middle ad
Tampilkan postingan dengan label Agreysia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Agreysia. Tampilkan semua postingan
 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Rabu 04 Juni 2014 (6 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag V)
Sub: Wish You Were Here


Sambil tertunduk lesu engkau kemudian berkata lirih "tapi aku ini sudah sangat kotor, aku sudah seperti ini adanya, aku telah melakukan ini dan itu, mungkin dan pantaskah aku kembali ke jalan-NYA?

"Grey, tidak satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak berdosa, setiap insan pasti mempunyai kisah hidup, tidak ada satu pun manusia yang tidak menapaki sejarahnya sendiri, semua pasti pernah melewati siang malamnya hidup, setiap orang pasti pernah melakukan hitam putihnya perjalanan.

"Ya Allah, gantikanlah sesak kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu sebagai awal dari kebahagiaan, sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram, dingin kanlah panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa ini dengan sejuknya air keimanan"

"Ya Allah, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-MU yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergejolak ini kedamaian, dan anugerahilah dengan keberhasilan yang nyata"

"Ya Tuhan kami tunjukkanlah pandangan yang telah kebingungan ini dengan cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini menuju jalan-MU yang lurus"

"Ya Allah, musnahkanlah keraguan kami terhadap sinar terangnya sang fajar yang esok pagi pasti datang, hilangkanlah gelisahnya hati dan kalutnya pikiran dengan secercah kebenaran"

"Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, usirlah kegundahan dari jiwa kami dalam menempuh kehidupan yang telah Engkau tetapkan"

"Kami berlindung kepada-MU dari setiap rasa takut yang menyiksa hati, hanya kepada-MU kami bersandar, hanya kepada-MU kami memohon, dan hanya dari-MU lah semua pertolongan, cukuplah Engkau sebagai penolong kami, karena hanya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong.

"Ya Allah tunjukkan kami jalan yang lurus yaitu jalan yang telah Engkau beri ni’mat dan bukan jalan orang-orang yang Engkau beri sesat"

Amin...

(Bersambung)





Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja




Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Rabu 04 Juni 2014 (6 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag V)
Sub: Wish You Were Here


Sambil tertunduk lesu engkau kemudian berkata lirih "tapi aku ini sudah sangat kotor, aku sudah seperti ini adanya, aku telah melakukan ini dan itu, mungkin dan pantaskah aku kembali ke jalan-NYA?

"Grey, tidak satu pun manusia di muka bumi ini yang tidak berdosa, setiap insan pasti mempunyai kisah hidup, tidak ada satu pun manusia yang tidak menapaki sejarahnya sendiri, semua pasti pernah melewati siang malamnya hidup, setiap orang pasti pernah melakukan hitam putihnya perjalanan.

"Ya Allah, gantikanlah sesak kepedihan ini dengan kesenangan, jadikan kesedihan itu sebagai awal dari kebahagiaan, sirnakan rasa takut ini menjadi rasa tentram, dingin kanlah panasnya kalbu dengan salju keyakinan, dan padamkan bara jiwa ini dengan sejuknya air keimanan"

"Ya Allah, anugerahkan pada mata yang tak dapat terpejam ini rasa kantuk dari-MU yang menentramkan, tuangkan dalam jiwa yang bergejolak ini kedamaian, dan anugerahilah dengan keberhasilan yang nyata"

"Ya Tuhan kami tunjukkanlah pandangan yang telah kebingungan ini dengan cahaya-MU, bimbinglah sesatnya perjalanan ini menuju jalan-MU yang lurus"

"Ya Allah, musnahkanlah keraguan kami terhadap sinar terangnya sang fajar yang esok pagi pasti datang, hilangkanlah gelisahnya hati dan kalutnya pikiran dengan secercah kebenaran"

"Ya Allah, sirnakan dari kami rasa sedih dan duka, usirlah kegundahan dari jiwa kami dalam menempuh kehidupan yang telah Engkau tetapkan"

"Kami berlindung kepada-MU dari setiap rasa takut yang menyiksa hati, hanya kepada-MU kami bersandar, hanya kepada-MU kami memohon, dan hanya dari-MU lah semua pertolongan, cukuplah Engkau sebagai penolong kami, karena hanya Engkaulah sebaik-baik pelindung dan penolong.

"Ya Allah tunjukkan kami jalan yang lurus yaitu jalan yang telah Engkau beri ni’mat dan bukan jalan orang-orang yang Engkau beri sesat"

Amin...

(Bersambung)





Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja




Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Selasa 03 Juni 2014 (5 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag IV)
Sub: Wish You Were Here


Hampir setengah jam di waktu mimpi dalam bisunya keheningan yang menetes bersama genangan airmata, tiba-tiba engkau mendongak kan kepala sambil melihatku dengan tatapan sendu sembari mengeluh "Sebenarnya aku sudah lama mencari seseorang yang benar-benar mau menerimaku apa adanya,aku sudah lelah dan tidak tahu lagi harus berbuat apa"

Mendengar hal itu, aku pun tertegun begitu lama mematung dan tercenung, lalu aku berkata  "Dear Greay, Pahamilah, barangsiapa mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan hati, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan teguhnya keyakinan, oleh karena itu pula ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan hakiki karena keberhasilannya mengalahkan nafsu duniawi"

"Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan, maksud hati ingin mendatangkan badai dalam sehari guna menggulung segala sesuatu yang memuakkan perasaan, namun apa daya semua itu hanya sebuah khayalan sang pemimpi yang pada akhirnya malah meresahkan diri sendiri. namun apabila mendapat kegembiraan, segala hal yang meliputi itu dinikmati secara berlebihan, mudah lupa diri hingga tak ingat siapa dirinya sendiri, itulah sifat manusia... ya begitulah".  Quran senantiasa mengingatkan kami "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir" (1)

"Dear Grey, Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu dilain waktu, dan bencilah musuhmu itu juga sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu, sebab “boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (2)

"Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang dilanda kegelisahan. kesempitan, kesulitan dan kesedihan? kepada siapakah kita harus memohon pertolongan? siapakah yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, meminta dan tempat meratap semua makhluk? siapakah yang berhak menjadi gantungan hati yang selalu diucapkan oleh lidah manusia ketika mengaduh? tak lain adalah hanya kepada Allah SWT semata, inilah menurut keyakinan kami"

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami" (3)  (Bersambung)






Footnote_____________________________________
1) QS. Al- Ma'arij: 19-21
2) QS. Al Baqarah : 216
3) QS Al-Baqarah: 286


Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja





Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Selasa 03 Juni 2014 (5 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag IV)
Sub: Wish You Were Here


Hampir setengah jam di waktu mimpi dalam bisunya keheningan yang menetes bersama genangan airmata, tiba-tiba engkau mendongak kan kepala sambil melihatku dengan tatapan sendu sembari mengeluh "Sebenarnya aku sudah lama mencari seseorang yang benar-benar mau menerimaku apa adanya,aku sudah lelah dan tidak tahu lagi harus berbuat apa"

Mendengar hal itu, aku pun tertegun begitu lama mematung dan tercenung, lalu aku berkata  "Dear Greay, Pahamilah, barangsiapa mampu menguasai perasaannya dalam setiap peristiwa, baik yang memilukan dan juga yang menggembirakan hati, maka dialah orang yang sejatinya memiliki kekukuhan iman dan teguhnya keyakinan, oleh karena itu pula ia akan memperoleh kebahagiaan dan kenikmatan hakiki karena keberhasilannya mengalahkan nafsu duniawi"

"Emosi yang tak terkendali hanya akan melelahkan, menyakitkan, maksud hati ingin mendatangkan badai dalam sehari guna menggulung segala sesuatu yang memuakkan perasaan, namun apa daya semua itu hanya sebuah khayalan sang pemimpi yang pada akhirnya malah meresahkan diri sendiri. namun apabila mendapat kegembiraan, segala hal yang meliputi itu dinikmati secara berlebihan, mudah lupa diri hingga tak ingat siapa dirinya sendiri, itulah sifat manusia... ya begitulah".  Quran senantiasa mengingatkan kami "Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir" (1)

"Dear Grey, Cintailah orang yang engkau cintai sewajarnya, karena siapa tahu ia akan menjadi musuhmu dilain waktu, dan bencilah musuhmu itu juga sewajarnya, karena siapa tahu dia menjadi sahabatmu di lain waktu, sebab “boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui” (2)

"Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang dilanda kegelisahan. kesempitan, kesulitan dan kesedihan? kepada siapakah kita harus memohon pertolongan? siapakah yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, meminta dan tempat meratap semua makhluk? siapakah yang berhak menjadi gantungan hati yang selalu diucapkan oleh lidah manusia ketika mengaduh? tak lain adalah hanya kepada Allah SWT semata, inilah menurut keyakinan kami"

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami" (3)  (Bersambung)






Footnote_____________________________________
1) QS. Al- Ma'arij: 19-21
2) QS. Al Baqarah : 216
3) QS Al-Baqarah: 286


Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja





Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Senin 02 Juni 2014 (4 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag III)
Sub: Wish You Were Here


"Dear Grey, kenapa engkau terpaku dalam diam? aku mohon maaf jika lidahku melukai perasaanmu, namun sejujurnya maksud hati tidak ingin menyakitimu, maafkan diriku jika telah melelehkan air matamu"

Sejurus kemudian sambil duduk menunduk dengan melipat kaki engkau berkata "Aku dulu pernah mau menikah namun tidak jadi, dan tolong jangan sakiti aku lagi, jika memang mau benar-benar maka jujurlah, aku gak butuh kata-kata, aku gak menginginkan janji, namun bukti dan perbuatan, aku capek... aku capek... aku capek dengan kehidupanku sendiri, mau kemana arah hidupku ini?"

"Jujur bagaimana yang kamu inginkan?" kataku, "padahal aku sudah mencoba untuk bicara apa adanya tentangku walau hanya sekilas hingga kupersilahkan bertanya kepada siapa pun yang engkau mau. iya aku tahu bahwa kita belumlah mengenal antara satu sama lain, tapi setidaknya kuingatkan lagi bahwa pertemuan kita ini bukanlah kebetulan semata - semua ini kehendak Allah SWT"

 "Dear Grey, mengertilah, aku sangat berharap kamu menjadi orang yang lebih baik sebab kamu diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan baik tanpa kekurangan suatu apa pun, kamu cantik parasmu sangat elok - Nikmat dari Allah manakah yang kamu dustakan?, alangkah baiknya kamu tidak seperti ini terus, sadarilah keutamaan mu sebagai seorang wanita, ingatlah bahwa kamu kelak juga seorang ibu, sebab seorang ibu merupakan cermin utama dari anak-anaknya"

"Dear Grey, ketahuilah, dalam Islam wanita sangat mempunyai keutamaan, “Seseorang datang kepada Muhammad SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’"

"kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi Muhammad SAW menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kamu mengerti dan semoga penjelasan singkat ini bisa dipahami, sedikit realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut, misalnya; Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya"

"Dear Grey, pahamilah, aku tidak hanya sekedar berkata, apa yang kutulis bukan berupa basa-basi sebagaimana mereka-mereka yang dulu pernah engkau jumpai, izinkan aku mencoba mengetuk hatimu dan mengajakmu melihat kebenaran yang sebenarnya, aku tidak akan menyuguhkan janji namun aku selalu berusaha untuk memberikan bukti yang belum pernah engkau jumpai dari mereka-meraka yang telah engkau kenal"

karena aku melihat tetesan airmatamu tambah mengalir deras, maka kuputuskan untuk memilih diam sesaat... (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III

 (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)



Ponorogo, Senin 02 Juni 2014 (4 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag III)
Sub: Wish You Were Here


"Dear Grey, kenapa engkau terpaku dalam diam? aku mohon maaf jika lidahku melukai perasaanmu, namun sejujurnya maksud hati tidak ingin menyakitimu, maafkan diriku jika telah melelehkan air matamu"

Sejurus kemudian sambil duduk menunduk dengan melipat kaki engkau berkata "Aku dulu pernah mau menikah namun tidak jadi, dan tolong jangan sakiti aku lagi, jika memang mau benar-benar maka jujurlah, aku gak butuh kata-kata, aku gak menginginkan janji, namun bukti dan perbuatan, aku capek... aku capek... aku capek dengan kehidupanku sendiri, mau kemana arah hidupku ini?"

"Jujur bagaimana yang kamu inginkan?" kataku, "padahal aku sudah mencoba untuk bicara apa adanya tentangku walau hanya sekilas hingga kupersilahkan bertanya kepada siapa pun yang engkau mau. iya aku tahu bahwa kita belumlah mengenal antara satu sama lain, tapi setidaknya kuingatkan lagi bahwa pertemuan kita ini bukanlah kebetulan semata - semua ini kehendak Allah SWT"

 "Dear Grey, mengertilah, aku sangat berharap kamu menjadi orang yang lebih baik sebab kamu diciptakan oleh Allah SWT dalam keadaan baik tanpa kekurangan suatu apa pun, kamu cantik parasmu sangat elok - Nikmat dari Allah manakah yang kamu dustakan?, alangkah baiknya kamu tidak seperti ini terus, sadarilah keutamaan mu sebagai seorang wanita, ingatlah bahwa kamu kelak juga seorang ibu, sebab seorang ibu merupakan cermin utama dari anak-anaknya"

"Dear Grey, ketahuilah, dalam Islam wanita sangat mempunyai keutamaan, “Seseorang datang kepada Muhammad SAW dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Muhammad SAW menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’"

"kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi Muhammad SAW menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kamu mengerti dan semoga penjelasan singkat ini bisa dipahami, sedikit realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut, misalnya; Karena kesulitan dalam menghadapi masa hamil, kesulitan ketika melahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya"

"Dear Grey, pahamilah, aku tidak hanya sekedar berkata, apa yang kutulis bukan berupa basa-basi sebagaimana mereka-mereka yang dulu pernah engkau jumpai, izinkan aku mencoba mengetuk hatimu dan mengajakmu melihat kebenaran yang sebenarnya, aku tidak akan menyuguhkan janji namun aku selalu berusaha untuk memberikan bukti yang belum pernah engkau jumpai dari mereka-meraka yang telah engkau kenal"

karena aku melihat tetesan airmatamu tambah mengalir deras, maka kuputuskan untuk memilih diam sesaat... (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



  (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)


 Ponorogo, Senin 01 Juni 2014 (3 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag II)
Sub: Wish You Were Here


Hingga kini mimpi itu serasa menyiksa jiwa dan ragaku, seakan semua itu telah menyekap siang malamku dan menghimpit dada ini, ketika tersadar pun seluruh tubuhku seakan masih menahan sakit - lemas tiada daya, hanya kepasrahan ku kepada-NYA yang tersisa.

Jiwa ini terasa sangat merintih lalu hatiku menunduk begitu dalam - memohon kepada yang menciptakan aku, hatiku bersimpuh sangat lama di hadapan-NYA, hingga kadang tak terasa mataku terasa agak berair, namun segera kusembunyikan kembali dari manusia-manusia yang mungkin akan melihatnya.

Jika aku salah - aku mohon maaf; apabila semua hal yang tergambar jelas dalam pandangan hatiku menyinggung lembutnya hatimu mohon kiranya ada setetes embun keikhlasan yang engkau percikkan agar jiwaku merasa tentram atas maafmu padaku.

Dear Grey, jiwamu begitu lelah, itulah yang membuatku merintih merasakannya - bukan dalam kata bukan pula hanya sebuah lukisan huruf yang terbingkai oleh layar monitor tempat dimana engkau mampu untuk membacanya.

Ketahuilah, jiwa ini telah melayang jauh melintasi tiga sesuatu dimana mungkin dulu engkau pernah merasakan kepedihannya, aku kurang begitu tahu siapakah mereka, namun yang kurasakan bahwa mereka adalah dulu pernah memperdayaimu - hingga melemparkan perasaan mu ke jurang kesakitan yang terdalam. aku melihat tiga... iya tiga sosok yang mungkin bisa jadi telah mengisi kehidupanmu - disini mungkin aku salah, sebab bagimu semua itu hanyalah mimpi.

Dan ketika aku mencoba untuk bertanya jawab denganmu "wahai kamu yang selalu dirundung sesuatu yang tidak menentu dalam hatimu, apa sebenarnya yang kamu cari dalam kehidupan ini? " lalu engkau menjawab "aku mencari kesenangan dunia dan ketenangan batin"

"Mungkinkah kamu mencari kesenangan duniawi dan ketenangan batin secara bersamaan? apakah mungkin engkau menggenggam panasnya api disaat menginginkan sejuknya kehidupan nuranimu? mustahil Grey... gak mungkin.." kataku.

Setelah berkata seperti itu, aku melihat jauh kedalam diriku, siapakah aku ini? untuk apa aku peduli kepadanya? untuk apa? karena apa? aku sendiri tidak pernah tahu, namun yang kutahu bahwa segala sesuatu terjadi bukanlah sebuah kebetulan semata sebab segala hal tercipta dan diciptakan bukan tanpa alasan, sebab segala sesuatu yang ada di muka bumi ini telah terskenario rapi oleh sang Maha Pencipta Allah SWT. apakah mungkin sebuah film tanpa adanya skenario dan sang sutradara? (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini



Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II

  (lantai tempat kutidur berbantalkan bekas sandaran kursi)


 Ponorogo, Senin 01 Juni 2014 (3 Sya'ban 1435 Hijriah)


Tittle: DALAM MIMPI KU PUN BERMIMPI (Bag II)
Sub: Wish You Were Here


Hingga kini mimpi itu serasa menyiksa jiwa dan ragaku, seakan semua itu telah menyekap siang malamku dan menghimpit dada ini, ketika tersadar pun seluruh tubuhku seakan masih menahan sakit - lemas tiada daya, hanya kepasrahan ku kepada-NYA yang tersisa.

Jiwa ini terasa sangat merintih lalu hatiku menunduk begitu dalam - memohon kepada yang menciptakan aku, hatiku bersimpuh sangat lama di hadapan-NYA, hingga kadang tak terasa mataku terasa agak berair, namun segera kusembunyikan kembali dari manusia-manusia yang mungkin akan melihatnya.

Jika aku salah - aku mohon maaf; apabila semua hal yang tergambar jelas dalam pandangan hatiku menyinggung lembutnya hatimu mohon kiranya ada setetes embun keikhlasan yang engkau percikkan agar jiwaku merasa tentram atas maafmu padaku.

Dear Grey, jiwamu begitu lelah, itulah yang membuatku merintih merasakannya - bukan dalam kata bukan pula hanya sebuah lukisan huruf yang terbingkai oleh layar monitor tempat dimana engkau mampu untuk membacanya.

Ketahuilah, jiwa ini telah melayang jauh melintasi tiga sesuatu dimana mungkin dulu engkau pernah merasakan kepedihannya, aku kurang begitu tahu siapakah mereka, namun yang kurasakan bahwa mereka adalah dulu pernah memperdayaimu - hingga melemparkan perasaan mu ke jurang kesakitan yang terdalam. aku melihat tiga... iya tiga sosok yang mungkin bisa jadi telah mengisi kehidupanmu - disini mungkin aku salah, sebab bagimu semua itu hanyalah mimpi.

Dan ketika aku mencoba untuk bertanya jawab denganmu "wahai kamu yang selalu dirundung sesuatu yang tidak menentu dalam hatimu, apa sebenarnya yang kamu cari dalam kehidupan ini? " lalu engkau menjawab "aku mencari kesenangan dunia dan ketenangan batin"

"Mungkinkah kamu mencari kesenangan duniawi dan ketenangan batin secara bersamaan? apakah mungkin engkau menggenggam panasnya api disaat menginginkan sejuknya kehidupan nuranimu? mustahil Grey... gak mungkin.." kataku.

Setelah berkata seperti itu, aku melihat jauh kedalam diriku, siapakah aku ini? untuk apa aku peduli kepadanya? untuk apa? karena apa? aku sendiri tidak pernah tahu, namun yang kutahu bahwa segala sesuatu terjadi bukanlah sebuah kebetulan semata sebab segala hal tercipta dan diciptakan bukan tanpa alasan, sebab segala sesuatu yang ada di muka bumi ini telah terskenario rapi oleh sang Maha Pencipta Allah SWT. apakah mungkin sebuah film tanpa adanya skenario dan sang sutradara? (Bersambung)



Footenote____________________________
Isi surat sebagaimana tersebut diatas tidak berubah, sesuai dengan aslinya, surat ini dikirim via email kepada Gridna Agreysia Widjaja



Adapun bagian I hingga IX dapat dilihat pada link dibawah ini;

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag I klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag II klik disini

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag III klik disini 

Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IV klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag V klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VI klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag VIII klik disini 


Dalam Mimpiku pun Bermimpi Bag IX klik disini