisi kehidupanmu - disini mungkin aku salah, sebab bagimu semua itu hanyalah mimpi.

Dan ketika aku mencoba untuk bertanya jawab denganmu "wahai kamu yang selalu dirundung sesuatu yang tidak menentu dalam hatimu, apa sebenarnya yang kamu cari dalam kehidupan ini? " lalu engkau menjawab "aku mencari kesenangan dunia dan ketenangan batin"

"Mungkinkah kamu mencari kesenangan duniawi dan ketenangan batin secara bersamaan? apakah mungkin engkau menggenggam panasnya api disaat menginginkan sejuknya kehidupan nuranimu? mustahil Grey... gak mungkin.." kataku.

Setelah berkata seperti itu, aku melihat jauh kedalam diriku, siapakah aku ini? untuk apa aku peduli kepadanya? untuk apa? karena apa? aku sendiri tidak pernah tahu, namun yang kutahu bahwa segala sesuatu terjadi bukanlah sebuah kebetulan semata sebab segala hal tercipta dan diciptakan bukan tanpa alasan, sebab segala sesuatu yang ada di muka bumi ini telah terskenario rapi oleh sang Maha Pencipta Allah SWT. apakah mungkin sebuah film tanpa adanya skenario dan sang sutradara? (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II

  (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)


 Ponorogo, Senin 01 Juni 2014 (3 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag II)
Sub: Wish You Were Here


Hingga kini mimpi itu serasa menyiksa jiwa dan ragaku, seakan semua itu telah menyekap siang malamku dan menghimpit dada ini, ketika tersadar pun seluruh tubuhku seakan masih menahan sakit - lemas tiada daya, hanya kepasrahan ku kepada-NYA yang tersisa.

Jiwa ini terasa sangat merintih lalu hatiku menunduk begitu dalam - memohon kepada yang menciptakan aku, hatiku bersimpuh sangat lama di hadapan-NYA, hingga kadang tak terasa mataku terasa agak berair, namun segera kusembunyikan kembali dari manusia-manusia yang mungkin akan melihatnya.

Jika aku salah - aku mohon maaf; apabila semua hal yang tergambar jelas dalam pandangan hatiku menyinggung lembutnya hatimu mohon kiranya ada setetes embun keikhlasan yang engkau percikkan agar jiwaku merasa tentram atas maafmu padaku.

Dear Grey, jiwamu begitu lelah, itulah yang membuatku merintih merasakannya - bukan dalam kata bukan pula hanya sebuah lukisan huruf yang terbingkai oleh layar monitor tempat dimana engkau mampu untuk membacanya.

Ketahuilah, jiwa ini telah melayang jauh melintasi tiga sesuatu dimana mungkin dulu engkau pernah merasakan kepedihannya, aku kurang begitu tahu siapakah mereka, namun yang kurasakan bahwa mereka adalah dulu pernah memperdayaimu - hingga melemparkan perasaan mu ke jurang kesakitan yang terdalam. aku melihat tiga... iya tiga sosok yang mungkin bisa jadi telah mengisi kehidupanmu - disini mungkin aku salah, sebab bagimu semua itu hanyalah mimpi.

Dan ketika aku mencoba untuk bertanya jawab denganmu "wahai kamu yang selalu dirundung sesuatu yang tidak menentu dalam hatimu, apa sebenarnya yang kamu cari dalam kehidupan ini? " lalu engkau menjawab "aku mencari kesenangan dunia dan ketenangan batin"

"Mungkinkah kamu mencari kesenangan duniawi dan ketenangan batin secara bersamaan? apakah mungkin engkau menggenggam panasnya api disaat menginginkan sejuknya kehidupan nuranimu? mustahil Grey... gak mungkin.." kataku.

Setelah berkata seperti itu, aku melihat jauh kedalam diriku, siapakah aku ini? untuk apa aku peduli kepadanya? untuk apa? karena apa? aku sendiri tidak pernah tahu, namun yang kutahu bahwa segala sesuatu terjadi bukanlah sebuah kebetulan semata sebab segala hal tercipta dan diciptakan bukan tanpa alasan, sebab segala sesuatu yang ada di muka bumi ini telah terskenario rapi oleh sang Maha Pencipta Allah SWT. apakah mungkin sebuah film tanpa adanya skenario dan sang sutradara? (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)


Ponorogo, Senin 31 Mei 2014 (4 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag 1)
Sub: Wish You Were Here
 
Di atas lantai dingin tanpa alas kucoba untuk berbaring diantara panasnya udara membelai tubuh. sulit sekali tidur - pada dasarnya Insomnia sudah menjadi menu sehari-hari, namun tak berapa lama kantuk juga mulai menenangkan mata yang sedari tadi memperhatikan langit-langit, menyaksikan bayang-bayang sang sore menyeruak menerobos jendela, aku pun tertidur ...

Ketika jiwaku mulai tenang dalam ketentraman tiba-tiba menyeruak sebuah mimpi yang membuat diri ini kebingungan untuk mengartikannya, sebab waktu itu tidak satu pun kamus atau penerjemah untuk memandu mengeja sebuah pesan yang mustahil terdengar oleh kenyataan.

Dibalik tirai asap rokok kuterdiam dan tercenung, kucoba kembali mengingat satu demi satu pesan itu, kurenungkan untuk mengalirkan gumpalan dalam ingatan ini, kucoba untuk memahami walau hanya sebatas yang kubisa, namun hal itu tetap saja menjadi sebuah misteri, lebih mudah menonton misteri gunung merapi dibanding mengungkap misteri mimpi yang kualami. yach... sebuah kenyataan di alam bawah sadar yang sangat jauh berbeda ketika menginjak alam realita.

Dan hingga kini... semua itu tetap sebuah misteri, kemustahilan yang jelas imposible jika dikalkulasi dengan hitungan manusia, sebab sungguh tidak masuk diakal, semua semakin terasa kian meresahkan pikiran apalagi ditambah otak ini telah sangat pekat oleh timbunan urusan dunia..

Sebuah dialog panjang yang terlalu singkat bila diceritakan, dimana bahasanya sangat berbeda dengan bahasa biasa, rumit dan berliku dalam penafsiran maupun perasaan. hingga aku pun tak tahu harus menamainya dengan sebutan apa.

Ketika mencoba untuk mengungkapkannya lewat tulisan ini, sesekali dialog terjadi antara aku dan hamparan keyboard yang tersentuh ujung jemariku, kadang kasihan juga si jemari, sebab ketika hati memerintahkan "ini yang harus engkau tulis wahai jari", tapi saat segala sesuatu telah tertoreh dengan rapi, sang akal pun mengeluarkan jutaan hujatan, kritik sana maupun sini, entah dalam pola susunan kata maupun kurang bagusnya nada, bahkan tempat pemberhentian kalimat tak luput dari ejekannya. (Bersambung)




Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini






Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)


Ponorogo, Senin 31 Mei 2014 (4 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag 1)
Sub: Wish You Were Here
 
Di atas lantai dingin tanpa alas kucoba untuk berbaring diantara panasnya udara membelai tubuh. sulit sekali tidur - pada dasarnya Insomnia sudah menjadi menu sehari-hari, namun tak berapa lama kantuk juga mulai menenangkan mata yang sedari tadi memperhatikan langit-langit, menyaksikan bayang-bayang sang sore menyeruak menerobos jendela, aku pun tertidur ...

Ketika jiwaku mulai tenang dalam ketentraman tiba-tiba menyeruak sebuah mimpi yang membuat diri ini kebingungan untuk mengartikannya, sebab waktu itu tidak satu pun kamus atau penerjemah untuk memandu mengeja sebuah pesan yang mustahil terdengar oleh kenyataan.

Dibalik tirai asap rokok kuterdiam dan tercenung, kucoba kembali mengingat satu demi satu pesan itu, kurenungkan untuk mengalirkan gumpalan dalam ingatan ini, kucoba untuk memahami walau hanya sebatas yang kubisa, namun hal itu tetap saja menjadi sebuah misteri, lebih mudah menonton misteri gunung merapi dibanding mengungkap misteri mimpi yang kualami. yach... sebuah kenyataan di alam bawah sadar yang sangat jauh berbeda ketika menginjak alam realita.

Dan hingga kini... semua itu tetap sebuah misteri, kemustahilan yang jelas imposible jika dikalkulasi dengan hitungan manusia, sebab sungguh tidak masuk diakal, semua semakin terasa kian meresahkan pikiran apalagi ditambah otak ini telah sangat pekat oleh timbunan urusan dunia..

Sebuah dialog panjang yang terlalu singkat bila diceritakan, dimana bahasanya sangat berbeda dengan bahasa biasa, rumit dan berliku dalam penafsiran maupun perasaan. hingga aku pun tak tahu harus menamainya dengan sebutan apa.

Ketika mencoba untuk mengungkapkannya lewat tulisan ini, sesekali dialog terjadi antara aku dan hamparan keyboard yang tersentuh ujung jemariku, kadang kasihan juga si jemari, sebab ketika hati memerintahkan "ini yang harus engkau tulis wahai jari", tapi saat segala sesuatu telah tertoreh dengan rapi, sang akal pun mengeluarkan jutaan hujatan, kritik sana maupun sini, entah dalam pola susunan kata maupun kurang bagusnya nada, bahkan tempat pemberhentian kalimat tak luput dari ejekannya. (Bersambung)




Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini